Kisah Cinta Renara
By Un Kurniasih
Selamat Membaca
****
Nara berjalan gontai di atas trotoar sambil sesekali meregangkan otot-ototnya yang terasa lelah. Hari ini dia bekerja lembur karena pengunjung ramai. Juga karena tadi ada salah satu pelanggan yang merayakan ulang tahun di sana.
Nara melirik arloji di tangannya, sudah hampir jam sebelas. Nara sudah sangat lelah dan mengantuk, sedari tadi pun dia terus menguap. Ingin sekali dia cepat sampai rumah dan langsung menghempaskan tubuhnya di kasur empuknya.
Dia menunggu angkot di pinggir jalan. Dia berharap masih ada angkot yang lewat. Tiba-tiba ada sebuah sepeda motor berhenti tepat di depan Nara, penumpang di belakangnya berusaha merampas tas Nara.
"Ngapain kalian? Lepasin!!" pekik Nara, sambil menarik tasnya yang ingin di rebut penjambret itu.
"Lepasin.. tolong.. tolong.." teriak Nara.
"Serahin tas Lo!!" pekik penjahat itu.
"Enggak, jangan ambil tas saya!!" pekik Nara berusaha mempertahankan tasnya.
Tiba-tiba si penjambret itu turun dari motornya, dan menodongkan pisau ke arah Nara.
"Serahin atau lo mati!!" ancam penjambret itu.
Nara meringis saat penjahat itu menodongkan pisaunya ke arah lehernya. "Iya, iya.."
Dengan terpaksa Nara pun memberikan tasnya, dari pada nyawanya melayang. Tapi saat penjahat itu akan kembali naik ke motornya, tiba-tiba ada seseorang yang menendangnya hingga dia dan temannya tersungkur dari motor.
"Sia*an!!" pekiknya kesal.
Nara kaget, dia melihat seorang pria menghajar penjambret itu. Tapi sepertinya nyali penjambret itu kecil, baru di hajar seperti itu aja mereka langsung kabur ketakutan. Sepertinya cuma hanya berani sama wanita saja.
Pria itu membawa tas Nara dan menghampiri Nara lalu mengembalikan tas Nara.
"Kamu gak apa-apa?" tanyanya. Nara mengangguk.
"Terima kasih!" Dia mengangguk dan tersenyum.
Nara menatap pria itu, lagi-lagi pria yang dia temui di halte kemarin.
"Ini sudah malam dan ini tempat sepi. Kamu cuma sendiri?" Nara mengangguk.
"Tadi saya lagi nunggu angkot!" balas Nara.
"Udah malam, mungkin gak ada angkutan umum lewat sini karena ini daerah rawan!"
Nara mengangguk. "Kalo gitu saya permisi!"
"Biar saya anter!" Nara mendongak dan menatap pria itu.
Nara bisa melihat dengan jelas wajah pria itu, karena saat di halte dia hanya melihat dari samping dan sekilas. Waktu di Resto juga dia hanya melihat sekilas-sekilas, tapi sekarang dia melihat jelas wajah tampan pria itu yang berdiri di hadapannya.
"Gak usah pak, saya pulang sendiri aja. Terima kasih!" ucap Nara datar sambil berbalik meninggalkan pria itu.
"Nanti kamu di begal lagi!" ucapan pria itu sontak menghentikan langkah Nara.
"Biar saya antar. Gak usah takut, saya bukan orang jahat!" ujarnya meyakinkan Nara.
Nara terdiam, dia belum pernah pergi atau hanya berduaan dengan pria. Karena setiap ada pria yang mendekatinya, dia akan menjauh. Dia membentengi dirinya dari para pria yang mencoba mendekatinya. Makanya dia selalu menutup diri dan bersikap dingin pada pria. Dan sikapnya itu membuat para pria enggan untuk kembali mendekatinya.
"Gimana? Apa kamu mau pulang sendiri dan nanti kamu di begal lagi?" Nara menggeleng.
"Ya udah biar saya antar!" Akhirnya dia pun mengangguk demi keselamatan dirinya.
"Saya Arga!" ucap pria itu memperkenalkan dirinya saat mereka sudah di mobil dan mobil pun sudah melaju menuju rumah Nara. Nara hanya mengangguk membalas pria yang bernama Arga itu.
Arga tersenyum baru kali ini ada cewek yang super dingin dan juga cuek seperti Nara. Biasanya cewek yang selalu berebut ingin berkenalan dan mendekatinya. Tapi gadis itu terlihat cuek dan biasa saja.
"Apa kamu tidak ingin memperkenalkan diri kamu?" Nara menoleh pada pria yang ada di sampingnya itu.
"Apa perlu seperti itu?" tanya Nara balik. Arga tersenyum mendengar jawaban cewek di sampingnya itu.
"Tentu, bisa saja nanti kita bertemu lagi. Saya bisa memanggil nama kamu jika ingin menyapa!" tukas Arga.
