Chapter 5

Ilalang Yang Terluka.

oleh : Roosy.

*Aku Ilalang, hidup satu lahan bersama Bunga Mawar. Kita bersaudara, tapi dalam hidup kita seakan berantonim. Dia cantik dan menarik, tentu semua orang tahu bunga mawar. Dia menjadi pusat perhatian, dicintai, dikagumi dan dibanggakan oleh seluruh netra yang memandang. Tidak denganku, tentu ilalang itu terabaikan. Siapa yang sudi memandang Ilalang jika bunga mawar tumbuh di tengah-tengahnya. Semua netra akan memandang keindahannya. Dia memang cantik berbeda dengan diriku yang jelek.

Apakah aku iri? aku menjawab tidak. Mana mungkin aku iri dengan Saudaraku. Aku bersyukur dengan diriku meskipun keadilan itu tak aku ketahui seperti apa?

Ia, adil itu apa? apakah ketika mawar memakan Roti dan aku memakan Kerupuk. Roti dan Kerupuk berawal dari hari itu. Ia, aku ingat dengan jelas.

"Ilalang, kamu jaga rumah ya? Ibu dan Adik kamu Bunga Mawar hendak ke Warung."

Akupun mengangguk tanda mengerti. Aku melihat kepergian Ibu dan Mawar yang terlihat bahagia.

"Kapan mengajakku untuk ikut bersama engkau, Ibu?" Tanya itu ada dalam benakku namun sulit ku utarakan. Sepertinya Bibir terasa kelu tak bersahabat dengan benakku. Terpaksa memilih diam karena aku yakin akan jawaban yaitu tidak boleh.

Aku diam menikmati kesendirian. Ketika bosan di dalam rumah maka ku hampiri Pohon Kesambik yang menjadi tempat ternyamanku.

Do you know Kesambik?

Kesambik, nama buah hutan yang mirip dengan buah Kelengkeng. Mungkin saja satu keluarga, Kelengkeng hidup terkenal, digandrungi oleh semua orang dari kalangan manapun. Nah, berbeda dengan Kesambik. Kesambik hidup di pedesaan dan Hutan berantara. Tentunya di kenal oleh orang yang hidup di pedesaan saja.

Buahnya, hampir sama dengan Kelengkeng berkulit Cokelat, kuning dan berwarna Hijau. Bentuknya bulat dan ada juga yang sedikit Lonjong. Rasa tak semanis Kelengkeng, Kesambik ada berasa manis, asem dan pahit. Mungkin tergantung jenisnya sehingga rasanya berbeda-beda.

Kembali ke diriku.

Aku menunggu kepulangan Ibu dan Mawar di atas Pohon Kesambik. Memandang rimbunnya daun dan menikmati buahnya. Buah ini yang melegakan kelaparanku.

Beberapa jam menunggu, akhirnya yang aku tunggu pulang jua. Aku berlari, menyambut harapanku siang ini.

"Kak, tadi aku makan Roti enak banget. Di dalamnya ada cokelat terus aku juga minum Es buah. Pokoknya enak dan seger banget."

Aku mendengarkannya begitu bahagia bercerita. Mataku berbinar-binar dan air liurku tak sabaran untuk meminta.

"Ini Kerupuk untuk Kakak."

Aku menerima satu bungkus Kerupuk berukuran kecil seharga 25 rupiah. Aku tersenyum dengan memeluk erat kerupuk itu. Aku berjalan ke arah dapur mengambil segelas air putih. Aku kembali lalu duduk di pojokan.

Aku melihat wajah Mawar tersenyum merekah dan tentu saja terlihat sangat cantik dan wajah Ibu yang Sumringah. Akupun senang melihatnya.

Aku menikmati Kerupuk dengan ku jadikan ia Roti berisi cokelat dan air putih seolah Es buah. Seperti itu ku anggap dan itu berasal dari imajinasiku. Bukankah itu adil bukan?.

Suara berisik saat aku mengunyahnya tidak bisa mengelabui kenyataan. Aku tersadar, ini benar-benar Kerupuk bukan Roti. Tetap saja Kerupuk itu aku nikmati meskipun aku merindukan bagaimana rasa Roti berisi cokelat. Aku merasa, dalam mimpipun aku tak berhak.

Hari-hari aku lewati. Aku tidak lagi memikirkan perbedaan yang aku rasakan. Aku yang pendiam dan penyendiri cukup mampu menghibur diri. Pohon Kesambik tempat aku bersembunyi menumpahkan air mata dan tempatku berbagi mimpi. Aku kuat tapi aku juga cengeng. Aku menyayangi Ibu, karena itulah aku tak protes apapun yang diberikan olehnya. Aku tak meminta bukan karena tak ingin. Hanya saja aku menyadari diriku yang tak pantas untuk itu.

Kini aku berpisah dengan Ibu. Aku melanjutkan perjuanganku menggapai mimpi. Aku ingin Ibu melihatku dan menganggap keberadaanku. Maka akan aku perjuangkan angan itu.

Nyatanya itu sulit, setelah menempuh beberapa tahun perjuangan. Semua itu tidak menjadikan Ibu lantas melirikku.

"Mawar, di Sekolah dia Rangking Lima besar. Saya bangga mempunyai anak secerdas Mawar."

Aku mendengar Ibu memuji Mawar di hadapan Para tetangga. Beliau begitu semangat menceritakan segala prestasi Bunga Mawar kebanggaannya, kedekatan dengan para Guru dan juga pergaulannya. Hampir semua yang ditemui wajib mendengarkan cerita tentang Mawar. Hanya nama Mawar yang sudi diucapkan. Sedangkan Aku, Ilalang yang terabaikan dan terlupakan.

Aku memang tidak cerdas hanya bertengger pada sepuluh besar tidak lima besar. Namun tidakkah engkau berbaik hati hanya sekedar mengingat keberadaanku.

"Ibu, perjuanganku tidak mudah. Aku stress hampir saja gila. Ketika aku dan teman-teman satu kelas terancam tidak lulus karena nilai kita dibawah standar. Kami semua berjuang sekuat tenaga untuk memperbaiki nilai itu. Pun begitu dengan diriku yang hampir tak ada waktu untuk bermain menikmati masa remajaku."

Kalimat panjang itu hanya berada dibenakku. Tidak mungkin akan aku utarakan kepada Ibu. Aku kembali melarikan diri. Pohon Kesambik adalah tujuanku. Aku menangis dalam diam. Rasa terluka itu semakin hari semakin menyiksaku.

"Aku juga anak engkau Ibu."

Ku seka air mata. Dasar air mata tak faham. Aku sebenarnya tak ingin menangis. Namun aku ingin menertawakan dan mengejek hatiku yang terluka. Apa daya, pada akhirnya aku menangis juga. Ia, aku menangis. Aku menangis, aku tidak mampu memendungnya.

Lihatlah aku cengeng, kan?

Hahahahaha

Aku menertawakan diriku yang cengeng. Apa aku sudah gila? mengapa aku tertawa padahal air mata ini mengalir dengan deras.

Hai kamu jangan menangis tapi tertawalah, karena saat ini aku ingin gila.

hahahahaha

Bukankah menjadi gila itu menyenangkan.

Hahahahaha

Toh juga Ibu tidak akan peduli, seberapa gilanya aku dengan luka ini.

dan menangis pun tak akan membuat Ibu iba. Ibu pasti akan mengatakan "dasar cengeng"

Jadi menggilalah dengan cara tertawa agar hati ini senang dan Ibu pun akan senang.

"Ibu, aku tidak layak mendapatkan pujian darimu seperti engkau tidak sudi memberikanku Sepotong Roti sisa. Apa salahku?"

Hal itu baru aku ketahui dari Mawar kesayangan Ibu. Dia dengan bangga menceritakan kepada teman-temannya.

