Pertemuan 2

Kisah Cinta Renara

By Un Kurniasih

Selamat Membaca

****

Nara merasakan degup jantungnya yang berdetak kencang. Dan entah perasaan apa yang dia rasakan karena dia baru merasakannya.

Mata itu masih saling bertatap, Arga mengeratkan pelukannya pada pinggang Nara, sontak tubuh mereka semakin dekat dan intim. Darah Nara berdesir dan dia merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, jantungnya berdegup kencang kala menatap manik mata pria itu.

Mata Arga beralih ke bibir merah muda milik gadis itu. Terlihat menggoda, dia menelan salivanya saat manik matanya mengarah ke leher dan pundak Nara yang terbuka dan terpampang kulit putih nan mulus.

"Ekhem.. ekhem.." sebuah suara menyadarkan mereka dari keheningan.

Nara dan Arga jadi gugup dan salah tingkah, Arga langsung melepaskan pelukannya dari Nara.

"Nana!" ucap Nara gugup.

Nara langsung berlari ke arah kamarnya saat dia sadar jika dia hanya memakai handuk.

Nara memegangi dadanya yang berdebar kencang. Dia juga merasa aliran darahnya terasa mengalir lebih cepat. Nara bergegas memakai baju, setelah itu dia kembali keluar.

Dia melihat Nana sedang mengobrol akrab dengan Arga.

"Hei Ra, kenalin ini bang Arga. Kakak sepupu gue, dia kesini mau jemput gue, maaf dia bikin lo kaget ya?" ujar Nana sambil menyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Nara menghela nafas kasar. "Kenalin bang, ini Nara ibu kost sekaligus sahabat baik gue!" ujar Nana memperkenalkan Nara dengan senang.

Arga mengangguk dan tersenyum, lalu dia mengulurkan tangannya pada Nara.

"Arga!"

"Nara!" balas Nara datar tanpa membalas uluran tangan Arga. Arga tersenyum kecut dan kembali menarik tangannya.

"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Nara pada Nana.

Nana mengangguk. "Iya ini tadi gue nungguin lo mandi, terus gue keluar terima telpon. Tapi tiba-tiba denger suara berisik. Sorry gue bikin lo parno ya? Gara-gara abang gue," tanyanya sambil melirik ke arah Arga.

"Iya aku kira dia maling dan pria mesum masuk rumah!" ucap Nara dingin, membuat Arga mendelik ke arah Narantak terima di sebut mesum dan maling.

Nana terkekeh. "Tapi dia memang mesum sih orangnya. Hati-hati jangan deket-deket sama dia!" ledek Nana.

Arga mencebik sebal dan mengacak rambut Nana.

"Iihhh, abang. Jangan di rusakin rambut gue!" cetus Nana sebal.

"Ya udah deh ra kita pulang ya. Lo hati-hati di rumah!" Nara mengangguk.

"Salam buat tante Rina. Semoga cepat sembuh!" Nana mengangguk lalu memeluk Nara.

"Gue gak lama kok, kalo mama udah sembuh. Gue pulang!" Nara tersenyum sambil mengusap punggung Nana.

Arga menatap gadis itu. Baru kali ini dia melihat gadis itu tersenyum, karena saat berhadapan dengannya wajah gadis itu datar tanpa ekspresi.

Nara dan Nana melepaskan pelukannya. Lalu dia pamit pada Nara untuk pulang ke Bandung. Nara mengantar Nana sampai depan rumah.

"Dahhh..." Nana melambaikan tangannya saat berada di mobil. Nara tersenyum dan membalas lambaian tangan Nana. Dan dia sama sekali tidak melirik Arga lagi, padahal Arga terus mencuri-curi pandang ke arahnya.

Nara menghela nafas panjang. "Sepi deh gak ada Nana!"

Nara duduk di sofa sambil, menyenderkan kepalanya di sofa lalu memejamkan matanya. Tiba-tiba dia ingat kejadian tadi, dia sangat malu. Dan tiba-tiba dadanya berdebar-debar saat mengingat itu.

