"Wah, gila lu An!" ucap Agra kesal sambil menyetir mobil.
Ana hanya tersenyum tidak perduli.
"Baru kali ini ada bos dipalakin sama pegawainya", Agra kembali kesal.
Dua Jam yang lalu...
Flashback on.
" Siang Pak ", ucap mereka serempak kecuali Ana dan tentunya Dinda yang masih bingung.
Dinda belum tahu, bahwa pria yang di hadapannya adalah bosnya lebih tepatnya pemilik perusahaan tempat dia bekerja.
" Bapak kenapa? Ada yang sakit?" ucap Lusy yang melihat Agra seperti kesakitan.
"Ah, perasaan saya tidak enak!" jawab Agra.
"Yah elah Pak, sekali kali doang", ucap Ana sambil tersenyum.
Agra memijat dahinya yang tidak pusing.
" Ini tuh, dalam rangka penerimaan Karyawan baru.... Dinda.... " ucap Ana menunjuk Dinda.
Dinda tersenyum sambil menganggukkan kepalanya kepada Agra. Sebenarnya dia merasa tidak enak. Walaupun dia belum paham maksud dan tujuan Ana berkata seperti itu.
'Oh, ternyata karyawan baru. Tapi, ada apa dengan jantungku? kenapa berdebar sangat kuat saat melihatnya? ' ucap Agra dalam hati.
"Baiklah! Tapi, kalian harus janji... Laporan keuangan tidak ada yang cacat sedikit pun!" tegas Agra.
"Siap pak!" ucap semuanya kecuali Dinda yang tentu saja masih bingung.
Akhirnya mereka pun makan bersama di ikuti dengan Dinda yang tidak ingin menanyakan apapun karena segan, dan Agra ikut memesan makanan juga.
Setelah selesai makan dan juga mengobrol mereka pamit pada Agra untuk kembali ke kantor.
Tapi, di saat Dinda ingin mengambil uangnya untuk membayar makanannya, Ana menahannya. Ana menggelengkan kepalanya dan melirik ke arah Arga.
"Maksudnya?" Dinda benar-benar tidak mengerti.
"Permisi pak, kami duluan ya", ucap Lusy.
" Hehe, terimakasih ya pak", sambung Denada dan juga yang lainnya.
Dinda mulai mengerti sekarang apa yang dimaksud Ana.
"Tapi, An.. " Dinda merasa tidak enak.
"Ssstt! Kamu belum tau ya? Sahabatku ini sekaligus bos kita sangat baik hati. Jadi, kamu gak usah sungkan", ucap Ana.
" Bos? " tanya Dinda.
"Iya, Agra ini pemilik PT. Mega Asia tempat kita bekerja. Kamu belum tau ya?"
Dinda menggelengkan kepalanya.
"Ya, udah. Jangan terlalu di pikirkan. Entar malah lengket lagi di pikiran kamu. Ha... ha.. "
"Apaan sih, An. Ya udah deh, aku mau nyusul yang lain. Dan, terima kasih pak", Dinda tersenyum sambil menundukkan sedikit kepalanya.
Deg
Seketika jantung Agra semakin berpacu dengan kencang seolah-olah mau lepas.
flashback off
" Agra.. Agra.. kamu tuh ya, kayak baru kali ini aja teraktir kami. Biasanya juga kamu yang ngajakin makan, " celoteh Ana mengingatkan. "Tapi ya Gra, aku penasaran deh. Kayaknya kamu tertarik banget sama Dinda sampe kamu liatin dia terus. Apa jangan-jangan.... "
"Haah..., aku juga gak ngerti An, " ucap Agra lesu.
"Jadi, beneran kamu suka sama Dinda?"
"Menurut kamu aneh gak sih? Kamu kan tau sendiri aku gimana? Paling gak bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, saat melihat Dinda jantungku ini langsung berdegup kuat banget", jelas Agra sambil memegang dadanya dengan tangan kirinya.
" Serius Gra?"
Agra mengangguk.
"Kenapa ya? Apa jangan-jangan ini ada hubungannya sama donor jantung kamu".
" Iya, tapi apa?" tanya Agra kesal.
"Ya, mungkin aja pemiliknya dulu suka cepat jatuh cinta saat melihat wanita-wanita".
" Apaan sih, gak masuk akal!"
"Ye.. ya udah kalau gak percaya. Tapi gak mesti jutek gitu juga"
Tidak lama, mereka pun sampai di parkiran perusahaan. Setelah memakirkan mobil, mereka jalan menuju lift.
Ting tong... bunyi lift berhenti di lantai 3. Pintu terbuka namun Ana enggan untuk melangkah keluar.
"Sstt! sana keluar! " usir Agra.
"Nggak mau! " ucap Ana manja.
Agra menekan tombol pintu agar pintu tetap terbuka.
"Keluar An! Kerja! "
"Aku gak mau! Aku mau ikut ke ruangan kamu aja ya, " ucap Ana sambil tersenyum.
"Mau ngapain? Oh.... mau ketemu Bowo kan?" Agra menyadari maksud Ana.
"Hehehe", Ana tersenyum lebar.
" Nggak!" Agra menarik paksa Ana. "Cepat kerja!"
"Ih Agra.. gak mau! Lagian aku lagi gak ada kerjaan!" ucap Ana sambil berusaha melepaskan diri.
"Gak ada alasan! Masih siang begini orang keuangan gak ada pekerjaan? mustahil! " celoteh Agra sambil terus menarik Ana ke ruangannya.
"Ih.. beneran Gra... please boleh ya...." Rengek Ana.
Tapi, yang di lihat Ana adalah Agra yang terdiam dan terpaku tanpa berkedip.
Ana memperhatikan arah pandangan Agra yaitu tertuju pada Dinda yang juga menatapnya. Di sisi lain orang-orang sibuk sendiri tidak memperhatikan mereka.
Ana menjentikan jarinya di depan wajah Agra dan membuatnya tersadar. Ana menaikkan alisnya dan tersenyum curiga.
"Beno!" panggil Agra.
"Ya pak!" Beno sigap menjawab.
"Bawa kekasihmu ini ke tempat duduknya. dan pastikan dia tidak keluar dari ruangan ini sampai waktu pulang!" perintah Agra.
"Agra apaan sih! Awas ya, aku kasih tau sama Dinda kalau kamu suka sama dia", ancam Ana dengan suara pelan.
Agra tidak perduli dan langsung keluar dari ruangan tersebut.
Dinda yang melihat Agra sudah keluar ruangan ikut keluar juga.
" Ehem!" Beno berdehem di samping Ana.
"Gak usah ikut-ikutan deh!" Ana kesal.
"Kamu itu ya, nambah-nambahi tugas aku aja!" ucap Beno sambil memegang bahu Ana untuk mengajaknya duduk.
"Awas ah! aku bisa jalan sendiri!" Ana marah sambil menghempas tangan Bano yang ada di bahunya.
"Ana, jangan jutek-jutek ntar beneran cinta loh", ledek bu Wita.
" Ih, ibu. mentang-mentang udah ketemu suami terus ngomongin cinta-cinta", jawab Ana.
"Ih, apa hubungannya?" balas Bu Wita.
"Lagian bu, saya juga gak mau sama cewek cerewet plus jutek lagi!" sosor Beno.
"Ih... Beno nyebelin banget!" Ana meluapkan emosinya kepada Beno.
Ana memukul-mukul serta menyubit badan Beno. Beno meringis kesakitan tapi ia tidak berniat membalas perbuatan Ana. Baginya melihat Ana marah itu sangat menggemaskan.
"Tuh kan? Belum apa apa udah KDRT", ucap Beno.
" Enak aja KDRT. Kita belum serumah!" jawab Ana.
"Cie...." semua rekannya mengejek.
"Kalau Belum, berarti ada kemungkinan nih?" sahut Dena.
Semuanya ikut menertawakan Ana dan Beno.
"Awas ya kalian!" Ana malu dan kesal.
Ana kembali ke tempat duduknya dengan perasaan kesal. Kesal karena tidak bertemu Bowo, di bilang kekasih Beno dan malah di ledekin habis habisan.
Ana kembali memikirkan Agra yang sudah menjadi dalang dari semuanya. Ana berniat membalas Agra dengan mengatakan pada Dinda jika Agra menyukainya.
Saat itu Agra akan merasa kikuk terhadap Dinda dan skor mereka akan seri, itulah yang di pikirkan Ana.
Di lain tempat.....
Agra masuk kedalam lift lagi menuju ruangannya. Namun, pada saat berbalik badan dia menemukan Dinda berada di hadapannya.
"Maaf pak boleh bicara sebentar?" tanya Dinda.
.
.
.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
R.F
smgt
2022-09-04
0
Rini Antika
Semangat banget Up nya? semangat terus ya kak..💪💪
2022-08-04
0
titaros
dinda
2022-07-11
1