Hari ini hari adalah Minggu, Dokter Doni datang ke Rumah sakit dengan berpakaian santai tanpa jas putih yang biasanya dia kenakan. Hari ini dia datang khusus untuk membawa Putri jalan-jalan di taman rumah sakit.
Keadaan Putri memang sudah membaik, dia sudah bisa di ajak keluar dengan memakai kursi Roda dan Dokter Doni berniat mengajak Putri, anak dari mantan kekasihnya tersebut untuk sekedar menghirup udara segar dan berjalan-jalan di taman rumah sakit.
Tok tok tok ....
Dokter Doni mengetuk pintu kamar dan masuk dengan tersenyum. Dia pun langsung menyapa Putri yang sedang duduk di ranjangnya.
"Selamat pagi cantik,'' sapanya dengan penuh senyuman.
"Selamat pagi juga om Dokter ganteng.'' Jawab Putri balas tersenyum ramah.
"Om mau ngajak kamu jalan jalan di taman rumah sakit, mau?" Tanya Dokter Doni duduk di tepi ranjang, menatap wajah putri yang entah mengapa selalu saja membuat hatinya merasa tenang.
"Mau om mau ..." Jawab Putri senyumnya semakin lebar.
"Ibu kamu dimana?"
"Di kamar mandi, Om.''
"Ya sudah, kita tunggu ibu kamu selesai mandi dulu ya, kita izin dulu sama beliau, oke?'' Ucap Dokter Doni mengusap lembut rambut panjang Putri lembut dan penuh kasih sayang.
"Baik om ..."
Tidak lama kemudian Iren keluar dari kamar mandi dengan rambut panjangnya basah terurai terlihat segar dengan kecantikan alami tanpa polesan make-up sedikitpun, membuat kecantikan terlihat natural.
Doni menatap takjub wajah Iren seolah terpesona dengan kecantikan mantan kekasihnya yang tidak berubah sedikitpun dari semenjak 10 tahun yang lalu.
"Dokter Doni ...? lagi ngapain anda di sini? bukannya sekarang hari Minggu, ya?"
"Eu ... aku memang sengaja datang kemari ingin mengajak Putri jalan-jalan di taman menghirup udara segar, dia pasti sumpek 3 hari di kamar terus, boleh kan?" Tanya Dokter Doni masih menatap wajah Iren membuat wanita itu seketika merasa gugup.
Iren pun menghela napas panjang lalu menatap wajah putri yang saat ini terlihat begitu senang lengkap dengan senyuman yang mengembang begitu lebar dari kedua sisi bibirnya.
"Boleh ya Bu ... Please ... Aku sumpek tiduran di kamar terus ...?" Putri memohon dengan mata sayu'nya menatap penuh harap.
Tidak tega melihat putrinya memohon dan mengiba Iren pun akhirnya memperbolehkan Dokter Doni membawa putri jalan-jalan di luar meskipun hatinya diselimuti rasa khawatir.
Setelah mendapatkan izin dari Iren Dokter Doni pun menggendong Putri ke kursi roda dengan sangat hati-hati.
"Kalau begitu kita permisi dulu ya ..." Ucap Dokter Doni dan langsung di jawab dengan anggukan oleh mantan kekasihnya itu.
"Hati-hati ya sayang."
Putri hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang.
Iren hanya bisa menatap Dokter Doni mendorong kursi roda Putrinya dengan hati-hati, wajah mantan kekasih yang juga ayah dari putrinya itu terlihat begitu bahagia lengkap dengan senyuman yang mengembang lebar dari kedua sisi bibirnya.
Entah mengapa ada rasa bahagia yang kini terselip di lubuk hatinya yang paling dalam, akhirnya Putri bisa bertemu dengan ayah kandungnya, meskipun dia belum bisa menceritakan kepada sang putri tentang siapa Dokter Doni sebenarnya.
'Aku harus bagaimana ya Allah ...?' (batin Iren)
❤️♥️
Akhirnya, Putri dan Dokter Doni pun tiba di taman Rumah sakit, taman luas lengkap dengan rumput berwarna hijau membentang yang dihiasi bunga-bunga dan pepohonan yang rindang lengkap dengan udaranya yang begitu segar. Mereka pun berteduh di bawah pohon besar yang sejuk.
Dokter Doni menatap wajah Putri dengan penuh kasih sayang, entah mengapa dalam hatinya ada sebuah perasaan yang sulit untuk diungkapkan, perasaan yang selama ini belum pernah dia rasakan, seperti sebuah ikatan batin yang dia sendiri tidak menyadarinya.
Dia baru bertemu selama 3 hari dengan putri tapi, sepertinya dia sudah sangat sayang dengan anak itu bukan karena dia anak dari mantan kekasihnya tapi karena sesuatu yang dia sendiri tidak tau apa.
Dokter Doni pun tidak tau mengapa dirinya bisa se'sayang itu kepada Putri. Tanpa dia sadari bahwa sebenarnya Putri adalah anak kandungannya sendiri.
"Om Dokter sudah menikah belum ...?" tanya putri tiba-tiba membuat Dokter Doni pun seketika merasa terkejut.
''Belum, mungkin karena om Dokter sibuk bekerja jadi Om tidak sempat untuk menikah."
Putri menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang.
"Putri, nanti kalau sudah sembuh, mau tidak om ajak jalan-jalan keliling Kota Jakarta..?"
"Mau om, aku gak sabar deh pengen cepat sembuh biar bisa jalan-jalan bareng om ..."
