First kiss

Kisah Cinta Renara

By Un Kurniasih

Selamat Membaca

****

Sudah tiga hari Nana di Bandung. Sore tadi dia baru mengabarkan bahwa dia akan lebih lama di Bandung karena kondisi mamanya yang masih belum pulih. Nana ingin menemani mamanya sampai benar-benar sembuh.

Nara merasa kesepian tidak ada sahabatnya itu. Sudah tiga hari semenjak kepergian Nana, Arga terus mengunjunginya. Alasannya hanya ingin memastikan Nara baik-baik saja, bahkan dia juga sering mengantar jemput Nara ke Resto.

Malam ini Nara lembur lagi. Dia baru pulang saat hampir jam sebelas malam, biasanya Arga sudah menunggunya di depan resto tapi malam ini dia tidak ada mungkin tidak menjemputnya.

Tapi Nara tak memperdulikannya, selama ini dia mau ikut dengan Arga karena Nana. Arga selalu bilang Nana yang menyuruh menjemput dan menjaganya. Aneh, padahal biasanya juga dia sendiri dan baik-baik saja jika Nana pulang ke Bandung.

Nara sudah menunggu angkutan sedari tadi, tapi belum juga ada yang lewat. Nara menyesal karena tidak membawa motor, karena dia pikir Arga akan menjemputnya lagi.

Malam semakin dingin, Nara menatap langit yang terlihat mendung. Sepertinya malam ini akan turun hujan, Nara berjalan menuju halte dan akan menunggu angkutan di sana takut tiba-tiba hujan, jadi dia tidak perlu mencari tempat berteduh.

Tak lama suara Guntur dan kilat saling menyambar, benar dugaannya malam ini akan turun hujan. Nara duduk sambil memeluk tubuhnya, dia benar-benar menyesal tidak membawa motor.

Dari jauh beberapa orang berjalan menghampirinya, ternyata itu orang-orang yang sedang mabuk. Nara langsung beranjak dan ingin pergi dari sana, takut orang-orang itu mengganggunya.

Dan benar saja saat dia melangkah pergi, mereka langsung menghadang Nara dan mengganggu Nara.

"Minggir saya mau pulang!" ucap Nara.

"Jangan buru-buru dong cantik, kita main-main dulu sayang," ucap salah satu dari mereka.

Orang-orang itu berusaha menggerayangi tubuh Nara, tapi Nara terus menghindar.

"Jangan ganggu saya!!" pekik Nara sambil terus menghindar dari tangan-tangan orang itu.

"Jangan galak-galak cantik, ayo kita senang-senang. Sudah lama Abang gak nikmati cewek cantik kayak kamu," racau mereka.

"Lepasss... tolooongg.." teriak Nara.

Dua orang dari mereka sudah memegangi tangan Nara dan mereka mencoba menyeret Nara membawa Nara ke tempat yang lebih sepi, tapi Nara berusaha melawan.

"Lepasin, jangan ganggu saya!!" pekik Nara.

Nara terus melawan, dia menendang tulang betis salah satu dari mereka hingga meringis kesakitan. Dan Nara menendang yang satunya tepat di pusakanya, hingga pegangan mereka terlepas. Nara langsung berlari saat ada celah, tapi mereka mengejar Nara dan Nara tertangkap lagi.

"Lepasin, tolooongg.." teriak Nara.

Hujan turun dengan derasnya, di tambah petir dan Guntur menggelegar tapi tak menyurutkan para penjahat itu untuk mengganggu Nara.

"Lepasin.." teriak Nara saat tangan mereka mulai menggerayangi tubuh Nara. Bahkan baju Nara pun sudah sobek karena di tarik kencang.

"Jangan ganggu saya!!" Nara terisak.

Hujan turun semakin deras, tak lama ada cahaya silau memancar ke arah mereka, sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka. Lalu seseorang turun dan langsung menghajar mereka.

Nara menjauh dan membiarkan orang itu menghajar preman-preman kurang ajar itu. Tak butuh waktu lama, pria itu menghajar mereka sampai terkapar.

Setelah itu dia menghampiri Nara. Nara langsung berhambur ke pelukan pria itu.

"Kamu gak apa-apa?" Nara menggeleng. Dia memeluk erat tubuh pria itu. Arga, dia selalu datang di saat yang tepat dan selalu menjadi pahlawan untuk Nara.

Arga menuntun Nara untuk masuk ke dalam mobil. Setelah itu dia bergegas masuk ke dalam mobil dan mengemudikan mobilnya dan menjauh dari tempat itu.

Di dalam mobil Arga tak henti-hentinya minta maaf karena telat menjemput Nara.

"Saya benar-benar minta maaf karena telat jemput kamu!" ucap Arga sambil mengusap kepala Nara dan tangan satunya mengemudi.

Nara terdiam dan meringkuk kedinginan, Arga pun melajukan mobilnya agak kencang. Tapi arah mobilnya malah menuju apartemennya.

Sesampainya di apartemen, Arga langsung menuntun Nara masuk sampai apartemen. Nara kebingungan saat Arga membawanya ke tempat lain bukan ke rumahnya.

"Maaf saya bawa kamu ke sini, karena ini lebih dekat dari pada rumah kamu. Saya gak tega kamu kedinginan," ucap Arga yang mengerti kebingungan Nara.

Nara di dudukkan di sofa, Arga beranjak mengambil handuk untuk Nara. Lalu dia langsung melingkarkan handuk itu di pundak Nara.

Nara terdiam, perasaan dia semakin lama semakin aneh. Dadanya selalu berdebar saat berdekatan dengan Arga.

"Saya gak punya baju buat kamu. Nanti kamu pake baju saya seadanya ya, baju kamu basah dan sobek," ucap Arga. Nara terdiam dan menunduk, lalu dia terisak.

"Hei udah gak usah takut, kamu udah aman!" ucap Arga yang mengerti ketakutan Nara. Arga memeluk Nara dan menenangkan gadis itu.

Setelah merasa tenang Nara melepaskan pelukan Arga, lalu dia mendongakkan kepalanya untuk menatap pria itu.

"Makasih, mas udah tolongin aku!" ucap Nara lirih.

Arga mengangguk dan tersenyum, dia menatap lekat wajah gadis itu, posisi mereka yang berdekatan memberi sedikit rasa hangat untuk Nara.

Tangan Arga terangkat dan mengusap wajah Nara.

"Kamu cantik dan saya suka.." ucap Arga masih sambil mengusap pipi gadis itu.

Pandangan Arga beralih ke bibir yang selalu terlihat menggodanya. Perlahan Arga mendekatkan wajahnya ke wajah Nara dan menyentuh bibir lembut merah muda itu.

Nara terbelalak dan membeku, tubuhnya menegang, seketika hawa panas menjalar di sekujur tubuhnya saat bibir Arga menyentuh bibirnya. Jantungnya pun berdetak semakin kencang. Dia meremas bajunya untuk menetralkan kegugupannya.

Arga melepaskan bibirnya lalu menatap Nara tanpa jarak, dia kembali mengusap pipi mulus gadis itu.

"Saya menyukai kamu!" ucap Arga. Nara terdiam sambil menatap intens wajah tampan pria itu. Dia masih mencerna perkataan Arga dan kejadian barusan yang mengejutkannya.

Dia benar-benar tidak menyangka pria itu akan mengambil ciuman pertamanya. Gadis itu masih terdiam mematung dengan pikiran dan perasaan yang berkecamuk.

"Saya mencintai kamu Nara!" ucap Arga lagi.

Nara mengalihkan pandangannya saat tersadar dari pikirannya.

"Maaf mas, aku ingin pulang!" ucap Nara mengalihkan situasi yang membuatnya terasa tidak nyaman.

