Aku Dan Kamu
Pagi cerah hari ini. Marvel sudah siap dengan perlengkapannya untuk ke sekolah. Ia bersiap serapi mungkin karna hari ini ada pemilihan ketua osis.
Remaja yang baru saja menginjak umur 16 tahun itu sedang mencalonkan dirinya untuk menjadi ketua osis.
Marvel itu pintar, jadi saat masih di sekolah dasar ia loncat kelas dan meninggalkan kembarannya di kelas 2 sementara Marvel berada di kelas tiga. Dan sekarang, Marvel yang harusnya ada di bangku kelas 10 malah berada di kelas 11.
Marvel turun dari kamarnya. Ia di sambut dengan sarapan yang lezat di meja makan, tentu saja itu buatan bundanya, Kiara.
"Bang gak usah mikirin jodoh Sky ya. Sky gak mau nikah. Ntar perusahaan kan Marvel yang lanjutin." ucap Skyler menolak. Skyler Anggara, Pria yang usianya sudah 27 tahun dan akan menginjak umur 28 tahun itu masih belum memiliki jodoh.
Skyler langsung mendapat jitakan dari abangnya itu.
"Bocah, kalau gak mau nikah, terus jadi perjaka tua gitu?" tanya Nathan.
"Ya, Sky sengaja buat lanjutin gelar abang itu. Perjaka tua, keren kan?" tanya Skyler.
"Keren dari mana? Kalau kamu gak nikah artinya kamu gak laku." sindir Kiara.
"Kak Kiara kok gitu atuh. Skyler ini ganteng, kaya, pintar. Banyak kok cewe yang ngantri buat jadi pacar Sky." balas Skyler.
"Ya kalau gitu ayo nikah. Temen-temen kamu aja udah pada nikah." ucap Kiara.
"Hahaha kak! Kalau kakak omongin generasi Sky, ya udah pada nikah. Tapi kalau omongin generasi Marvel, belum ada yang nikah. Contoh aja Adnan sampai sekarang jomblo. Aksa sama Alaska ga ada bedanya, mereka malah ikutin Sky jadi Playboy. Elkan doang yang keliatannya punya orang yang di sukai. Kalau Marvel, agak di ragukan buat punya pacar." ucap Skyler langsung mendapat tatapan tajam dari Marvel.
"Pacaran gak guna." suara Marvel itu mampu mendiamkan Skyler. 3 kata bagi Marvel itu sudah cukup panjang untuk hari ini.
"Morning semua!" teriak seorang anak perempuan yang berusia sama dengan Marvel. Dia adalah Maureen Anggara, kembaran Marvel.
Maureen duduk dengan riang di meja makan. Ia mengambil roti bakar miliknya dan memakannya.
"Gimana rasanya udah masuk semester dua?" tanya Kiara.
"Maureen senang banget bun. Rupanya SMA asik banget." jawab Maureen. "Di kelas sepuluh IPA 3 orangnya asik bun." jawab Maureen antusias.
"Kelas sebelas IPS gimana kak?" tanya Kiara kepada Marvel.
"Biasa aja." jawab Marvel datar dan selalu irit bicara. Marvel selalu suka melakukan tindakan dari pada memperbanyak bicaranya.
"Bun Maureen juga pengen kelas sebelas. Tapi otaknya kak Marvel gak bisa Maureen kalahin." ucap Maureen sambil memajukan bibirnya.
"Eh siapa bilang? Maureen itu pinter. Kan sering belajar sama Uncle, artinya Maureen udah pinter!" sahut Skyler.
"Hm? gitu ya? Kalau gitu Maureen bakalan belajar terus sama Uncle Sky!" ucap Maureen senang.
"Berangkat." ucap Marvel sambil memegang tangan Maureen. Maureen mengangguk dan menyalimi kedua orang tuanya begitu pun Marvel.
Marvel memberikan helm kepada Maureen. Maureen pun memakainya.
"Pakai mobil aja kak. Panas tau!" ucap Maureen.
"Macet." jawab Marvel singkat. Maureen memajukan bibirnya. Ia kesal dengan Marvel. Biasanya juga Marvel dan Maureen pergi menaiki mobil, tapi ntah kenapa hari ini Marvel malah mengeluarkan motor sportnya itu. Maureen semakin kesal karna ia sangat susah menaiki motor Marvel mengingat rok sekolahnya yang diatas lutut.
"Tidak ramah! Huh! Bintang satu!" ucap Maureen sambil memberikan jempol kebawah. Marvel hanya menyikapinya dengan melihat saja. Marvel pun mulai menjalankan motornya.
Hanya 10 menit perjalanan saja mereka sudah sampai di SMA Singgasana. Biasanya jika menggunakan mobil, mereka akan menempuh waktu sekitar 20 menit karna terkadang macet, apa lagi ini hari senin.
