Setelah puas berlibur di danau Toba selama 5 hari, menjelajahi pulau Samosir, menikmati derasnya air terjun Sipiso-piso, bermain kayak dan jet ski, rombongan keluarga Chen dan Riska berangkat menuju Singapura.
Sesampainya di Singapura, mereka menuju hotel di kawasan Bugis Street. Setelah check-in hotel, Jorrian mengajak berkeliling dengan berjalan kaki ke pusat perbelanjaan Bugis Market.
"Yang mau belanja, inilah tempat terbaik, untuk yang kantongnya pas-pasan, kalau kantongnya tebal yaa Orchardlah tempatnya," ucap Jorrian.
"Bun, Singapura cuma tempat belanja?? ga ada tempat main??" tanya Marissa.
"Ada, sayang, nanti kita ke tempat bermain," jawab Jovanka sambil tertawa.
"Bang, Icha minta ke tempat bermain," ucap Jovanka kepada Jorrian.
"Oke ga masalah, nanti kita ke tempat bermain, yaa Cha," ucap Jorrian.
"Makasih, Yah!!" jawab Marissa girang.
Sementara para ibu berbelanja, Josie yang sudah mulai bosan dan lapar, mengajak Marissa menunggu di food court. Jovan yang melihat pun turut serta.
"Yah, aku nunggu di food court aja yaa, laper nih," ucap Josie.
"Iya, kamu sama siapa aja??" tanya Jorrian.
"Sama Icha dan Jovan," jawab Josie.
"Bang Jordan mana??" tanya Jorrian.
"Ga tahu, nanti aku SMS aja," jawab Josie.
"Ini uangnya," ucap Jorrian sambil mengeluarkan beberapa lembar 10 dollar.
"Makasih, Yah!! aku ke food court sekarang yaa," ucap Josie.
"Iya, hati-hati," Jorrian mengingatkan.
Sesampainya di food court, Josie segera memesan makanan dan minuman untuk mereka bertiga.
"Es kacang merah 2, es cincau 1 untuk Icha," ucap Josie saat memesan minuman.
"Prata pisang keju 1, pisang coklat 2," ucap Josie.
Tak lama, pesanan mereka pun tiba. Tanpa menunggu, mereka pun segera menikmatinya.
Jordan yang tersadar jika kedua adiknya sudah tidak berada disekitarnya pun mengirim pesan singkat ke Josie.
"Kamu dimana??"
"Food court," jawab Josie.
"Tunggu disitu, aku kesana," balas Jordan.
Setelah meminta izin Jorrian, Jordan segera menuju ke food court yang tak jauh.
Setelah menemukan kedua adiknya, Jordan pun ikut duduk bersama.
"Makan apa??" tanya Jordan.
"Prata keju dan coklat, tapi sudah habis. Beliin lagi, Bang," pinta Jovan.
"Mau apa??" tanya Jordan.
"Kwetiau goreng, nasi lemak, nasi hainan," jawab Josie.
"Ada lagi??" tanya Jordan.
"Es Milo, es Cappucino cincau, es kacang merah," jawab Josie.
"Tunggu, Abang pesan dulu," ucap Jordan.
Tak lama menunggu, pesanan mereka pun datang. Mereka pun menikmati makan siangnya dengan lahap.
Jordan kembali mengeluarkan handycamnya dan merekam makan siang mereka.
"Cha, seneng ga??" tanya Jordan sambil tetap merekam.
"Seneng baaangeeeeettt!!" jawab Marissa dengan senyum merekah.
"Icha makan apa?? minumnya?? enak ga??" tanya Jordan lagi.
"Icha makan nasi ayam, ini apa tadi Bang??" tanya Marissa.
"Nasi ayam Hainan," jawab Josie.
"Oiya, nasi ayam Hainan, trus minumnya es Milo, enak banget, es nya seger!!" ucap Marissa penuh semangat.
"Setelah ini, Icha mau apa??" tanya Jordan.
"Mau main, dimana sih tempat mainnya??" tanya Marissa, sambil mencari lokasi tempat bermain.
"Ada kok, nanti kita kesana," jawab Jordan.
"Nanti kalau liburan lagi, kita pergi sama-sama ya Cha," ajak Josie.
Marissa menjawab sambil menganggukkan kepalanya.
Setelah selesai makan, Jovan melihat ke sekeliling food court, dilihatnya tempat penyewaan motor dan mobil kecil yang menggunakan baterai.
"Bang, aku mau naik itu sama Icha yaa," pinta Jovan.
"Mobil-mobilan??" tanya Jordan.
"Iya, Bang," jawab Jovan.
"Tunggu, abang tanyain dulu," jawab Jordan yang segera menuju tempat penyewaan mobil-mobilan.
Tak lama kemudian, Jordan kembali menghampiri Jovan.
"Usia maksimal 12 tahun, alhamdulillah kamu masih 11 tahun, masih aman. Tadi Abang sudah bayar untuk 30 menit. Kamu pilih aja mobilnya yang mana," ucap Jordan.
"Cha, ikut abang naik mobil-mobilan yuk!!" ajak Jovan penuh semangat.
Tanpa menunggu lagi, Marissa segera berdiri dan keduanya pun menuju tempat penyewaan mobil-mobilan tadi.
Jordan dan Josie pun mengikuti dari belakang.
Setelah memilih mobilnya, Jovan mulai mengendarainya mengelilingi area permainan yang cukup luas.
Jordan dan Josie pun kembali mengabadikan momen tersebut.
30 menit berlalu, kedua orang tua Jovan dan Marissa telah selesai berbelanja dan menyusul anak-anak mereka ke food court.
"Kita pesan makan dulu aja. Jordan bilang mereka lagi di area bermain dekat sini," ucap Jorrian.
" Yowes yuk, kita pesan makanan dulu," ucap Jovanka sambil melihat-lihat menu makanan yang tersedia.
Sementara itu, Marissa dan Jovan yang telah selesai mengendarai mobil-mobilan, terlihat asyik bermain di tiang gantungan. Kemudian mereka berlari menuju jembatan gantung dan kembali turun melalui prosotan. Ntah sudah berapa kali putaran yang mereka lakukan tanpa lelah.
"Bang, kita main sniper aja yuk," ajak Josie.
"Yang mana??" tanya Jordan.
"Itu yang ada motif loreng tentaranya dekat mesin capit," tunjuk Josie.
"Ayok, satu-satu yaa. Kita tanding skorenya!!" jawab Jordan.
"Ayok !!" ucap Josie yang segera berlari menuju area permainan menembak.
Hari pertama di Singapura dimanfaatkan untuk bermain oleh anak-anak mereka.
Canda dan tawa keempatnya tidak lepas hingga akhir permainan.
Menjelang sore, Jorrian mengajak untuk kembali ke hotel.
Di kamar hotel, Marissa tak sabar untuk membongkar tas belanja ibunya.
"Ibu beli apa aja??" tanya Marissa.
"Kamu lihat saja sendiri isinya," jawab Riska sambil memberikan tas belanjanya.
"Aku buka ya, Bu."
"Iya."
Tanpa menunggu lagi, Marissa mulai mengeluarkan isi tas belanjanya satu persatu.
Pertama-tama, ia membuka tas belanja berisi sepatu dan sandal.
"Ini sandal ibu?? bagus bangeeet!!"
"Trus ini??!! sepatu buatku?? " tanya Marissa pada sepasang sepatu sandal berwarna merah bata dengan pita hitam di belakang.
"Iya, itu untuk Icha. Icha suka ga??" tanya Riska.
"Sukaa, Icha suka banget!!! aku coba ya Bu!!" ucap Marissa dengan mata berbinar.
Ia pun segera mencoba sepatu barunya itu.
"Gimana?? pas tidak??"
"Pas Bu, kegedean sedikit sih," jawab Marissa sambil bercermin.
"Ibu sengaja beli yang sedikit lebih besar, biar lebih awet dipakai. Kalau beli yang pas ukurannya, tahun depan bisa jadi sudah tidak muat lagi, kan sayang," jelas Riska.
"Iya Bu, makasiiii," ucap Marissa sambil memeluk ibunya.
"Yuk, dibereskan dulu. Setelah ini kita sholat yaa, di jamak dzuhur dan ashar."
"Sama seperti waktu di Danau Toba ya, Bu??"
"Iya, sama seperti kemarin."
"Sekarang, ibu mau mandi dulu, setelah itu kita jama'ah yaa."
Setelah itu keduanya pun beristirahat hingga waktu maghrib tiba.
Berlibur di Singapura membuat Marissa sangat bahagia, berulang kali ia mengucapkan terimakasih kepada keluarga Jorrian hingga membuat mereka terharu.
Ketiga putra mereka pun merasakan hal yang sama. Rasa sayang mereka terhadap Marissa membuat mereka saling berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik untuk adik kesayangannya.
Semua momen yang mereka rekam di dalam kameranya akan menjadi kenangan terindah untuk mereka simpan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ervina Pascarihana
3 cowok itu kok manis banget sich.
jujurly, kenyataannya ada nggak ya yang kayak gini.
2022-03-26
0