"Kalian tahu, Ibu sangat menyayangiku. Ibu selalu mengajak ke Warung dan tidak pernah mengajak Kak Ilalang. Disana aku makan sepuasnya dan apapun yang aku minta di berikannya. Waktu itu aku memakan sebuah Roti yang sangat lezat. Karena terlalu kenyang maka aku tidak menghabiskannya."

"Lalu, aku bertanya sama Ibu. Bolehkah aku memberikan Roti sisa ini untuk Kak Ilalang?"

Saat itu Ibu bilang, "Buang saja jika kamu tidak bisa menghabiskannya. Jangan berikan apa-apa untuk Ilalang."

Air mata itu tumpah seketika aku mendengarkan cerita itu. Aku tidak kuasa menahan air mata. Rasa sakit itu mencekikku. Aku terluka, sangat sakit dan perih.

Aku masuk ke dalam kamar dan menangis dalam diam agar tak terdengar oleh mereka yang sedang asyik bercanda.

Mengingat itu aku semakin terluka. Aku tak tahu hal itu dan aku baru tahu ketika sudah beberapa tahun berlalu.

Ibu, bukankah aku juga anak kandung engkau. Mengapa Sepotong Roti sisa pun tidak pantas kau berikan, lantas bagaimana yang lainnya? apakah engkau tidak sudi memberikannya? Ah ternyata tanah itu lebih beruntung dari pada aku. Tanah mendapatkan Roti sisa yang dibuang. Sedangkan aku mendapatkan cerita tentang Roti sisa yang tak boleh dinikmati oleh mulut kecilku.

Aku lapar tapi memilih untuk kenyang.

Aku rapuh tapi memilih untuk tegar.

Aku lemah tapi memilih untuk kuat.

Nyatanya tubuh mungilku tidak mampu memikul rasa kecewa.

Terluka!

hahahaha

Aku menertawakan air mata yang tumpah dari kedua mataku. Aku mengejek ketidak berdayaanku.

Hey kamu, sadarlah! tak pantas kamu mendapatkan pujian dan kasih sayang dari siapapun. Kamu tidak seberharga Bunga Mawar, maka terimalah nasipku.

Kau benar!

Aku tidak membenci Ibu, aku sangat menyayangi engkau Ibu. Apapun yang Ibu lakukan, aku mempercayainya sebagai bentuk kasih sayang Ibu kepadaku.

Bersambung*.

***

Seorang Gadis tengah asyik menceritakan kisah yang sedang ditulisnya. Dia membaca ulang untuk memastikan tidak adanya Typo dalam tulisan itu. Setelah yakin, dia mengirim Naskah itu pada flatform kepenulisan online.

Dialah Gadis sebatang kara berusia 25 tahun. Gadis itu memilih menepi karena Insecure dengan hidupnya. Ia meninggalkan itu semua tatkala impiannya itu sudah berada di genggaman.

Siapa sangka Lelaki bernama Lalu Rizqy Anggara telah menghancurkan masa depan seorang Gadis. Dia dengan tega merampas impian dari Gadis polos itu.

Gadis itu, pernah secara diam-diam mencintai. Rasa itu tak terungkap dan malu mengungkapkannya. Dia sangat mengagumi Rekan kerjanya itu. Namun apa yang terjadi? Lelaki itu dengan tega berpura-pura memberikan perhatiannya. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan. Dia lantas mencampakkan Gadis itu dengan rasa bangga karena telah berhasil mengambil sesuatu yang berharga darinya.

"Aku memenangkan taruhan."

Kalimat Itu selalu tergiang-giang dalam pendengaran Gadis itu. Dia sangat kecewa dan sakit hati. Tentu saja Gadis itu sangat terluka. Rasa terluka itu menjadikan dirinya kehilangan kepercayaan diri. Dan trauma itu membuatnya tak percaya dengan adanya cinta tulus dari seorang Lelaki. Semenjak itu dia berusaha untuk menjaga jarak dengan kaum Adam jika itu berhubungan dengan hati.

Kejadian itu membuatnya malu, rasa malu itu menyebabkan dia kembali ke Desa dan memilih untuk tinggal di sana. Saat ini dia menggantungkan hidup sebagai Petani dengan mengelola sawah peninggalan orang tuanya.

