Sampai keesokkan harinya, Pratama berangkat kerja seperti biasanya, Pratama kerja di perusahaan Jacelyn dengan berangkat pagi pagi sekali, Jacelyn yang tadinya tengah tertidur pulas terbangun karena mendengar suara Pratama yang tengah mempersiapkan sarapan untuknya dan Jacelyn.
" Loh Bu, sudah bangun?" tanya Pratama.
" Iya, kenapa jam segini kamu sudah bangun?" Tanya Jacelyn.
" Iya Bu seperti biasa, saya harus datang ke tempat kerja lebih dulu untuk melakukan pekerjaan saya." Penjelasan Pratama.
Sekarang Jacelyn tahu kalau Pratama memang orang yang disiplin dan tepat waktu.
" Oh jadi sekarang aku tahu kenapa kamu berangkat kerja sepagi ini, ngomong ngomong nanti kalau ada orang yang sedang mencari saya di kantor bilang saja tidak tahu, mungkin orangnya nanti langsung menanyakan itu langsung kepadamu, karena mereka tau kalau kamu yang mengantar aku pulang kemarin."
Kenapa menjadi seribet ini?
" Lah kok jadi begini Bu? saya tidak mau berbohong Bu." Jawab Pratama yang seperti tidak ingin ikut-ikutan dalam masalahnya Jacelyn.
" Udah ikuti saja, atau kamu saya pecat!" jawab ketus Jacelyn.
Pratama hanya mengangguk pasrah dengan perkataan Jacelyn.
" Baik Bu, ini sarapan untuk Bu Jacelyn dan ada segelas teh untuk Bu Jacelyn." jawab Pratama dan sedang memberikan sarapan yang telah di persiapkan oleh Pratama.
" Iya terima kasih banyak, atas semuanya, ngomong ngomong jangan panggil saya ibu lagi, saya belum setua itu, panggil saya Jacelyn saja." Jawab Jacelyn
" Baik Bu.. Eh Jacelyn." Jawab Pratama sedikit gugup.
Setelah obrolan itu, Pratama berangkat bekerja.
Sampai di mana ia bekerja dan telah selesai semua pekerjaannya, apa yang di katakan Jacelyn tadi memang benar, kalau Pratama akan di tanyain tentang keberadaan Jacelyn sekarang, dan Pratama mengikuti perintah Jacelyn yang menyuruhnya untuk tidak memberikan informasi keadaan Jacelyn sekarang.
Kedua orang suruhan orang tua Jacelyn itu pergi meninggalkan Pratama.
Setelah melihat dua orang tadi, Pratama langsung mengambil handphonenya dari saku celana untuk menelpon seseorang.
" Halo.." ucap Pratama pada orang yang tengah di teleponnya.
" Iya bos.. Ada apa bos, apakah bos rindu dengan saya, hahaha." Jawab sekertarisnya Pratama sedikit bergurau.
" Saya tidak bisa bercanda untuk saat ini! Ikuti perintah saya, belikan saya apartemen yang ada di kota ini, dan urus semua tanpa ada yang kelewatan, saya ingin semua selesai hari ini juga!"
" Baik bos.. Itu cuma butuh waktu beberapa menit saja." jawab sekertaris itu di seberang telepon.
Pratama langsung menutup teleponnya, dan melanjutkan pekerjaannya lagi.
Hah? sekaya apa Pratama ini? Dia ingin membeli apartemen dan itu hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, seberapa pengaruhnya Pratama ini? Semua akan terbongkar di suatu waktu tertentu ketika Pratama sudah memutuskan untuk membongkarnya.
***
Waktu berjalan sangatlah cepat, sampai waktu Pratama selesai dengan pekerjaannya dan pergi pulang menuju rumahnya.
Sesampainya Pratama di rumahnya dia tengah melihat Jacelyn menyirami tanaman yang di tanam oleh Pratama, dan Jacelyn sadar kalau Pratama sudah pulang dari kerja, banyak sekali pertanyaan yang ingin di pertanyakan oleh Jacelyn, tentang tadi Pratama bekerja.
" Sudah pulang kamu.?" Tanya Jacelyn.
" Iya.. Kita akan pindah rumah." jawab Pratama.
" Pindah kemana? kenapa kamu pindah apa kamu di usir sama pemilik rumah ini? Biar saya saja yang mengurus semuanya kita gak usah pindah." jawab Jacelyn yang tengah panik, sebenarnya Jacelyn juga ingin membantu, tapi sebenarnya Pratama pindah ke apartemen yang sudah dia beli tadi.
Mendengar penjelasan Jacelyn tadi Pratama pun langsung menjelaskan maksud dari pindah rumah tadi.
" Kita pindah rumah yang lebih layak, tadi saya bertemu dengan teman lama, dia mempunyai apartemen, sekarang dia sedang ke luar negeri dan saya di minta untuk tinggal di apartemennya, kalau kita pindah sekarang, kamu juga lebih aman di sana, lambat laun kamu akan ketahuan, karena orang tua kamu sudah menyuruh orang untuk mencarimu." Kata Pratama panjang dan lebar menjelaskan semuanya.
Akhirnya Jacelyn menurut dengan perkataan Pratama, dia juga percaya kalau Pratama adalah orang yang baik dan tidak akan macam-macam terhadapnya.
Setelah penjelasan Pratama itu semakin banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh Jacelyn, tetapi Jacelyn memilih untuk mencari tahu sendiri tentang apa yang tengah di sembunyikan Pratama terhadapnya.
Sampai mereka berdua di apartemen besar, Jacelyn takjub dengan keindahan pemandangan di sekitar apartemen itu, apartemen itu terletak di pusat kota dan pemandangan lampu-lampu jalan dan lampu kendaraan menjadi pemandangan di malam hari.
Tak hanya itu, apartemen itu terlihat mewah dengan fasilitas lengkap seperti kolam renang, kamar mandi, dan fasilitas lainya.
Apartemen itu juga hanya bisa dimiliki oleh seseorang yang benar-benar kaya raya dan mempunyai aset besar di dunia, orang sekelas Jacelyn saja belum tentu bisa membeli apartemen itu.
" Seperti apa teman lama Pratama sampai bisa memiliki apartemen ini, dan berapa kekayaannya?" umpatnya dalam hati Jacelyn.
Jacelyn semakin bingung dengan Pratama, Jacelyn tidak bisa berfikir lagi, kejadian ini membuatnya semakin gila, seseorang yang bekerja di perusahaannya mempunyai teman yang memiliki apartemen semewah ini.
Rasa penasaran Jacelyn yang begitu tinggi akhirnya Jacelyn menanyakan rasa penasarannya itu ke Pratama.
" Pratama." Panggilannya.
" Iya.. Kenapa?" jawab Pratama.
" Ini serius? Apartemen ini milik teman kamu? Saya saja dari keluarga yang di bilang mampu, belum tentu bisa membeli apartemen semewah dan semegah ini, atau mungkin...?" Tanya Jacelyn.
Belum selesai dia berbicara Pratama langsung memotongnya.
" Iya, ini apartemen teman saya, mungkin kamu akan curiga dengan saya, karena saya hanya seorang cleaning servis di perusahaan kamu, tidak mungkin juga saya bisa mempunyai teman yang memiliki banyak aset atau orang yang benar-benar berpengaruh di dunia bisnis, sesuatu itu pasti mengganjal di pikiran kamu." Pratama mencoba menjelaskan kepada Jacelyn.
Jacelyn hanya mengangguk tanda dia mengerti, tapi sebenarnya Jacelyn masih saja tidak bisa menerima kenyataan ini.
Jacelyn mengiyakan perkataan Pratama hanya untuk Pratama menghentikan penjelasannya yang semakin tidak masuk akal itu.
" Kamu bisa tidur di mana saja yang kamu mau, apartemen ini juga menjadi tanggung jawab saya, jadi kalau ada apa-apa kamu tinggal tanyakan kepada saya." Terusnya Pratama.
" Baiklah." Jawab singkat Jacelyn sembari masuk ke dalam kamar.
Selesai Jacelyn masuk kedalam kamar.
" Apa lagi ini? Aku sudah tidak mengerti lagi dengan pria itu." umpatnya dalam hati sembari memegangi kepalanya.
Jacelyn hanya bisa duduk di ujung ranjang yang mewah itu.
Ketika Jacelyn melamun dengan pikirannya, dia di sadarkan dengan suara ketukan pintu kamarnya.
Pratama mengetuk pintu itu bermaksud untuk mengajak Jacelyn makan malam.
Sesampainya mereka berdua di meja makan, makanan itu sudah di siapkan oleh Pratama sedari tadi, banyak sekali makanan di meja itu, sedangkan di apartemen itu hanya ada Pratama dan Jacelyn.
Jacelyn yang bingung dengan hidangan sebanyak itu akhirnya menanyakan kepada Pratama.
" Banyak sekali makanannya? Apakah kita bisa menghabiskan semuanya? Sedangkan kita hanya berdua.. Dan..."
Belum selesai Jacelyn berbicara suara bel pintu apartemen berbunyi tanda seorang tamu yang datang.
Ketika Pratama membukakan pintu ternyata yang datang tak lain dan tak bukan adalah sekertarisnya dan salah satu bawahannya.
Pratama sedikit panik dengan kehadiran sekertaris dan salah satu bawahannya itu..
...****************...
Akankah semua identitas Pratama akan terbongkar setelah kehadiran sekertarisnya dan salah satu bawahannya, kalian bisa tau setelah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ovic Al Jawi
aduhhhh lagi asik"nya🥺
2022-01-07
0
Widaryanto Wirawan
lanjut
2022-01-07
0