Pagi hari, Marvel sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ia terpaksa bangun pagi dan menyiapkan makanan untuk Maureen dan Skyler.
"Beh bisa naik nih berat badan Uncle kalau kamu masak kayak gini terus Vel." ucap Skyler.
"Hm." jawab Marvel.
Drttt...drttt...
"Ya?" angkat Marvel. Tidak peduli siapa yang menjawab nadanya akan tetap sama.
".........."
"Baik Pak." jawab Marvel lalu mematikan telponnya.
"Kenapa kak?" tanya Maureen.
"Ada murid baru." jawab Marvel.
"Wih, cowo cewe?" tanya Maureen.
"Cowo." jawab Marvel.
"Wih! Ganteng pasti. Kelas ipa apa ips? terus kelas sepuluh, sebelas atau dua belas?" tanya Maureen semangat.
"Banyak tanya!" jawab Marvel kesal. "Kelasku!" jawabnya lagi.
"Yah! Andai aku anak IPS dan sekelas sama kak Marvel." ucap Maureen cemberut.
"Hei! Ponakan Uncle yang cantik gak boleh cemberut. Ntar Uncle kasih tau tutorial deketin cowo yang baru di kenal." ucap Skyler. Ucapan Skyler tadi mendapatkan tatapan tajam dari Marvel.
"Masih kelas sepuluh, gak boleh pacaran." ucap Marvel.
"Yaelah Vel, gak usah lurus-lurus. Maureen butuh pendamping juga buat nyemangatin dia kan?" tanya Skyler.
"Gak perlu." jawab Marvel
"Vel, coba pacaran. Pasti tau rasanya pacaran. Kalau udah tau pasti ketagihan." ucap Skyler.
"Dosa." jawab Marvel lagi.
"Ck, dasar muka datar!" lawan Skyler.
Brak!
Marvel menggebrak meja makan membuat Maureen yang tengah menikmati sandwichnya kaget. Untung tidak tersedak. Sedangkan Skyler susah payah menelan ludahnya karna takut.
Marvel menatap tajam Skyler lalu pergi begitu saja.
"Kak Maureen berangkat sama siapa?!" tanya Maureen.
"Dia." jawab Marvel menatap Skyler lalu benar-benar menghilang dari pintu rumah Anggara.
"Hayoo tak tahu kak Marvel marah. Habislah Uncle!" ucap Maureen sambil menirukan nada bicara kartun upin ipin.
"Aih memperkeruh suasana aja kamu ini! Ayo cepat ntar uncle tinggal, kamu pergi sekolah jalan kaki aja ya." ucap Skyler.
"Jangan dong uncle!" teriak Maureen tak terima.
•••
"Ini dia, kamu ajak kenalan dan ajak dia berkeliling." ucap kepala sekolah.
"Gak mau ganti Elkan aja pak?" tanya Marvel.
"Gak! Bapak yakin kamu bisa. Makanya kamu itu jangan pasang wajah yang seram-seram. Senyum dikit kayak Elkan." ucap kepala sekolah.
"Saya dan Elkan berbeda." jawab Marvel.
"Hahaha, yasudah cepat ajak dia keliling. Hari ini kamu jadi tour guidenya." ucap kepala sekolah. Marvel hanya mengangguk pasrah.
"Ayo." ucap Marvel kepada murid baru itu. Murid baru itu pun mengikuti Marvel dan menyamakan langkahnya dengan Marvel.
"Saya Marvel Rathan Anggara, ketua osis di SMA Singgasana." ucap Marvel. Murid baru itu tersenyum.
"Gua Azka Keanu Alexander. Panggil aja gua Azka." ucap Murid baru bernama Azka itu sambil menjabat tangan Marvel. "Bay The Way gua sekelas sama lu kan?" tanya Azka.
"Ya." jawab Marvel.
"Buset lu orang apa salju? Dingin banget kayak kutub utara." ucap Azka. Marvel diam sama sekali tidak ingin menjawab.
"Ini kawasan kelas sepuluh jurusan Ipa." ucap Marvel.
"Kenapa bawa ke kawasan IPA? Kenapa gak langsung ke IPS aja?" tanya Azka.
"Selama saya menjabat, tidak ada wilayah negara IPA dan IPS. Semuanya sama." jawab Marvel.
"Oh pantes lu di pilih jadi ketos." ucap Azka.
"Kak Marvel!" teriak Maureen yang baru saja datang dan langsung memeluk Marvel dari depan. Marvel yang tidak bersiap langsung terhuyung ke belakang tapi ia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya.
"Kak Marvel gak boleh tinggalin Maureen kayak tadi tau! Uncle Sky itu nyebelin dan tingkat nyebelin Uncle Sky itu lebih tinggi dari kak Marvel." ucap Maureen.
"Haha gua kira lu gak punya pacar, ternyata punya." ucap Azka. Marvel melepaskan pelukan Maureen.
"Gak liat kita mirip?" tanya Marvel.
"Heh cowo ganteng! Kita ini kembar ya! Satu Ayah, Satu Bunda, satu rahim, Bedanya kak Marvel itu kelas sebelas aku kelas sepuluh, Lahirnya juga beda, kak Marvel tanggal 31 Desember aku tanggal 1 Januari. Kak Marvel sih otaknya terlalu pintar, IQ diatas rata-rata padahal makanan kita dari bayi sampai sekarang sama." ucap Maureen.
"Oh rupanya lu adik kelas. Gua kira kita seumuran." ucap Azka. "Bay the way kembaran lu cantik." ucap Azka sambil mengedipkan sebelah matanya. Maureen yang tak pernah melihat itu langsung ngeblush.
"Jangan macam-macam dengan adik gua." ucap Marvel mengeluarkan bahasa kurang sopannya.
"Oh rupanya lu bisa ngomong 'lu-gua' juga ternyata." ucap Azka.
"Menurut lu?" tanya Marvel.
"Menurut gua sih bisa. Buktinya tadi lu ngomong." ucap Azka. Marvel memegang keningnya pusing.
Sangat kebetulan sekali, sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada Marvel.
"Elkan!" panggil Marvel. Seolah tak dengar, Elkan berjalan dengan cepat. Elkan melewati kelas Ipa karna inging bertemu dengan Ana.
"Elkan! lu kesini atau gua kesana!" ucap Marvel dengan nada tegasnya. Memang dasarnya Elkan takut dengan Marvel, membuat Elkan berbalik dan menghampiri Marvel.
"Lanjutkan perjalanannya." ucap Marvel langsung pergi.
"Woi Marvel! Kan tugas lu!" teriak Elkan tapi tak di gubris Marvel.
"Ren, kakak lu terbuat dari apa hah? Buat gua naik darah mulu!" ucap Elkan.
"Yaudah sok marahnya sama dia aja." ucap Maureen.
"Hehe, kalau itu gua mundur si." ucap Elkan. Maureen memutarkn matanya malas.
"Berani di kandang sih!" ucap Maureen lalu pergi ke kelasnya.
"Dasar, kakaknya kutub es adiknya nyebelin setengah mati. Oh ya bay the way nama gua Elkan Keizo Prince. Panggil aja Elkan. Gua wakil ketua Osis." ucap Elkan sambil menjabat tangan Azka.
"Gua Azka. Btw nama lu mirip nama pemain timnas." ucap Azka.
"Lah gua kan kembarannya Elkan Bagot!" jawab Elkan. Mereka berdua pun tertawa lepas. Dari pada dengan Marvel, Azka lebih cocok dengan Elkan. Karna Marvel yang tidak suka bercanda sangat bertolak belakang dengan Azka yang jarang serius.
"Lu tahan kerja sama dia?" tanya Azka.
"Sebenarnha gak. Wajahnya serem banget bro. Berasa kerja sma setan, kalau gua salah gua berasa lagi pulang ke neraka." jawab Elkan.
"Hola epribadih!" teriak Arhan. "Bang, gua pinjam uang dong. Kemarin si merah rusak jadi uang gua abis buat benerin dia. Papa dengan jahatnya gak kasih gua uang jajan. Bulan depan gua ganti." ucap Arhan kepada Elkan.
"Gua tantang lu minta uang sama Marvel mau?!" jawab Elkan kesal.
"Hehe itu menantang nyawa bang. Nyawa gua cuman satu. Gua balikin bulan depan deh beneran." ucap Arhan lagi.
"Astaga, apa Arlata crop bangkrut?" tanya Elkan sambil mengeluarkan uang 100 ribu dari kamtongnya.
"Oh anak baru? Kenalin gua Arhan Arlata. Bukan Arhan Pratama pemain timnas. Bay the way gua cowo paling ganteng di angkatan kelas sepuluh." ucap Arhan percaya diri.
•••
"Marvel!" panggil bu Fira.
"Beban nambah." gumam Marvel. Ia sangat ingin ke kelas. Sepuluh menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Mau tak mau Marvel menghampiri bu Fira.
"Marvel minta nomor uncle kamu dan kawan-kawannya dong." ucap bu Fira.
"Buat apa bu?" tanya Marvel.
"Mana tau ada kecantol satu. Lumayan ibu bisa jadi tante kamu atau kakak ipar kamu." ucap Bu Fira.
"Uncle Skyler Playboy, Bang Akra dan Bang Alaska juga Playboy mereka seminggu sekali tukar pacar. Bang Adnan gila kerja, ibu mau yang mana?" tanya Marvel.
"Eh gak jadi deh Vel." ucap bu Fira langsung masuk. Marvel tersenyum smirk.
"Ck, berharap masuk keluarga besar?" gumam Marvel.
•••Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments