Bab 5 - Jatmiko Wijaya 2

Setelah mendengar penjelasan kakek Jatmiko Astagina hanya mengangguk, ia mendekati Deni dan perlahan membimbing Deni masuk kedalam rumah hingga tiba ditengah rumah tersebut terdapat pintu kayu yang sangat mewah berukiran kepala merak, pintu tersebut memiliki pamor dan aura yang kuat, sehingga membuat yang menatapnya seolah terintimidasi, perlahan pintu kayu tersebut terbuka, selamat datang tuan diruang dimensi Astagina, setelah masuk perlahan pintu tertutup dan membuat Deni takjub, ruang tersebut sangat luas, lalu Astagina berkata, bisakah kita melakukan penyatuan tuan? Deni yang tak banyak bicara hanya mengangguk, dan perlahan Astagina melakukan segel tangan, mengeluarkan pisau udara dan menggores jari tangan Deni, kembali darah keluar dari jari Deni tersebut Astagina meletakannya disebuah cawan emas dan meneteskan darah tersebut ketengah - tengah rumah, dan seketika keanehan terjadi, dimana ruangan seketika menjadi terang dan membentuk pola unik, seketika Deni merasa tubuhnya menjadi hangat kembali dan perlahan menjadi panas, "tahanlah sedikit tuan ini akan terasa sakit" dan benar saja selain panas yang menjalar keseluruh tubuh, ia merasa seluruh tubuhnya terasa dikuliti, jantungnya berdebar dengan sangat kencang dan tulang - tulangnya terasa dicopot dan dipasang kembali, tidak terbayang betapa sakitnya hingga Deni meronta dan berguling di lantai, pola unik itu perlahan menyerap Astagina dan perlahan merubahnya menjadi kumpulan asap, dan kumpulan asap tersebut masuk kedalam tubuh Deni, tubuh Denipun bereaksi hebat, sebuah baju perang berwarna merah terbentuk, dengan jubah biru yang indah dan mahkota burung merak menghiasi kepalanya, membuatnya semakin berwibawa, dan pedang cahaya langit terselip dipinggangnya...

"Ini tidak masuk akal, aura ini adalah aura raja jin puncak, seru Astagina menatap kagum setelah keluar dari tubuh Deni, pamornya terbentuk secara alami, perlahan ia mengajak Deni keluar menemui kakeknya, empu Jatmiko tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Deni ini kamu??

Iya kakek, sulit dipercaya, boleh kakek tau apa yang kamu rasakan?

Tubuh Deni terasa ringan kek, dan aku juga mendapat banyak pengetahuan dikepalaku tentang seni pedang, taktik perang, pembuatan obat dan pengobatan, dan juga seperti pengendalian air, jawabnya singkat.

(Dirumah Deni)

Sebuah kotak kaca berisi duplikat rumah joglo khas bangsawan Jawa menghilang, seorang pekerja ditempat Deni melaporkan hal tersebut kepada ibu Deni yang kebetulan kembali kerumah untuk mengambil sesuatu.

"Mohon maaf Ndoro ibu, saya mau tanya sesuatu, kata seorang abdi dirumah Deni, (ada apa bik, apa ada hal yang penting?) Begini ndoro itu rumah yang di pajang dikotak kaca diruang pamer sudah dipesan orang ya, kok rumahnya tidak ada ndoro, kata abdi tersebut."

'Rumah yang mana bik? Kata ibu deni sedikit cemas.'

"Itu ndoro rumah joglo yang ada hiasan burung meraknya dan ada tulisan rumah cahaya langit, kata abdi tersebut."

'Apa bibik tidak salah lihat, wajah ibu Deni berubah serius, ayo tunjukan padaku, kata ibu Deni.'

"Abdi tersebut menjadi ketakutan, dan bergegas memperlihtakan temuannya, tapi ndoro tadi pagi masih ada, saya tinggal bersih-bersih didepan, lah pas saya mau ambil sapu yang tertinggal saya lihat kok sudah hilang ndoro, nanti saya coba tanyakan mas Agus, apa ada yanv masuk kedalam rumah, lata abdi tersebut dengan wajah yang jadi cemas, ia takut akan di pecat."

"Ibu Deni dan abdi tersebut tiba diruang pamer rumah keluarga Wijaya, dia membuka kotak kaca yang masih terkunci tersebut."

'Maaf ndoro, saya tidak tau apa-apa ndoro, tolong jangan pecat saya ndoro, kata abdi tersebut agak cemas.'

"Bibik tidak salah, sekarang aku minta bibi segera telpon bapak dan katakan ibu tunggu diruang pamer sekarang juga, karena ada hal yang harus aku lakukan, dan tolong telpon kerumah sakit katakan pada Riri, batalkan semua agendaku hari ini, katakan aku keluar kota mendadak dan jangan hubungi sebelum aku yang menghubungi, paham."

'Paham ndoro, terima kasih ya ndoro, saya mohon pamit, kata abdi tersebut.'

"Oh iya bik, jam berapa bibik bersih bersih diruangan ini, kata Gayatri pada abdinya?"

Lebih kurang jam sembilan pagi ndoro, tidak sampai sepuluh menit saya kembali ambil sapu, kok rumahnya sudah hilang, padalah tadi masih ada, kata abdi tersebut."

'Baik aku paham, terima kasih ya bik, jangan lupa pesanku tadi, dan satu lagi, selain bapak jangan biarkan orang lain masuk keruang pamer, sekalipun itu Ratna, paham?"

'Baik ndoro, saya pamit, abdi tersebut meninggalkan ibu Deni diruang pamer.'

Gayatri membentuk segel tangan, mulutnyapun terlihat berkomat kamit, lalu Gayatri menyentuh kotak kaca tersebut, lepaskan, sebuah pola unik terbentuk dan membuka tabir pelindung kotak kaca tersebut, merasakan luapan energi pedang cahaya langit tidak ada lagi, energinya seperti hilang, Gayatri patut cemas, karena hal ini hanya akan terjadi jika pedang cahaya langit sudah mengikat jiwa dengan tuannya, dan seluruh energinya akan ada ditubuh tuannya.

"Tak lama pintu diketuk, bapak segera masuk keruang pamer dan menemui ibu, ada apa tho bu, kok tiba-tiba ibu minta bapak pulang, kangen ya sama bapak hehehe sambil cekikikan menggoda istrinya, tapi bapak melihat ekspresi yang serius dari wajah ibu, ia merasa ada yang aneh, dan pandangannya tertuju pada kotak kaca Rumah cahaya langit, seketika wajah bapak pucat dan menatap ibu kembali."

'Apakah bapak telah membuat perjanjian jiwa dengan Astagina, bukankah kita sudah bersepakat pak, jika bapak akan menolak perjanjian jiwa, sekalipun itu Astagina yang memintanya, bapak tau sendiri jika Astagina adalah ruh yang paling sulit dikendalikan dan ia bisa menyerap energi kehidupan penggunanya, apa sejarah keluarga Wijaya akan terulang lagi pak, bapak juga tau Astagina adalah salah satu dari sembilan pusaka terkuat, kata ibu dingin.'

"Bukan bapak bu, coba saja ibu rasakan apakah aura Astagina ada pada bapak?"

Gayatri memejamkan matanya, ia mencoba mendeteksi kekuatan Astagina, bukan, bukan pada bapak, energinya jauh ada diluar area rumah kata ibu perlahan, ibu jadi khawatir pak, sejak awal Deni ingin bergabung dengan Dipa Serra Corporate, ibu sudah menyelidiki latar belakang pak Jaya, ia salah satu ahli supra natural dengan kemampuan tinggi dan dia telah sampai pada tahap raja jin tingkat 1 kata ibu menambahkan.

Bapak lalu memjakan matanya, dan dari tubuhnya keluar tongkat bersimbol bulan dan bintang, itulah tongkat suci Nur Alim, aura putih yang lebut dan menenangkan, tapi dibalik kelembutannya tongkat Nur Alim bukanlah senjata remeh, julukan 5 senjata suci tidak tersemat begitu saja,

(konon kabarnya tongkat Nur Alim salah satu senjata yang dimilik kanjeng Sunan Kali Jaga atau mbah Sunan Kali Jaga, dan salah satu senjata yang mampu mengalah Kanjeng Ratu Kidul.)

Perlahahan tongkat Nur Alim membentuk kepulan asap putih...

"Assalammualaikum cucuku, apa gerangan yang membuatmu memanggilku, seru sosok pria tua berjubah putih, dengan tasbih yang terus berputar dan dari mulutnya tak pernah berhenti menyebut asma Allah."

'Waalaikumsalam kyai, Maafkan kelancangan cucukmu yang telah mengganggu ketenangan dzikirmu kyai, semua ini dikarenakan, Susilo menatap kotak kaca tempat rumah cahaya langit disegel.'

"Cucuku ada takdir yang bisa kita rubah dan ada yang tidak bisa dirubah kecuali atas kehendak Allah, jodoh, rizky, dan maut adalah ketetapan yang tidak bisa dirubah, termasuk jalan takdir keluarga Wijaya, seperti takdirku yang berjodoh menjaga keluarga Wijaya, kata Kyai Jabat sambil tersenyum."

'Aku masih belum paham kyai, kata bapak Deni menatap Kyai Kabat. (Kyai Jabat adalah sosok ruh suci yang memiliki karomah illahi yang menjaga tongkat Nur Alim)'

"Kyai Jabat tersenyum menatap Susilo, sepertinya dirimu tidak pernah berubanh ngger, sangat beruntung Jatmiko memiliki anak seprtimu, dirimu selalu berjalan dijalan yang lurus dan tidak pernah berpikir buruk kepada siapapun, memang sejatinya manusia haruslah seperti itu kata Kyai Jabat. Kyai Jabat lalu berjalan kearah cermin, dan mengibaskan tangannya terlihat Deni yang telahh membuat perjanjian Jiwa dengan Astagina."

Hal tersebut membuat Gayatri dan Susilo terkejut, ditempat itu juga ada Jatmiko, Abak kata Gayatri dan Susilo bersamaan, tapi kenapa bukankah selama ini Deni tidak pernah belajar kanuragan kata Gayatri.

"Sabar nduk, biarkan jalan takdir berjalan sebagaimana mestinya, biarkan anakmu yang menjadi penutup sejarah kelam trah Wijaya, kata Kyai Jabat, semua sudah tertulis."

'Biarpun hatinya sangat kesal, tapi melawan ruh pemilik karomah sama saja bunun diri, biarpun drajad manusia lebih tinggi, tapi kekuatannya yang telah sampai pada tahap bangsawan iblis bukanlah kekuatan manusia, Gayatri hanya bisa tersenyum kecut.'

"Kau harus banyak belajar dari suamimu nduk, aku paham prasaanmu sebagai seorang ibu yang tidak ingin anakmu berurusan dengan apa yang ada diluar jangkauan manusia, tapi jalan takdir tidak bisa kau lawan, berikan ini pada Deni ketika ia tiba dirumah, dan biarkan ia menjalani apa yang telah dipilihnya, aku pasti akan selalu melindungi semua keturunan Wijaya, kata Kyai Jabat.

Tiba-tiba dari tangannya keluarlah sebuah rompi yang cukup modis untuk anak muda, ini adalah rompi Kalimo Sodo, sudah aku sesuaikan dengan selera anak muda di zaman ini, ini hanyalah tampilan luarnya saja, seru Kyai Jabat.

Besok anakmu akan pergi kedaratan Swarnadwipa, dia sudah ditunggu oleh Andini.

"Andini ruh penjaga Pedang Dewi Bulan, kata Susilo sedikit terkejut."

Benar, berikan rompi itu sebagai hadiah, setelah dia menggunakannya rompi aslinya akan langsung menyatu dengan tubuhnya, kata Kyai Jabat.

Anakmu adalah anak yang baik nduk, ia mewarisi sifat baikmu Susilo, jadi kau tidak perlu khawatir, anakmu telah dewasa dan biarkan ia bertanggunh jawab dengan apa yang telah dipilih, baiklah sepertinya cukup untuk saat ini, selebihnya biarkan semua berjalan pada jalurnya, Assalammualaikum.

Sosom Kyai Jabat kembali menjadi kepulan asap putih dan menyatu kembali dengan Susilo.

Keheningan kembali terjadi, baik Gayatri dan Susilo larut dalam pikirannya masing - masing.

(Kembali ke sisi Deni dan Jatmiko)

Apa bisa kau peraktekan apa yang ada dikepalamu? Coba kau tahan serangan ini.. Seketika Deni bergerak mundur dan membentuk segel tangan, Elemen air, pelindung air, seketika udara ditempat tersebut menjadi dingin, dan dari bawah tanah keluaralah air yang menyelimuti Deni, air tesebut berubah menjadi burung merak yang terus berputar mengelilingi tubuh deni, elemen air, serangan merak air tingkat 1, burung merak pemecah raga, seketika dari dalam burung merak yang berputar keluar lagi dua burung merak kembar yang langsung menyerang kakek Jatmiko, seketika kakek Jatmiko terkejut dan langsung membentuk segel tangan, pelindung api, burung merak air menghantam pelindung api, luapan tenaga dalam membentuk riak energi yang cukup menggetarkan, kakek Jatmiko bahkan terpental beberapa meter, dan mentap tajam kepada Deni..

