CEO Pecel Lele

Sabtu ini Indah berjanji akan bertemu dengan Anggun, entah apa yang akan temannya itu katakan?, sepertinya Anggun sedang galau akut, dengan menggunakan kaos kebesaran berwarna coklat, dengan gambar bunga matahari yang besar, Indah terlihat sangat manis, dia selalu cocok memakai apa saja, walau kulitnya tidak putih.

Mereka berjanji akan bertemu di kedai bakso langganan mereka, hanya butuh waktu 15 menit, gadis itu telah sampai pada tempat yang mereka janjikan, ternyata Anggun telah sampai duluan.

"Assalamualaikum Anggun yang selalu cantik" Indah berbisik dibelakang telinga Anggun, gadis itu tengah fokus pada gadget nya.

"Wa'alaikumsalam, ish gue berasa disapa setan tau nggak sih" Anggun mengusap tengkuknya

Indah cekikikan "Ih mana ada setan semanis gue" Dia mendudukkan pantatnya pada kursi panjang diseberang Anggun.

"Kenapa nggak kerumah aja sih nggun? biasanya juga main kerumah kalau mau cerita-cerita"

"Gue mau makan bakso dulu yang pedes, abis itu, baru kerumah Lo"

"Lo harus tau ya Nggun, sekarang gue bakal jarang keluar, kecuali ngajar, dan_" Indah nampak berpikir, "Sore, atau nggak pagi, atau kalo nggak, lagi mendung" Indah selalu mempraktekan apa yang ia ucapkan, dan menghitung dengan jarinya.

Anggun memicingkan matanya, seraya memiringkan kepalanya, "Ada apa nih?"

"Soalnya gue lagi perawatan kulit, gue nggak mau kulit gue makin hideng" ujarnya dengan mengusap kulit tangannya.

Anggun menahan tawanya, "Sejak kapan Lo peduli sama kulit, bukanya selama ini cuek-cuek aja"

"Ahh jangan dibahas sekarang, gue malu"

"Tipe-tipe kaya Lo punya malu"

"Gue kan cewek tulen Nggun" Indah mesem-mesem sendiri, "Eh Lo udah pesen baksonya?"

"Udah dua, punya Lo pake sayur yang banyak, dan bungkus satu, buat Nyonya Masnah"

"Pinter, terharu gue, Lo selalu inget sama nyokap"

"Cihhh biasa aja, dari pada emak tiri gue, bikin emosi aja dirumah"

"Sabar ... oke bestie"

Obrolan mereka terhenti saat pak Dul mengantar pesanan mereka.

"Sama-sama neng, udah lama nih neng Anggun sama neng Indah nggak datang" ujar laki-laki yang berusia 45 tahun itu, seraya menaruh mangkuk bakso.

"Iya Pak Dul, nih sih Indah katanya mau mutihin badan, makanya nggak keluar-keluar" ledek Anggun, membuat Indah melotot memberi ancaman.

"Neng Indah kayaknya lagi jatuh cinta nih"

"Ahh pak Dul bisa aja" Indah melambaikan tangannya

"Neng Indah tuh cocok kayak gini, kulit eksotis khas kita, manis nggak ada yang nyamain"

"Jangan dipuji Pak, nanti dia batal perawatan kulitnya" seloroh Anggun

"Ahhh udah-udah, pak Dul tuh banyak pesanan, jangan ikut gosip kita ciwik-ciwik" usir Indah, dia tak ingin rana pribadinya dibahas orang lain.

"Yasudah saya tinggal dulu, selamat menikmati" ujar Pak Dul, laki-laki itu undur diri, melayani pembeli yang lain.

Kini Indah dan Anggun telah sampai dirumah Indah, mereka langsung kekamar Indah, seperti rumah sendiri Anggun merebahkan tubuhnya di kasur kesayangan Indah, diikuti Indah yang ikut merebahkan tubuhnya disebelah Anggun.

"Gue harus gimana Ndah, cowok gue menghindar terus, benar-benar nggak ada kabar" Anggun memejamkan matanya.

