Catatan sebelum membaca, cerita ini hanyalah cerita fiksi, semua hanyalah hasil imajinasi penulis saja, jangan sampai gagal paham ya, selamat membaca
Deni perlahan duduk sambil tetap merasa tidak enak hati, dimana orang besar seperti bapak Jaya Dipa, mau menuangkan teh untuknya, "selamat pagi pak"
'Selama pagi nak deni'. Tidak perlu sungkan nak, saat ini adalah susana sarapan pagi, karena kamu tamu disini, tidak ada salahnya bila saya menuangkan teh untuk nak Deni'. Sambil menyeruput tehnya Bapak jaya memulai obrolannya
" aku sudah memperhatikanmu sejak lama, aku sendiri sangat kagum atas bakat yang kau miliki, Sandi bawa kemari, baik pak Jaya. Sandi menyerahkan kotak hitam kepada pak Jaya, lalu menunjukannya kepada Deni."
Sulit dipercaya, ini batu giok putih, dimana menurut cerita kekuatannya bisa mengunci dan menekan kekuatan benda - benda pusaka, banyak benda pusaka yang telah dikurung didalam giok ini, dan kini keris tameng kegelapan ada didalam benda ini, benar - benar sulit dipercaya, seru Deni sambil terus memperhatikan batu giok putih yang didalamnya tersimpan keris tameng kegelapan.
'Matamu sangat jeli nak Deni, aku tau apa yang ada dipikiranmu, tolong berikan batu itu pada saya, kata pak Jaya'
Deni menyerahkan batu giok putih kepada pak Jaya
"Tak lama pak Jaya berkomat - kamit merapal mantra, dan dirinya juga membentuk segel tangan kemudian menyentuh batu giok putih, 'lepaskan'.
Tak lama Deni dan Sandi merasakan aura yang sangat menekan, udara disekitar ruangan mendadak jadi tidak setabil, dan terus memberi tekanan, tak lama aura berwarna hitam pekat keluar dari batu giok putih, dan kepulan asap hitam pekat tersebut membentuk keris luk lima dengan pamor yang sagat indah tapi juga memberi tekanan yang besar, Deni hampir pingsan dibuatnya, namun keanehan terjadi, tiba - tiba tubuh Deni diselimuti aura biru menyala dan melindungi seluruh tubuh Deni, tubuhnya kini tidak lagi merasa tertekan, tapi juga sangat nyaman, dan dari tubuh Deni keluar kepulan asap biru pekat yang membentuk sebuah pedang berukuran panjang sekitar 1 meter, dengan gagang yang berbentuk kepala burung merak.
"Pak Jaya tersentak, Pedang Cahaya Langit yang melegenda??? Tapi bagaimana bisa? Sebenarnya siapa anak ini? Sepertinya ini akan menarik".
'Pedang itu terus berputar diatas kepala Deni, dan perlahan menjadi kepulan asap biru yang terbang kesamping Deni dan secara perlahan berubah wujud menjadi seorang kakek tua berjubah biru, dan menatap tajam ke arah pak Jaya.
"Apa yang kau inginkan dari cucuku? Seru pria tua tersebut" sambil terus mengeluarkan aura menekan dari tubuhnya dan menatap dingin kearah pak Jaya?"
'Tiba-tiba Keris tameng kegelapan juga berubah wujud menjadi sosok pria tua berjubah hitam, yang berdiri disebelah pak Jaya'
""Lama tidak bertemu Astagina seru pria berjubah hitam tersebut, menatap dingin kearah pria berjubah biru?""
"'Tidak perlu basa - basi Janitra, tidak akan aku biarkan kau mengganggu atau mengusik trah Wijaya kata pria berjubah biru sambil terus mengeluarkan aura yang sangat menekan, Sandi sendiri sampai bersusah payah mengatur tenaga dalamnya dan terus mengalirkan tenaga dalamnya ditengah tekanan dua aura yang sangat kuat"
""Tuanku hanya ingin bekerja sama dengan trah Wijaya, kami tidak ada niat lain, karena ramalannya sudah semakin dekat, seru Janitra""
'Pak jaya membuka pembicaraan, mohon maaf eyang Wesi Astagina, jika yang aku lakukan sudah mengusik eyang Wesi, tapi seperti yang dikatakan eyang Janitra, aku hanya ingin meminta bantuan nak Deni, namun jika nak deni kurang berkenan, kami tidak akan memaksa, sambil menundukan kepala ke arah deni'
Deni merasa bingung, orang terhormat seperti pak Jaya menunduk hormat kearahnya, Deni juga merasakan aura dinging disekitar tubuhnya, (pasti ada sesuatu dibelakangku kata deni dalam hatinya, tanpa berani menoleh kebelakang)
"Apa yang bapak lakukan, bapak bicara dengan siapa pak? Kata Deni yang kebingungan? Deni memberanikan diri ikut berbicara, tidak lama disebelahnya munculah sosok pria tua berjubah biru yang menatap kearah pak Jaya, (apa dia yang membuat pak Jaya bersikap hormat kepadaku, tapi siapa orang tua ini) seribu pertanyaan masih memghantui Deni.
'Sepertinya nak Deni tidak tau jika selama ini nak Deni telah di Jaga oleh pelindung yang sangat sakti?'
"Hah pelindung?" 'Benar nak Deni'
"Sudah tidak perlu basa-basi, tugasku adalah melindungi anak ini sampai saatnya dia siap"
'Apa eyang wesi sudah pernah berkomunikasi dengan Deni?' "Apa perlunya itu kata Astagina menatap tajam kearah pak Jaya"
Disisi lain, Segel Dewa Krisna yang ditanam Jatmiko bereaksi dengan salah satu pusaka terkuat nusantara, dan memicu keluarnya pedang cahaya langit. Jatmiko patut khawatir, karena hanya salah satu dari sembilan pusaka terkuat yang bisa mengaktifkan segel dewa krisna, dia bergegas menuju sumber aura yang memicu pedang cahaya langit bangkit, dan apa yang dirasakannya adalah keris tameng kegelapan yang memicunya, jatmiko mengambil pusaka kantung macannya dan berkata pada Kumbang agar segera membawanya ketemoat cucunya berada, bukan hal sulit bagi pusaka kantung macan untuk melacak dan pergi secepat mungkin.
'Maaf eyang Wesi, bukannya aku meragukan kemampuan eyang wesi, tapi seprti yang eyang wesi tahu, saat ini ada kelompok lain yang berusaha menyatukan 9 pusakan nusantara untuk membuka perang besar'
"Itu bukan urusanku, tugasku adalah menjaga anak ini, selebihnya bukan urusanku"
'Kau masih saja keras Astagina, kau sendiri merasakan bahwa kekuatan ruh batu langit tidak sesederhana itu, kita yang termasuk 9 pusaka terkuat harus berjibaku dan hampir musnah saat itu?' Apa kau ingin kejadian lama terulang lagi, kejadian yang tidak ingin aku ulangi, sekarang kita masih memiliki kesempatan jika kita bisa bergerak lebih dulu, kata Janitra?
"Seketika wajah eyang wesi Astagina sedikit cemas, eyang wesi tau betul betapa mengerikannya kekuatan ruh batu langit, bahkan sembilan pusaka terkuat sudah dibantu dengan kaisar langit dan raja naga dari lima elemen masih belum sebanding, untung saat itu batara ismaya mau terlibat dan akhirnya kekuatanpun berimbang, tapi hal tersebut bukan perkara mudah, jika sampai batu langit dan batara antaga bangkit, maka bisa dipastikan perang bersar tiga dunia tidak terhindarkan."
'Saat ini keturunan Narapati telah bangkit dan mulai mengumpulkan pusaka terkuat, dan Sasmaya telah ditaklukannya, meskipun belum melakukan perjanjian darah namun, kau tau jika kekuatan kita belum mampu menandingi Sasmaya, apa lagi keturunan Narapati terus melacak keberadaan batu langit, jika bukan lima segel gabungan yang mengunci kekuatannya, maka bisa dipastikan batu langit pasti sudah ditemukan, dan yang menjadi masalah keturunan Narapati tersebut telah menghentikan pencariannya dan malah memperdalam ilmu segel?'
"Apa bagaimana bisa keturunan Narapati mendapatkan keris ki Anom?"
'Itulah yang aku khawatirkan Astagina, namum akhirnya setelah melihat sendiri kekuatan keturunan Narapati, aku putuskan membuat perjanjian darah dengan trah Dipa Serra, kau yang telah lama menjaga anak itu pasti tidak tau, karena Jatmiko Wijaya telah menanamkan segel khusus yang hanya bereaksi dengan salah satu dari kami, dia benar - benar diluar dugaan, dan diluar dugaan kakek Deni datang kepertemuan tersebut."
"Ternyata itu auramu Janitra, pantas saja segelku menangkap aura yang besar dari salah satu pusaka terkuat,
'Lah Kakek kenapa ada disini Deni yang masih bingung dan belum bisa mencerna apa yang terjadi, ditambah kehadiran kakeknya membuat dirinya semakin bingung.
Kau tenang saja Le, kakek sudah disini dan akan menyelsaikan semuanya terutama urusan dengan trah dipa serra tersebut, setauku keturunan wijaya tidak pernah mencari masalah dengan trah dipa serra, kata kakek jatmiko menambahkan. Jatmiko lalu duduk disebelah Deni.
Pak Jaya kembali berbicara, sebenarnya ini salahku empu Jatmiko, aku telah lama mengamati Deni, anak ini memeliki apa yang tidak dimiliki orang lain, bahkan keturunan Wijaya sekalipun, dimana aku merasakan aura besar yang tertekan didalam dirinya, aku sangat bersyukur Deni lahir dalam keluarga Wijaya, jika ia terlahir sebagai Narapati, pasti akan sangat merepotkan, jujur saja keturunan Narapati saat ini adalah yang terlemah, tapi justru itu masalahnya, kata pak Jaya menambahkan.
"Yang terlemah? Tapi kenapa dia berbahaya, apa jangan-jangan?"
'Benar empu Jatmiko, biarpun yang terlemah, tapi dialah otak dari bangkitnya kekuatan Narapati, karena kecerdasannya ada diatas rata-rata, dialah pewaris ahli siasat terkenal dari trah Narapati, Terawan Hadiytama Narapati.'
Apa Terawan, kata Deni sedikit terkejut, Terawan adalah lulusan terbaik kedua dikampusku pak, kami juga sering bertukar informasi tentang benda-benda sejarah dan juga benda-benda pusaka, terakhir kali dia bilang saat ini lebih tertarik untuk menguasai ilmu segel dari pada bela diri atau kanuragan. Kata Deni menambahkan.
'Disitulah kecerdikannya nak Deni, dia mengirim orang bergabung untuk menyusup dan mendapatkan informasi lewat orang terdekatmu.'
Apa orang terdekatku, (jangan bilang Asep si anak DO itu, aku sudah lama mengenalnya kami selalu bersama keliling mencari benda-benda pusaka., kata Deni dalam pikirannya)
'Jika kau berpikir Asep, tentu saja dia tidak akan menghianatimu hanya karena uang, kami sudah mengujinya beberapa kali untuk membocorkan skripsimu, dengan nominal yang tiidak sedikit tapi kesetiaannya abisa kau pegang nak Deni, beruntung kau memiliki sahabat seperti Asep kata pak Jaya lagi.'
Jika bukan Asep, hanya ada satu orang yang selalu mengikutiku berburu benda-benda klenik dia adalah
MUSA kata pak Jaya dan Deni bersamaan.
'Ya Musa orangnya, jujur dia membocorkam beberapa informasi mengenai skripsimu, (Sandi berkasnya, Sandi mengeluarkan bebrapa berkas yang tak lain adalah catatan penting tentang skripsi Deni, dan juga bukti transfer sejumlah uang pada rekening Musa)
Deni tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, namun dengan semua bukti yang dilihatnya membuatnya tidak busa berkata-kata, belum lagi bukti rekaman percakapan telpon antara Sandi dan Musa membuatnya marah dan tidak percaya orang terdekatnya bisa menjadi penghianat.
'Sudah nak Deni jika dirimu langsung memutus informasi, mereka akan curiga, namun untuk saat ini mulai batasi segala bentuk informasi apapun kepada Musa, bekerjalah bersama Asep, dan untuk melawan Terawan aku sudah mempersiapkan kartu Joker yang akan mendampingimu, tunggulah saatnya nak Deni orang ini akan membantumu dan aku pastikan dia tidak akan tergoda dengan bujuk rayu apapun, percayalah, untuk saat ini sebaiknya kau persiapkan dirimu untuk mengikat jiwa dengan eyang Astagina dan empu Jatmiko adalah orang yang tepat.'
"Kakek Jatmiko yang dari tadi menyimak pembicaraan tersebut, telah mengerti garis besarnya, dan saat ini yang terpenting adalah mempersiapkan tubuh Deni untuk mengikat perjanjian jiwa dengan Astagina."
Mohon maaf nak Jaya, apa boleh sekarang aku berbicara? Kata kakek Jatmiko.
'Silakan Empu, memang sudah saatnya empu mengambil peranan, karena mereka telah memiliki keris ki Anom, akan sangat merepotkan jika mereka bisa membuat perjanjian jiwa, kata pak Jaya menambahkan.'
Perjanjian jiwa akam berbeda dengan latihan fisik yang selama ini kau lakukan nak, karena yang akan dilakukan adalah pengiatan jiwa, dimana hal ini tidak bisa dilakukan dengan cara fisik, butuh mesitasi puluhan tahun agar kau siap, tapi untuk mengantisipasi hal tersebut, kakek sudah membuat pil penguat jiwa untuk berjaga-jaga, sebenarnya kakek tidak mau melakukan ini, namun melihat situasi yang ada, sepertinya tidak ada pilihan lain.
Empu jatmiko mengeluarkan pil berwarna coklat mengkilat, dan memberikannya kepada Deni.
"Minumlah pil ini agar jiwamu kuat dan siap menerima kekuatan Astagina, biarpun dirimu belum bisa memaksimalkan kekuatannya saat sudah mengikat perjanjian jiwa, tapi paling tidak kau tidak perlu meditasi puluhan tahun, kata kakek Jatmiko."
Nak Jaya bolehkah nanti aku meminjam ruang khusus agar tubuh cucuku bisa terbiasa dengan efek pil ini, sejujurnya ini adalah jalan pintas, namun ada aku belum pernah menguji pil penguat jiwa, semoga saja ini akan berhasil, kata empu Jatmiko sedikit cemas.
"Baiklah Empu Jatmiko, tempat yang kau minta akan dipersiapkan oleh Sandi, pak Jaya menatap kagum empu Jatmiko, diluar dugaan empu Jatmiko telah mempersiapkan pil tingkat tujuh, kon pil jiwa adalah salah satu pil yang sangat sulit dibuat, katanya dalam hati."
Kantung macan didunia penggemar barang gaib yang memiliki khasiat sebagai perantara kesaktian. jika dibawa bepergian biaa menghemat watu perjalanan Kantung macan ini juga bisa menggandakan uang. (sumber referensi praktisi barang gaib)
Mohon dukungannya pada para pembaca dengan memberikan
Like
Komen,
Vote dan
Tambahkam ke favorite agar Author lebih semangat lagi, dan jangan lupa untuk share cerita ini keteman-teman dan semua orang, agar lebih banyak lagi orang yang terhibur terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Mas Uan
ada kata KON... blum ada lanjutannya tood..
2024-09-01
0
rajes salam lubis
mantap mantap mantap
2022-10-10
0
rajes salam lubis
keren
2022-10-10
0