Gadis Petani itu adalah Habibah Rosy.

Namun siapa sangka jika dia adalah lulusan terbaik dari Perguruan tinggi Swasta bergengsi di Daerah ini. Gadis bernama Habibah Rosy itu bergelar Sarjana Ekonomi dan sekarang memilih mengabdikan diri sebagai Guru pada Madrasah Tsanawiyah.

Bersambung.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 S2.1
118 S2.2
119 S2.3
120 S2.4
121 S2.5
122 S2.6
123 S2.7
124 S2.8
125 S2.9
126 S2.10
127 S2.11
128 S2.12
129 S2.13
130 S2.14
131 S2.15
132 S2.16
133 S2.17
134 S2.18
135 S2.19
136 S2.20
137 S2.21
138 S2. 22
139 S2 23
140 S2.24
141 S2.25
142 S2. 26
143 S2. 28
144 S2.29
145 S2.30
146 S2.31
147 S2.32
148 S2. 33
149 S2. 34
150 S2. 35
151 S2. 36
152 S2. 37
153 S2. 38
154 S2. 39
155 S2. 40
156 S2. 41
157 S2. 42
158 S2. 43
159 S2. 44
160 S2. 45
161 S2.46
162 S2.47
163 S2.48
164 S2.49
165 S2.50
166 S2.51
167 S2. 52
168 S2.53
169 S2.54
170 S2. 55
171 S2.56
172 S2.57
173 S2. 58
174 S2.59
175 S2. 60
176 S2.61
177 S2.62
178 S2.63
179 S2.64
180 S2.65
181 S2. 66
182 S2.67
183 S2. 68
184 S2. 69
185 S2.70
186 S2.71
187 S2.72
188 S2.73
189 S2.74
190 S2.75
191 S2.75
192 S2.76
193 S2.77
194 S2. 78
195 S2.79
196 S2.80
197 S2.81
198 S2.82
199 S2.83
200 S2.84
201 S2.85
202 S2.86
203 S2.87
204 S2.88
205 S2.89
206 S2.90
207 Jawablah!
208 S2.91
209 S2.92
210 S2.93
211 S2.94
212 Pemberitahuan.
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
S2.1
118
S2.2
119
S2.3
120
S2.4
121
S2.5
122
S2.6
123
S2.7
124
S2.8
125
S2.9
126
S2.10
127
S2.11
128
S2.12
129
S2.13
130
S2.14
131
S2.15
132
S2.16
133
S2.17
134
S2.18
135
S2.19
136
S2.20
137
S2.21
138
S2. 22
139
S2 23
140
S2.24
141
S2.25
142
S2. 26
143
S2. 28
144
S2.29
145
S2.30
146
S2.31
147
S2.32
148
S2. 33
149
S2. 34
150
S2. 35
151
S2. 36
152
S2. 37
153
S2. 38
154
S2. 39
155
S2. 40
156
S2. 41
157
S2. 42
158
S2. 43
159
S2. 44
160
S2. 45
161
S2.46
162
S2.47
163
S2.48
164
S2.49
165
S2.50
166
S2.51
167
S2. 52
168
S2.53
169
S2.54
170
S2. 55
171
S2.56
172
S2.57
173
S2. 58
174
S2.59
175
S2. 60
176
S2.61
177
S2.62
178
S2.63
179
S2.64
180
S2.65
181
S2. 66
182
S2.67
183
S2. 68
184
S2. 69
185
S2.70
186
S2.71
187
S2.72
188
S2.73
189
S2.74
190
S2.75
191
S2.75
192
S2.76
193
S2.77
194
S2. 78
195
S2.79
196
S2.80
197
S2.81
198
S2.82
199
S2.83
200
S2.84
201
S2.85
202
S2.86
203
S2.87
204
S2.88
205
S2.89
206
S2.90
207
Jawablah!
208
S2.91
209
S2.92
210
S2.93
211
S2.94
212
Pemberitahuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!