Indah nampak tengah berpikir, ia menoleh kearah Anggun, sebanyak kekasih Anggun, baru kali ini dia tidak mengenal lelaki itu, Anggun yang rencananya ingin memperkenalkan kekasihnya pada Indah, tapi laki-laki itu malah menghilang, dan meminta waktu untuk menemuinya lagi.

"Dia minta Lo buat nunggu dia kan?" Anggun menjawab dengan anggukan

"Sebaiknya Lo bersabar dulu deh, kita liat sebulan kedepan, kalo emang dia masih nggak ada kabar, Lo harus bawa gue kerumah tuh cowok, biar gue yang hajar"

"Gue baru kali ini ngerasa klik banget sama cowok, dia udah dewasa, dan kayak cowok yang benar-benar bertanggung jawab, jadi gue heran, kenapa bisa dia menghilang gitu aja" Anggun kini menatap kearah Indah.

"Positif thinking aja, mungkin emang dia lagi ada masalah besar"

"Tapi seharusnya dia tetap kasih kabar ke gue, Bokap udah nanyain keseriusan dia"

"Iya juga sih, ishh gue kok jadi kesel sendiri ya"

"Jadi menurut Lo, gue harus apa?"

"Iya kayak yang tadi gue bilang, mau nggak mau Lo nunggu dulu selama sebulan ini, tapi kalo nggak ada kabar lagi, berarti dia bukan cowok yang baik, dan gue harus turun tangan" geram Indah, ia mengepalkan kedua tangannya, gemas ingin memboxing laki-laki yang telah menggantung hubungan sahabatnya.

"Okeh, gue ikutin saran Lo" Anggun tersenyum.

"Gitu donk, ini namanya baru Anggun" mereka berpelukan dengan posisi yang masih sambil tiduran.

"Lo nginep kan?" tanya Indah, ia melepaskan pelukannya

"Pulang, Bokap lagi sakit"

"Ihh nggak asik"Indah memanyunkan bibirnya, tangannya bersedekap didada "Kan ada nyokap Lo sekarang yang ngurusin"

"Nyokap tiri gue agak aneh sekarang, lebih banyak diem dan ngelamun, jadi gue nggak percaya ninggalin Bokap"

Indah mengangguk-angguk mendengar ucapan Anggun.

"Mungkin dia udah insaf sekarang" keduanya cekikikan bersama.

"Anggun pulang ya Tante" pamit Anggun pada Masnah

"Kirain Tante nginep"

"Lain kali Tante, Papa lagi sakit"

"Yasudah hati-hati, salam sama Mama dan Papa kamu ya"

"Iya Tante,Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab Masnah dan Indah berbarengan, mereka menunggu sampai mobil Anggun tak terlihat.

...*****...

Hari minggu waktunya Indah bermalas-malasan, warung sayur ibunya juga tutup, setelah menunaikan kewajibannya Indah kembali menarik selimutnya.

"Inddaaaahh"

"Ndaahhh"

Suara cempreng Wak Disa mengganggu tidur Indah, baru saja dia akan memejamkan matanya, dan menghayal wajah mas gantengnya.

"Ada apa sih nih orang?, nggak bisa gitu, nggak ganggu ketenangan gue sehari aja" Indah mengacak-acak rambutnya, kesal yang tak jadi menikmati hari liburnya.

"Ada apa Mba?" terdengar suara Ibu Indah menghentikan suara petasan Disa.

"Indah libur kan hari ini?"

"Iya"

"Mana anaknya, panggil sekarang, anak gadis nggak baik bangun siang"

"Ada apa sih Wak, nggak bisa apa nggak teriak-teriak?" Indah keluar dengan wajah kesal dan rambut acak-acakan.

"Kamu tuh udah umur 25, masih aja bangun siang, gimana jodoh mau dateng_"

"Duh Wak, nggak usah ceramah deh, ada apa?" potong Indah ucapan Disa, kepalanya benar-benar pusing, sebab masih mengantuk.

"Nggak sopan, orang tua lagi ngomong langsung dipotong, nggak menghargai banget" Indah memutar matanya jengah, Waknya ini kalau sudah ceramah, pasti seperti kereta, padahal tidak diundang dan dibayar.

"Kamu belikan pecel lele yang lagi viral, hari ini baru launching, Selly pengen sarapan pecel lele itu, kamu harus kesana, kasihan Selly kalau harus mengantri, dia lagi nggak enak badan" perintah Disa tak mau dibantah.

"Hadehh kenapa nggak Wak aja yang beli sendiri, kenapa harus Indah? kan bisa pesan ojol juga" jawab Indah yang tak terima, pagi-pagi sudah disuruh-suruh.

"Kamu kan nganggur, daripada molor, mending kamu antri disana, siapa tahu dapat jodoh"

"Ngg_"

"Ndah, udah sana siap-siap, kasihan Selly lagi sakit" baru saja Indah akan membantah, tapi Masnah malah memaksanya mengikuti perintah saudara rasa musuhnya itu.

"Ibu.... ihh"

Arrggghhh

"Yaudah deh" Akhirnya Indah hanya bisa pasrah, jika Ibunya sudah turun tangan.

"Ini beli berapa? Indah nggak mau kalo beli cuma buat Selly" Indah mengambil uang satu lembar berwarna biru dari Disa.

"Wak nggak tau, tapi jika kurang, kamu yang nombokin"

"Wak nggak ada akhlak, udah nyuruh, nggak ngasih uang bensin, belum lagi waktu Indah yang terbuang buat ngantri, kalo sampe duitnya kurang, Indah cuma mau beli buat Indah sama ibu" gerutunya, tapi tak menyurutkan langkahnya kedalam untuk mencuci muka dan ganti pakaian.

Dengan menggunakan Hoodie pink, dan celana kulot putih, Indah membawa motor kesayangannya menuju tempat yang disebutkan Selly lewat pesan berlogo hijau. Tempat itu terletak dikawasan perkantoran, dan ditengah-tengah antara mall dan hotel, sungguh kawasan yang strategis.

Indah menggembungkan pipinya, melihat antrian yang mengular, padahal ini cuma pecel lele, dan ini masih jam setengah tujuh pagi, tapi sudah banyak warga yang antusias datang berbondong-bondong hanya untuk mencoba sensasi rasa yang berbeda dari pecel lele, banyak diantara mereka adalah anak-anak muda yang sehabis jogging, terlihat dari kostum yang mereka pakai.

Indah pun turut masuk dalam barisan, semoga antriannya tidak lama, doa Indah dalam hati. Matahari mulai naik, beruntung Indah menyemprotkan parfum lebih banyak, jadi dia tetap wangi walau belum mandi, doa Indah terkabul, langkah kakinya semakin maju, itu berarti tandanya antriannya mulai berkurang.

Indah kini berada pada barisan kesepuluh dari depan, Indah menangkap sosok yang ingin dimimpikannya pagi ini

"Ooeemjii, apa gue tidur beneran?, itu mas ganteng kan? ngapain dia disini? apa jangan-jangan dia CEO Pecel Lele ini?" Indah bersorak dalam hati, lalu ia mencubit pipinya "Auu sakit, gue nggak mimpi, untuk pertama kalinya seumur hidup gue harus bilang makasih sama Wak, nggak rugi gue nggak jadi tidur, doa Wak dikabulkan, gue ketemu sama jodoh gue didunia nyata" Indah menyunggingkan senyum manisnya.

.

.

.

.

Ayo donk, banyakin like komenya, biar makin semangat 😍😘❤️

Terpopuler

Comments

jhon teyeng

jhon teyeng

kl sdh1 bln mo.kamu tonjok itu cowok😋😋😋😋

2023-05-22

0

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Indah bener2 PeDe tingkat dewa 😂😂😂
Abdi pacar Anggun ?????

