Persahabatan tidak akan pernah memandang perbedaan. Jika salah maka saling mengingatkan. Saat terpuruk pun selalu ada. Suka dan benar-benar dilalui bersama.
Apa aku punya sahabat? Entah lah. (Author).
Di cafe.
" Kenapa tuh muka kusut banget kaya kanebo kering? ". kevin
" Sial. Gua jatuh cinta vin".
"Hahaha. Bisa juga lo jatuh cinta?" Ledek Kevin.
"Gue masih normal kali. Emangnya Lo, buaya kadal buntung".
" Slow man.. Siapa cewek yang sedang sial itu?.
Mulai lagi nih Kevin.
"Mau gue aduin ke komandan nih kalau caloj mantu nya main serong?.
" Hahaha.. Sorry broo. Oke gue cuma bercanda. Jadi siapa cewek yang beruntung ditaksir oleh ketua pasukan kita ini".
Telepon berdering.
"Halo ma".
*Pulang sekarang juga Jo. Mama punya kabar bagus untuk kamu" Suara mama menggebu-gebu di dalam telepon.
"Kab.. ". Tut*. Telepon berakhir sepihak.
"Balik dulu gue. Emak gue nelpon".
" Dasar anak mama. Sama mafia ga takut Lo. Sama emak berasa kek anak kucing".
Sesampainya rumah.
"Ada apa ma? ".
" Sekarang cepat kamu antar rantang makanan ini ke rumah nek Ratih".
"Mama minta Jo pulang buru-buru buat nganter rantang makanan ini?. Gak salah nih mah? ".
Luar biasa mama Jo ini. Perjalanan dari cafe yang seharusnya empat puluh lima menit ia tempuh dengan waktu dua puluh menit demi mendengar kabar dari mama nya ini. Sesampainya rumah Jo malah disodorkan rantang makanan. Woah Daebak.
" Sudah.. Sana pergi sekarang kalau mau ketemu sama gadis pujaan hatimu yang kemarin kamu ceritakan".
"Ya tapi apa hubungannya ma".
Mama Joan cuma senyum-senyum saja, mengedipkan satu mata nya.
" Turuti dulu kata mama. Sana berangkat keburu malam".
Karena rumah nek Ratih berada di belakang rumah Joan yang letaknya di komplek sebelah, Joan memutuskan untuk berjalan kaki saja. Lebih sehat kata nya.
"Assalamu'alaikum" Serunya. Tidak lama datang lah seorang paruh baya Mbak Eni nama nya. Dia pembantu nek Ratih.
"Wa'alaikumsalam".
" Eh mas Jo. Nyari ibu ya mas. Sebentar ya saya panggilkan dulu. Mas Jo silahkan duduk dulu".
"Iya mbak, terima kasih".
Joan duduk menunggu, nek Ratih datang, bukan itu fokusnya. Jo sedang melihat seseorang yang sudah membuat nya galau beberapa hari ini.
Kenapa gadis itu menempel pada nek Ratih?. Siapa dia?. Berbagai pertanyaan berputar di kepala Joan.
"Jo.. Alhamdulillah nenek bisa melihat Jo lagi. Kamu jarang pulang Jo? ".
" Iya nek". Jo tersenyum sambil melirik gadis yang duduk menemani nek Ratih.
Nek Ratih tahu arah lirikan Jo kemana pun mengulas senyum.
"Segera lah menikah nak. Kasihan mama mu hanya sendiri di rumah. Rini juga hanya pulang saat liburan semester saja bukan? ".
" Doakan Jo ya nek. Maaf nek, Jo pamit undur diri dulu. Jo harus bersiap untuk kembali bertugas. Semoga nenek sehat terus, biar nanti bisa datang ke pernikahan Jo".
"Memang nya Jo sudah ada calon? ". Nek Ratih sedikit kecewa, karena ia punya niatan untuk menjodohkan Loly pada pemuda ini.
" Hehe.. Masih belum resmi calon sih nek. Jo pulang dulu ya nek. Assalamu'alaikum".
Melihat nek Ratih seperti sedang kecewa, Loly nampak resah.
"Apa yang membuat nenek sedih? Siapa dia nek? Apa dia yang membuat nenek ku ini sedih? ". Loly.
" Dia Joan anak tante Fifi. Tetangga komplek sebelah. Nenek tidak sedih nak". Dalam hati nenek seharusnya Loly yang menjadi calon istri Joan.
"Benar nenek tidak apa-apa? ".
" Benar dong. Memang nenek kenapa? ".
" Nenek terlihat sedikit jelek karena wajah sedih itu. Ampun.. ".
Nenek hanya menggelengkan kepala melihat cucu manja nya tersebut sudah menjadi anak gadis.
Loly berlari masuk ke dalam kamar.
Melanjutkan bacaan novel yang tertunda karena mendampingi nenek menemui tamu tak diundang yang setelah pulang meninggalkan wajah sedih untuk nenek.
Di dalam novel tersebut menceritakan tentang seorang gadis remaja yang sangat di cintai oleh pasangannya namun dengan tidak tahu dirinya si gadis malah menduakan cinta sang pria.
Meski berakhir bahagia tetap saja dia kesal. Seakan terbawa cerita novel fiksi Loly pun jadi teringat dengan papa nya.
Selama ini sang papa selalu menuruti semua kemauan Loly yang menjadi anak tunggal.
Sering pulang saat Loly merengek minta ditemani membeli buku bacaan atau sekedar quality time bersama mama nya. Bagi nya dulu keluarga Loly sangat harmonis.
Dan benar saja, belakangan ini, terhitung dua tahun sikap papa sudah mulai berubah. Tidak lagi perhatian pada Loly juga mama nya.
Tidak pernah menginap lagi di rumah walau barang sehari pun.
Kini terjawab sudah rasa penasaran Loly selama ini.
Papa nya mendua. Menikah secara diam-diam dengan sahabat mama, tante Erika.
Bukankah Om Jaya masih hidup?. Lalu kenapa tante Erika memilih berpisah dari suami nya dan mengambil papa ku? Sudah lah bukan urusanku.
"Loly.. Ayo makan malam nak". Teriak mama dari dapur. Di rumah nenek, meja makan menjadi satu dengan dapur. Rumah nenek memang tidak seluas rumah yang Loly tinggali selama ini. Tapi disini cukup nyaman. Ya walaupun udaranya tidak se sejuk di Jombang.
" Iya ma".
Loly bertekad akan membuat papa nya menyesal telah menyia-nyiakan mama nya.
Huh. Enak saja mengkhianati mama ku yang cantik jelita tiada tara. Loly akan membuat kisah mama nya menjadi happy ending meski tanpa penghianat itu.
Setelah makan Loly menghabiskan waktu bersama mama dan nenek dengan duduk santai sembari bercengkerama perihal kelanjutan pendidikan Loly.
"Kapan kamu akan daftar kuliah nak? " Mama mengawali.
"Sebenarnya Loly sudah mendaftar sejak masih menjadi siswa SMA ma. Dan dua hari lagi Loly sudah akan test terakhir untuk memasuki penjurusan".
" Benarkah? Kok mama tidak diberi tahu? Sudah mulai nakal ya, hmm".
"Loly sudah beri tahu mama kok. Tapi mama cuma bilang iya waktu itu".
" Masa sih? Memang kapan Loly bilang ke mama mau test masuk universitas? ".
" Yang waktu mama setelah telepon papa loh. Kalau tidak salah, papa bilang sekretaris papa sakit jadi tidak bisa pulang".
Nenek hanya mendengarkan anak dan cucu nya saling mengobrol.
Setelah perbincangan selesai Loly sudah mulai mengantuk dan pergi tidur. Begitu juga dengan nenek.
Tersisa mama yang masih merenung. Maafkan mama nak. Saat itu mama merasa sangat kecewa dengan papa. Bahkan untuk weekend saja tidak mau bersama kita. Setiap hari sudah tidak pulang. Weekend pun begitu.
Erika, benar-benar jahat. Tidak ku sangka dia akan merebut suami ku. Bahkan setelah usaha Jaya yang bangkrut dibantu mas Surya untuk bangkit kembali.
Maafkan mama nak. Mulai saat ini, mama akan prioritaskan kebahagiaan Loly. Semoga mas Surya benar-benar bahagia dan tidak salah karena lebih memilih bersama Erika daripada kebahagiaan putri nya.
Huuft.. "Semoga kamu tidak salah ya mas". Ucap mama Fika sebelum mengakhiri malam dengan memejamkan mata nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments