Pagi bersalah...
Mata Fene terbuka posisi tangan masih memeluk tubuh,
wajah masih bersandar manja di bahu Adrian.
"Eeeeeegh..."
erangan Fene terdengar jelas ditelinga Adrian.
"Fen... you oke."
kejut Adrian.
Suara Fene terdengar pelan,
"Sakit dri."
rengek Fene terdengar tidak biasa.
"Lo istirahat dulu."
Adrian menatap lekat wajah Fene.
"Kita berangkat malam ini ke Shanghai, penerbangan terakhir."
tambah Adrian mengusap lembut tubuh bugil Fene dari balik selimut.
Fene merasakan tubuhnya diusap Adrian.
"Dri..."
Fene menatap teduh wajah Adrian.
"I'm sory... but..."
Adrian mengucup kening Fene lembut, keluar dari balik selimut, berlari kecil menuju kamar mandi.
Fene tersenyum sambil memegang kepalanya.
Dalam hatinya ada perasaan bahagia.
'Apa ini cinta?'
Fene menikmati seraya tersenyum dalam hati.
Flashback on to Kevin...
"Lo sama Adrian ade kakak?"
tanya Kevin saat diruangan Fene.
Fene tersenyum sambil membuang tatapannya memandang keluar gedung dari kaca ruangan.
"Gue sahabatan doang.
Sama seperti Papi dan Mami."
jelas Fene.
"Bram?"
pertanyaan Kevin penuh jebakan.
"Teman, teman yang tidak akan pernah tau dimana ujungnya."
Fene tersenyum menatap mata Kevin.
"Oke... ini ada hadiah buat lo, semoga, perasaan lo semakin jelas."
Kevin memberikan bungkusan tisyu berisi barang haram dari Netherland.
Sebelumnya Fene tidak pernah menggunakan obat terlarang itu,
tapi ini akan menjadi bisnis mereka.
Fene on....
Fene menggeliatkan tubuh mulusnya dibalik selimut.
Adrian mengibas rambut basahnya bak model majalah dewasa,
melilitkan handuk dipinggul, mempertontonkan tubuh atletisnya.
"Lo mau kemana?"
Fene mengerenyitkan jidat mengangkat satu alisnya.
Adrian menghampiri Fene,
"gue mau temuin Veni dulu, ngasih tau nanti malam kita akan ke Shanghai, and..."
bibir Adrian terhenti.
"And then?"
Fene mencerna ucapan Adrian.
Adrian memeluk tubuh Fene,
sambil mencium puncak kepala Fene.
"I love you Fen."
hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Adrian.
Fene tertegun membalas ucapan Adrian,
"love you to Adrian."
Fene masih meringis saat mau turun dari ranjangnya.
"Dri...hikz..."
rengek manjanya membuat Adrian memeluk kembali tubuh bugil Fene.
Fene mendorong lembut dada Adrian,
perlahan beranjak kearah kamar mandi berjalan kecil seperti penguin.
Mata Adrian liar saat melihat tubuh bugil itu berlalu dari hadapannya.
Adrian tersenyum bahagia, melanjutkan persiapannya.
Setelah rapi,
Adrian membuka pintu kamar mandi menatap Fene sedang berendam busa, berpamitan.
"Fen... gue pergi dulu yah,
kalau ada apa-apa hubungi gue."
Fene mengangguk, mengedipkan mata indahnya,
Adrian berlalu menggunakan lift apartmen Fene
Fene berendam sangat lama ditemani alunan music klasik kesukaan Papinya.
'Fene rindu Pi.' tangisnya.
Perlahan Fene menggapai telfonnya, menghubungi Kevin,
handphone Kevin tidak aktif,
'kemana seeeh tu bocah.'
kesal Fene
Fene mencari nomor Adrian,
'hmmmm'
angkat dri geramnya.
"Ya fen."
"Kalau lo pulang jangan lupa bawain gue makanan restorant biasa yah dri."
pinta Fene manja.
"Oke, nanti gue beliin, wait yah."
"Iya."
Fene menutup telfonnya, meletakkan handphonenya diatas nakas.
Suasana seberang sana....
"Kamu mau kita pisah dri? tadi malam kita baik-baik aja dri?"
Veni tidak bisa terima saat Adrian memutuskan hubungan mereka tanpa sebab.
"Aku akan ke Shanghai Ven, daripada kamu nunggu aku nggak jelas, lebih baik kita pisah."
ucap Adrian menggebu.
"Kasih aku alasan yang masuk akal, lebih baik aku mendengar alasanmu walau sakit dri."
Veni mencoba meyakinkan hatinya atas keputusan Adrian.
"Oke.... aku mencintai Fene."
Adrian terdiam.
PLAK...
Pipi Adrian memanas seketika.
"Kamu anggap aku cewek apa, baru tadi malam kamu bilang kamu hanya menyayangi Fene, hari ini mencintai Fene, besok apalagi dri?
ternyata kamu laki-laki pengecut Adrian."
Veni mengambil tasnya, berlalu pergi.
Adrian sendiri bingung akan perasaannya,
tapi dia tidak mau dalam situasi seperti saat ini,
mempermainkan hati wanita.
Adrian masih mencintai Veni, juga menginginkan Fene.
Adrian mengejar Veni meminta maaf agar semua kembali ke awal, tapi sayang Veni begitu cepat menghilang.
"Damn...." geram Adrian.
Adrian memasuki mobil menuju restorant favorit Fene, memesan beberapa makanan kesukaan Fene.
Drrrrrt... drrrrt...
hp Adrian bergetar.
"Ya."
"Adrian, gue udah di bandara, kalian dimana?"
Bram bernada kesal.
"Astaga, sory bro, gue lupa kasih tau, kalau gue berangkat nanti malam bareng Fene."
kekeh Adrian.
"******... ******....
Gue nunggu lo dari jam 05.00 subuh bro, setan."
Bram menutup telfonnya dengan nada sangat kesal.
'Uuuugh... shiiit, pasti dia akan memenggal kepala gue.'
Adrian membatin.
Adrian tersenyum tipis, mendengar alunan music semakin lama,
semakin meningkatkan kerinduannya kepada Fene.
Menginjak pedal gas, memacu kecepatan segera sampai diapartmen Fene.
Diapartemen Fene,
Adrian tidak menemui Fene diruangan keluarga.
"Fen... Fene..."
Adrian mencari Fene di tiap sudut ruangan.
"I'm here..."
Fene bersuara di kamar orang tuanya.
"Lo lagi ritual?"
Adrian memeluk tubuh Fene dari belakang mengecup bahu Fene.
Fene diam menikmati pelukan Adrian.
"Udah makan?"
Adrian membalikkan tubuh Fene.
"Udah, gue minta maid masakin western, nunggu lo kelamaan."
jawab Fene melayangkan ciumannya pada bibir Adrian mengalungkan tangan mulusnya.
Adrian membalas ciuman hangat Fene,
melepaskan lembut kecupan itu menatap wajah Fene,
memeluk tubuhnya mesra.
Ada perasaan ingin,
tapi tidak mungkin untuk mengulang.
"Makasih yah Dri?"
Fene menarik Adrian meninggalkan kamar orang tuanya.
"Thanx for what?"
tanya Adrian penasaran.
"Veni tadi nelfon gue, nangis-nangis karena lo putusin, hmmmm...gue ngerti sekarang, ternyata lo cinta ama gue."
Fene berbisik lirih dibalik telinga Adrian.
Adrian terdiam, tersenyum garing.
"Gue baru sadar setelah tadi malam Fen."
sambung Adrian.
"Lo terlalu cepat Adrian."
Fene menjentik hidung Adrian.
"Maksud lo?"
Adrian tidak mengerti, apa yang dimaksud Fene.
"Ya sudah... kita makan lagi, tiba-tiba perut gue lapar."
kekeh Fene mengalihkan pembicaraan kepekerjaan mereka.
'Belum saatnya Dri...'
batin Fene menjerit.
Mereka berdua saling bertukar pikiran,
membahas bisnis baru dan perusahaan akan ditinggal lama.***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments