Kado Natal...
Adrian sengaja menghubungi Edward disela-sela kumpul keluarga mereka di Los Angeles.
Natal kali ini sangat berkesan bagi mereka semua, dengan hadirnya Holi dan Kevin.
Brian sangat senang dikelilingi aunty dan uncle yang peduli padanya.
Adrian sengaja melakukan video call bersama Edward.
"Hai dad."
"Haii Dri, apa kabar kamu? apakah kalian membuat ku cemburu?" rundung Edward mengarahkan kamera kearah Katty.
"Baik dad... aku sedang mengurus... aaaugh Brian."
Brian merampas hp dari tangan Adrian.
"Hey grandpa, how are you, I miss you." suara Brian terdengar jelas sangat merindukan Edward.
"Miss you too Brian, what would you ask me, as a christmas present?" tanya Edward mengusap sudut mata.
"I want to meet you soon grandpa." suara Brian sangat lucu.
"Yes, we will meet soon, come with your momi. I'll buy you some Christmas gifts dear." hibur Edward.
"Okay okay okay... I'll ask uncle to take me, to meet you." terdengar suara bahagia Brian.
"Daddy, apakah kamu merindukan aku?" teriak Kevin.
"Hmmmm... pulang lah aku sangat merindukan kalian semua." senyum Edward.
Tidak lama bercengkrama melalui video call, Hanz dan Irene hadir di kehangatan anak-anaknya.
"Edward... apakah kau tidak ingin bertemu dengan ku?" ledekan suara Hanz memecahkan gelak tawa mereka.
"Aku merindukan mu sahabat, kunjungilah aku."
Edward menatap Hanz penuh kerinduan, ada secercah harapan agar bisa bersama kembali setelah semua permasalahan keluarga selesai.
Hanz dan Edward saling melepas kerinduan, karena hanya tersisa mereka berdua.
"Aku akan mengunjungi mu segera, sabarlah. Selamat Natal sahabat."
Hanz menutup telfonnya, memberi pada Adrian.
Semua tertata rapi, diruangan keluarga, ada pohon Natal, kado-kado keluarga, dan beberapa makanan khas Natal yang selalu disiapkan Irene setiap tahunnya,
tapi Natal kali ini adalah Natal keempat bagi Fene tanpa kehadiran Bram disisinya.
Fene dan Jasmine membantu Irene mempersiapkan hidangan special mereka.
"Kamu senang Jasmine?" tanya Fene.
"Sangat senang mba, sudah lama banget kita nggak bareng-bareng. Semenjak,...." bibir Jasmine tak berani melanjutkan ucapannya.
Fene tersenyum, memeluk Jasmine.
"Terimakasih, sudah hadir mengunjungi ku." tangisan Fene pecah dibahu Jasmine.
"Mba, kamu baik-baik saja?" tanya Jasmine mengusap lembut punggung Fene.
"Pergilah kalian berdua," senyum Irene, sangat memahami perasaan Fene saat ini.
Fene telah menceritakan semua pada Irene.
Irene tidak senang, tidak juga sedih, tapi setidaknya ada seorang pria baik yang bersedia datang dihadapan keluarga mereka untuk meminta putrinya secara resmi.
Adrian menghampiri Jasmine,
"ada apa dengan Fene sayang?" tanya Adrian.
Jasmine meminta Adrian agar meninggalkan mereka.
"Oke."
Adrian menjauh dari wanita yang sangat dia cintai itu.
Bermain bersama Brian dan Kevin, sesekali bercanda bersama Hanz.
"Pi, bisakah aku berbicara serius hari ini?" tanya Adrian sangat tenang.
Hanz mendekati Adrian.
"Apakah kita sedang bercanda putra Edward?" kekeh Hanz.
"Hmmm, aku serius."
Adrian meminta pada keluarganya berkumpul diruang keluarga mereka.
"Brian... can you be a sweet boy today?"
Adrian mendudukkan Brian disisi Fene yang sudah ada disamping Hanz dan Irene.
Holi dan Petter ada ditengah, antara Kevi dan Nichole.
Jasmine berada disamping Adrian, sangat tenang.
"Of course uncle."
Brian tersenyum menatap Adrian dan Jasmine.
Adrian tipe pria yang tidak suka basa basi, baginya semua akan menjadi lebih lama jika menunggu.
Jasmine sudah mengetahui apa yang akan diucapkan Adrian.
Begitu juga Irene dan Fene.
"Pi, aku hadir kali ini, ingin meminta Fene Parker menjadi istriku, lebih tepatnya istri kedua ku." jujur Adrian.
Bola mata Hanz membelalak, ada perasaan marah, akan permintaan Adrian yang gila menurutnya.
"Apa kamu sedang mempermainkan istrimu dan anak ku Dri?" geram Hanz.
Irene mengusap punggung Hanz.
"Lo gila bro??"
Kevin menggeram.
"Permintaan seperti apa ini?" kesal Holi mendengar kegilaan Adrian.
Holi mendekati Adrian,
"Lo minta Fene buat jadi istri kedua? lo anggap Jasmine istri seperti apa? apa kurang dia melayani lo? apa lo mampu memiliki istri dua?" tampak wajah Holi ingin membunuh pria dihadapannya.
"Hol... biarkan Adrian bicara, setidaknya kita mendengar alasannya."
Irene menenangkan Holi.
Fene menggeram, menatap Jasmine.
'Begitu siapnya Jasmine mendengar permintaan suaminya.' batin Fene.
"Aaaaagh... mi, Fene bisa mencari pria lebih baik dari Adrian." sarkas Holi.
"Setidaknya aku mencintai Fene dan Brian, Hol!" tegas Adrian menahan emosinya.
Jasmine menggenggam jemari Adrian.
"Maaf, mba, pi, mi, setidaknya saya paham bagaimana Adrian memikirkan mba Fene selama di Jakarta." tegas Jasmine
"Apa lo siap?" sarkas Holi.
"Setidaknya bebeb, sudah menjelaskan pada saya mba Holi, dan saya merelakan bebeb untuk menikahi mba Fene." jawab Jasmine.
"Kado Natal yang sangat indah, Dri, dan menurut saya ini nggak lucu." sinis Hanz.
"Aku hanya meminta pi, jika Fene bersedia."
Adrian menatap wajah Fene yang dari tadi hanya memeluk Brian.
Brian yang belum mengerti hanya bengong mendengar ucapan Adrian dan auntynya.
"Brian, are you ready, uncle to be your daddy?" tanya Adrian, menatap kedua mata bocah yang menggemaskan itu.
"Yes, I do, and I will have a daddy, just like my schoolmates." jawabnya jujur.
Adrian mengusap kepala keponakannya.
Fene menatap tajam Adrian, berharap drama ini segera berakhir.
"Fen, apa kamu bersedia atas permintaan Adrian?" tanya Hanz menatap putrinya.
Fene menunduk,
"Ehmmm... butuh waktu pi,"
ada perasaan takut dihati Fene.
Semua yang ada diruangan keluarga saling tatap.
"Fen... apa kamu mencintai Adrian?" tanya Kevin mendekat pada Fene.
Fene tak bisa membendung air mata, memeluk erat Kevin yang ada dihadapannya.
"Oooh my God. Fene... kamu mencintai Adrian." kesal Holi.
Adrian dan Jasmine hanya saling menatap.
Jasmine meraih tangan Fene.
"Mba."
Kevin merenggangkan pelukan Fene,
"Apa lo yakin dengan keputusan lo? dan apa lo bisa adil terhadap mereka berdua Dri? kita ini sahabatan, jangan bawa perasaan pada perkerjaan kita." tegas Kevin mengingatkan Adrian.
Adrian menatap Hanz dan Irene, dengan memohon.
Fene masih menangis, dipelukan Kevin.
"Fen, gue akan nunggu lo, sampai lo siap."
Adrian memilih pergi meninggalkan ruangan keluarga.***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments