Chapter 3

Paginya, suasana di Meja makan riuh dengan celotehan dari Renia. Setelah semalam dia berhasil menggagalkan fantasi liar kedua orang tuanya. Kini Gadis kecil itu tanpa sengaja membuat Ibunya tersipu dan Ayahnya menahan geli.

"Ninik Selaki, semalam Ayah lagi push up di lantai sedangkan Ibu push up di kasur. Push up itu apa, sih?" tanya Renia terlihat serius. Mata indahnya berkedip menunggu jawaban dari Mamiq Ali Hasan.

Reynand menggelengkan kepala. Dia tidak menyangka Putrinya itu meminta penjelasan dengan jawaban asalnya semalam.

Lika, Wanita itu menepuk dahinya. Dia tak percaya dengan apa yang ditanyakan Putrinya itu. Ternyata Renia penasaran dan mengungkit apa yang dilihatnya semalam.

"Push Up itu maksudnya menggerakkan badan atau disebut juga olahraga. Jadi, saat itu Ayah dan Ibu sedang berolahraga." Mamiq Ali Hasan menjelaskan sesederhana mungkin.

Renia mengangguk tanda mengerti. Gadis kecil itu tidak bertanya lagi. Dia melahap makanannya.

"Kakak Renia, Ayah dan Ibu sebenarnya berbohong. Mereka berdua tidak Push Up, karena kepepet itu merupakan langkah akhir biar enggak ketahuan." Keynand ikut melibatkan diri dalam pembicaraan antara Kakek dan Cucunya itu.

Keynand tersenyum melihat netra Elang Reynand yang mempelototinya. Pun begitu juga pandangan Lika yang memintanya untuk tidak melanjutkan ucapannya.

Renia memandang wajah Keynand dengan pandangan tertarik.

"Berbohong? Enggak boleh berbohong. Nanti Daddy di Gunting Lidahnya oleh Malaikat." ucap Renia menanggapi.

"Malaikat? Malaikat siapa yang tugasnya mengunting Lidah orang yang suka berbohong?" tanya Keynand meladeni jawaban Renia.

"Pokoknya Malaikat, itukan namanya Malaikat," sahut Renia dengan polosnya.

"Hahahahaha."

Mereka tertawa mendengarkan jawaban polos dari Renia. Memang benar, itu cara ampuh emak-emak untuk menakuti anak-anaknya jika ketahuan berbohong dan bertutur kata tidak baik. "Nanti dipotong Lidahnya oleh Malaikat."

"Ibu dan Ayah berbohong apa?" tanya Renia melanjutkan pembicaraan. Rupanya Gadis kecil itu masih ingat dengan ucapan Keynand.

"Sebenarnya Ayah dan Ibu malam tadi di kamar. ...!"

". ... Keynand!" panggil Reynand menghentikan pembicaraan itu. Dia tidak ingin pembicaraan semakin melebar dan panjang. Nantinya Mereka harus menjelaskan sedetail mungkin. Tidak mungkin Renia akan diam saja. Dia pasti bertanya dan menuntut jawaban.

Lika mempelototi Keynand yang terlihat santai menikmati sarapannya.

". ... Sebenarnya Ayah dan Ibu sedang bercocok tanam," lanjut Keynand tanpa menghiraukan pandangan Suami Isteri. Keynand terkekeh melihatnya. Sebaliknya Renia berpikir sebentar. Gadis kecil itu berusaha untuk mengerti apa yang diucapkan Daddynya.

"Daddy bohong, enggak boleh bohong Daddy. Ayah dan Ibu di kamar terus, enggak pernah ke kebun. Di kamar enggak ada tanah, dimana tempat nanemnya," sahut Renia membatah jika kedua orang tuanya membohonginya.

"Dy bo'on, tak leh bo'on Dy," celoteh Raski ikut menirukan apa yang diucapkan Renia. Dia belum lancar berbicara sehingga apa yang diucapkan tidak jelas terdengar.

"Anak pinter, Dadek Raski bilangin sama Daddy agar tidak boleh berbohong," sahut Lika senang. Dia merasa terbantu dengan kedua anaknya.

"Sepertinya Daddy di serang oleh anak Daddy yang cantik dan ganteng ini. Daddy sedih padahal Daddy enggak bohong," ucap Keynand menampakkan wajah sedihnya. Dia berakting sesedih dan semenderita mungkin untuk menarik simpati dua bocah itu.

"Dy gak le sedi, nangi Dade," ucap Raski menenangkan Daddynya.

"Daddy enggak boleh bohong dong?" sahut Renia. Dia cengengesan khas anak kecil yang terlihat seperti mengejek.

"Hahahahaha." Mereka kembali tertawa melihat kelucuan yang diperlihatkan oleh Renia dan juga Raski.

"Makanya jangan iseng. Mau mengerjain kita berdua eh terpental dengan jawaban Renia," ucap Lika mengejek Iparnya itu.

"Daddy enggak bohong kok! lahannya milik Ibu itu ukurannya kecil dan disembunyikan dengan baik. Terus tongkatnya Ayah yang punya. Jadi Ayah menggunakan tongkatnya untuk di tancapkan pada lahan milik Ibu. Nah baru benihnya di tanam, nanti kalau sudah berumur sembilan bulan baru di panen." Keynand tidak mau kalah. Dia membela dirinya dengan sebaik mungkin.

"Mana? Renia pingin lihat," ucap Renia. Dia memandang Keynand seakan ingin mempercayainya. Setelah puas baru memandang Ayah dan Ibunya secara bergiliran untuk mencari pembenaran.

"Keynand! sekarang kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu ucapkan. Renia masih kecil, eh malah di ajak berbicara dengan hal yang Ibunya saja masih menganggapnya tabu dan malu-malu. Jangan jadikan anakku masak sebelum waktunya." Reynand tidak tahan lagi, dia mengomeli Adik Kandungnya itu.

"Masak? Sayang kok gitu sih? padahal lahap banget menikmati Pelemengnya Abang Reynand. Nikmat katanya, bikin nagih terus." Keynand menangkis serangan Abangnya itu dengan godaan terhadap Lika.

Terjadilah perang kata di antara mereka. Sedangkan Lika berusaha untuk menengahi agar salah satu di antara mereka mau menyudahi.

"Selesaikan sarapan kalian dulu baru lanjutkan perdebatan kalian. Ini seperti anak kecil saja. Apa pantas di tunjukkan kepada Kakak Renia dan Dadek Raski. Mungkin maksud kalian hanya becanda tapi lihat bahan candaan kalian dan dengan siapa kalian becanda." Ibu Fatimah yang sedari tadi hanya diam saja, pada akhirnya ikut menengahi.

"Nggih Inaq," sahut Reynand dan Keynand dalam waktu bersamaan. Mereka seperti anak kecil yang sangat patuh dengan Ibunya.

"Saya sudah selesai makan. Saya ingin lihat tanah Ibu dan tongkat Ayah," ucap Renia polos. Dia melangkah ke arah kamar Ayah dan Ibunya.

"Mati saya, rupanya Kakak Renia serius menanggapi," ucap Keynand tepuk jidat.

Keynand dan Lika sepakat mempelototi Keynand dan meminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.

"Ya ampun, serius amat. Amat saja kalah dengan keseriusan kalian." Keynand berucap sembari memperdengar tawanya.

"Keynand, Renia itu anak yang cerdas. Rasa ingin tahunya itu besar. Dia tidak akan puas jika belum melihat bukti dari apa yang kalian sampaikan kepadanya. Jadi, sebagai orang tua bijaklah untuk bertutur kata." Mamiq Ali Hasan menasehati anak dan Menantunya.

"Nggih Miq," jawab anak dan Menantunya kompak.

"Jangan nggih dalam Bibir saja. Masuk Kuping kanan terus keluar Kuping kiri. Itu sama artinya bohong, harus diperhatikan itu." Ibu Fatimah menambahkan. Setiap apa yang diucapkan dia memperagakan dengan gerakan tangan meraba telinga kanan dan kiri. Seperti Aktris Pantomin

"Nggih Inaq! kita akan denger, inget dan berusaha menjalankan semampu mungkin. Insyaa Allah," jawab Lika serius. Dia akan berusaha menjadi Ibu yang baik untuk Renia dan Raski. Kesiapan itu dianggukkan oleh Reynand yang senantiasa berusaha menjadi Ayah yang baik dan benar untuk kedua anak-anaknya.

"Apa bunga ini maksud Daddy?" Renia datang dengan membawa pertanyaan dan juga sebuah Pot Bunga Euphorbia.

Renia berdiri dengan senyum merekah sembari menunjuk Pot Bunga Euophorbia yang di pegangnya.

Kini pandangan mereka terpusat pada Sosok Gadis cantik, duplikat Reynand Putra Ardiaz Sang Ayah.

"Benar sayang, duh pinter banget," jawab Keynand. Dia menghampiri Renia kemudian memeluknya.

Lika dan Reynand bernafas lega. Pun begitu dengan Mamiq Ali Hasan dan Ibu Fatimah. Mereka tersenyum dengan kecerdasan yang terlihat pada kedua cucunya.

Bunga Euphorbia itu merupakan hadiah dari Reynand. Lika menempatkan Bunga itu di kamar mereka. Agar kamar terlihat segar, ada beberapa bunga di tempatkan disana dalam Pot yang berukuran kecil. Nah, Bunga tersebut yang ditemukan oleh Renia dan Renia beranggapan Bunga itu yang dibicarakan oleh Keynand.

"Daddy enggak bohong dong? ini bunga yang Ibu dan Ayah tanem semalam?" tanya Renia mencari kebenaran.

Lika dan Reynand saling pandang kemudian menjuruskan pandangan ke arah Renia. Mereka berdua kompak mengangguk.

"Ibu dan Ayah juga enggak bohong, iya kan?" Lanjut Renia membentuk senyum jenakanya.

"Iya sayang, enggak boleh bohong dan enggak ada yang bohong," jawab Lika. Sejurus kemudian Renia mendapatkan ciuman pada kedua Pipinya oleh Ayah dan Ibunya. Lalu bersama-sama memeluk Gadis kecil itu.

"Alhamdulillah. Engkau berikan aku kesempatan untuk bernafas setelah mengalami kecelakaan. Dan selama lima tahun saya terpisah dari Isteri dan anak. Kini Engkau anugerahkan kebersamaan itu. Insha Allah kita akan senantiasa bersama-sama. Semoga saya maupun Lika, menjadi orang tua yang mampu menjadi suri tauladan yang baik untuk anak-anak. Semoga Anak-anak tumbuh menjadi anak-anak yang Soleh dan Soleha. Senantiasa berpegang teguh pada agama dan menjalankan tugas untuk beribadah hanya kepada-Mu." Reynand mengucapkan untaian doa yang panjang dalam hati berupa harapan akan masa depan di dunia dan akherat.

***

Selesai sarapan bersama. Ibu Fatimah dan Lika bersama-sama membersihkan peralatan yang dipergunakan sarapan tadi.

Keynand terlebih dahulu meninggalkan Rumah keluarga Mamiq Ali Hasan dan Ibu Fatimah. Selama ini, Lika dan Reynand masih tinggal di Rumah Mertuanya.

Selama lima tahun ini Lika tinggal bersama orang tuanya. Itu merupakan keinginan dari Suaminya selama dia tidak ada di rumah. Saat itu dia sedang mengandung dan Reynand harus pulang ke Jakarta untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi Perusahaan Daddy.

Namun ternyata di perjalanan Reynand mengalami kecelakaan Pesawat. Jasadnya tidak ditemukan dan keluarga menganggapnya telah meninggal.

Kini setelah lima tahun berlalu, Reynand kembali dengan Sosok Umar berwajah buruk rupa.

