Acara pemilihan itu selesai, Maureen kembali ke kelasnya. Ia sangat senang Marvel dan Elkan akhirnya terpilih menjadi ketua dan wakil ketua osis.
Maureen juga turut penasaran sama seperti yang lainnya. Kenapa bukan Elkan yang menjadi ketua? Kenapa dia malah menjadi wakil ketua? Padahal Marvel lebih muda dari pada Elkan, sifat Marvel yang dingin dan cuek itu pun membuat banyak orang sedikit ragu. Tapi melihat wakil ketua Osisnya adalah Elkan, mereka bisa sedikit merasa lega.
"Reen!" panggil seorang siswi. Maureen berbalik dan langsung berlari dan memeluk siswi itu.
"Ana!" ucap Maureen senang. "Kemana aja? Kak Elkan nyariin loh." ucap Maureen.
"Haha kamu yang nyariin aku atau kak Elkan?" goda Ana.
Anastasia Kirania atau biasa di panggil Ana ini adalah sahabat karib dari Maureen. Ana sudah lama tidak masuk sekolah sampai beredar kabar bahwa ia telah pindah ke luar negri dan membuat Maureen yang statusnya sahabat Ana dari Bangku Sekolah Menengah Pertama ini sangat sedih bahkan sering murung.
"Kamu kemana aja? Udah satu semester gak masuk?!" tanya Maureen heboh.
"Aku kan ikut pertukaran pelajar. Ini baru pulang." jawab Ana.
"Aa Kangen!" ucap Maureen memeluk Ana lagi.
•••
"Yap semua dokumennya di rangkap aja. Rangkap juga dokumen Osis yang tahun sebelumnya." ucap Elkan. Hanya Elkan yang sibuk dan banyak bicara. Sedangkan Marvel hanya diam sambil menganalisis dokumen Osis tahun sebelumnya. Marvel juga menyusun struktur osis untuk tahun ini.
Elkan ibaratkan mulut Marvel. Elkan yang akan bicara dan memerintah atas izin dan perintah dari Marvel, Marvel akan bicara jika itu sangat penting, contohnya rapat.
"Formulir masuk Osis." ucap Marvel sambil menyodorkan kertas yang baru ia print tadi.
"Sekarang banget?" tanya Elkan.
"Jamkos, bagikan." jawab Marvel singkat. Elkan sebenarnya agak merinding bekerja sama dengan Marvel. Tapi ia harus membiasakan dirinya.
Elkan mengambil setengah kertas itu dan setengahnya lagi di tangan Marvel.
"Lu ikut?" tanya Elkan. Marvel hanya mengangguk.
"Yakin ikut? Ntar kalau lu ikut yang ada mereka gak jadi masuk osis." ucap Elkan. Tapi ucapan Elkan itu tak di gubris oleh Marvel ia malah berjalan meninggalkan Elkan yang masih berdiri di depan ruang osis.
"Woi cuy tunggu!" teriak Elkan. "Bisa darting gua kerja sama lu!" teriak Elkan lagi. Marvel masih tak mengubris Elkan.
Ck, ga jelas. batin Marvel.
Marvel berjalan kearah toilet dan melihat toilet wanita yang ramai. Marvel yang sama sekali tidak ada rasa penasaran pun melewati saja toilet itu karna ia akan membagikan formulir ini kepada anak kelas sepuluh Kelas IPA dan Elkan tetap mengejar Marvel di belakang.
"Kak Marvel!" teriak seseorang. Pendengaran Marvel cukup tajam. Ia mendengar namanya di sebut di ributnya kerumunan itu. Marvel pun berbalik dan menemukan Elkan yang ingin menghampirinya.
"Maureen." ucap Marvel kepada Elkan. Mereka berdua pun menerobos kerumunan itu.
Marvel melihat Maureen yang berusaha melawan sedangkan Ana sudah terduduk lemah.
"Ana!" ucap Elkan kaget dan menghampiri Ana. Ia menggendong Ana dan membawanya ke UKS secepatnya.
Sedangkan mereka, pembully Ana dan Maureen langsung berhenti saat melihat wajah garang Marvel. Sepertinya mereka salah telah mengganggu Maureen.
Tatapan tajam Marvel mampu menusuk ke jantung mereka.
"Kak Marvel?" tanya seorang pembully itu. Ia menghampiri Marvel dan bergelayut manja di lengannya Marvel. Marvel yang tidak suka kulitnya di sentuh orang lain langsung menghentakkan tangannya.
"Kalau lu lupa, Dia adik gua." ucap Marvel kepada siswi yang membully Ana dan Maureen. "Dan kalau lu lupa lagi, Ana itu calon Elkan." ucap Marvel lagi. Hari ini dia sudah terlalu banyak mengeluarkan kata. Tadi itu termasuk kata paling panjangnya ketika berbicara kepada siswa dalam 3 tahun terakhir.
"Jangan lihat aja, seret mereka ke BK." ucap Marvel dengan nada yang masih dingin kepada para siswi yang melihat kejadian itu. Mereka hanya melihat tanpa mau melerai.
Marvel menarik tangan Maureen dan membawanya ke UKS.
"Elkan jaga Maureen. Ada dua tikus yang harus di selesaikan." ucap Marvel. Kalimat ini adalah kalimat yang cukup panjang bagi Elkan. Sepertinya Marvel memang sangat marah.
Marvel keluar dari UKS. Maureen menatap Elkan takut.
"Kak Elkan, kalau kak Marvel ngelakuin hal yang aneh-aneh gimana?" tanya Maureen.
"Gak bakalan Reen. Marvel itu orang yang paling bijak yang kakak kenal." jawab Elkan menenangkan Maureen.
"Huft! keadaan Ana gimana kak?" tanya Maureen.
"Kayaknya dia hanya Shok dan ada benturan cukup kuat di kepalanya. Itu opimi anak PMR. Mereka lagi panggil dokter." jawab Elkan. Maureen hanya mengangguk.
•••
Marvel sampai di ruang BK. Sudah ada Ibu Fira di sana.
"Menurut kamu gimana Marvel?" tanya Bu Fira.
"Ini suatu tindakan pembullyan tingkat fisik yang harus di kasih Skorsing agar membuat efek jera kepada mereka." jawab Marvel. "Kalau perlu, kita panggil kedua orang tua mereka, juga orang tua korban." ucap Marvel masih dengan nada dinginnya yang membuat ketiga siswi pembullyan itu merinding. Bahkan Bu Fira yang tidak bersalah pun ikut merinding.
"Oke kamu jangan serem gitu. Ibu merinding lihat kamu." ucap Bu Fira. Marvel tidak merespons.
"Karna kebetulan orang tua saya dan Maureen sedang tidak ada di rumah, saya akan menelpon Om saya. Karna kalau saya jadi walinya, saya merasa tidak profesional." ucap Marvel. Ini juga termasuk kalimat terpanjangnya jika berbicara dengan guru.
"Oh oke, ibu akan menelpon orang tua Ana dan juga mereka bertiga." ucap Bu Fira.
"Sementara menunggu orang tua kalian datang, Hormat bendera sekarang." ucap Marvel. Ini yang bu Fira suka dari Marvel. Ia membuat hukuman yang akan membuat mereka bertiga jera dan tidak melakukan kesalahan lagi.
"Kok di skor? Panggil orang tua? sama hormat bendera? Gak adil banget!" ucap salah satu dari pembully itu, bernama Tasya.
"Sejak kalian masuk SMA Singgasana, kalian di perkirakan sudah membully 5 anak lainnya. Itu belum termasuk Maureen dan Anastasia." jawab Marvel membuat mereka tercengang. Dari mana ia tau semua itu?
Lagi-lagi bu Fira tidak habis pikir dengan Marvel yang sudah menyelidiki mereka sebelum menghukum mereka.
"Apa lagi? hormat bendera sekarang!" ucap Bu Fira. Dengan malas mereka berdiri dan berjalan malas menuju tiang bendera.
•••
"Hah? Proyek apa?" tanya Skyler kepada Adnan. Ada Akra dan Alaska juga di sana.
"Gua ada ide untuk buat proyek Gelang pasangan." ucap Adnan.
"Basi!" jawab Skyler, Akra dan Alaska bersamaan.
Drtt....Drtttt.....
"Ya dengan Skyler Anggara. Ini siapa?" jawab Skyler.
".........."
"Apa?! Baik saya akan segera kesana." jawab Skyler.
"Ada apa?" tanya Akra.
"Maureen di Bully. Ana juga." ucap Skyler.
"Ntar, Ana yang di bicarakan Elkan itu kan?" tanya Alaska.
"Iya dia." jawab Skyler.
"Wah parah banget Maureen Anggara di bully!" ucap Akra kesal.
•••Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments