Kisah Cinta Renara
By Un Kurniasih
Selamat Membaca
****
Nara bersiap akan berangkat bekerja. Dia sudah siap untuk mengeluarkan motor Nana karena dia akan mengendarai motor Nana ke Resto.
Tapi baru saja dia akan mengeluarkan motor, tiba-tiba ada mobil berhenti di depan rumahnya. Nara terdiam dan menunggu siapa yang datang. Lalu seseorang keluar dan berjalan menghampiri Nara.
Nara terdiam sambil menatap pria itu, sedangkan pria itu tersenyum menatap Nara.
"Mau berangkat kerja kan? Biar saya anter!" ucapnya setelah berada di dekat Nara.
Nara masih terdiam dan tak menggubris ucapan Arga. Dia masih berusaha mengeluarkan motornya tapi Arga menahannya.
"Saya bisa berangkat sendiri pak. Saya kan bawa motor!" ucap Nara datar.
"Motornya simpen aja. Saya di suruh Nana buat jagain kamu, biar kamu baik-baik aja. Nana khawatir ninggalin kamu sendirian jadi dia minta saya buat jagain kamu!" Nara menatap Arga dengan raut datar tanpa ekspresi.
"Tidak biasanya Nana sekhawatir itu, biasanya juga kalo dia pulang aku akan sendiri dan tidak perlu di jagain." pikir Nara.
"Udah ayo!" Arga menarik tangan Nara dan tak memperdulikan raut wajah Nara yang terlihat tidak suka dengan kehadirannya.
"Iya udah tunggu pak, saya ambil kunci rumah dulu!" ucap Nara dengan terpaksa. Arga pun melepaskan tangannya. Nara ke kamar dan mengambil kunci rumah.
Lalu dia keluar dan mengunci rumahnya. Setelah itu dia menghampiri Arga yang sudah menunggu di dekat mobil. Arga membukakan pintu mobil untuk Nara. Nara merasa aneh dengan perlakuan Arga tapi dia tidak ingin memperdulikannya.
Sepanjang perjalanan, Nara hanya terdiam membisu dia akan bicara seperlunya jika Arga bertanya. Arga menghembuskan nafas kasar, baru kali ini dia bertemu cewek sedingin dan secuek Nara.
Tapi Arga justru semakin penasaran dengan sosok gadis itu. Dan dia sangat tertarik dengan Nara yang sulit untuk di dekati dan dia merasa tertantang untuk menaklukkan gadis itu.
"Kamu udah lama bekerja di Madhava Resto?"
"Tiga tahun!" jawab Nara singkat tanpa menoleh ke Arga. Arga mengangguk sambil terus fokus menyetir tapi sesekali dia melirik ke arah Nara. Gadis itu masih memalingkan wajahnya ke arah jendela samping.
"Nanti kamu lembur gak?" tanya Arga lagi. Nara hanya mengangguk masih tanpa menoleh.
Sudah pasti dia akan lembur, karena dia sudah mengambil cuti. Dia akan menggantikan temannya yang akan mengambil cuti juga.
Tak lama mereka pun sampai di Madhava Resto. Nara melepaskan seatbeltnya, lalu menoleh ke arah Arga.
"Terima kasih pak, sudah mengantar saya!" ucap Nara, saat dia akan keluar Arga mencekal tangannya. Sontak Nara pun kembali menoleh dan menatap Arga seolah berkata ada apa?
"Jangan panggil saya bapak. Panggil saya mas, saya tidak suka kamu panggil seperti itu," ucap Arga sambil menatap dalam mata Nara.
Nara terdiam sesaat lalu mengangguk. "Maaf, kalo begitu saya permisi!"
Tapi saat Nara akan keluar, Arga mencekal tangannya lagi dan Nara harus kembali menoleh.
"Jangan terlalu formal dengan saya. Perlakukan saya seperti Nana teman kamu!"
Nara tak menjawab dia hanya mengangguk, lalu dia pun keluar dan meninggalkan mobil Arga tanpa menoleh lagi. Arga tersenyum menatap Nara.
Dia pun bergegas menuju kantornya. Dia akan kembali ke Madhava Resto saat makan siang nanti. Pria itu benar-benar tertarik dengan Nara, mungkin dia juga menyukai gadis itu.
Sepanjang perjalanan Arga terus tersenyum, sampai ke kantor pun dia masih tersenyum, bahkan dia tersenyum ramah pada karyawannya, tidak seperti biasanya yang bersikap dingin dan acuh. Kali ini dia terlihat berbeda dengan sebelumnya dan itu pun membuat para karyawannya terheran-heran dengan sikap bosnya yang berubah.
Arga Praditya, dia adalah pria berusia 30 tahun. Dia mengelola cabang perusahaan milik pamannya yang di Jakarta. Pamannya yaitu ayahnya Nana, Arga seorang anak yatim piatu dan dia asuh oleh pamannya semenjak kepergian kedua orangtuanya karena kecelakaan.
Dia pindah ke ibu kota setahun yang lalu, saat Yusril membutuhkan pemimpin untuk cabang perusahaannya di Jakarta. Pusat perusahaannya di Bandung dan Perusahaan Yusril di bidang tekstil.
Sebenarnya keluarga Yusril Sebelumnya tinggal di Jakarta. Namun mereka pindah ke Bandung, saat Nana lulus SMA. Tapi karena Nana ingin kuliah di Jakarta dan menetap di Jakarta, makanya dia tidak ikut pindah ke Bandung dan lebih memilih tinggal bersama Nara dan menemani Nara.
Arga mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya. Dia bukanlah CEO atau pun bos besar, dia hanya wakil direktur di perusahaan milik pamannya.
Tapi sedikit demi sedikit, dia juga sedang membangun usahanya sendiri di bidang kuliner. Karena dia tidak mungkin bergantung terus pada pamannya. Dia juga ingin punya perusahaan sendiri. Untuk saat ini dia memiliki tiga cabang restoran mewah di Bandung dan mungkin dia juga akan membuka cabang di Jakarta dan kota lainnya, mengingat cukup pesat usaha yang sedang dia geluti sekarang.
Setengah hari, Arga berkutat dengan pekerjaannya tak terasa waktu makan siang sudah tiba. Arga menatap arloji yang melingkar di tangannya. Dia menyunggingkan senyumnya dan sudah tidak sabar ingin makan siang dan bertemu dengan Nara.
Selesai membereskan berkas-berkas, dia beranjak dan keluar untuk makan siang.
Entah kenapa hatinya merasa sangat senang, saat akan bertemu gadis itu. Ah, sepertinya dia mulai jatuh cinta dengan gadis itu.
Sesampainya di Madhava Resto, Arga langsung memesan private room dan dia juga membooking Nara untuk menemaninya makan siang.
Setelah berbicara dengan manager resto itu untuk membooking Nara, Arga menunggu kedatangan Nara.
Tak lama gadis itu datang dengan membawa pesanan yang di pesan Arga. Arga tersenyum saat melihat gadis itu, hatinya berbunga-bunga saat melihat gadis itu. Sudah lama hatinya membeku dan belum ada wanita yang membuatnya seperti itu lagi. Tapi gadis itu mampu melelahkan hatinya yang membeku.
"Apa benar bapak membooking saya untuk menemani bapak?" tanya Nara untuk memastikan, setelah menaruh semua pesanan Arga. Arga mengangguk dan menarik tangan Nara agar ikut duduk.
"Tapi pak, saya sedang bekerja!" tolak Nara.
"Kan kamu udah saya booking. Kalo kamu nolak, saya akan laporkan ke manager kamu!" ucap Arga santai.
Nara menghela nafas berat. Terpaksa dia pun duduk dengan raut menahan kesal. Tapi Arga terus tersenyum menatap gadis itu yang terlihat kesal.
"Dan satu lagi, apa kamu lupa? Jangan panggil saya bapak!" bisik Arga sambil mencondongkan tubuhnya ke depan Nara.
Nara terdiam sambil menatap pria itu. Ah, lagi-lagi jantungnya berdebar-debar saat bertatapan dan berdekatan dengan pria itu.
"Maaf pak, eh mas!" ucap Nara gugup. Senyuman Arga tersungging lebar. Dia suka saat Nara memanggilnya mas, meski raut wajah gadis itu masih terlihat datar.
Makan siang Arga pun di temani Nara dan di layani Nara. Pria itu meminta Nara untuk menaruh makanan yang dia mau di piringnya, seolah Nara itu adalah istrinya yang sedang melayaninya.
Dengan terpaksa Nara pun mengikuti kemauan pelanggannya itu. Meski dia enggan tapi dia tidak mau dilaporkan ke managernya.
Arga tersenyum bahagia, makan siang kali ini terasa sangat spesial karena di temani wanita cantik yang dia kagumi dan dia sukai.
Sebelum pergi, Arga memberikan tips pada Nara sebagai tanda terima kasih karena sudah menemaninya makan.
"Terima kasih, sudah menemani saya. Lain kali kita dinner, oke!" ucap Arga sambil mengedipkan satu matanya pada Nara.
Tak ada jawaban, gadis itu masih terdiam dan tak menggubris ucapan Arga. Malah dia merasa wanita penghibur yang di booking om om, sampai di kasih tips segala.
Nara menghela nafas panjang dan segera membereskan meja makan bekas Arga dan dirinya.
Tapi tiba-tiba bibir gadis itu terangkat membentuk sebuah senyuman, saat mengingat Arga mengusap bibirnya yang kotor. Tapi tak lama dia menggelengkan kepalanya, agar tersadar dari pikiran itu.
Bersambung..
...Tak lupa aku meminta dukungan kalian. Kasih Like dan komentarnya. Ceritanya masih datar, belum ada konflik. Tapi semoga kalian masih suka dan masih setia baca ceritaku....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Hanna Devi
waaah senang sekali kamu Arga 😀
2022-01-26
0
Erna Queena
Arga genit.. 😂😂
2022-01-25
0
Erna Queena
Alasan itu mah..
2022-01-25
1