Awalnya mereka bertemu dalam kesalah fahaman dan kini kembali menenun kembali kebersamaan mereka.

Reynand pada hari ini akan memboyong Isteri dan kedua anaknya menempati kembali rumah mereka di Desa Sada.

***

Keynand sudah sampai di Hotel Ardiaz. Dia segera memarkirkan Mobilnya lalu berjalan menuju Loby. Tidak ada perbedaan disini. Mereka menggunakan Lift yang sama. Keynand selalu menyapa para Pegawai yang berpapasan dengannya dengan melantunkan salam. Sedangkan untuk Non muslim dia menyapa dengan sapaan pada umumnya diucapkan.

Keramahan Direktur Hotel Ardiaz tidak di ragukan lagi. Mulai dari Direktur sebelumnya Reynand Putra Ardiaz dan Sang Isteri Baiq Mandalika hingga Keynand Putra Ardiaz. Sosok mereka sangat dihormati oleh para karyawan yang menggantungkan harapan akan Rezeki yang telah Tuhan titipkan kepada mereka.

Hotel Ardiaz merupakan mimpi dari seorang Reynand dan mimpi itu berhasil diwujudkan. Dan sekarang Reynand telah mempercayakan sepenuhnya perusahaan miliknya itubuntuk di pimpin oleh Adik Kandungnya Keynand.

Sementara ia dan Sang Isteri akan memimpin Yayasan Sekolah Putri Mandalika yang dulu dipersembahkan untuk Isteri tercintanya yaitu Baiq Mandalika.

Tok Tok Tok

Keynand mengetuk daun Pintu Sekretarisnya. Dia berdiri menunggu di balik Pintu. Setelah mendengar suara langkah kaki, Keynand bergegas untuk bersembunyi.

Ceklek

Pintu terbuka, muncullah Sosok berhijab dengan membawa perut yang kian hari kian membesar.

Fitri, Sekretaris Keynand memendarkan penglihatannya. Tidak ada siapapun dibalik pintu. Dia mengkerutkan dahinya berpikir.

"Aneh, tadi jelas-jelas ada suara ketukan tapi kok orangnya enggak ada. Saya belum budeg hamil, kan? pendengaran masih tajam, sepertinya?" guman Fitri terlihat bingung. Dia kembali memendarkan pandangannya namun Sosok yang mengetuk Pintu tak terlihat batang hidungnya.

Fitri memutuskan untuk kembali ke kursi kerja dan menutup Pintu.

Sementara itu Keynand, Lelaki itu berusaha menahan tawanya. Direktur usil itu selalu saja menganggu Sekretarisnya. Mengganggu Fitri merupakan hiburan baginya. Bukan hanya Fitri saja melainkan Lika dan orang-orang terdekatnya kerap kali mendapatkan keusilannya.

Keynand kembali mengetuk pintu. Ketika Fitri menghampiri maka dia akan bersembunyi. Terus seperti itu hingga Fitri menyadari bahwa ada Mutiara di dalam Kerang.

"Ini pasti ulah Pak Bos," ucap Fitri menduga. Kali ini dia tidak mau membiarkan keusilan Reynand berlanjut. Dia akan mempergokinya dan membuatnya penasaran.

Fitri kembali masuk dengan berpura-pura bingung. Keynand kembali melancarkan keusilannya. Tanpa disadari olehnya. Adly sudah berdiri dengan mensedekapkan tangannya mengawasi kelakuan Pak Bosnya itu. Dia siap menangkap Pak Bos usil itu kapanpun yang dia mau.

Tok Tok Tok

Tidak ada tanggapan dari dalam. Suara langkahpun tak terdengar. Dia seakan diabaikan membuat Pak Bos usil mengkerutkan dahinya.

"Ayok, ketangkap basah! ngapain Pak Bos dari tadi bolak balik mengetuk Pintu terus bersembunyi. Mau ngerjain bini saya ya? makanya cari Ibu Sambung untuk Raski biar ada yang di usilin. Ini malah ngerjain bini orang, iseng banget sih Pak Bos." Adly mengomeli Direkturnya itu dengan wajah ditekuk.

Hahahahahaha

Keynand tertawa meladeni omelan Adly, Suami dari Sekretarisnya. Dia tidak mengira Adly berani mengomelinya dan mencak-mencak tidak terima Isterinya dijadikan sasaran dari keusilannya.

"Kualat nanti kalau suka mengerjain Ibu Hamil," lanjut Adly.

Tidak ada tanggapan apapun dari Keynand. Yang terdengar hanya suara tawa yang menggema di sekitarnya.

"Pak Boss sudah enggak waras, nih? sudah minum obat belum?" tanya Adly sembari menaruh jari telunjuk di kening sedikit miring lalu menggerakkan. Telunjuk miring itu mengisyaratkan bahwa orang yang dimaksudkan tidak waras.

Hahahahaha

Keynand tidak hentinya tertawa, dia puas menghibur dirinya dengan mengerjain Sekretarisnya itu.

"Pak Bos, apa mungkin kelamaan menduda jadi hilang akal. Mau saya nemenin midang?" ucap Adly menawarkan diri. Midang merupakan acara kunjungan ke rumah seorang Gadis.

"Iya Bang, ajak Pak Boss itu midang biar pikirannya enggak usil. Sudah saatnya dia punya gacoan lalu menikah. Kasian Pelemengnya entar basi," sahut Fitri yang sudah berdiri di ambang Pintu. Entah kapan Ibu hamil itu membuka Pintu sehingga luput dari pendengaran kedua Laki-laki itu.

"Ayok kita midang, Adly!" Keynand tiba-tiba berucap sembari memainkan alisnya dan membentuk senyum jahil.

"Yang bener saja Boss? terus siapa yang masak untuk tamu-tamu dan juga mengurus Kantor." Adly membesarkan mata tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Suruh saja asisten kamu, apa gunanya punya Asisten, harus di berdayakan, dong! Terus kalau mengenai kerjaan, biar Isteri kamu yang handle," ucap Keynand tak bersalah.

"Pak Bos serius?" Adly bertanya dengan keseriusan yang diucapkan Lelaki yang telah lama menduda itu.

"Seriuslah, tadi kamu yang ngajak. Sekarang kita Midang ke Desa mana? asalkan jangan Midang sama Gadis Selak ya? ngeri!" ucap Keynand merangkul bahu Adly. Keynand menyeret Adly menjauh dari hadapan Fitri.

Fitri terbengong dengan apa yang di lihat dan di dengarnya. Dia lantas berteriak saat menyadari sesuatu. Cukup lama dia terbengong menjadikan dirinya pelupa.

"Pak Boss, sebentar lagi kita akan meeting dengan Para Pemegang saham." Fitri berteriak memberitahu.

"Biar Abang Reynand yang memimpin. Hotel ini miliknya, kan? Saya mau Midang jadi saya sandera Suami kamu dulu, Fitri," sahut Keynand santai. Dia melambaikan tangannya berdadah.

Adly tidak bisa berkutik lagi. Dia tadi yang menyarankan dan sekarang dia terjebak dengan ucapannya sendiri.

"Bahlul ini mah!" Andly menggerutu.

"Pak Boss, mana ada Midang pagi bolong. Orang midang itu pada waktu malam. Sekarang kita kerja dulu nanti malam baru kita pergi midangnya." Adly berusaha untuk membujuk Direkturnya itu agar berubah pikiran.

"Enggak ah, kalau malam nanti Gadisnya berubah jadi Selak. Entar saya di buntuti terus di takut-takuti. Bukan sebatas itu juga, Gadis itu berubah menjadi Kucing jadi-jadian. Ih ngeri!"

Keynand menolak. Dia melangkahkan kaki dengan menyeret Adly yang melangkah enggan.

"Mana saya tahu kalau Gadis itu Selak. Nah sekarang itu yang selalu diinget. Alamak nasipku apes banget." Adly membatin sembari mengomeli dirinya.

"Dasar Duda, seenaknya saja," ucap Adly pasrah.

Bersambung.

Selak merupakan Manusia jadi-jadian yang menganut ilmu hitam. Ilmu hitam terkadang didapatkan dari keturunannya dan juga dipelajari dari orang lain

Terpopuler

Comments

Welda Arsy❤

Welda Arsy❤

mampir thoooorrr,,,

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 S2.1
118 S2.2
119 S2.3
120 S2.4
121 S2.5
122 S2.6
123 S2.7
124 S2.8
125 S2.9
126 S2.10
127 S2.11
128 S2.12
129 S2.13
130 S2.14
131 S2.15
132 S2.16
133 S2.17
134 S2.18
135 S2.19
136 S2.20
137 S2.21
138 S2. 22
139 S2 23
140 S2.24
141 S2.25
142 S2. 26
143 S2. 28
144 S2.29
145 S2.30
146 S2.31
147 S2.32
148 S2. 33
149 S2. 34
150 S2. 35
151 S2. 36
152 S2. 37
153 S2. 38
154 S2. 39
155 S2. 40
156 S2. 41
157 S2. 42
158 S2. 43
159 S2. 44
160 S2. 45
161 S2.46
162 S2.47
163 S2.48
164 S2.49
165 S2.50
166 S2.51
167 S2. 52
168 S2.53
169 S2.54
170 S2. 55
171 S2.56
172 S2.57
173 S2. 58
174 S2.59
175 S2. 60
176 S2.61
177 S2.62
178 S2.63
179 S2.64
180 S2.65
181 S2. 66
182 S2.67
183 S2. 68
184 S2. 69
185 S2.70
186 S2.71
187 S2.72
188 S2.73
189 S2.74
190 S2.75
191 S2.75
192 S2.76
193 S2.77
194 S2. 78
195 S2.79
196 S2.80
197 S2.81
198 S2.82
199 S2.83
200 S2.84
201 S2.85
202 S2.86
203 S2.87
204 S2.88
205 S2.89
206 S2.90
207 Jawablah!
208 S2.91
209 S2.92
210 S2.93
211 S2.94
212 Pemberitahuan.
Episodes

Updated 212 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
S2.1
118
S2.2
119
S2.3
120
S2.4
121
S2.5
122
S2.6
123
S2.7
124
S2.8
125
S2.9
126
S2.10
127
S2.11
128
S2.12
129
S2.13
130
S2.14
131
S2.15
132
S2.16
133
S2.17
134
S2.18
135
S2.19
136
S2.20
137
S2.21
138
S2. 22
139
S2 23
140
S2.24
141
S2.25
142
S2. 26
143
S2. 28
144
S2.29
145
S2.30
146
S2.31
147
S2.32
148
S2. 33
149
S2. 34
150
S2. 35
151
S2. 36
152
S2. 37
153
S2. 38
154
S2. 39
155
S2. 40
156
S2. 41
157
S2. 42
158
S2. 43
159
S2. 44
160
S2. 45
161
S2.46
162
S2.47
163
S2.48
164
S2.49
165
S2.50
166
S2.51
167
S2. 52
168
S2.53
169
S2.54
170
S2. 55
171
S2.56
172
S2.57
173
S2. 58
174
S2.59
175
S2. 60
176
S2.61
177
S2.62
178
S2.63
179
S2.64
180
S2.65
181
S2. 66
182
S2.67
183
S2. 68
184
S2. 69
185
S2.70
186
S2.71
187
S2.72
188
S2.73
189
S2.74
190
S2.75
191
S2.75
192
S2.76
193
S2.77
194
S2. 78
195
S2.79
196
S2.80
197
S2.81
198
S2.82
199
S2.83
200
S2.84
201
S2.85
202
S2.86
203
S2.87
204
S2.88
205
S2.89
206
S2.90
207
Jawablah!
208
S2.91
209
S2.92
210
S2.93
211
S2.94
212
Pemberitahuan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!