Sesampainya di sekolah, Kasih langsung menuju kelasnya. Dia melihat ada Satria yang sudah duduk di bangkunya.
Kasih pun berjalan ke arah tempat dia duduk, kemudian langsung menaruh tasnya. Saat Kasih akan beranjak pergi, tiba-tiba tangannya di tarik oleh Satria.
"Kasih!" panggil Satria sambil memegang tangan Kasih.
"Iya," jawab Kasih sambil melihat Satria dengan tatapan malas.
"Kamu mau gak, jadi pacar aku?" Satria langsung menyatakan perasaannya pada Kasih.
Kasih menatap tak percaya ke arah Satria, dia baru saja bertemu kemarin dan hari ini. Kenapa tiba-tiba Satria menyatakan perasaannya?
"Jangan membodohi aku," ucap Kasih seraya menepis tangan Satria lalu beranjak pergi meninggalkan tempat duduknya.
"Kasih, kalau kamu gak percaya sekarang juga aku umumin ke teman-teman." Satria berteriak saat Kasih berjalan meninggalkannya pergi menuju pintu.
Langkah Kasih terhenti, saat Satria berteriak di dalam kelas.
"Kasih, aku suka sama kamu."
Tetapi bukannya menoleh, Kasih malah meneruskan langkahnya pergi meninggalkan Satria.
Satria merasa di acuhkan oleh Kasih, akhirnya berteriak
"Kasih, aku suka sama kamu!" Satria semakin meninggikan suaranya, berharap Kasih menghentikan langkahnya.
Saat Satria mengumumkan perasaannya, tiba-tiba saja muncul Cempaka. Cempaka yang ingin masuk kelas, berpapasan dengan Kasih yang akan keluar kelas.
Cempaka terkejut dengan pengakuan Satria, yang telah menyatakan cintanya pada Kasih. Dia langsung menatap tajam ke arah Kasih.
Kasih yang melihat Cempaka, langsung menundukkan kepalanya.
Satria merasa di acuhkan oleh Kasih, kemudian dia langsung mengejarnya.
"Sat, apa yang kamu lakukan?" Cempaka menahan Satria yang hendak menghampiri Kasih, dia memegangi lengan Satria.
"Kamu gak usah ikut campur sama urusan ku," ucap Satria yang langsung melepaskan tangan Cempaka.
Cempaka terlihat begitu kesal, saat Satria mengacuhkan nya.
"Ish, Kasih. Awas aja kamu, ya!" Cempaka terlihat mengepalkan kedua tangannya. Dia langsung berjalan menuju bangkunya.
Satria mengejar Kasih, yang akan berjalan ke kantin.
"Kasih, apa kamu gak percaya kalau aku benar-benar suka sama kamu?" Satria semakin meninggi kan suaranya.
"Maaf Satria, aku gak ada waktu untuk ngeladenin kamu," ucap Kasih menegaskan pada Satria sembari mendorong dadanya dengan jari telunjuknya.
Satria merasa geram, karena baru kali ini dia menyatakan perasaannya pada seorang gadis namun di tolak.
Padahal banyak gadis di sekolahnya, ingin sekali mendekatinya. Tetapi hal itu berbeda dengan Kasih, dia terlihat mengacuhkan Satria.
Semua siswa melihat ke arah Satria, dan memandangnya iba karena di tolak oleh gadis baru dengan penampilan cupu.
Berharap ingin mempermalukan Kasih, justru dialah yang malu, karena penolakan Kasih.
Satria langsung menundukkan kepalanya, berjalan lunglai menuju kelasnya.
Cempaka melihat Satria masuk ke dalam kelas, dan berjalan menuju bangkunya dengan wajah lesu.
"Satria, apa sih yang kamu sukai dari gadis cupu itu?" Cempaka sudah berdiri di sebelah bangku Satria.
"Sejak kapan, aku curhat sama kamu?" Satria menjawab dengan nada ketus.
"Sat, apa sih untungnya kamu jadian sama dia? Sedangkan aku, selalu kamu tolak," ucap Cempaka mendengus kesal.
"Bukan urusan kamu," ucap Satria yang langsung merebahkan kepalanya di atas meja.
"Sat ..." Cempaka memanggil Satria.
"Pergi sana, jangan ganggu aku," ucap Satria sembari mendorong lengan Cempaka.
Cempaka terlihat kesal, karena di dorong oleh Satria.
Bel masuk pun berbunyi, seluruh siswa masuk ke dalam kelas.
Begitu juga dengan Kasih yang telah selesai membeli makanan di kantin, dia pun berjalan menuju bangkunya.
Saat akan duduk, Kasih tak melihat tasnya di bangku. Padahal tadi Kasih menaruh tasnya di bangku.
"Satria, dimana tasku?" tanya Kasih sembari mengeraskan suaranya sambil menatap tajam ke arah Satria.
Satria terdiam, dia tak menjawab pertanyaan Kasih.
"Satria..." pekik Kasih.
Semua murid pada melihat ke arah Kasih, karena dia baru saja membentak Satria.
Satria menjadi salah tingkah, saat semua siswa melihat ke arahnya.
Satria langsung berdiri, dan berjalan meninggalkan tempat duduknya. Dia pun keluar dari kelas, dan malas menanggapi suara Kasih.
"Satria!" teriak Kasih seraya berlari menghampiri Satria, yang telah sampai di depan pintu kelas.
Kasih menarik tangan Satria, seketika tubuh Satria hampir terjatuh dan mendekati Kasih sehingga membuat jarak mereka sangat dekat.
Di depan teman-temannya, Satria nampak seperti sedang memeluk Kasih.
Cempaka terlihat cemburu, saat Satria dan Kasih sedang beradu pandang di depan kelas.
"Hey, kalian berdua lagi ngapain?" tanya seorang guru wanita kisaran usia 35 tahun masuk ke kelas. Melihat Kasih dan Satria sedang beradu pandang.
Keduanya langsung menegakkan badannya, lalu berjalan menuju tempat duduk.
"Apa yang barusan terjadi?" tanya guru cantik bernama Viola.
"Biasa, Bu. Satria sedang merayu," celetuk salah seorang anak laki-laki bernama Doni. Dia adalah teman satu geng dengan Satria.
Satria hanya terdiam, biasanya dia langsung marah saat di ledek. Tapi tidak hari ini, dia terlihat malu saat berdiri berdampingan dengan Kasih.
"Bu, tas saya di umpetin sama Satria. Tapi dia gak mau ngaku," ujar Kasih yang lantang mengadu pada Viola.
"Satria, kamu jangan terus membuat ulah," ucap Viola memberi nasihat.
"Ada bukti gak, kalau aku yang umpetin tas kamu?" Satria bertanya pada Kasih.
Kasih terdiam, dia memang tidak punya bukti tentang Satria yang menyembunyikan tasnya.
"Tapi aku yakin, kamu yang umpetin. Karena kamu sejak tadi duduk di situ," balas Kasih seraya menunjuk ke arah tempat duduknya.
"Jangan menuduh tanpa bukti," ucap Satria yang menatap tajam ke arah Kasih.
"Iya, sudah. Kita lanjutkan belajarnya." Viola menengahi perdebatan antara Kasih dan Satria.
Satria dan Kasih berjalan menuju bangkunya.
Tiba-tiba ada petugas kebersihan, yang datang membawa tas di tangannya.
"Permisi," sapanya yang berdiri di depan pintu.
"Iya, Pak Tarno silakan masuk!" ucap Viola yang mempersilakan pak Tarno masuk ke dalam kelas.
"Saya menemukan tas di dalam tempat sampah. Pas saya lihat, di bukunya tertulis nama Kasih Permata kelas 12 C," ucap pak Tarno seraya memberikan tas berwarna pink.
"Iya, Pak! Itu tas milikku." Kasih langsung berjalan menghampiri pak Tarno, "kenapa bisa ada di tong sampah?" tanya Kasih kepada pak Tarno.
"Bapak, gak tahu!" jawab pak Tarno seraya menggelengkan kepalanya.
"Oh, ya udah. Terima kasih Pak," ucap Kasih yang langsung mengambil tas dari tangan pak Tarno.
Kasih kembali berjalan menuju bangkunya, dia langsung menatap sinis ke arah Satria.
Satria takut dengan tatapan sinis dari Kasih, dia langsung menghadapkan pandangan nya ke arah depan kelas
"Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya." Viola memulai pelajarannya.
Kasih masih kesal dengan Satria, dia sangat tahu jika yang menyembunyikan tasnya adalah Satria.
Silakan like dan berikan komentar mu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Daryati Idar Naringgul
Ceritanya bagus
2024-06-21
0
Dwina Archenita
semakin seru nih kyk tom and jerry.....
2022-02-20
1