Mereka pun berbincang dan bercanda selayaknya anak dengan ayahnya. Tanpa terasa, matahari sudah di atas kepala kini Dokter Doni segera mengajak Putri kembali masuk ke dalam kamar rawat inap.
Di dalam kamar Dokter Doni melihat iren tertidur di sopa. Sepertinya dia benar-benar kelelahan karena harus menjaga Putri semalaman. Mereka berdua pun masuk tanpa mengeluarkan suara Putri segera berbaring di tempat tidur.
"Om, aku ngantuk deh, aku mau bobo ya ..." Ucap Putri
"Ia sayang.''
Tanpa di sadari mereka berdua pun tertidur bersamaan dengan sang Dokter yang tidur tepat di kursi yang berada di pinggir ranjang dengan menyandarkan kepalanya di tepian ranjang tersebut.
Jam 3 sore Iren bangun dari tidur siangnya, akhirnya dia bisa tidur lelap karena beberapa hari ini dia sangat kelelahan karena kurangnya istirahat.
Sontak Iren pun di buat kaget saat melihat Dokter Doni tertidur di samping ranjang anaknya sambil menggenggam tangan Putri. Matanya pun seketika berkaca kaca.
'Mungkin ikatan batin nya sebagai seorang ayah tidak bisa berbohong,' ( batin Iren )
Setengah jam kemudian Dokter Doni terbangun dari tidurnya, melihat ke sopa dimana Iren tertidur yang sudah tidak ada di sana. Dia pun menatap sekeliling, dan akhirnya melihat Iren sedang termenung sendiri di balkon Rumah sakit. Diapun menghampiri iren.
"Kamu di sini ...?" Tanya Doni.
"Kamu udah bangun ...?" Iren balik bertanya.
Suasana terasa canggung karena mereka hanya berdua saja berada di sana. Iren terbatuk seolah ingin mencairkan suasana.
"Makasih sudah mengajak Putri jalan-jalan keluar, seperti nya dia sudah mulai jenuh seharian di dalam kamar." Ucap Iren sambil melihat pemandangan di bawah sana.
"Ia sama-sama, lagian aku juga entah mengapa sangat menyayangi Putri seolah ada sesuatu yang sulit aku ungkapkan ..." Jawab Dokter Doni sembari menatap wajah mantan kekasihnya itu
"Bolehkah aku bertanya padamu Iren?'' Ujarnya lagi.
"Apa yang ingin kamu tanyakan?
"Mengapa kamu begitu membenci aku? Bukankah kamu yang meninggalkan aku untuk menikah dan memiliki anak dengan lelaki lain? Aku tidak mengerti mengapa kamu seolah-olah begitu tersakiti, padahal seharusnya aku yang marah karen di tinggal menikah oleh mu ...?" Tanya Dokter Doni mengeluarkan semua yang selama ini mengusik hatinya.
'Berarti dia benar benar tidak tau apa yang terjadi padaku 10 tahun yang lalu,' (batin Iren)
Seolah tak ingin membuka luka lama, dia hanya tersenyum kecut dan balik bertanya.
"Kenapa 10 tahun lalu kamu berangkat ke Singapura tidak bicara dulu sama aku dulu? dan juga gak pernah kembali. Kita pacaran selama 2 tahun lalu kamu tiba-tiba terbang ke Singapura kuliah di sana tanpa bicara sama aku dan tidak tau apa yang sebenarnya terjadi sama aku.''
"Kamu gak tau apa yang terjadi sama aku Doni,gimana sakit nya aku,gimana menderita nya aku semenjak di tinggalkan kamu...?" Iren terus menangis dan mengusap air mata.
Sementara Dokter Doni hanya mematung tidak mengerti apa yang di maksud mantan kekasihnya tersebut.
"Maksud kamu apa Iren? Aku gak ngerti? setelah 3 bulan aku di Singapura aku pulang dan datang ke rumah kamu, aku melihat kamu sudah menikah dan sedang mengandung,hati aku hancur Iren,aku gak nyangka kamu ninggalin aku buat nikah sama orang lain..." Dokter Doni berusaha menjelaskan.
" Stoooop...'' Teriak Iren.
"Kamu yang ninggalin aku,di saat aku sedaaaang......"
Iren tidak melanjutkan ucapannya.
"Sebaiknya kamu bertanya sama ibu kamu, Nyonya Fatma,tanya sama beliau apa yang terjadi sebenarnya..." Ujar nya lagi.
"Ibu aku...?" Dokter Doni kaget.
"Apa maksud kamu...?" Tanya Dokter Doni.
"Aku lelah Don,please kamu pulang,dan jangan sekali kali lagi kamu mengungkit masa lalu,karena itu hanya akan membuka luka lama dalam hati aku" Iren beranjak dari tempat duduk nya dan kembali ke dalam kamar.
Doni pun pergi tanpa mengucapkan satu katapun.
Setelah Dokter Doni pergi iren menangis sejadi jadi nya di kamar mandi karena dia tidak mau suara tangis nya membangun kan putri yang sedang tertidur.
'sakit,,,sakit,,,'
Gumam nya dalam hati sambil menepuk nepuk dada nya yang terasa sesak.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
MommyAtha
kiara mampir kesini
2022-01-28
0
🌸 andariya❤️💚
seru kak....semoga dokter dini nanti tanya dgn Bu Farma...jangan² Bu Fatma nanti akan berbohong 😡😡😡😡😡
2022-01-23
3
🌸 andariya❤️💚
tetap semangat 💪💪💪💪
2022-01-23
3