Arga mengalihkan pandangan Nara agar menatapnya. "Saya serius Nara, saya mencintai kamu dan saya tidak main-main!"

Nara terdiam, lalu dia menundukkan kepalanya.

"Kita baru aja kenal, bagaimana bisa kamu menyukaiku dan mencintaiku?" tanya Nara.

Arga tersenyum lalu mengusap kepala Nara.

"Saya menyukai mu saat pertama kali kita bertemu!" ucap Arga.

Nara mendongak dan kembali menatap Arga. Menatap seolah meminta penjelasan dari perkataannya.

"Saat di halte, saya sudah menyukai kamu!" Nara terperangah.

Ya, memang saat di halte Arga terus mencuri-curi pandang pada gadis manis yang ada di sampingnya itu. Bahkan dia diam-diam memotret Nara dari samping. Tapi saat itu Nara tidak menyadarinya.

Arga pun memperlihatkan foto yang dia dapat diam-diam. Nara tersenyum, saat itu dia benar-benar terlihat kelelahan dan wajahnya pun terlihat kucel karena seharian bekerja.

"Kamu memotretku?" Arga mengangguk.

"Kok aku gak tau?"

"Karena kamu sibuk memikirkan wajah tampan saya!" jawab Arga Narsis.

Nara tersipu dan memalingkan wajahnya. Dari mana dia tau jika saat itu Nara sedang mengagumi wajah pria itu.

Arga kembali mengalihkan pandangan Nara. Dia mengusap kedua pipi Nara, dia tersenyum melihat wajah merona Nara.

"Sekarang kamu jawab pertanyaanku? Apa kamu menyukaiku?" Nara menggeleng, lalu kembali menunduk.

"Aku gak tau, karena aku belum pernah ngerasain bagaimana rasanya suka dan jatuh cinta!" jawab Nara.

Arga tersenyum, dia mengangkat wajah Nara dan mencium bibir gadis itu. Nara terdiam, entah kenapa dia tidak bisa menolak?

Arga menggigit bibir bawah Nara hingga mulutnya terbuka, dengan leluasa dia menyesap dan melu*at bibir Nara dan menelusuri rongga mulut Nara dengan lidahnya.

Ciuman lembut itu semakin panas, tanpa di sadari Nara terbuai dengan ciuman itu dan menikmatinya. Dia merasakan hawa panas semakin menjalar ke tubuhnya, jantungnya semakin berdetak tak karuan, aliran darahnya terasa mengalir lebih cepat.

Kedua insan itu menikmati ciuman panas yang baru di rasakan Nara dan memberi kehangatan untuknya apa lagi saat ini dia sedang kedinginan karena kehujanan.

Nara memukul dada Arga, saat dia mulai kehabisan oksigen. Arga melepaskannya, lalu dia mengusap sisa Saliva di bibir Nara. Nafas Nara terengah-engah, wajahnya memerah bak kepiting rebus.

"Ini ciuman pertama mu?" Nara menunduk dan mengangguk pelan. Arga tersenyum.

"Sepertinya kamu juga menyukaiku," ujar Arga.

Nara hanya bisa terdiam. Dia tidak tau bagaimana menyikapi perasaannya saat ini. Apa benar dia menyukai pria itu? Entah kenapa saat di dekatnya Nara merasa nyaman.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Nn sy

Nn sy

dua bunga untuk mu Thor 🤗

2022-01-30

0

Hanna Devi

Hanna Devi

love at first sight gitu loh Nara.. 🤭

2022-01-28

0

Elwi Chloe

Elwi Chloe

jadi ikut deg-degan

2022-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 Renara Prameswari
2 Pertemuan 1
3 Pertemuan 2
4 Arga Praditya
5 First kiss
6 Trauma masa lalu
7 Terlalu cepat
8 Visual Cast
9 Pacar atau kekasih?
10 Kasmaran
11 Yakin
12 Rega Sebastian
13 Will you marry me?
14 Ketemu Onty
15 Menikah diam-diam
16 Cemburu
17 Mendadak
18 Mami bukan Onty!
19 Mami Nala
20 Tidak ada harapan
21 Sah!
22 Malam pengantin yang kandas
23 Hana Salsabila
24 Istri simpanan
25 Sudah takdir
26 Sureprise
27 Penyakit Kulit?
28 Merajuk
29 Terlambat
30 Salah paham 1
31 Salah Paham 2
32 Menyesal
33 Dilema Arga
34 Aku mencintaimu Ra!
35 Kita akan bercerai!
36 Kebohongan dan Pengkhianatan
37 Rumah Baru 1
38 Rumah Baru 2
39 Mami Untuk Rere
40 Selingkuh?
41 Aku bukan pelakor
42 Ternyata Istri Kedua
43 Kepergian Nara
44 Menjauh
45 Menjauh 2
46 Nara dan Rega
47 Pertemuan Nara dan Arga
48 Menyerah
49 Bukan Up
50 Mencintai dalam diam
51 Tes DNA
52 Pertemuan kembali 1
53 Pertemuan kembali 2
54 Pertemuan kembali 3
55 Argan Hilang
56 Ambisi Fahmi
57 Kecelakaan
58 Kepergian Fahmi
59 Penyesalan
60 Papa aja
61 Berakhir
62 Bukan up
63 Promo
64 Pulang
65 Pulang 2
66 Di buntuti
67 Dibuntuti 2
68 Sarapan
69 Di tabrak
70 Siapa penolongku?
71 Bertemu Dia!
72 Cintak yang terbalas
73 Pulang
74 Ada apa dengan mereka?
75 Makan malam
76 Penjelasan
77 Ancaman Galang
78 Kecelakaan
79 Nana Menghilang
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Renara Prameswari
2
Pertemuan 1
3
Pertemuan 2
4
Arga Praditya
5
First kiss
6
Trauma masa lalu
7
Terlalu cepat
8
Visual Cast
9
Pacar atau kekasih?
10
Kasmaran
11
Yakin
12
Rega Sebastian
13
Will you marry me?
14
Ketemu Onty
15
Menikah diam-diam
16
Cemburu
17
Mendadak
18
Mami bukan Onty!
19
Mami Nala
20
Tidak ada harapan
21
Sah!
22
Malam pengantin yang kandas
23
Hana Salsabila
24
Istri simpanan
25
Sudah takdir
26
Sureprise
27
Penyakit Kulit?
28
Merajuk
29
Terlambat
30
Salah paham 1
31
Salah Paham 2
32
Menyesal
33
Dilema Arga
34
Aku mencintaimu Ra!
35
Kita akan bercerai!
36
Kebohongan dan Pengkhianatan
37
Rumah Baru 1
38
Rumah Baru 2
39
Mami Untuk Rere
40
Selingkuh?
41
Aku bukan pelakor
42
Ternyata Istri Kedua
43
Kepergian Nara
44
Menjauh
45
Menjauh 2
46
Nara dan Rega
47
Pertemuan Nara dan Arga
48
Menyerah
49
Bukan Up
50
Mencintai dalam diam
51
Tes DNA
52
Pertemuan kembali 1
53
Pertemuan kembali 2
54
Pertemuan kembali 3
55
Argan Hilang
56
Ambisi Fahmi
57
Kecelakaan
58
Kepergian Fahmi
59
Penyesalan
60
Papa aja
61
Berakhir
62
Bukan up
63
Promo
64
Pulang
65
Pulang 2
66
Di buntuti
67
Dibuntuti 2
68
Sarapan
69
Di tabrak
70
Siapa penolongku?
71
Bertemu Dia!
72
Cintak yang terbalas
73
Pulang
74
Ada apa dengan mereka?
75
Makan malam
76
Penjelasan
77
Ancaman Galang
78
Kecelakaan
79
Nana Menghilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!