Malam hari udara mulai terasa dingin sekitar 20°C.
Mereka menikmati makan malam bersama di dalam hotel dengan pemandangan danau di malam hari yang berhiaskan lampu-lampu taman di halaman belakang hotel Toba.
"Besok mau ngapain lagi??" tanya Jorrian.
"Kita sewa sepeda, trus kita lanjut trekking ke perbukitan sana, tadi aku sudah tanya-tanya, nanti ada pemandunya, jadi ada rombongannya. Besok pagi jam 8 mulai jalan dari tempat sewa sepedanya. Nanti kita bakalan nanjak ke arah perbukitan di atas sana," jawab Jordan.
"Trekking itu apa??" tanya Marissa.
"Mendaki, seperti naik gunung," jawab Jordan.
"Oooo, capek dong??" tanya Marissa lagi.
"Yaa lumayan, tapi kalau Icha mau ikut nanti Abang gendong di belakang," jawab Jordan.
"Ga mau, masa' aku digendong. Aku disini aja sama ibu," ucap Marissa.
"Bener Cha, ga mau ikut??" tanya Jovan.
"Iya, jauh pasti capek," jawab Marissa.
"Jangan nyesel yaa kalau ga ikut," ucap Jordan.
"Iya," jawab Marissa.
Josie hanya diam mendengarkan percakapan kedua saudaranya dengan Marissa.
Keesokan paginya, Jordan dan Jovan tengah bersiap untuk aktivitas biking dan hiking pagi itu.
"Jos!! ayo buruan, Abang tunggu di bawah, kalau 15 menit ga muncul juga, Abang tinggal !!" ucap Jordan setengah kesal melihat adiknya belum bersiap.
"Abang duluan aja, nanti aku nyusul," jawab Josie dengan malas.
"Jangan salahin Abang kalau kamu ditinggal," ucap Jordan.
"Iya, Bang," jawab Josie.
Setelah Jordan dan Jovan keluar, Josie menghampiri kamar Marissa yang bersebelahan dengan kamarnya.
"Eh Josie, lho katanya mau jalan-jalan, kok masih disini??" tanya Riska.
"Nanti aku nyusul aja Te. Icha mana, Te??" tanya Josie.
"Tuh lagi tiduran sambil nonton film kartun," jawab Riska.
"Aku masuk ya, Te," ucap Josie meminta izin untuk masuk ke dalam kamar.
Josie pun berjalan menghampiri Marissa, kemudian ia duduk di pinggiran tempat tidur.
"Cha, ikut yuk, daripada disini cuma nonton kartun," ajak Josie.
"Ga mau, nanti Icha capek, jalannya naik-naik," jawab Marissa.
"Hmmm, gimana kalau Icha ikut Abang, trus pas nanti trekking, kalau Icha sudah capek, Abang berhenti," ucap Josie.
"Trus ngapain kalau berhenti??" tanya Marissa.
"Yaa kita istirahat, setelah itu mau lanjut atau pulang terserah Icha, yang penting Icha ikut yaa," bujuk Josie.
"Tapi aku ga mau digendong!!" ucap Marissa.
"Iya, Abang ga akan gendong Icha," jawab Josie.
"Ikut yaa, Bang Jordan sama Jovan sudah nunggu tuh di bawah, yuk," bujuk Josie lagi.
Setelah berfikir beberapa saat, Marissa pun setuju.
Setelah Marissa berganti pakaian, mereka turun menemui Jordan dan Jovan yang sudah menunggu di teras hotel.
"Yuk, Bang !!" ucap Josie sambil terus berjalan menuju tempat berkumpulnya wisatawan yang akan menjadi menjelajah Danau Toba dengan bersepeda dan mendaki.
"Laaah, dia yang telat dia jalan duluan!! Eh Icha jadi ikut tuh??!! " tanya Jordan sambil berjalan mengikuti Josie.
"Iya, Icha tanggung jawab aku. Pokoknya aku sudah buat perjanjian sama Icha, ya Cha??" jawab Josie.