Nara menggelengkan kepalanya dan berusaha melupakan kejadian tadi.

***

Nana memperhatikan Arga yang sedang senyum-senyum sendiri sambil mengemudi.

"Kenapa lo bang? Udah gila?" Arga hanya mengendikan bahunya.

Nana memperhatikan Arga dengan seksama. "Lo suka sama Nara?" tanya Nana memastikan.

Arga tak menjawab, tapi dia menoleh dan hanya tersenyum menatap Nana.

"Awas lo ya bang kalo macem-macem sama Nara. Dia cewek baik-baik, gue gak akan biarin lo nyakitin sahabat gue!" ucap Nana tegas penuh penekanan dengan kata-katanya.

Arga tak menjawab dia masih sibuk dengan pikirannya, apa lagi soal kejadian tadi. Dia benar-benar penasaran dengan gadis itu, dia sangat berbeda dengan wanita-wanita yang pernah di temuinya.

Nana menggelengkan kepalanya melihat sikap kakak sepupunya itu.

Arga teringat dengan bibir ranum gadis itu, ingin sekali dia mencicipi bibir itu yang terlihat sangat menggoda. Apa lagi saat melihat tubuh mulus gadis itu, membuat darahnya berdesir dan libido pria itu bangkit.

***

Baru sehari Nana pergi ke Bandung, Nara sudah merasa sangat kesepian. Tidak ada lagi yang bisa dia ajak ngobrol dan juga ribut.

Ini hari terakhir dia berlibur, dia tidak ingin kemana-mana dan hanya ingin berleha-leha di rumah. Tadinya kalau Nana tidak pulang dia ingin mengajak Nana jalan-jalan untuk merefresh otaknya. Tapi gadis itu malah pulang dan meninggalkannya sendirian.

Merasa bosan Nara berniat mencuci motor Nana yang terlihat sudah sangat kotor. Nara menggelengkan kepalanya melihat kondisi motor Nana.

"Udah berapa hari nih anak gak cuci motor?" gumam Nara saat melihat motor Nana yang sangat kotor.

Nara mempersiapkan alat untuk membersihkan motor Nana. Ember, sabun dan lap dia siapkan semuanya.

Nara menarik selang yang sudah terhubung dengan keran, lalu dia mulai membasuh motor Nana dan mulai menggosoknya dengan sabun.

Sedang asyik mencuci motor tiba-tiba ponsel Nara berdering, tapi saat dia akan melangkah untuk mengambil ponselnya dia terpeleset karena lantainya licin.

Namun tubuhnya tidak terjatuh karena ada yang menangkap tubuhnya. Nara kaget karena hampir terjatuh dan kaget karena ada yang memeluknya.

Nara menatap pria yang sudah tak asing lagi wajahnya.

"Kamu gak apa-apa?" Nara menggeleng dan langsung melepaskan diri.

"Pak Arga, ngapain ke sini?" tanya Nara bingung tiba-tiba pria itu ada di rumahnya.

"Maaf, ini saya di suruh Nana buat bawain kamu oleh-oleh khas Bandung," jawab Arga sambil menunjukkan paper bag di tangannya.

Nara mengangguk dan mempersilakan Arga untuk duduk. "Saya ambilin minum dulu pak!"

Nara berlalu ke dapur membuat minuman untuk pria itu. Detak jantung Nara kembali berdebar, Nara merasa aneh dengan jantungnya. Tidak biasanya dia seperti itu, meski banyak pria yang mendekatinya tidak pernah dia merasakan hal seperti itu.

Nara menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya untuk menetralkan debaran jantungnya.

Setelah selesai membuat kopi, Nara kembali ke depan dan menghidangkan kopi itu untuk Arga. Entah apa Arga atau suka, dia lupa menanyakan kepada pria itu minuman yang dia inginkan.

"Silahkan pak Arga!" ujar Nara.

Arga menatap wajah Nara intens, membuat gadis itu gugup dan salah tingkah dan juga agak risih di tatap seperti itu.

"Maaf ada apa ya pak liatin saya kayak gitu?" tanya Nara.

"Apa saya sudah terlihat tua? Kenapa kamu selalu panggil saya pak?" Nara terdiam dengan manik mata menatap ke arah bawah, lalu dia kembali menatap Arga.

"Sepertinya bapak emang lebih tua dari saya!" jawab Nara santai. Arga tersenyum sambil meminum kopi yang di sediakan Nara.

"Sepertinya kamu pandai membuat kopi? Ini enak!" puji Arga setelah menyesap kopi itu. Nara tak merespon apa-apa, dia tetap memperlihatkan raut datar di wajahnya.

"Saya memang lebih tua dari kamu, tapi apa harus panggil saya bapak? Apa saya sudah seperti bapak-bapak?"

Nara masih terdiam, jujur dia merasa tidak nyaman dengan kehadiran Arga. Kalau saja dia bukan saudaranya Nana, Nara tak mau meladeninya.

"Terus saya harus panggil apa? Saya rasa itu cocok buat panggilan anda!" Lagi-lagi Arga menyunggingkan senyumnya mendengar ucapan Nara dengan bahasa formal seperti itu.

Gadis itu benar-benar menarik perhatiannya dan membuat dia semakin penasaran dengan gadis itu.

"Panggil seperti Nana juga boleh!"

Nara nampak berpikir. "Tapi saya bukan sepupu anda!" jawab Nara.

Dia terlihat mulai gelisah dan tidak nyaman. Dan itu tak luput dari perhatian Arga, dia mengerti gadis itu tidak nyaman dengan kehadirannya.

"Oke, sepertinya saya harus kembali ke kantor!" ucap Arga sambil melirik arloji yang melingkar di tangannya, lalu dia beranjak. Nara pun beranjak, karena dia juga harus melanjutkan mencuci motor.

Sebelum Keluar, Arga menghampiri Nara dan mencondongkan tubuhnya ke hadapan Nara, membuat Nara semakin gugup dan tegang. Dia menatap wajah pria itu yang persis di depan wajahnya.

"Kalo begitu panggil saja saya mas!" bisik Arga. Nara menatap wajah pria itu, lagi-lagi jantungnya berdebar-debar.

Arga semakin mendekatkan wajahnya, dia tidak tahan melihat bibir gadis itu yang terlihat menggoda. Tapi saat bibir mereka sedikit lagi beradu, Nara memalingkan wajahnya.

Arga tersenyum, lalu menjauhkan kepalanya lagi.

"Kalo begitu saya permisi. Terima kasih kopinya, manis seperti yang buat!" ucap Arga lalu dia melenggang pergi keluar rumah.

Nara masih terdiam dan mematung ditempatnya. Arga menoleh dan tersenyum melihat Nara yang sedang menegang.

"Menarik!" gumamnya pelan sambil menyunggingkan senyumnya.

Bersambung..

...Please, jangan pelit Like dan komen ya. Kan gratis.. 😁😁 Kalo ada Vote dan hadiah juga boleh. Terima kasih.....

Terpopuler

Comments

Nn sy

Nn sy

cieee Nara deg-degan 🤭

2022-01-27

0

Hanna Devi

Hanna Devi

Duh.. Arga..
pikirannya udah traveling tuh Mak 😂

2022-01-26

0

Sedang Bersemedi

Sedang Bersemedi

aku bacanya merayap pelan2 ya mak. kadang hanya bisa baca beberapa bab karena masih ngurusin debay😅

2022-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Renara Prameswari
2 Pertemuan 1
3 Pertemuan 2
4 Arga Praditya
5 First kiss
6 Trauma masa lalu
7 Terlalu cepat
8 Visual Cast
9 Pacar atau kekasih?
10 Kasmaran
11 Yakin
12 Rega Sebastian
13 Will you marry me?
14 Ketemu Onty
15 Menikah diam-diam
16 Cemburu
17 Mendadak
18 Mami bukan Onty!
19 Mami Nala
20 Tidak ada harapan
21 Sah!
22 Malam pengantin yang kandas
23 Hana Salsabila
24 Istri simpanan
25 Sudah takdir
26 Sureprise
27 Penyakit Kulit?
28 Merajuk
29 Terlambat
30 Salah paham 1
31 Salah Paham 2
32 Menyesal
33 Dilema Arga
34 Aku mencintaimu Ra!
35 Kita akan bercerai!
36 Kebohongan dan Pengkhianatan
37 Rumah Baru 1
38 Rumah Baru 2
39 Mami Untuk Rere
40 Selingkuh?
41 Aku bukan pelakor
42 Ternyata Istri Kedua
43 Kepergian Nara
44 Menjauh
45 Menjauh 2
46 Nara dan Rega
47 Pertemuan Nara dan Arga
48 Menyerah
49 Bukan Up
50 Mencintai dalam diam
51 Tes DNA
52 Pertemuan kembali 1
53 Pertemuan kembali 2
54 Pertemuan kembali 3
55 Argan Hilang
56 Ambisi Fahmi
57 Kecelakaan
58 Kepergian Fahmi
59 Penyesalan
60 Papa aja
61 Berakhir
62 Bukan up
63 Promo
64 Pulang
65 Pulang 2
66 Di buntuti
67 Dibuntuti 2
68 Sarapan
69 Di tabrak
70 Siapa penolongku?
71 Bertemu Dia!
72 Cintak yang terbalas
73 Pulang
74 Ada apa dengan mereka?
75 Makan malam
76 Penjelasan
77 Ancaman Galang
78 Kecelakaan
79 Nana Menghilang
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Renara Prameswari
2
Pertemuan 1
3
Pertemuan 2
4
Arga Praditya
5
First kiss
6
Trauma masa lalu
7
Terlalu cepat
8
Visual Cast
9
Pacar atau kekasih?
10
Kasmaran
11
Yakin
12
Rega Sebastian
13
Will you marry me?
14
Ketemu Onty
15
Menikah diam-diam
16
Cemburu
17
Mendadak
18
Mami bukan Onty!
19
Mami Nala
20
Tidak ada harapan
21
Sah!
22
Malam pengantin yang kandas
23
Hana Salsabila
24
Istri simpanan
25
Sudah takdir
26
Sureprise
27
Penyakit Kulit?
28
Merajuk
29
Terlambat
30
Salah paham 1
31
Salah Paham 2
32
Menyesal
33
Dilema Arga
34
Aku mencintaimu Ra!
35
Kita akan bercerai!
36
Kebohongan dan Pengkhianatan
37
Rumah Baru 1
38
Rumah Baru 2
39
Mami Untuk Rere
40
Selingkuh?
41
Aku bukan pelakor
42
Ternyata Istri Kedua
43
Kepergian Nara
44
Menjauh
45
Menjauh 2
46
Nara dan Rega
47
Pertemuan Nara dan Arga
48
Menyerah
49
Bukan Up
50
Mencintai dalam diam
51
Tes DNA
52
Pertemuan kembali 1
53
Pertemuan kembali 2
54
Pertemuan kembali 3
55
Argan Hilang
56
Ambisi Fahmi
57
Kecelakaan
58
Kepergian Fahmi
59
Penyesalan
60
Papa aja
61
Berakhir
62
Bukan up
63
Promo
64
Pulang
65
Pulang 2
66
Di buntuti
67
Dibuntuti 2
68
Sarapan
69
Di tabrak
70
Siapa penolongku?
71
Bertemu Dia!
72
Cintak yang terbalas
73
Pulang
74
Ada apa dengan mereka?
75
Makan malam
76
Penjelasan
77
Ancaman Galang
78
Kecelakaan
79
Nana Menghilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!