"Wow! Cepat!" puji Maureen. Marvel tetaplah Marvel, walau di puji ekspresi wajahnya itu tetap saja datar. Marvel berjalan mendahului Maureen. Maureen pun mengikuti Marvel.
"Huh! dasar batu es kutub! Komplit! Sekalian pinguennya bawa!" kesal Maureen yang sedari tadi mengajak Marvel berbicara tapi sama sekali tak di respons.
"Hai Marvel! Aku bawa makan siang buat kamu. Enak banget, cobain yah!" ucap seorang siswi. Marvel menatap siswi itu sebentar lalu pergi tanpa mengambil makanan itu.
"Maureen! Tunggu dulu! ini.." perkataan siswi itu berhenti saat Maureen di tarik pergi oleh Marvel.
"Kalau bukan adiknya Marvel, udah gue bunuh lo Maureen!" ucap siswi itu.
•••
"Kak kelas aku di sana! Ini kawasan anak IPS." ucap Maureen. Marvel sama sekali tidak merespons ucapan Maureen tadi. Ia menggengam tangan adiknya itu sampai masuk ke kelasnya. Marvel melepaskan tangan Maureen lalu meletakkan tasnya. Marvel memasukkan tangannya ke saku.
"Apa?!" tanya Maureen kesal.
"Ku antar." jawab Marvel. Marvel menyelonong begitu saja tanpa menunggu Maureen.
"Kak tunggu!" ucap Maureen kesal. Maureen sudah biasa dengan sikap seenaknya Marvel. Tapi ntah kenapa hari ini dia sangat kesal.
Marvel masuk ke kelas Maureen dan memeriksa laci adiknya itu. Ia menemukan beberapa bungkus coklat dan langsung mengambilnya.
"Kak, ada coklat. Maureen mau!" ucap Maureen sumringah. Matanya berbinar melihat coklat. Marvel menatap Maureen lalu berjalan keluar dan membuang coklat itu.
"Kok di buang?! Kan sayang!" ucap Maureen yang sudah tidak dapat menahan kesalnya.
"Gak sehat." jawab Marvel. Marvel masuk ke kelas Maureen. Maureen hanya mematung di tempatnya.
"Maureen! Kebetulan! Gua ada hadiah buat lu." ucap seorang Siswa. Mendengar itu, Marvel keluar dari kelas Maureen dan menatap tajam siswa laki-laki itu.
"Apa?" tanya Marvel dengan nada garang.
"Hadiah buat Maureen lah masa buat lu!" jawab siswa itu. Marvel mengambil hadiah itu dan membukanya. Marvel menaikkan alisnya sebelah dan menutup kembali hadiah itu. Lalu mengembalikannya kepada siswa itu.
"Pergi." ucap Marvel sambil menatap tajam siswa itu.
"Ck, Ren. Gua kalau punya kakak kayak Marvel, gua langsung kabur dari rumah. Gila aja lu tahan sama sikap dia yang irit bicara dan pikirannya sama sekali gak ketebak." ucap siswa itu lalu pergi. Marvel pun ikut pergi dengan siswa itu. Sepertinya dia kembali ke kelas. Upacara akan segera di mulai.
"Emang isi hadiahnya apa?" gumam Maureen.
•••
"Semua kandidat ayo siap-siap! Kita akan mulai pembacaan visi misi setelah upacara!" ucap ketua osis yang lama. Mereka semua mengangguk mengerti.
"Semangat Marvel! Kamu pasti bisa!" ucap Wakil ketua osis.
"Hm." jawab Marvel singkat. Wakil ketua osis itu hanya tersenyum saja.
Upacara di mulai. Marvel diam di barisannya, ia melaksanakan upacara dengan khidmat. Setelah upacara itu selesai, Para pasangan kandidat ketua dan wakil ketua osis pun di panggil untuk penyampaian Visi dan Misinya.
Semua pasangan kandidat sudah di panggil, saat ini adalah giliran Marvel.
"Baiklah kita panggilkan Pasangan Kandidat nomor urut tiga yaitu Marvel Rathan Anggara sebagai calon Ketua Osis dan Elkan Keizo Prince sebagai wakil ketua osis." ucap wakil ketua osisnya. Marvel sengaja memilih Elkan sebagai pasangannya, mengingat dirinya dan Elkan sangat terkenal di kalangan Siswi SMA Singgasana, membuat peluang mereka untuk menang semakin besar.
"KAK MARVEL!" teriak Maureen. Marvel tersenyum tipis kearah Maureen berbeda dengan Elkan yang memberikan senyum manisnya kepada semua orang.
•••Bersambung...
Haloo ini nih novel generasi kelima. Author akhirnya kebablasan buat generasi kelima. Tapi tenang aja novel ini khusus generasi kelima Elkan, Marvel dan Maureen. Nanti author akan kasih sedikit cerita tentang Adnan, Skyler, Akra dan Alaska. Tapi inti cerita ini adalah Marvel, Maureen dn Elkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Uda Yani
langsung favorit
2022-01-13
1