"Iya,Bang," tambah Marissa.
"Apaan sih, pakai perjanjian segala??" protes Jovan.
"Ada deee, ya Cha??," canda Josie.
" Iya," jawab Marissa girang.
Tak lama, setelah berkumpul dan briefing singkat, mereka pun mulai bersepeda dengan rombongan wisatawan lainnya.
"Cha, pegangan yaa," ucap Josie sambil mengayuh sepedanya.
"Iya Bang," jawab Marissa sambil berpegangan pada sadel sepeda.
Matahari bersinar cerah, tetapi hembusan angin terasa cukup dingin pada suhu 21° C.
Setelah hampir 1 jam mengayuh sepeda, mereka mulai menuju ke area perbukitan, yang jalannya cukup menanjak.
Josie yang membawa beban lebih mulai lelah, ia pun memutuskan beristirahat sebentar.
"Bang, aku istirahat dulu yaa, ntar aku nyusul," ucap Josie.
"Gantian aja. Cha, pindah ke sepeda Abang, gantian!! " pinta Jordan.
Marissa pun menurut.
"Yuk, kita lanjut," ajak Jordan setelah Marissa duduk di sepedanya.
Mereka bertiga kembali mengayuh sepedanya hingga sampai di pos pemberhentian untuk meletakkan sepedanya, karena perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki.
"Icha, nanti bilang yaa, kalau sudah capek," ucap Josie yang berjalan mendampingi Marissa.
"Iya, Bang," jawab Marissa.
Perjalanan pun di mulai, pemandangan indah Danau Toba pun terlihat indah dari atas bukit. Perbukitan nan hijau dengan danau yang biru membuat Jordan tak luput untuk mengabadikannya ke dalam handycamnya.
Tak terasa hampir 1 jam mereka berjalan, Marissa pun mulai merasa lelah.
"Bang, aku capek," ucap Marissa kepada Josie.
"Yuk, kita istirahat disini. Icha duduk dulu, ini minum dulu," ucap Josie penuh kesabaran.
"Makasih, Bang," jawab Marissa sambil menenggak minuman dari botol.
"Mau roti??" tanya Josie lagi.
Marissa pun menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
Sementara itu, Jovan dan Jordan masih berjalan bersama dengan rombongan hiking.
"Bang!! Bang Josie kayaknya ketinggalan di belakang deh," ucap Jovan.
"Iya, biarkan saja. Dia kan sama Icha," jawab Jordan.
"Ga ditungguin??" tanya Jovan khawatir.
"Nanti kita yang ketinggalan, biarkan aja. Josie pasti tahu harus ngapain. Kita lanjut aja," jawab Jordan sambil terus berjalan.
Jovan tampak ragu untuk meninggalkan Josie dan Marissa, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti Jordan.
"Bang, Icha ga mau jalan lagi yaa, capek, kaki Icha pegel," ucap Marissa.
"Icha mau turun?? kembali ke hotel?? " tanya Josie dengan lembut.
"Boleh ya,Bang?? " pinta Marissa dengan wajah memelas.
Ingin rasa hati menolaknya, tetapi melihat wajah Marissa yang semakin memerah karena kelelahan, ia pun hanya bisa tersenyum dan mengiyakannya.
"Yuk, kita turun, pegang tangan Abang, karena jalannya menurun," ucap Josie sambil memberikan tangannya.
Marissa pun berpegangan pada tangan Josie untuk menuruni bukit.
Josie kemudian mengirimkan pesan singkat kepada Jordan.
"Bang, aku turun, ga lanjut. Titip foto sama videonya yaaa."
"Kenapa?? Icha kecapean??" tanya Jordan.
"Iya,Bang, ketemu nanti di hotel yaa. Hati-hati Bang!! Maaf yaa," balas Josie.
"Iya,ga papa, kamu juga hati-hati jagain Icha," ucap Jordan.
"Iya, Bang," jawab Josie sambil terus berjalan kembali ke Hotel.
