"Wangi parfum itu, betapa aku sangat familiar dengan wangi ini" sahut Azura yang tengah duduk di cafe bersama kedua temannya.
Teman Azura yang suka pamer setiap kali keluar negeri. Momo, wanita berambut pirang nan keriting dengan tubuh kurus dan putih perawatan itu adalah sahabat Azura. Momo adalah karakter teman yang ada di saat senang maupun susah dan hanya ingin bergaul dengan orang-orang yang sesuai dengannya.
Berbeda dengan Monic, sahabat Azura memiliki tubuh montok dengan kulit eksotis nya menjadi ciri khas wanita Asia pada umumnya. Wanita yang suka meramal masa depan. Salah satu anak orang kaya, ayah Monic yang memiliki bisnis properti terbesar di daerah Jakarta. Hanya Azura dan Momo lah yang menerima keanehan Monic memiliki indera keenam. Salah satu anak indigo yang sering dijauhi oleh orang-orang. Alasan Azura dan juga Momo menerima Monica menjadi sahabatnya adalah Ayah Monica memiliki kerja sama dengan ayah Azura dan juga Momo.
Meskipun beberapa teman Azura begitu aneh, tetap saja mereka adalah teman yang saling melengkapi satu sama lain.
"Kamu mencium apa?" tanya Momo kepada Azura.
"Stop stop! kalian tenanglah. Aku merasakan ada aura positif yang begitu kuat di kafe ini" sambung Monic menerawang.
Azura mengendus wangi parfum itu. Ternyata berasal dari lelaki yang duduk membelakanginya. Tak sabar mengetahui siapa orang tersebut, Azura melirik lebih dekat kearah lelaki yang membelakanginya. Ternyata lelaki itu adalah Davanka yang tengah ngobrol dengan teman-teman kuliahnya.
Mata mereka berdua saling bertemu, saling menunjuk dengan kaget secara bersamaan membuat Davanka yang tadinya duduk, mendadak berdiri tegak melihat wanita yang dia temui saat ini.
"Kamu?" kata Davanka dan Azura serentak kaget.
Momo dan Monic yang melihat kearah teman-teman Davanka mulai sok kecentilan merapikan riasan mereka. Sedangkan Azura tak begitu bahagia kembali bertemu dengan Davanka yang sangat kasar padanya. Davanka juga terlihat sedikit menghela nafas, seolah dia bertemu dengan biang masalah di dalam hidupnya.
"Ngapain sih ngendus-ngendus gitu?" tanya Davanka yang melihat Azura mengendus kemejanya.
"Kok sepertinya aku mengenal wangi ini" kata Azura.
"Ih apa an sih kamu. Suka dengan wangi tubuhku?" jawab Davanka kembali menggoda.
"Jelas aja kamu familiar, ini kan parfum yang kamu beli untukku waktu kita kecil dahulu. Hingga saat ini aku sangat menyukai wanginya" kata Davanka dalam hati.
Begitu malu dengan tingkah nya yang mendadak melangkah mendekati Davanka, Azura kembali kemejanya tanpa mengatakan sepatah katapun. Monica dan Momo juga akhirnya beranjak dari kursinya mengikuti Azura yang berjalan meninggalkan kafe sambil menebar senyum nakal pada teman-teman Davanka.
Pandangan Davanka hanya tertuju pada Azura yang telah pergi meninggalkannya. Hati Davanka sedikit kecewa, sampai detik ini ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Dia ingin Azura, tetapi dirinya masih menyimpan rasa kecewa pernah ditinggalkan begitu saja.
"Zura, lelaki itu siapa?" tanya Monic.
"Mantan sahabat kecil" jawab Azura datar.
"Baru tau ada mantan sahabat" sambung Momo pada Azura.
"Mmm bentar. seperti yang aku lihat, dia itu jodoh kamu" jelas Monic menerawang.
"Ah, gak mungkin. jodoh aku pasti lebih baik dari dia" kata Azura menyangkal.
"Tapi Monic kan jarang salah kalau menerawang hal pribadi kita berdua zur. Dahulu aja kamu dan Dika masih pacaran, Monic berkata Dika itu cowok brengsek. nyatanya dika ketahuan selingkuh kan" sambung Momo.
"Ah jangan gitu dong. lagian aku gak mau Monic menerawang diriku lagi. Aku jadi kepikiran nantinya" jelas Azura mencoba tidak percaya.
Didalam mobil mewah Momo, Monic mulai menggoda Momo bahwa lelaki teman Davanka salah satunya akan menjadi pasangan Momo kelak. Momo hanya tersenyum malu-malu mendengarnya, karena lelaki yang dimaksud Monic adalah lelaki yang Momo suka. First Impression Momo bersama sahabat Davanka.
"Amin, semoga ya. Btw, kamu ramal kami berdua. Kamu kapan bisa ramal dirimu?" tanya balik Momo pada Monic.
"Betul itu betul. kapan jodohmu datang Nic?" kata Azura menodongkan pertanyaan pada monic.
"Aku juga gak tau. Selama ini aku hanya bisa meramal orang tanpa tau diriku kedepannya seperti apa" jawab Monic.
"Baiklah lupakan. Tau gak aku punya tas branded bagus dari LA. papi aku kan baru balik dari Los Angles, jadi nitip ini dong" kata Momo menunjukkan tas branded ya.
"Wow cantik beb. Aku saat ini lebih suka shopping ke baju sih sekarang" sambung Azura .
"Aku punya tiket liburan, kalian mau? liburan yuk?" kata Monic.
Obrolan Momo dan Azura kalah dengan tiket liburan gratis yang ditawarkan Monic. Monic bukanlah wanita yang suka ke glamoran. Monic sangat tidak peduli dengan penampilan sejak bullying yang telah dialaminya ketika di bangku sekolah. Temannya hanya ada, karena ingin memanfaatkan Monic. Semua tidak jauh-jauh, karena Monic anak orang kaya nan polos.
Davanka terlihat merenung di kursi teras rumahnya. Dia merenungkan sahabat kecilnya yang telah berubah begitu keras padanya. Seperti tak ada harapan untuknya lebih dekat dengan Azura.
"Dia kenapa sih, gak bisa selembut wanita lain. Aku jadi bingung memulai hubungan baik padanya kembali" sahut Davanka kaivan ditengah lamunannya memikirkan sikap Azura.
Mengingat dirinya yang pernah kecewa, membuat Davanka tersadar seketika agar menjadi lelaki yang kuat. Tak selemah dirinya kala Azura pergi meninggalkan nya.
"Sebaiknya aku mencoba mencari wanita lain. Agar hatiku tak selalu memikirkan Azura" kata Davanka pada dirinya sendiri.
Davanka Kaivan, mudah baginya untuk mendapatkan wanita manapun yang ia mau. Dengan ketampanannya, tidak butuh waktu yang lama untuk menaklukkan wanita. Bahkan di kelas bisnis Davanka, hampir seluruh wanita mengagumi Davanka.
Di dapur rumah Davanka, terlihat mama Davanka yang tengah memasak. Davanka menghampiri dan memeluk mamanya begitu hangat dari belakang dan mengecup pipi mamanya.
"Dav, mama mau tanya sesuatu" kata Tante Winda.
"Apa ma?" tanya Davanka kembali.
"Menurut kamu Azura bagaimana?" tanya Tante Winda kembali.
"Azura? bawel" jawab Davanka berbohong.
"Yah kok gitu sih. Padahal mama lihat kalian berdua cocok loh" sahut Tante Winda.
"Masa sih? sama si bawel itu? cocok? mama gak tau aja sifat asli Azura bagaimana" kata Davanka sambil melahap makanan di meja dapur.
"Nah dari situ saja mama bisa nilai kamu itu cocok banget dengan Azura. Buktinya kamu tau banyak tentangnya" jawab Tante Winda semakin mencoba menjodohkan Davanka dengan Azura.
"Kenapa sih tiba-tiba mama bicara mengenai Azura?" tanya Davanka.
"Jadi, om dan papa kamu berniat menjodohkan kalian berdua" kata mama Davanka yang membuat Davanka terbatuk mendengarnya.
"Apa? mama tau gak. Dia itu kalau jalan suka arogan gitu. Belum lagi liat dia berjalan udah seperti toko branded ma. mulai dari tas, baju, sepatu semuanya barang bermerek. Terlalu glamor ma. sedangkan lihatlah anak mama yang sangat sederhana ini. kami berdua sangat berbeda" jelas Davanka.
"Jadi gak mau nih?" tanya kembali Tante Winda.
"kalau Davanka sih terserah mama papa saja. Selagi mama papa bahagia ya Davanka nurut aja" kata Davanka yang terlihat bahagia dalam hati kecilnya akan menjadi calon suami Azura.
"Heleh, bilang saja kamu suka Azura dav" sahut mama Davanka menyindir anaknya yang terlihat malu mengakui bahwa dirinya suka dengan Azura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Lavender Sasuke
aku gak ada kesempatan buat baca, sibuk ngumpulin cuan 😥 maaf sayangnya akoh
2022-04-02
1