Kakek seru Deni mendekati kakek Jatmiko, maaf kakek, apa kakek baik-baik saja? Aku tidak bermaksud seperti itu, tubuhku bergerak sendiri kata Deni agak cemas melihat kondisi kakeknya, kakek Jatmiko hanya tersenyum dan sesekali menatap Astagina, tidak apa-apa cucuku, itu karena kamu belum bisa mengendalikan kekuatan tersebut dengan baik, tapi tenang saja mulai saat ini Astagina yang akan membimbingmu, dan rumah ini akan menjadi milikmu yang bisa kau gunakan sebagai tempat berlatih kata kakek Jatmiko kepada Deni, dimana disini dirimu bisa mengembangkan diri dan juga kemampuanmu baik kemampuan fisik, mental dan juga spiritualmu, kata kakek Jatmiko, mulai saat ini kau harus benar - benar melatih semuanya dengan baik le, karena lawan yang akan kau hadapi bukan hanya kuat tapi juga cerdas, disini juga tersedia banyak buku pengetahuan, pelajarilah dengan baik, kakek menaruh harapan besar kepadamu le, kata kakek Jatmiko dengan tatapan haru.

Baik kek, aku akan berusaha sebaik mungkin, kata Deni.

"Kakek percaya padamu le, kamu anak baik

Oh iya kek apa benar rumah ini akan dikasih sama Deni? Deni menyapukan pandangan kesekitarnya, sejauh ia memandang tempat itu terasa sejuk dan asri. ia merasa senang mendapat rumah yang begitu besar, wah bisa dijadiin markas nih, serunya dalam hati.

Deni larut dalam lamunannya masih memikirkan hadiah rumah yang dia dapat, hatinya sangat senang karena mendapat rumah baru, biarpun kesanmya kuno, namum disitulah nilai seninya, ditambah seluruh bangunannya terbuat dari kayu Jati wah keren nih rumah, serunya dalam hati sambil tersenyum...

Mohon dukungannya pada para pembaca dengan memberikan

Like

Komen,

Vote dan

Tambahkan ke favorite dan bagikan cerita ini keteman - teman agar Author lebih semangat lagi, terima kasih...

Terpopuler

Comments

Mas Uan

Mas Uan

gaskeun tood..

2024-09-01

0

Pangkas Herman

Pangkas Herman

mantap

2024-08-26

0

rajes salam lubis

rajes salam lubis

lanjutkan

2022-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Prolog
2 Bab 2 - Dipa Serra Corporate
3 Bab 3 - Dipa Serra Corporate 2
4 bab 4 - Jatmiko Wijaya 1
5 Bab 5 - Jatmiko Wijaya 2
6 Bab 6 - Penyatuan
7 Bab 7 - Tubuh Naga Bintang Sempurna
8 Bab 8 - Kemunculan Pedang Antaboga
9 Bab 9 - Ujian Pertama Untuk Deni
10 Bab 10 - Kekuatan Ki Bogel 1
11 Bab 11 - Kekuatan Ki Bogel End
12 Bab 12 Menuju Kelompok Tapak Sakti
13 Bab 13 Hancurnya kelompok tapak sakti 2
14 Bab 14 - Hancurnya Kelompok Tapak Sakti 3
15 15 - Persiapan Menuju Sumatra 1
16 Bab - 16 Persiapan Menuju Sumatra
17 Bab 17 - Pulau Sumatra 1
18 Bab 18 Pulau Sumatra 2
19 Bab 19 - Pulau Sumatra 3
20 Bab 20 - Pulau Sumatra 4
21 Bab 21 - Pulau Sumatra 5
22 Bab 22 - Kedatangan Kyai Hasan
23 Bab 23 - Dua Dewi Batu Bungur
24 Bab 24 Perjalanan Menuju Gua Bulan.
25 Bab 25 - Serangan Kelompok Panah Tengkorak
26 Bab 26 - Pertempuran di Gua Bulan
27 Bab 27 - Kekuatan Bangsawan Langit
28 Bab 28 - Kemunculan Dewi Bulan.
29 Bab 29 - Perjanjian Jiwa Asep dan Dewi Bulan.
30 Bab 30 - Perjanjian Jiwa Asep dan Dewi Bulan End
31 Bab 31 - Serangan Panah Tengkorak
32 Bab 32 - Terbukanya Portal Dunia Bawah
33 Bab 33 - Terbukanya portal dunia bawah 2
34 Bab 34 - Kemunculan Dewi Durga
35 Bab 35 Hancurnya Kelompok Panah Tengkorak.
36 Bab 36 -Menuju Istana Dasar Bumi
37 Bab 37 - Jamuan Makan Di Istana Dasar Bumi
38 Bab 38 - Latihan Untuk Deni dan Asep
39 Bab 39 - Latihan Deni dan Asep 2
40 Bab 40 - Latihan Deni Dan Asep 3
41 Bab 41 - Latihan Deni dan Asep 4
42 Bab 42 - Latihan Deni dan Asep 5
43 Bab 43 - Penyatuan Dua Kekuatan Besar
44 Bab 44 - Kekuatan June (Pemimpin Bangsawan Lagit)
45 Bab 45 - Kekuatan June (Pemimpin Bangsawan Langit 2)
46 Bab 46 - Kedatangan Para Bangsawan Langit.
47 Bab 47 Bertemu Batara Kala
48 Bab 48 - Kembali Kedunia Nyata
49 Bab 49 - Kembali Ke Jakarta
50 Bab 50 - Kembali Ke Jakarta 2
51 Bab 51 - Tiba di Jakarta
52 Bab 52 - Jakarta 2 (Tragedi Di Mall Kasabalnca)
53 Bab 53 - Jakarta 3 (Jatuhnya Keluarga Hadi Ningrat)
54 Bab 54 - Jakarta 4 (Kembali Ke Dipa Serra Corporate)
55 Bab 55 - Jakarta End (Putusnya Hubungan Persahabatan)
56 Bab 56 - Masa Lalu Batara Kala
57 Bab 57 - Perjalanan Ke Gunung Padang (Kota Bandung 1)
58 Bab 58 - Perjalanan Ke Gunung Padang (Kota Bandung End)
59 Bab 59 - Perjalanan Ke Gunung Padang (Bergerak Ke Cianjur)
60 Bab 60 - Situs Gunung Padang ( Batu Air Suci)
61 Bab 61 - Situs Gunung Padang ( Dewi Seruni Pasangan Padang Cahaya Langit)
62 Bab 62 Jakarta Bergejolak (Kontes 1)
63 Bab 63 - Jakarta Bergolak (Kontes 2)
64 Bab 64 - Jakarta Bergejolak (Serangan Musa )
65 Bab 65 - Jakarta Bergejolak (Serangan Musa 2)
66 Bab 66 - Jakarta Bergejolak (Serangan Musa 3)
67 Bab 67 - Kota - Kota besar Membara
68 Bab 68 - Kelompok Deni dan Lima Pelindung Indonesia Bersatu
69 Bab 69 - Sabdo Palon Bergerak
70 Bab 70 - Kelompok Besar Gabungan Menyebar
71 Bab 71 - Surabaya (Legenda Gunung Anyar)
72 Bab 72 - Bantuan Dua Ulama Besar
73 Bab 73 - Analisis Cepat Sang Jenius
74 Bab 74 - Terbacaya Rencana Gayatri
75 Bab 75 - Hilangnya Musa 1
76 Bab 76 - Hilangnya Musa 2
77 Bab 77 Hilangnya Musa 3
78 Bab 78 - Terawan Bertemu Dewasrani
79 Bab 79 - Tujuh Bidadari Mulai Bergerak
80 Bab 80 - Tujuh Bidadari Mulai Bergerak 2
81 Bab 81 - Tujuh Bidadari Mulai Bergerak 3
82 Bab 82 - Asep Melawan Amabilis
83 Bab 83 - Bantuan Para Dewa 1
84 Bab 84 - Bantuan Oara Dewa 2
85 Bab 85 - Latihan Bersama Potunia ( Bayangan Bidadari Merah)
86 Bab 86 - Latihan Bersama Putonia 2 (Lembah Raksasa)
87 Bab 87 - Lembah Raksasa Tingkat Pertama
88 Bab 88 - Lembah Raksasa Tingkat Pertama 2
89 Bab 89 - Lembah Raksasa 2
90 Bab 90 - Aturan Tiga Dunia
91 Bab 91 - Lembah Raksasa 2 (Lembah Kematian)
92 Bab 92 - Pendekar Lembah Kematian
93 Bab 93 - Lembah Raksasa 3 (Gerbang Jiwa Sumber Air Kehidupan)
94 Bab 94 - Gerbang Jiwa (Gerbang Tiga Kehidupan)
95 Bab 95 - Pulau Netra (Masa Lalu Deni dan Asep)
96 Bab 96 - Pulau Netra (Penjara Jiwa)
97 Bab 97 - Gerbang Jiwa 4 (Penjara Jiwa Selesai)
98 Bab 98 - Masa Tenang (Makanan Dewa)
99 Bab 99 - Air Telaga Surga & Air Lembah Neraka
100 Ban 100 - Air Telaga Surga
101 Bba 101 - Gerbang Keenam - Pembersihan Diri
102 Bab 102 - Pengendalian Diri
103 Bab 103 - Pertemuan Kembali (Narapati Mulai Bergerak 1)
104 Bab 104 - Goyahnya Hati Bidadari Kuning
105 Bab 105 - Pil Pahit Tujuh Bidadari Terkuat
106 Bab 106 - Sepuluh Iblis Terkuat
107 Bab 107 - Persiapan Tempur Narapati
108 Bab 108 - Bantuan Ustad Faiq (Sang Ahli Ruqyah)
109 Bab 109 - Santri Songo
110 Bab 110 - Kerajaan Alas Ketonggo
111 Bab 111 - Santri Songo Bertemu DENHARIN
112 Bab 112 - Munculnya Pancaka Si Iblis Air
113 bab 113 - Deni dan Asep Vs Pancaka
114 Bab 114 - Pedang Khalifah
115 Bab 115 - Bangkitnya Dewi Racun Majapahit
116 Bab 116 - Bertemu Presiden Republik Indonesia
117 Bab 117 - Rencana Besar 1
118 Pengumuman
119 Bab 119 - Rencana Besar 2
120 Bab 120 - Rencana Besar 3
121 Bab 121 - Dewasrani dan Batara Ismaya
122 Bab 122 - Persiapan Menuju Purnama Emas
123 Bab 123 - Persiapan Menuju Purnama Emas 2
124 Bab 124 - Sejarah Purnama Emas
125 Bab 125 - Negosiasi
126 Bab 126 - Negosiasi 2
127 Bab 127 - Menjelang Purnama Emas
128 Bab 128 - Rahasia Rumah Respati
129 Bab 129 - Menjelang Purnama Emas 3
130 Bab 130 - Purnama Emas 1 (Bangkiitnya Tribuana Tungga Dewi)
131 Bab 131 - Purnama Emas 2 (Bangkitnya Prabu Hayam Wuruk)
132 Bab 132 - Munculnya Prabu Hayam Wuruk
133 Bab 133 - Bantuan Bapak Jaya Serra
134 Bab 134 - Ajian Jerat Jiwa dan Tarik Jiwa
135 Bab 135 - Ajian Jerat Jiwa dan Tarik Jiwa
136 Bab 136 - Ajian Jerat Jiwa Dan Tarik Jiwa 3
137 Bab 137 - Keputusan Empu Jatmiko
138 Bab 138 - Kitab Serat Batu Langit dan Kitab Serat Kama Sutra
139 Bab 139 - Aliansi Tiga Dunia
140 Bab 140 - Sisi Gelap Ruang Jiwa
141 Bab 141 - Kebenaran Yang Tersembunyi
142 Bab 142 - Rencana Cadangan Ustad Hadi 1
143 Bab 143 - Bangkitnya Naga Air dan Naga Bumi
144 Bab 144 - Dimensi Naga 1 (rahasia Jurus Terlarang)
145 Bab 145 Ruang Dimensi Naga 2 (Penjara Jiwa)
146 Bab 146 Ruang Dimensi Naga 3 (°Rahasia Jiwa dan Kenyataan Yang Sebenernya)
147 Bab 147 - Ruang Dimensi Naga 4 (Keputusan Sulit)
148 Bab 148 - Diskusi Pemimpin Aliansi Tiga Dunia
149 Bab 149 - Tubuh Istimewa
150 Bab 150 - Bangunkan Jiwa Dan Raganya
151 Bab 151 - Dewasrani VS Pasukan Aliansi Tiga Dunia
152 Bab 152 - Datangnya Pasukan Elit Pelindung Para Dewa
153 Permohonan maaf
154 Bab 153 - Mediasi Bersama Dunia Langit
155 Bab 154 - Negosiasi Dengan Dewasrani
156 Bab 155 - Meninggalkan Jogjakarta
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Bab 1 Prolog
2
Bab 2 - Dipa Serra Corporate
3
Bab 3 - Dipa Serra Corporate 2
4
bab 4 - Jatmiko Wijaya 1
5
Bab 5 - Jatmiko Wijaya 2
6
Bab 6 - Penyatuan
7
Bab 7 - Tubuh Naga Bintang Sempurna
8
Bab 8 - Kemunculan Pedang Antaboga
9
Bab 9 - Ujian Pertama Untuk Deni
10
Bab 10 - Kekuatan Ki Bogel 1
11
Bab 11 - Kekuatan Ki Bogel End
12
Bab 12 Menuju Kelompok Tapak Sakti
13
Bab 13 Hancurnya kelompok tapak sakti 2
14
Bab 14 - Hancurnya Kelompok Tapak Sakti 3
15
15 - Persiapan Menuju Sumatra 1
16
Bab - 16 Persiapan Menuju Sumatra
17
Bab 17 - Pulau Sumatra 1
18
Bab 18 Pulau Sumatra 2
19
Bab 19 - Pulau Sumatra 3
20
Bab 20 - Pulau Sumatra 4
21
Bab 21 - Pulau Sumatra 5
22
Bab 22 - Kedatangan Kyai Hasan
23
Bab 23 - Dua Dewi Batu Bungur
24
Bab 24 Perjalanan Menuju Gua Bulan.
25
Bab 25 - Serangan Kelompok Panah Tengkorak
26
Bab 26 - Pertempuran di Gua Bulan
27
Bab 27 - Kekuatan Bangsawan Langit
28
Bab 28 - Kemunculan Dewi Bulan.
29
Bab 29 - Perjanjian Jiwa Asep dan Dewi Bulan.
30
Bab 30 - Perjanjian Jiwa Asep dan Dewi Bulan End
31
Bab 31 - Serangan Panah Tengkorak
32
Bab 32 - Terbukanya Portal Dunia Bawah
33
Bab 33 - Terbukanya portal dunia bawah 2
34
Bab 34 - Kemunculan Dewi Durga
35
Bab 35 Hancurnya Kelompok Panah Tengkorak.
36
Bab 36 -Menuju Istana Dasar Bumi
37
Bab 37 - Jamuan Makan Di Istana Dasar Bumi
38
Bab 38 - Latihan Untuk Deni dan Asep
39
Bab 39 - Latihan Deni dan Asep 2
40
Bab 40 - Latihan Deni Dan Asep 3
41
Bab 41 - Latihan Deni dan Asep 4
42
Bab 42 - Latihan Deni dan Asep 5
43
Bab 43 - Penyatuan Dua Kekuatan Besar
44
Bab 44 - Kekuatan June (Pemimpin Bangsawan Lagit)
45
Bab 45 - Kekuatan June (Pemimpin Bangsawan Langit 2)
46
Bab 46 - Kedatangan Para Bangsawan Langit.
47
Bab 47 Bertemu Batara Kala
48
Bab 48 - Kembali Kedunia Nyata
49
Bab 49 - Kembali Ke Jakarta
50
Bab 50 - Kembali Ke Jakarta 2
51
Bab 51 - Tiba di Jakarta
52
Bab 52 - Jakarta 2 (Tragedi Di Mall Kasabalnca)
53
Bab 53 - Jakarta 3 (Jatuhnya Keluarga Hadi Ningrat)
54
Bab 54 - Jakarta 4 (Kembali Ke Dipa Serra Corporate)
55
Bab 55 - Jakarta End (Putusnya Hubungan Persahabatan)
56
Bab 56 - Masa Lalu Batara Kala
57
Bab 57 - Perjalanan Ke Gunung Padang (Kota Bandung 1)
58
Bab 58 - Perjalanan Ke Gunung Padang (Kota Bandung End)
59
Bab 59 - Perjalanan Ke Gunung Padang (Bergerak Ke Cianjur)
60
Bab 60 - Situs Gunung Padang ( Batu Air Suci)
61
Bab 61 - Situs Gunung Padang ( Dewi Seruni Pasangan Padang Cahaya Langit)
62
Bab 62 Jakarta Bergejolak (Kontes 1)
63
Bab 63 - Jakarta Bergolak (Kontes 2)
64
Bab 64 - Jakarta Bergejolak (Serangan Musa )
65
Bab 65 - Jakarta Bergejolak (Serangan Musa 2)
66
Bab 66 - Jakarta Bergejolak (Serangan Musa 3)
67
Bab 67 - Kota - Kota besar Membara
68
Bab 68 - Kelompok Deni dan Lima Pelindung Indonesia Bersatu
69
Bab 69 - Sabdo Palon Bergerak
70
Bab 70 - Kelompok Besar Gabungan Menyebar
71
Bab 71 - Surabaya (Legenda Gunung Anyar)
72
Bab 72 - Bantuan Dua Ulama Besar
73
Bab 73 - Analisis Cepat Sang Jenius
74
Bab 74 - Terbacaya Rencana Gayatri
75
Bab 75 - Hilangnya Musa 1
76
Bab 76 - Hilangnya Musa 2
77
Bab 77 Hilangnya Musa 3
78
Bab 78 - Terawan Bertemu Dewasrani
79
Bab 79 - Tujuh Bidadari Mulai Bergerak
80
Bab 80 - Tujuh Bidadari Mulai Bergerak 2
81
Bab 81 - Tujuh Bidadari Mulai Bergerak 3
82
Bab 82 - Asep Melawan Amabilis
83
Bab 83 - Bantuan Para Dewa 1
84
Bab 84 - Bantuan Oara Dewa 2
85
Bab 85 - Latihan Bersama Potunia ( Bayangan Bidadari Merah)
86
Bab 86 - Latihan Bersama Putonia 2 (Lembah Raksasa)
87
Bab 87 - Lembah Raksasa Tingkat Pertama
88
Bab 88 - Lembah Raksasa Tingkat Pertama 2
89
Bab 89 - Lembah Raksasa 2
90
Bab 90 - Aturan Tiga Dunia
91
Bab 91 - Lembah Raksasa 2 (Lembah Kematian)
92
Bab 92 - Pendekar Lembah Kematian
93
Bab 93 - Lembah Raksasa 3 (Gerbang Jiwa Sumber Air Kehidupan)
94
Bab 94 - Gerbang Jiwa (Gerbang Tiga Kehidupan)
95
Bab 95 - Pulau Netra (Masa Lalu Deni dan Asep)
96
Bab 96 - Pulau Netra (Penjara Jiwa)
97
Bab 97 - Gerbang Jiwa 4 (Penjara Jiwa Selesai)
98
Bab 98 - Masa Tenang (Makanan Dewa)
99
Bab 99 - Air Telaga Surga & Air Lembah Neraka
100
Ban 100 - Air Telaga Surga
101
Bba 101 - Gerbang Keenam - Pembersihan Diri
102
Bab 102 - Pengendalian Diri
103
Bab 103 - Pertemuan Kembali (Narapati Mulai Bergerak 1)
104
Bab 104 - Goyahnya Hati Bidadari Kuning
105
Bab 105 - Pil Pahit Tujuh Bidadari Terkuat
106
Bab 106 - Sepuluh Iblis Terkuat
107
Bab 107 - Persiapan Tempur Narapati
108
Bab 108 - Bantuan Ustad Faiq (Sang Ahli Ruqyah)
109
Bab 109 - Santri Songo
110
Bab 110 - Kerajaan Alas Ketonggo
111
Bab 111 - Santri Songo Bertemu DENHARIN
112
Bab 112 - Munculnya Pancaka Si Iblis Air
113
bab 113 - Deni dan Asep Vs Pancaka
114
Bab 114 - Pedang Khalifah
115
Bab 115 - Bangkitnya Dewi Racun Majapahit
116
Bab 116 - Bertemu Presiden Republik Indonesia
117
Bab 117 - Rencana Besar 1
118
Pengumuman
119
Bab 119 - Rencana Besar 2
120
Bab 120 - Rencana Besar 3
121
Bab 121 - Dewasrani dan Batara Ismaya
122
Bab 122 - Persiapan Menuju Purnama Emas
123
Bab 123 - Persiapan Menuju Purnama Emas 2
124
Bab 124 - Sejarah Purnama Emas
125
Bab 125 - Negosiasi
126
Bab 126 - Negosiasi 2
127
Bab 127 - Menjelang Purnama Emas
128
Bab 128 - Rahasia Rumah Respati
129
Bab 129 - Menjelang Purnama Emas 3
130
Bab 130 - Purnama Emas 1 (Bangkiitnya Tribuana Tungga Dewi)
131
Bab 131 - Purnama Emas 2 (Bangkitnya Prabu Hayam Wuruk)
132
Bab 132 - Munculnya Prabu Hayam Wuruk
133
Bab 133 - Bantuan Bapak Jaya Serra
134
Bab 134 - Ajian Jerat Jiwa dan Tarik Jiwa
135
Bab 135 - Ajian Jerat Jiwa dan Tarik Jiwa
136
Bab 136 - Ajian Jerat Jiwa Dan Tarik Jiwa 3
137
Bab 137 - Keputusan Empu Jatmiko
138
Bab 138 - Kitab Serat Batu Langit dan Kitab Serat Kama Sutra
139
Bab 139 - Aliansi Tiga Dunia
140
Bab 140 - Sisi Gelap Ruang Jiwa
141
Bab 141 - Kebenaran Yang Tersembunyi
142
Bab 142 - Rencana Cadangan Ustad Hadi 1
143
Bab 143 - Bangkitnya Naga Air dan Naga Bumi
144
Bab 144 - Dimensi Naga 1 (rahasia Jurus Terlarang)
145
Bab 145 Ruang Dimensi Naga 2 (Penjara Jiwa)
146
Bab 146 Ruang Dimensi Naga 3 (°Rahasia Jiwa dan Kenyataan Yang Sebenernya)
147
Bab 147 - Ruang Dimensi Naga 4 (Keputusan Sulit)
148
Bab 148 - Diskusi Pemimpin Aliansi Tiga Dunia
149
Bab 149 - Tubuh Istimewa
150
Bab 150 - Bangunkan Jiwa Dan Raganya
151
Bab 151 - Dewasrani VS Pasukan Aliansi Tiga Dunia
152
Bab 152 - Datangnya Pasukan Elit Pelindung Para Dewa
153
Permohonan maaf
154
Bab 153 - Mediasi Bersama Dunia Langit
155
Bab 154 - Negosiasi Dengan Dewasrani
156
Bab 155 - Meninggalkan Jogjakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!