Setelah mendengar penjelasan kakek Jatmiko Astagina hanya mengangguk, ia mendekati Deni dan perlahan membimbing Deni masuk kedalam rumah hingga tiba ditengah rumah tersebut terdapat pintu kayu yang sangat mewah berukiran kepala merak, pintu tersebut memiliki pamor dan aura yang kuat, sehingga membuat yang menatapnya seolah terintimidasi, perlahan pintu kayu tersebut terbuka, selamat datang tuan diruang dimensi Astagina, setelah masuk perlahan pintu tertutup dan membuat Deni takjub, ruang tersebut sangat luas, lalu Astagina berkata, bisakah kita melakukan penyatuan tuan? Deni yang tak banyak bicara hanya mengangguk, dan perlahan Astagina melakukan segel tangan, mengeluarkan pisau udara dan menggores jari tangan Deni, kembali darah keluar dari jari Deni tersebut Astagina meletakannya disebuah cawan emas dan meneteskan darah tersebut ketengah - tengah rumah, dan seketika keanehan terjadi, dimana ruangan seketika menjadi terang dan membentuk pola unik, seketika Deni merasa tubuhnya menjadi hangat kembali dan perlahan menjadi panas, "tahanlah sedikit tuan ini akan terasa sakit" dan benar saja selain panas yang menjalar keseluruh tubuh, ia merasa seluruh tubuhnya terasa dikuliti, jantungnya berdebar dengan sangat kencang dan tulang - tulangnya terasa dicopot dan dipasang kembali, tidak terbayang betapa sakitnya hingga Deni meronta dan berguling di lantai, pola unik itu perlahan menyerap Astagina dan perlahan merubahnya menjadi kumpulan asap, dan kumpulan asap tersebut masuk kedalam tubuh Deni, tubuh Denipun bereaksi hebat, sebuah baju perang berwarna merah terbentuk, dengan jubah biru yang indah dan mahkota burung merak menghiasi kepalanya, membuatnya semakin berwibawa, dan pedang cahaya langit terselip dipinggangnya...
"Ini tidak masuk akal, aura ini adalah aura raja jin puncak, seru Astagina menatap kagum setelah keluar dari tubuh Deni, pamornya terbentuk secara alami, perlahan ia mengajak Deni keluar menemui kakeknya, empu Jatmiko tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Deni ini kamu??
Iya kakek, sulit dipercaya, boleh kakek tau apa yang kamu rasakan?
Tubuh Deni terasa ringan kek, dan aku juga mendapat banyak pengetahuan dikepalaku tentang seni pedang, taktik perang, pembuatan obat dan pengobatan, dan juga seperti pengendalian air, jawabnya singkat.
(Dirumah Deni)
Sebuah kotak kaca berisi duplikat rumah joglo khas bangsawan Jawa menghilang, seorang pekerja ditempat Deni melaporkan hal tersebut kepada ibu Deni yang kebetulan kembali kerumah untuk mengambil sesuatu.
"Mohon maaf Ndoro ibu, saya mau tanya sesuatu, kata seorang abdi dirumah Deni, (ada apa bik, apa ada hal yang penting?) Begini ndoro itu rumah yang di pajang dikotak kaca diruang pamer sudah dipesan orang ya, kok rumahnya tidak ada ndoro, kata abdi tersebut."
'Rumah yang mana bik? Kata ibu deni sedikit cemas.'
"Itu ndoro rumah joglo yang ada hiasan burung meraknya dan ada tulisan rumah cahaya langit, kata abdi tersebut."
'Apa bibik tidak salah lihat, wajah ibu Deni berubah serius, ayo tunjukan padaku, kata ibu Deni.'
"Abdi tersebut menjadi ketakutan, dan bergegas memperlihtakan temuannya, tapi ndoro tadi pagi masih ada, saya tinggal bersih-bersih didepan, lah pas saya mau ambil sapu yang tertinggal saya lihat kok sudah hilang ndoro, nanti saya coba tanyakan mas Agus, apa ada yanv masuk kedalam rumah, lata abdi tersebut dengan wajah yang jadi cemas, ia takut akan di pecat."