2022-06-29

0

Almiraaa Nasution

Almiraaa Nasution

Ngantri seharian juga betah ini mah😆😆

2022-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Indah Lararenjana
2 Tamu istimewa
3 Kilas Balik Abdi (I)
4 Kilas balik Abdi (II)
5 CEO Pecel Lele
6 Selly Hamil?
7 Perang Doa
8 Thomas
9 Sinyal jodoh
10 Pura-pura
11 Perhatian
12 Pagi yang sempurna
13 I'ts my Dream
14 Kesepakatan
15 Pinjam cincin kamu
16 Malam Pertama
17 Bahasa Enggres
18 Perkara Lele
19 Tetangga
20 Keputusan
21 Orang ketiga
22 Mengibarkan Bendera Perang
23 Es teri (Isteri)
24 Keluarga Bahagia
25 Abdi dan Thomas
26 Memulai Hidup Baru
27 Jujur
28 Penguntit
29 Semakin Nyaman
30 Membuat Cemburu
31 Pacaran setelah menikah
32 TCI 32
33 TCI 33
34 TCI 34
35 TCI 35
36 TCI 36
37 TCI 37
38 TCI 38
39 TCI 39
40 TCI 40
41 TCI 41
42 TCI 42
43 TCI 43
44 TCI 44
45 TCI 45
46 TCI 46
47 TCI 47
48 TCI 48
49 TCI 49
50 TCI 50
51 TCI 51
52 TCI 52
53 TCI 53
54 TCI 54
55 TCI 55
56 TCI 56
57 TCI 57
58 TCI 58
59 TCI 59
60 TCI 60
61 TCI 61
62 TCI 62
63 TCI 63
64 TCI 64
65 TCI 65
66 Hanya Visual
67 TCI 66
68 TCI 67
69 TCI 68
70 TCI 69
71 TCI 70
72 TCI 71
73 TCI 72
74 TCI 73
75 TCI 74
76 TCI 75
77 TCI 76
78 TCI 77
79 TCI 78
80 TCI 79
81 TCI 80
82 TCI 81
83 TCI 82
84 TCI 83
85 TCI 84
86 TCI 85
87 TCI 86
88 TCI 87
89 TCI 88
90 TCI 89
91 TCI 90
92 Pengumuman karya baru
93 Extra Part
94 Extra part 2
95 Ekstra Part Tiga
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Indah Lararenjana
2
Tamu istimewa
3
Kilas Balik Abdi (I)
4
Kilas balik Abdi (II)
5
CEO Pecel Lele
6
Selly Hamil?
7
Perang Doa
8
Thomas
9
Sinyal jodoh
10
Pura-pura
11
Perhatian
12
Pagi yang sempurna
13
I'ts my Dream
14
Kesepakatan
15
Pinjam cincin kamu
16
Malam Pertama
17
Bahasa Enggres
18
Perkara Lele
19
Tetangga
20
Keputusan
21
Orang ketiga
22
Mengibarkan Bendera Perang
23
Es teri (Isteri)
24
Keluarga Bahagia
25
Abdi dan Thomas
26
Memulai Hidup Baru
27
Jujur
28
Penguntit
29
Semakin Nyaman
30
Membuat Cemburu
31
Pacaran setelah menikah
32
TCI 32
33
TCI 33
34
TCI 34
35
TCI 35
36
TCI 36
37
TCI 37
38
TCI 38
39
TCI 39
40
TCI 40
41
TCI 41
42
TCI 42
43
TCI 43
44
TCI 44
45
TCI 45
46
TCI 46
47
TCI 47
48
TCI 48
49
TCI 49
50
TCI 50
51
TCI 51
52
TCI 52
53
TCI 53
54
TCI 54
55
TCI 55
56
TCI 56
57
TCI 57
58
TCI 58
59
TCI 59
60
TCI 60
61
TCI 61
62
TCI 62
63
TCI 63
64
TCI 64
65
TCI 65
66
Hanya Visual
67
TCI 66
68
TCI 67
69
TCI 68
70
TCI 69
71
TCI 70
72
TCI 71
73
TCI 72
74
TCI 73
75
TCI 74
76
TCI 75
77
TCI 76
78
TCI 77
79
TCI 78
80
TCI 79
81
TCI 80
82
TCI 81
83
TCI 82
84
TCI 83
85
TCI 84
86
TCI 85
87
TCI 86
88
TCI 87
89
TCI 88
90
TCI 89
91
TCI 90
92
Pengumuman karya baru
93
Extra Part
94
Extra part 2
95
Ekstra Part Tiga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!