Jordan dan Jovan pun tetap melanjutkan perjalanan mereka menuju puncak bukit, sementara Josie mengantarkan Marissa kembali ke hotel.
Sesampainya di hotel, Josie mengantarkan Marissa kembali ke kamarnya, sedangkan ia bersepeda di sekitar danau untuk menghilangkan kekecewaannya.
Di malam hari, mereka kembali berkumpul untuk makan malam bersama.
Jovan dengan penuh semangat menceritakan kegiatannya hari itu. Jordan pun menambahkan dengan memperlihatkan video yang ia ambil selama perjalanan.
Josie tersenyum kecut mendengarkan keseruannya. Marissa yang memperhatikan Josie pun merasa bersalah, membuatnya tidak banyak bicara sepanjang makan malam.
Josie menyadari hal tersebut pun bertanya,
"Kenapa Cha, kok diam aja."
"Ga papa, Bang," jawab Marissa sambil memainkan makanannya.
"Icha, ga suka sama makanannya?? mau pesan menu yang lain??" tanya Josie.
Marissa pun menjawab tanpa bersuara, hanya dengan menggelengkan kepalanya saja.
"Icha sakit??" tanya Josie lagi.
"Ga kok Bang, Icha ga papa," jawab Marissa.
"Icha ga papa kok, Jos. Hanya pegal-pegal aja kakinya," jawab Riska mewakili putrinya yang masih merasa tidak enak dengan Josie.
"Maafin Josie ya, Te," ucap Josie dengan nada penyesalan.
"Ga papa kok, Jos. Kamu santai aja, ga usah dipikirkan," jawab Riska sambil tersenyum ke arah Josie.
"Oiya, besok kalian mau kemana??" tanya Jorrian.
"Ke Samosir yuk, Yah!!" pinta Jovan.
"Rencana ayah juga begitu. Besok pagi sekitar jam 9 kita nyebrang ke Samosir. Nanti kalian bisa lanjut bermain di sana. Bisa rental sepeda lagi untuk mengelilingi pulau Samosir atau nanti bisa sewa kayak," usul Jorrian yang segera disetujui oleh ketiga putranya.
Keesokan paginya setelah sarapan, mereka telah siap untuk menaiki kapal feri yang akan membawa mereka menuju ke pulau Samosir.
Kapal feri yang mereka gunakan cukup besar untuk menampung hampir 300 orang, 10 mobil serta puluhan motor dan sepeda.
Kapal tersebut menyusuri pinggiran danau, untuk melihat batu gantung sebelum akhirnya menuju Tomok, Pulau Samosir.
Sesampainya di sana, ketiga putra Jorrian telah siap dengan sepedanya masing-masing dan segera menjelajah wilayah Tomok.
Sedangkan Jorrian, mengajak istrinya dan Riska menuju tempat perbelanjaan.
"Mau beli apa??" tanya Jorrian.
"Apa yaa??" tanya Jovanka yang cukup bingung, karena tidak ada satu pun barang yang menarik minatnya.
"Ga beli ulos?? kalung, gelang khas Tomok??" tanya Jorrian lagi.
"Buat apa, Bang. Ga kepakai juga nantinya, malah jadinya mubadzir," jawab Jovanka.
"Eh Ris, ada yang mau kamu beli ga?? ambil aja, ga usah ngeliat saya," ucap Jovanka.
"Ga kok Mbak, ga ada yang menarik untuk dibeli," jawab Riska.
"Icha, mau beli apa??" tanya Riska.
"Ga ada, Icha lagi ga mau beli apa-apa," jawab Marissa.
"Yowes, kita jalan-jalan saja kalau gitu," ucap Jorrian.
Sementara itu, ketiga putra Jorrian tengah asyik berkeliling di desa Tomok, sambil sesekali mereka berhenti untuk berfoto.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
vhieh
next kak
2022-04-22
1
Ervina Pascarihana
kok tau daerah samosir. aku ngga tau tomok😁
2022-03-26
0
leneva
laaanjoooooot...
aku juga lanjut menghalu
2022-03-26
0