Hari-hari berikutnya, Nala mengemasi barang sedikit demi sedikit dan membawanya ke kossan baru usai kuliah. Meski hanya pindah kos, hatinya merasa sangat antusias. Bahkan Jasmin, sahabatnya juga turut membantu.
"Harga sewa di kossan barumu, lebih mahal seratus ribu," ucap Jasmin.
"Aku tahu tapi coba kamu lihat fasilitas dan kenyamanannya! aku gak merasa rugi jadinya."
"Tapi di lantai satu itu, kamu masih sendirian."
"Nanti juga bakalan ada yang nempatin."
"Hemm.. iya juga sih tapi rada ngeri juga selama masih belum ada temannya gitu."
"Apa yang harus ditakutin sih?"
"Bukannya ada apa-apa cuma suka serem aja kalau sendirian meskipun sebenarnya gak ada keanehan."
Nala hanya tersenyum tanpa memberikan jawaban.
🌸🌸🌸
Malam harinya, Nala kembali membawa satu kantong barang untuk dipindah ke kossan yang baru bersama dengan Reza. Lain dari biasanya, Reza tiba-tiba berhenti usia membuka pintu pagar membuat Nala bertanya-tanya.
"Ada apa yang?"
"Itu tadi ada cewek jalan ke dalam, kayaknya penghuni baru deh," jawab Reza.
"Yakin kamu?"
"Iya, wajah baru, belum pernah aku lihat sebelumnya. Bukan penghuni kossan atas juga."
"Wah syukur kalau begitu. Aku sudah boleh pindah ke sini kan sekarang?"
"Iya boleh tapi besok ya!"
"Iya."
"Sayang juga sih sebenarnya, uang sewa kamu di kossan bu Wati bakal hangus sia-sia."
"Biarin, yang penting aku tenang."
"Hemm... yaudah kalau begitu."
Nala dan Reza melanjutkan langkah mereka dan benar saja, pintu kamar keempat terlihat terbuka setengah.
"Kamu bener sayang, tuh cewek yang kamu lihat pasti nempatin kamar nomer empat."
"Kayaknya sih iya."
Nala tersenyum kemudian masuk ke dalam kamar lalu menata rapi barang-barang yang tadi ia bawa.
"Habis ini, beli makan dulu ya! aku lapar," ajak Reza.
"Iya sayang."
Saat merek berdua keluar kamar, terdengar suara pintu kamar keempat ditutup. Nala dan Reza sempat menoleh ke arah sumber suara dan saling mengulas senyum sebelum kemudian melangkah keluar dan berkendara mencari makan malam.
"Aku jadi lega kalau di kossan barumu udah ada temannya gini."
"Iya sayang, aku juga lega."
"Baik-baik sama tetangga ya, jangan berselisih apa lagi sampai bertengkar, lebih baik mengalah!"
"Pacarku baik banget sih, ia sayang bakalan aku ingat pesanmu ini!"
Reza tersenyum sembari menarik pelan lengan Nala lalu melingkarkannya di pinggang. Setelah beberapa saat berkendara, mereka putuskan untuk makan di sebuah warung bebek pinggir jalan. Reza juga membungkuskan satu porsi lagi untuk Nala jikalau dia tiba-tiba terbangun karena lapar di tengah malam. Hal ini memang telah menjadi kebiasaan Nala sejak masih duduk di bangku SMA.
"Makasih sayang!"
"Iya, malam ini tidur yang nyenyak, besok aku bantu lagi buat pindahannya!"
"Siap."
"Yaudah aku pulang dulu!"
"Iya, hati-hati."
Reza mendekat seraya mencium kening Nala lalu kembali menyalakan mesin motornya dan kemudian berkendara pulang ke rumah. Sementara Nala melangkah riang masuk ke dalam kamar lalu kembali berkutat dengan agenda pengemasan barang-barang yang akan ia pindahkan esok hari. Barulah sekitar pukul dua belas malam, kesibukannya berhenti. Ia keluarkan bungkusan nasi bebek yang Reza belikan lalu memakannya dengan lahap. Setelah itu, Nala beranjak untuk tidur, mengistirahatkan tubuh yang sudah merasa lelah.
🌺🌺🌺
Keesokan harinya, Nala berpamitan dengan teman-teman kos lamanya dan juga berpamitan pada bu Wati sebelum benar-benar pindah ke kossan yang baru. Nala merasa sangat senang. Kamar kos barunya telah tertata dengan rapi. Nala membuka lebar jendela kamar dan seketika itu juga, angin berembus dengan sejuk.
"Sejuk sekali," ujar Nala.
Reza hanya tersenyum sembari menyandarkan punggung di ranjang.
"Makasih ya sayang udah dibantuin!"
"Iya sayang, ohya.. apa gak sebaiknya beli kompor satu tunggu?"
"Buat apa?"
"Buat masak apa gitu kalau misal kamu kelaparan tapi gak ada penjual makanan yang lewat dan aku pas lagi sibuk."
"Boleh juga tuh."
"Berarti beli satu kompor tungku, penggorengan kecil sama panci kecil cukup."
"Iya sayang, piring, sendok, garpu dan gelas, aku udah ada."
"Yaudah, beli sekarang aja yuk sekalian beli mie instan dan telur."
"Iya ayo!"
Mereka pun bergegas keluar kamar untuk membeli list barang yang telah disepakati.
"Kamar nomer empat tertutup terus pintunya, apa cewek itu lagi keluar ya?" tanya Nala.
"Mungkin dia kuliah atau lagi kerja."
"Nanti kalau dia datang, aku mau kenalan."
"Harus itu, baik-baik ya sama teman kossan! inget, kalau ada apa-apa pasti tetangga kamar yang nolongin duluan."
"Iya sayang, aku tahu."
"Beliin buah deh nanti, kamu bawa sambil ngajak dia kenalan."
"Boleh juga ide kamu."
Reza tersenyum lalu kembali melangkah menuju parkiran. Reza dan Nala mendatangi sebuah toko peralatan rumah tangga yang cukup besar dan lekas berkeliling mencari barang-barang yang diinginkan.
"Sudah lengkap semua nih," ucap Nala.
"Yaudah, kita bawa ke kasir, biar aku yang bayar!"
Nala mengangguk sembari mengucapkan terima kasih dengan manja. Reza yang gemas lantas mencubit pipinya.
🌸🌸🌸
Di kossan, Reza dan Nala memasak mie instan sekaligus menyeduh coklat hangat.
"Udah pantes jadi istri belum?"
Reza tertawa mendengar pertanyaan kekasihnya.
"Udah panteslah."
"Kapan nih dipinang?"
"Tunggu setelah wisuda ya!"
Nala tertawa lalu mengulurkan semangkuk mie instan kepada Reza. Saat itulah terdengar suara pintu kamar yang dibuka.
"Kayaknya, cewek itu udah pulang," ucap Nala.
"Makan dulu! setelah itu, kamu kesana, ajak dia kenalan!"
"Iya."
Nala melanjutkan agenda makannya lalu mengambil satu kantong buah apel untuk diberikan kepada penghuni kamar nomer empat.
"Aku ke sana dulu ya!" pamit Nala.
"Iya."
Tok... Tok.. Tok..
"Permisi mbak!"
Seorang perempuan dengan rambut sebahu muncul seraya mengulas senyum.
"Iya mbak, ada apa?"
"Tidak ada apa-apa mbak, cuma pingin nyapa aja. Saya Nala yang tinggal di kamar nomer dua," jawab Nala sembari mengulurkan tangannya.
"Oh iya, saya Gendis," ucap Nilam sembari menjabat tangan Nala.
"Ini mbak, ada sedikit buah untuk mbak Gendis."
"Kok ngerepotin sih mbak?"
"Sama sekali tidak merepotkan kok, tadi sekalian belanja kompor dan lain-lain."
"Kalau begitu saya terima ya, terima kasih banyak mbak!"
"Iya sama-sama, ya sudah, saya balik ke kamar lagi!"
"Iya mbak, kalau perlu apa-apa, bilang saja ke saya, kali aja, saya bisa bantu!"
"Iya mbak, mbak Gendis juga jangan sungkan meminta bantuan saya!"
"Iya."
Nala dan Gendis saling melemparkan senyuman sebelum kemudian, Nala berbalik dan melangkah kembali masuk ke kamar.
"Sudah?" tanya Reza.
"Sudah."
"Siapa namanya?"
"Gendis."
"Nama yang manis."
"Orangnya juga cantik."
"Masih lebih cantik kamu kok."
"Jangan membual!"
"Serius."
Nala tersenyum seraya menghambur ke pelukan kekasihnya.
🌿 DONE, Lanjut ke BAB berikutnya.. 👉🏻🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Diankeren
te i ty TY pe o po PO 🤣✌🏻
🏃🏻🏃🏻💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨💨
2024-01-27
1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝙩𝙝𝙤𝙧 𝙠𝙤𝙠 𝙉𝙞𝙡𝙖𝙢 𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙖𝙣 𝙂𝙚𝙣𝙙𝙞𝙨 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-07-27
0
Yurnita Yurnita
penasaran sama gendis apa manusia thor
2023-04-10
0