"Ibu Deni dan abdi tersebut tiba diruang pamer rumah keluarga Wijaya, dia membuka kotak kaca yang masih terkunci tersebut."
'Maaf ndoro, saya tidak tau apa-apa ndoro, tolong jangan pecat saya ndoro, kata abdi tersebut agak cemas.'
"Bibik tidak salah, sekarang aku minta bibi segera telpon bapak dan katakan ibu tunggu diruang pamer sekarang juga, karena ada hal yang harus aku lakukan, dan tolong telpon kerumah sakit katakan pada Riri, batalkan semua agendaku hari ini, katakan aku keluar kota mendadak dan jangan hubungi sebelum aku yang menghubungi, paham."
'Paham ndoro, terima kasih ya ndoro, saya mohon pamit, kata abdi tersebut.'
"Oh iya bik, jam berapa bibik bersih bersih diruangan ini, kata Gayatri pada abdinya?"
Lebih kurang jam sembilan pagi ndoro, tidak sampai sepuluh menit saya kembali ambil sapu, kok rumahnya sudah hilang, padalah tadi masih ada, kata abdi tersebut."
'Baik aku paham, terima kasih ya bik, jangan lupa pesanku tadi, dan satu lagi, selain bapak jangan biarkan orang lain masuk keruang pamer, sekalipun itu Ratna, paham?"
'Baik ndoro, saya pamit, abdi tersebut meninggalkan ibu Deni diruang pamer.'
Gayatri membentuk segel tangan, mulutnyapun terlihat berkomat kamit, lalu Gayatri menyentuh kotak kaca tersebut, lepaskan, sebuah pola unik terbentuk dan membuka tabir pelindung kotak kaca tersebut, merasakan luapan energi pedang cahaya langit tidak ada lagi, energinya seperti hilang, Gayatri patut cemas, karena hal ini hanya akan terjadi jika pedang cahaya langit sudah mengikat jiwa dengan tuannya, dan seluruh energinya akan ada ditubuh tuannya.
"Tak lama pintu diketuk, bapak segera masuk keruang pamer dan menemui ibu, ada apa tho bu, kok tiba-tiba ibu minta bapak pulang, kangen ya sama bapak hehehe sambil cekikikan menggoda istrinya, tapi bapak melihat ekspresi yang serius dari wajah ibu, ia merasa ada yang aneh, dan pandangannya tertuju pada kotak kaca Rumah cahaya langit, seketika wajah bapak pucat dan menatap ibu kembali."
'Apakah bapak telah membuat perjanjian jiwa dengan Astagina, bukankah kita sudah bersepakat pak, jika bapak akan menolak perjanjian jiwa, sekalipun itu Astagina yang memintanya, bapak tau sendiri jika Astagina adalah ruh yang paling sulit dikendalikan dan ia bisa menyerap energi kehidupan penggunanya, apa sejarah keluarga Wijaya akan terulang lagi pak, bapak juga tau Astagina adalah salah satu dari sembilan pusaka terkuat, kata ibu dingin.'
"Bukan bapak bu, coba saja ibu rasakan apakah aura Astagina ada pada bapak?"
Gayatri memejamkan matanya, ia mencoba mendeteksi kekuatan Astagina, bukan, bukan pada bapak, energinya jauh ada diluar area rumah kata ibu perlahan, ibu jadi khawatir pak, sejak awal Deni ingin bergabung dengan Dipa Serra Corporate, ibu sudah menyelidiki latar belakang pak Jaya, ia salah satu ahli supra natural dengan kemampuan tinggi dan dia telah sampai pada tahap raja jin tingkat 1 kata ibu menambahkan.
Bapak lalu memjakan matanya, dan dari tubuhnya keluar tongkat bersimbol bulan dan bintang, itulah tongkat suci Nur Alim, aura putih yang lebut dan menenangkan, tapi dibalik kelembutannya tongkat Nur Alim bukanlah senjata remeh, julukan 5 senjata suci tidak tersemat begitu saja,
(konon kabarnya tongkat Nur Alim salah satu senjata yang dimilik kanjeng Sunan Kali Jaga atau mbah Sunan Kali Jaga, dan salah satu senjata yang mampu mengalah Kanjeng Ratu Kidul.)
Perlahahan tongkat Nur Alim membentuk kepulan asap putih...
"Assalammualaikum cucuku, apa gerangan yang membuatmu memanggilku, seru sosok pria tua berjubah putih, dengan tasbih yang terus berputar dan dari mulutnya tak pernah berhenti menyebut asma Allah."
'Waalaikumsalam kyai, Maafkan kelancangan cucukmu yang telah mengganggu ketenangan dzikirmu kyai, semua ini dikarenakan, Susilo menatap kotak kaca tempat rumah cahaya langit disegel.'
"Cucuku ada takdir yang bisa kita rubah dan ada yang tidak bisa dirubah kecuali atas kehendak Allah, jodoh, rizky, dan maut adalah ketetapan yang tidak bisa dirubah, termasuk jalan takdir keluarga Wijaya, seperti takdirku yang berjodoh menjaga keluarga Wijaya, kata Kyai Jabat sambil tersenyum."
'Aku masih belum paham kyai, kata bapak Deni menatap Kyai Kabat. (Kyai Jabat adalah sosok ruh suci yang memiliki karomah illahi yang menjaga tongkat Nur Alim)'
"Kyai Jabat tersenyum menatap Susilo, sepertinya dirimu tidak pernah berubanh ngger, sangat beruntung Jatmiko memiliki anak seprtimu, dirimu selalu berjalan dijalan yang lurus dan tidak pernah berpikir buruk kepada siapapun, memang sejatinya manusia haruslah seperti itu kata Kyai Jabat. Kyai Jabat lalu berjalan kearah cermin, dan mengibaskan tangannya terlihat Deni yang telahh membuat perjanjian Jiwa dengan Astagina."
Hal tersebut membuat Gayatri dan Susilo terkejut, ditempat itu juga ada Jatmiko, Abak kata Gayatri dan Susilo bersamaan, tapi kenapa bukankah selama ini Deni tidak pernah belajar kanuragan kata Gayatri.
"Sabar nduk, biarkan jalan takdir berjalan sebagaimana mestinya, biarkan anakmu yang menjadi penutup sejarah kelam trah Wijaya, kata Kyai Jabat, semua sudah tertulis."
'Biarpun hatinya sangat kesal, tapi melawan ruh pemilik karomah sama saja bunun diri, biarpun drajad manusia lebih tinggi, tapi kekuatannya yang telah sampai pada tahap bangsawan iblis bukanlah kekuatan manusia, Gayatri hanya bisa tersenyum kecut.'
"Kau harus banyak belajar dari suamimu nduk, aku paham prasaanmu sebagai seorang ibu yang tidak ingin anakmu berurusan dengan apa yang ada diluar jangkauan manusia, tapi jalan takdir tidak bisa kau lawan, berikan ini pada Deni ketika ia tiba dirumah, dan biarkan ia menjalani apa yang telah dipilihnya, aku pasti akan selalu melindungi semua keturunan Wijaya, kata Kyai Jabat.
Tiba-tiba dari tangannya keluarlah sebuah rompi yang cukup modis untuk anak muda, ini adalah rompi Kalimo Sodo, sudah aku sesuaikan dengan selera anak muda di zaman ini, ini hanyalah tampilan luarnya saja, seru Kyai Jabat.
Besok anakmu akan pergi kedaratan Swarnadwipa, dia sudah ditunggu oleh Andini.
"Andini ruh penjaga Pedang Dewi Bulan, kata Susilo sedikit terkejut."
Benar, berikan rompi itu sebagai hadiah, setelah dia menggunakannya rompi aslinya akan langsung menyatu dengan tubuhnya, kata Kyai Jabat.
