Setelah Skyler datang, bukannya ia memperbaiki suasana, tapi ia malah memperburuk suasana. Untung ada Adnan yang menyelesaikan semuanya. Sepertinya Marvel kali ini melakukan kesalahan dengan memanggil Skyler.
Setelah masalah itu selesai dan ketiga pembully itu di skors selama 4 hari, Skyler dan yang lainnya langsung menghampiri Elkan di UKS.
"Maureen! Kamu ga apa-apa?" tanya Skyler.
"Ga apa Uncle, makasih udah mau datang." ucap Maureen tersenyum manis.
"Ana gimana Kan?" tanya Akra.
"Udah lebih baikan bang. Tadi kata dokternya cuman Shok aja karna ada darah keluar dari keningnya." jawab Elkan. Akra mengangguk.
"Bagikan ini." ucap Marvel sambil memberikan formulir Osis itu.
"Hah! Gak ada tempat sih lu. Ini mereka masih belum baikan, masa kita nyebarin itu." ucap Elkan kesal
"Ada mereka." jawab Marvel singkat. Akhirnya mau tak mau Elkan harus ikut dengan Marvel untuk membagikan formulir itu.
"Kak Marvel! Tinggalin 2 formulir dong aku sama Ana mau masuk." ucap Maureen. Marvel meninggalkan dua formulir untuk Maureen dan Ana.
•••
Marvel dan Elkan masuk kedalam kelas, semua siswi bersorak senang saat kedua pria tampan, most wanted sekolah serta ketua dan wakil ketua osis baru masuk.
"Kak aku mau masuk osis!" teriak salah satu siswi.
"Tenang dulu, kita belum kasih tau tujuan kita kan? Lagian kita cari anggota yang serius bukan yang mau masuk karna mau dekat sama kita berdua." jawab Elkan.
"Yah!" jawab semua siswi itu.
"Yang ingin masuk ambil ini. Kami akan menyeleksinya." ucap Marvel dengan nada datar tanpa irama. Mereka pun maju dan rata-rata yang maju adalah para siswi.
Pulang...
Semua anggota yang mengambil formulir tadi berkumpul termasuk Ana dan Maureen. Elkan membacakan siapa-siapa saja yang di terima dan di bidang mana mereka akan di tugaskan.
"Baik selamat bagi yang di terima. Untuk yang tidak di terima, kalian bukan tidak bagus tapi mungkin belum rejeki. Dan semua ini atas persetujuan Pak Bagas selaku pembina kita." jelas Elkan. Mereka mengangguk mengerti.
"Untuk ketua osis, ada yang mau di sampaikan?" tanya Elkan. Marvel mengangguk.
"Terima kasih karna telah bergabung dan selamat datang untuk pengurus osis baru. Bagi yang tidak masuk jangan berkecil hati. Untuk semua pengurus osis saya akan adakan rapat. Rapat ini akan dihadiri kepala sekolah serta para pembina osis. Jadi semuanya wajib datang." ucap Marvel tegas.
"Baik!" jawab mereka semua.
"Untuk jadwal akan saya infokan di grup." ucap Marvel lagi.
"Baiklah kalian udah boleh pulang." sahut Elkan.
"Arhan gak ikut?" tanya Elkan. Marvel hanya menaikkan bahunya yang berarti ia tak tau.
"Hai hai! Bang Elkan gua nebeng ya. Motor gua tadi habis bensin." ucap Arhan. Arhan Arlata adalah anak dari Galen dan Arabella Arlata.
"Beli lah." ucap Maureen.
"Ren gua lagi bokek. Papa gak kasih gua uang jajan. Jahat banget kan." ucap Arhan.
"Ya Om Galen gak kasih lu jajan karna lu nongkrong mulu gak mau belajar. Apa kabar Arlata Crop kalau di tangan lu!" ucap Elkan.
"Bang Elkan kalau ngomong suka bener deh. Eh tapikan gua mayan pintar bang. Otak gua kan sebelas dua belas sama Maureen dan Ana." ucap Arhan.
"Lo di bawah gue ya Arhan! Ibaratkan Ana rank satu, gue rank dua dan lu rank lima!" ucap Maureen.
"Buset, jauh bener? Kok lu ngasih penilaian gak nanggung-nanggung?" tanya Arhan.
"Banyak bacot." ucap Marvel berjalan meninggalkan mereka.
"Kak Marvel!" teriak Maureen berlari mengejar Marvel.
"Gua nebeng ya." ucap Arhan lagi.
"Ck, dasar beban!" ucap Elkan. Elkan kesal, seharusnya ia bisa lebih dekat dengan Ana karna hanya berdua saja di mobil. Tapi Arhan datang menganggu. Tak terbayangkan betapa kesalnya Elkan.
•••
"Kak, kakak pernah mikir buat pacaran gak sih? Nyariin Maureen kakak ipar gitu." ucap Maureen.
"Gak niat nikah." jawab Marvel. Maureen mengerucutkan bibirnya. Kenapa bisa kakaknya tidak mau menikah? Artinya ia tidak akan punya kakak perempuan. Marvel sangat menyebalkan.
"Sampai, turun!" ucap Marvel. Maureen turun dengan lesu.
"Kenapa?" tanta Marvel.
"Kakak harus nikah! Aku pengen punya kakak cewe! Gak apa walau kakak ipar!" ucap Maureen.
"Suruh bunda angkat anak." jawab Marvel sepele.
"Gak boleh! Anak perempuan Bunda cuman Maureen. Tapi menantu perempuan bunda cuman dari kakak dan itu hanya satu!" ucap Maureen. Marvel menghampiri Maureen lalu mengelus rambut Maureen lembut.
"Baiklah, carikan aku kakak ipar yang kau suka." ucap Marvel. Maureen tersenyum senang. Marvel memang sangat dingin dengan orang luar, tapi dengan Maureen sisi lembut Marvel sedikit terlihat.
"Oke akan aku carikan kak. Aku carikan yang cantik, pintar, baik, dan ceria. Yang paling penting bisa terima kakak yang dingin, tidak peka dan tidak bisa di tebak ini." ucap Maureen. Marvel tersenyum tipis dan kembali mengelus rambut adik tersayangnya itu.
"Terserah." jawab Marvel. Marvel menurunkan tangannya dari Maureen dan masuk kedalam rumah. Maureen pun menyusul Marvel dengan berlari karna bahagia.
"Maureen jangan berlari!" ucap Marvel. Maureen hanya memberi cengirannya. Marvel masuk ke kamarnya dan pergi mandi sedangkan Maureen masih memikirkan tipe-tipe kakak ipar yang pas untuk kakak kulkas sepuluh pintunya itu.
Malam tiba, Skyler dan Maureen sedang bingung karna Kiara sama sekali tidak memasakkan mereka makanan sebelum pergi.
"Bunda sama Ayah belum pulang ya? Jadi siapa yang masak?" tanya Maureen.
"Kita delivery aja." jawab Skyler.
"Nanti kak Marvel gak mau makan Uncle. Kak Marvel paling anti sama makanan luar." jawab Maureen.
"Jadi gimana? Masa kita mau mati karna kelaparan?" tanya Skyler.
"Uncle masak, Maureen gak pandai masak." ucap Maureen.
"Seharusnya kamu yang masak, cewe itu harus bisa masak. Jangan-jangan kamu cewe jadi-jadian ya." ucap Skyler. Maureen cemberut. Ia sangat lapar dan Skyler malah memancing amarahnya.
"Ck, berisik sekali." ucap Marvel sambil berjalan melewati meja makan dan mengambil apron lalu mengenakannya di tubuhnya agar bajunya tidak kotor.
"Aku yang akan masak." ucap Marvel.
"Nah bagus!" ucap Skyler. Maureen yang pertama kali melihat kakaknya itu menggunakan Apron langsung membuat vidio Marvel tengah memasak. Ia yakin followersnya akan bertambah jika ia posting ini di media sosial.
Dua puluh menit menahan lapar, Akhirnya Marvel selesai dengan masakannya. Tampilan masakan Marvel sangat menggugah selera. Sepertinya itu enak.
"Markicob! Mari kita coba!" ucap Skyler senang. begitu pun dengan Maureen yang juga tampak senang.
Marvel duduk di meja makan dengan wajah datarnya dan mencoba ayam goreng serta nasi goreng buatannya.
"Woah! Jinjja? Daebak! Ini enak banget!" ucap Maureen. "Kak Marvel lain kali harus masak lagi sih. Ini sumpah enak banget, kalau boleh jujur lebih enak dari masakan bunda." ucap Maureen.
"Setuju, masakan Papa sama masakan Kak Kiara kalah sama masakan kamu Vel!" ucap Skyler.
"Yah Maureen gak pernah ngerasain masakan Grandpa. Gimana rasanya Uncle?" tanya Maureen.
"Ya mau gimana? Grandpa dan Grandma kamu udah meninggal bahkan sebelum kalian di buat. Masakan Papa itu gak bisa di gambarkan dengan kata-kata, bahkan masakan mama Kinan aja kalah." jawab Skyler. Maureen mengangguk sedangkan Marvel tetap di posisi diam sambil menikmati masakannya itu.
"Simple aja sebenarnya, selagi ada sosmed orang yang gak pandai masak jadi pinter masak." ucap Skyler.
•••Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments