Bab 5. Sahabat Agra

"Wah, gila lu An!" ucap Agra kesal sambil menyetir mobil.

Ana hanya tersenyum tidak perduli.

"Baru kali ini ada bos dipalakin sama pegawainya", Agra kembali kesal.

Dua Jam yang lalu...

Flashback on.

" Siang Pak ", ucap mereka serempak kecuali Ana dan tentunya Dinda yang masih bingung.

Dinda belum tahu, bahwa pria yang di hadapannya adalah bosnya lebih tepatnya pemilik perusahaan tempat dia bekerja.

" Bapak kenapa? Ada yang sakit?" ucap Lusy yang melihat Agra seperti kesakitan.

"Ah, perasaan saya tidak enak!" jawab Agra.

"Yah elah Pak, sekali kali doang", ucap Ana sambil tersenyum.

Agra memijat dahinya yang tidak pusing.

" Ini tuh, dalam rangka penerimaan Karyawan baru.... Dinda.... " ucap Ana menunjuk Dinda.

Dinda tersenyum sambil menganggukkan kepalanya kepada Agra. Sebenarnya dia merasa tidak enak. Walaupun dia belum paham maksud dan tujuan Ana berkata seperti itu.

'Oh, ternyata karyawan baru. Tapi, ada apa dengan jantungku? kenapa berdebar sangat kuat saat melihatnya? ' ucap Agra dalam hati.

"Baiklah! Tapi, kalian harus janji... Laporan keuangan tidak ada yang cacat sedikit pun!" tegas Agra.

"Siap pak!" ucap semuanya kecuali Dinda yang tentu saja masih bingung.

Akhirnya mereka pun makan bersama di ikuti dengan Dinda yang tidak ingin menanyakan apapun karena segan, dan Agra ikut memesan makanan juga.

Setelah selesai makan dan juga mengobrol mereka pamit pada Agra untuk kembali ke kantor.

Tapi, di saat Dinda ingin mengambil uangnya untuk membayar makanannya, Ana menahannya. Ana menggelengkan kepalanya dan melirik ke arah Arga.

"Maksudnya?" Dinda benar-benar tidak mengerti.

"Permisi pak, kami duluan ya", ucap Lusy.

" Hehe, terimakasih ya pak", sambung Denada dan juga yang lainnya.

Dinda mulai mengerti sekarang apa yang dimaksud Ana.

"Tapi, An.. " Dinda merasa tidak enak.

"Ssstt! Kamu belum tau ya? Sahabatku ini sekaligus bos kita sangat baik hati. Jadi, kamu gak usah sungkan", ucap Ana.

" Bos? " tanya Dinda.

"Iya, Agra ini pemilik PT. Mega Asia tempat kita bekerja. Kamu belum tau ya?"

Dinda menggelengkan kepalanya.

"Ya, udah. Jangan terlalu di pikirkan. Entar malah lengket lagi di pikiran kamu. Ha... ha.. "

"Apaan sih, An. Ya udah deh, aku mau nyusul yang lain. Dan, terima kasih pak", Dinda tersenyum sambil menundukkan sedikit kepalanya.

Deg

Seketika jantung Agra semakin berpacu dengan kencang seolah-olah mau lepas.

flashback off

" Agra.. Agra.. kamu tuh ya, kayak baru kali ini aja teraktir kami. Biasanya juga kamu yang ngajakin makan, " celoteh Ana mengingatkan. "Tapi ya Gra, aku penasaran deh. Kayaknya kamu tertarik banget sama Dinda sampe kamu liatin dia terus. Apa jangan-jangan.... "

"Haah..., aku juga gak ngerti An, " ucap Agra lesu.

"Jadi, beneran kamu suka sama Dinda?"

"Menurut kamu aneh gak sih? Kamu kan tau sendiri aku gimana? Paling gak bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, saat melihat Dinda jantungku ini langsung berdegup kuat banget", jelas Agra sambil memegang dadanya dengan tangan kirinya.

" Serius Gra?"

Agra mengangguk.

"Kenapa ya? Apa jangan-jangan ini ada hubungannya sama donor jantung kamu".

" Iya, tapi apa?" tanya Agra kesal.

"Ya, mungkin aja pemiliknya dulu suka cepat jatuh cinta saat melihat wanita-wanita".

" Apaan sih, gak masuk akal!"

"Ye.. ya udah kalau gak percaya. Tapi gak mesti jutek gitu juga"

Tidak lama, mereka pun sampai di parkiran perusahaan. Setelah memakirkan mobil, mereka jalan menuju lift.

Ting tong... bunyi lift berhenti di lantai 3. Pintu terbuka namun Ana enggan untuk melangkah keluar.

"Sstt! sana keluar! " usir Agra.

"Nggak mau! " ucap Ana manja.

Agra menekan tombol pintu agar pintu tetap terbuka.

"Keluar An! Kerja! "

"Aku gak mau! Aku mau ikut ke ruangan kamu aja ya, " ucap Ana sambil tersenyum.

"Mau ngapain? Oh.... mau ketemu Bowo kan?" Agra menyadari maksud Ana.

"Hehehe", Ana tersenyum lebar.

" Nggak!" Agra menarik paksa Ana. "Cepat kerja!"

"Ih Agra.. gak mau! Lagian aku lagi gak ada kerjaan!" ucap Ana sambil berusaha melepaskan diri.

"Gak ada alasan! Masih siang begini orang keuangan gak ada pekerjaan? mustahil! " celoteh Agra sambil terus menarik Ana ke ruangannya.

"Ih.. beneran Gra... please boleh ya...." Rengek Ana.

Tapi, yang di lihat Ana adalah Agra yang terdiam dan terpaku tanpa berkedip.

Ana memperhatikan arah pandangan Agra yaitu tertuju pada Dinda yang juga menatapnya. Di sisi lain orang-orang sibuk sendiri tidak memperhatikan mereka.

Ana menjentikan jarinya di depan wajah Agra dan membuatnya tersadar. Ana menaikkan alisnya dan tersenyum curiga.

"Beno!" panggil Agra.

"Ya pak!" Beno sigap menjawab.

"Bawa kekasihmu ini ke tempat duduknya. dan pastikan dia tidak keluar dari ruangan ini sampai waktu pulang!" perintah Agra.

"Agra apaan sih! Awas ya, aku kasih tau sama Dinda kalau kamu suka sama dia", ancam Ana dengan suara pelan.

Agra tidak perduli dan langsung keluar dari ruangan tersebut.

Dinda yang melihat Agra sudah keluar ruangan ikut keluar juga.

" Ehem!" Beno berdehem di samping Ana.

"Gak usah ikut-ikutan deh!" Ana kesal.

"Kamu itu ya, nambah-nambahi tugas aku aja!" ucap Beno sambil memegang bahu Ana untuk mengajaknya duduk.

"Awas ah! aku bisa jalan sendiri!" Ana marah sambil menghempas tangan Bano yang ada di bahunya.

"Ana, jangan jutek-jutek ntar beneran cinta loh", ledek bu Wita.

" Ih, ibu. mentang-mentang udah ketemu suami terus ngomongin cinta-cinta", jawab Ana.

"Ih, apa hubungannya?" balas Bu Wita.

"Lagian bu, saya juga gak mau sama cewek cerewet plus jutek lagi!" sosor Beno.

"Ih... Beno nyebelin banget!" Ana meluapkan emosinya kepada Beno.

Ana memukul-mukul serta menyubit badan Beno. Beno meringis kesakitan tapi ia tidak berniat membalas perbuatan Ana. Baginya melihat Ana marah itu sangat menggemaskan.

"Tuh kan? Belum apa apa udah KDRT", ucap Beno.

" Enak aja KDRT. Kita belum serumah!" jawab Ana.

"Cie...." semua rekannya mengejek.

"Kalau Belum, berarti ada kemungkinan nih?" sahut Dena.

Semuanya ikut menertawakan Ana dan Beno.

"Awas ya kalian!" Ana malu dan kesal.

Ana kembali ke tempat duduknya dengan perasaan kesal. Kesal karena tidak bertemu Bowo, di bilang kekasih Beno dan malah di ledekin habis habisan.

Ana kembali memikirkan Agra yang sudah menjadi dalang dari semuanya. Ana berniat membalas Agra dengan mengatakan pada Dinda jika Agra menyukainya.

Saat itu Agra akan merasa kikuk terhadap Dinda dan skor mereka akan seri, itulah yang di pikirkan Ana.

Di lain tempat.....

Agra masuk kedalam lift lagi menuju ruangannya. Namun, pada saat berbalik badan dia menemukan Dinda berada di hadapannya.

"Maaf pak boleh bicara sebentar?" tanya Dinda.

.

.

.

bersambung...

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

smgt

2022-09-04

0

Rini Antika

Rini Antika

Semangat banget Up nya? semangat terus ya kak..💪💪

2022-08-04

0

titaros

titaros

dinda

2022-07-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Rumah Masa Kecil
2 Bab 2. Wasiat
3 Bab 3. Donor Jantung
4 Bab 4. Pertemuan Dinda dan Agra
5 Bab 5. Sahabat Agra
6 Bab 6. Jantung Agra
7 Bab 7. Terungkap
8 Bab 8. Buku Undangan
9 Bab 9. Fatimah dan Ali
10 Bab 10. Aku Benci Kamu (Agra)
11 Bab 11. Agra Memimpikan Dimas?
12 Bab 12. Membeli Sebidang Tanah
13 Bab 13. Orang Tua Dinda
14 Bab 14. Ya Sudah Kita Menikah
15 Bab 15. Gaun Pernikahan
16 Bab 16. Kedatangan Orang Tua Agra
17 Bab 17. Dinda Kecewa
18 Bab 18. Ana Cemburu
19 Bab. 19 Teman Lama
20 Bab 20. Pisah Kamar
21 Bab 21. Kekasih Beno
22 Bab. 22 Salah Sangka
23 Bab 23. Salah Sangka 2
24 Bab 24. Hutang
25 Bab 25. Istri Durhaka
26 Bab 26. Tatapan Cinta
27 Bab 27. Hawa Panas
28 Bab 28. Nonton dan Belanja Bersama
29 Bab 29. Keakraban Agra dan Dinda
30 Bab 30. Kedatangan Tamu
31 Bab 31. Melihat Dia di Dirimu
32 Bab 32. Nasi Sudah Menjadi Bubur
33 Bab 33. Minta Cium
34 Bab 34. Mimpi di Cium
35 Bab 35. Salah Dimas?
36 Bab 36. Klik
37 Bab 37. Menjebak Beno
38 Bab 38. Secangkir Kopi
39 Bab 39. Di Makam Dimas
40 Bab 40. Ancaman Vio
41 Bab 41. Foto Vio dan Beno
42 Bab 42. Cinta Jadi Benci
43 Bab 43. Sayang
44 Bab 44. Serba Salah
45 Bab 45. Saling Mencintai
46 Bab 46. Di Goda Pria Lain
47 Bab 47. Terungkapnya Kejahatan Vio
48 Bab 48. Awal Pagi yang Indah
49 Bab 49. Canggung
50 Bab 50. Di Kamar Mandi
51 Bab 51. Vio di Larang Masuk
52 Bab 52. Sakit Pinggang
53 Bab 53. Kedatangan Ana
54 Bab 54. Ketemu Oppa Korea
55 Bab 55. Testpack
56 Bab 56. Menjebak Agra
57 Bab 57. Hasanah (End)
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1. Rumah Masa Kecil
2
Bab 2. Wasiat
3
Bab 3. Donor Jantung
4
Bab 4. Pertemuan Dinda dan Agra
5
Bab 5. Sahabat Agra
6
Bab 6. Jantung Agra
7
Bab 7. Terungkap
8
Bab 8. Buku Undangan
9
Bab 9. Fatimah dan Ali
10
Bab 10. Aku Benci Kamu (Agra)
11
Bab 11. Agra Memimpikan Dimas?
12
Bab 12. Membeli Sebidang Tanah
13
Bab 13. Orang Tua Dinda
14
Bab 14. Ya Sudah Kita Menikah
15
Bab 15. Gaun Pernikahan
16
Bab 16. Kedatangan Orang Tua Agra
17
Bab 17. Dinda Kecewa
18
Bab 18. Ana Cemburu
19
Bab. 19 Teman Lama
20
Bab 20. Pisah Kamar
21
Bab 21. Kekasih Beno
22
Bab. 22 Salah Sangka
23
Bab 23. Salah Sangka 2
24
Bab 24. Hutang
25
Bab 25. Istri Durhaka
26
Bab 26. Tatapan Cinta
27
Bab 27. Hawa Panas
28
Bab 28. Nonton dan Belanja Bersama
29
Bab 29. Keakraban Agra dan Dinda
30
Bab 30. Kedatangan Tamu
31
Bab 31. Melihat Dia di Dirimu
32
Bab 32. Nasi Sudah Menjadi Bubur
33
Bab 33. Minta Cium
34
Bab 34. Mimpi di Cium
35
Bab 35. Salah Dimas?
36
Bab 36. Klik
37
Bab 37. Menjebak Beno
38
Bab 38. Secangkir Kopi
39
Bab 39. Di Makam Dimas
40
Bab 40. Ancaman Vio
41
Bab 41. Foto Vio dan Beno
42
Bab 42. Cinta Jadi Benci
43
Bab 43. Sayang
44
Bab 44. Serba Salah
45
Bab 45. Saling Mencintai
46
Bab 46. Di Goda Pria Lain
47
Bab 47. Terungkapnya Kejahatan Vio
48
Bab 48. Awal Pagi yang Indah
49
Bab 49. Canggung
50
Bab 50. Di Kamar Mandi
51
Bab 51. Vio di Larang Masuk
52
Bab 52. Sakit Pinggang
53
Bab 53. Kedatangan Ana
54
Bab 54. Ketemu Oppa Korea
55
Bab 55. Testpack
56
Bab 56. Menjebak Agra
57
Bab 57. Hasanah (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!