"Tapi saya rasa kita tidak akan bertemu lagi!" jawab Nara yakin, membuat Arga semakin menyunggingkan senyumnya.
"Maaf saya berhenti di pertigaan depan saja!" lanjut Nara, saat mobil itu akan melewati pertigaan.
Tepat di pertigaan mobil pun berhenti. "Terima kasih sudah menolong saya dan juga terima kasih sudah mengantar saya. Saya permisi pak Arga!"
Nara membuka pintu mobil tanpa menunggu jawaban dari Arga. Dia langsung berjalan meninggalkan mobil Arga.
Baru kali ini dia berbicara banyak dengan seorang pria. Biasanya dia akan acuh dan cuek, bahkan jika bicara pun hanya seperlunya jika lawan bicaranya adalah pria.
Sedangkan Arga menatap gadis itu. Dia tersenyum menatap kepergian Nara yang mulai hilang dari pandangannya.
"Menarik! Bikin penasaran!" gumamnya sambil menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"Saya yakin kita pasti akan ketemu lagi!" lanjutnya. Lalu dia menekan pedal gas dan meninggalkan tempat itu.
***
Hari ini Nara cuti bekerja, dia minta cuti selama tiga hari karena ingin mengistirahatkan tubuhnya, karena bagaimanapun tubuhnya butuh istirahat. Kasian jika terus di porsir tenaganya, bisa-bisa tumbang.
"Na, kamu gak kuliah?" Nana menggeleng sambil terus fokus pada layar laptopnya dan jemarinya asyik menari-nari di atas keyboard.
Nara duduk di samping Nana, sambil memakan cemilan yang dia beli di toko sebrang.
"Oh iya Ra, mungkin nanti gue mau pulang dulu. Nyokap gue sakit!" ujar Nana sambil menyomot cemilan yang sedang di pegang Nara, lalu memasukkan ke mulutnya.
"Tante Rina sakit apa?" tanya Nara.
"Biasa sakit orang tua," jawab Nana.
"Berapa lama?"
"Tiga hari mungkin!" jawab Nana ragu.
"Yaaa.. aku sendiri dong!" ucap Nara sambil mengerucutkan bibirnya.
"Cuma sebentar say, entar kesayangan mu ini balik lagi kok!" Nara hanya tersenyum simpul.
"Kamu pulang naik bis atau kereta?"
"Enggak dua-duanya!"
"Terus, naik pesawat?" Nana terkekeh.
"Di jemput!" Nara mengangguk-anggukan kepalanya.
"Oke! Kapan pulang?"
"Entar sore!" Nara mengangguk lagi dan kembali fokus mengunyah cemilannya.
***
Nara baru saja selesai mandi. Dia hanya memakai handuk saat keluar kamar mandi. Saat menuju kamarnya tanpa dia sadari ada yang menatap ke arahnya saat dia akan masuk kamar.
Merasa ada yang memperhatikan Nara menoleh ke arah depan. Matanya terbelalak saat menangkap sosok pria yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menatap ke arahnya tanpa berkedip.
"Aaaaa.."
Sontak Nara langsung berteriak dan menyilangkan tangan ke dadanya.
"Siapa kamu? Maling ya??" pekik Nara.
Dia langsung mengambil sapu dan memukuli pria itu yang entah dari mana datangnya?
"Siapa kamu, maling ya kamu? Atau kamu mau mesum? Dasar mesum, pergi mesum!!" Nara memukul-mukul pria itu menggunakan sapu.
"Stop, saya bukan maling saya juga gak mesum!" ucap pria itu sambil menghindari pukulan Nara.
"Bohong, kamu pasti maling dan mau mesum!" Nara memukul pria itu dengan kencang dan mengejar pria itu yang terus menghindar.
"Auw.. sakit, jangan pukul lagi!!"
"Biarin, dasar mesum!!" pekik Nara kesal.
Pria itu pun menangkap sapu yang terus memukulinya. Dan dia langsung menarik sapu itu cukup kencang hingga tubuh Nara tertarik dan menabrak tubuh pria itu, sontak pria itu pun langsung memeluk pinggang Nara.
Mata mereka saling bertatap tanpa jarak, wajah mereka berdekatan dengan jarak yang hanya beberapa senti. Bahkan Nara bisa merasakan hangatnya hembusan nafas pria itu. Terlebih wajah pria itu Nara mengenalnya, tapi Nara bingung bagaimana pria itu bisa ada di rumahnya?
"Pak Arga!"
Bersambung..
...Tolong dong bantu like, sama komennya. Kasih hadiah juga biar othornya seneng 😭😭😭...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Hanna Devi
Re.. masih nyimak dulu ya 😊
2022-01-21
1
Erna Queena
Kirain hantu Mak.. 😆❤️
2022-01-20
0
Erna Queena
Uhuyy.. Ehm ehmm.. 😉😉
2022-01-20
0