Anakmu adalah anak yang baik nduk, ia mewarisi sifat baikmu Susilo, jadi kau tidak perlu khawatir, anakmu telah dewasa dan biarkan ia bertanggunh jawab dengan apa yang telah dipilih, baiklah sepertinya cukup untuk saat ini, selebihnya biarkan semua berjalan pada jalurnya, Assalammualaikum.
Sosom Kyai Jabat kembali menjadi kepulan asap putih dan menyatu kembali dengan Susilo.
Keheningan kembali terjadi, baik Gayatri dan Susilo larut dalam pikirannya masing - masing.
(Kembali ke sisi Deni dan Jatmiko)
Apa bisa kau peraktekan apa yang ada dikepalamu? Coba kau tahan serangan ini.. Seketika Deni bergerak mundur dan membentuk segel tangan, Elemen air, pelindung air, seketika udara ditempat tersebut menjadi dingin, dan dari bawah tanah keluaralah air yang menyelimuti Deni, air tesebut berubah menjadi burung merak yang terus berputar mengelilingi tubuh deni, elemen air, serangan merak air tingkat 1, burung merak pemecah raga, seketika dari dalam burung merak yang berputar keluar lagi dua burung merak kembar yang langsung menyerang kakek Jatmiko, seketika kakek Jatmiko terkejut dan langsung membentuk segel tangan, pelindung api, burung merak air menghantam pelindung api, luapan tenaga dalam membentuk riak energi yang cukup menggetarkan, kakek Jatmiko bahkan terpental beberapa meter, dan mentap tajam kepada Deni..
Kakek seru Deni mendekati kakek Jatmiko, maaf kakek, apa kakek baik-baik saja? Aku tidak bermaksud seperti itu, tubuhku bergerak sendiri kata Deni agak cemas melihat kondisi kakeknya, kakek Jatmiko hanya tersenyum dan sesekali menatap Astagina, tidak apa-apa cucuku, itu karena kamu belum bisa mengendalikan kekuatan tersebut dengan baik, tapi tenang saja mulai saat ini Astagina yang akan membimbingmu, dan rumah ini akan menjadi milikmu yang bisa kau gunakan sebagai tempat berlatih kata kakek Jatmiko kepada Deni, dimana disini dirimu bisa mengembangkan diri dan juga kemampuanmu baik kemampuan fisik, mental dan juga spiritualmu, kata kakek Jatmiko, mulai saat ini kau harus benar - benar melatih semuanya dengan baik le, karena lawan yang akan kau hadapi bukan hanya kuat tapi juga cerdas, disini juga tersedia banyak buku pengetahuan, pelajarilah dengan baik, kakek menaruh harapan besar kepadamu le, kata kakek Jatmiko dengan tatapan haru.
Baik kek, aku akan berusaha sebaik mungkin, kata Deni.
"Kakek percaya padamu le, kamu anak baik
Oh iya kek apa benar rumah ini akan dikasih sama Deni? Deni menyapukan pandangan kesekitarnya, sejauh ia memandang tempat itu terasa sejuk dan asri. ia merasa senang mendapat rumah yang begitu besar, wah bisa dijadiin markas nih, serunya dalam hati.
Deni larut dalam lamunannya masih memikirkan hadiah rumah yang dia dapat, hatinya sangat senang karena mendapat rumah baru, biarpun kesanmya kuno, namum disitulah nilai seninya, ditambah seluruh bangunannya terbuat dari kayu Jati wah keren nih rumah, serunya dalam hati sambil tersenyum...
Mohon dukungannya pada para pembaca dengan memberikan
Like
Komen,
Vote dan
Tambahkan ke favorite dan bagikan cerita ini keteman - teman agar Author lebih semangat lagi, terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Mas Uan
gaskeun tood..
2024-09-01
0
Pangkas Herman
mantap
2024-08-26
0
rajes salam lubis
lanjutkan
2022-10-11
0