Zia terus berjalan mencari ruangan Guru, sejak tadi ia belum juga menemukannya. Gadis itu sedikit lega, saat di depan sana nampak cewek yang tidak lain adalah sepupunya. Daddy memang menyuruh mereka seakan tidak saling mengenal sebelum resmi berkenalan, karena harus menutupi kenyataan bahwa mereka sebenarnya satu keluarga. Demi kebaikan bersama katanya, tapi apa salahnya jika untuk sekedar bertanya di mana ruang guru berada.
"Permisi!" Zia menepuk bahu sepupunya, Handa Rista Atmaja.
Handa yang sedang bicara dengan sahabatnya langsung menoleh, sedikit terkejut saat melihat siapa yang menepuk bahunya. "Iya kenapa ya?" tanya Handa seolah tidak mengenal.
"Maaf, tahu di mana ruang guru nggak?" tanya Zia sopan.
"Oh ya tahu lah. Lo buka aja play store, terus ketik aja ruang guru, pasti muncul!" Cewek di samping Handa langsung menyenggol lengannya, Handa hanya terkekeh tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Kampret, sepupu nggak ada akhlak emang! -umpat Zia dalam hati sembari menatap kesal sepupunya itu.
"Nggak usah dengerin dia, emang rada miring orangnya!" ucap cewek di samping Handa.
"Sialan lo!" sahut Handa tidak terima.
"Lo anak baru ya?" Cewek itu tidak mempedulikan umpatan sahabatnya tadi, karena sibuk menatap wajah cantik yang masih sangat asing di matanya.
"Iya nih, lagi cari ruang guru tapi belum ketemu juga!" Zia menjelaskan dengan ramah.
"Lo kejauhan! Dari sini lurus aja, terus abis itu belok kiri, di sekitar situ ruangannya. Maaf ya kita nggak bisa anterin, kayaknya sebentar lagi kelas mau mulai!" Cewek itu berbicara dengan sangat ramah sambil menunjukkan arahnya.
"Oke makasih ya!" ucap Zia. Cewek yang belum di ketahui namanya itu hanya mengangguk lalu pergi bersama Handa menuju kelasnya.
Zia langsung melangkahkan kaki melewati koridor menuju ruang guru, sesuai yang di instruksikan teman Handa tadi. Zia bernafas lega, akhirnya ia sampai di depan ruang guru. Gadis itu kemudian mengetuk pintu, setelahnya masuk saat mendengar suara seseorang di dalam.
"Maaf Bu, saya Zianna mau cari Bu Mega ada?" Zia langsung mengatakan tujuan kedatangannya pada wanita gendut itu. Sebenarnya bukan gendut, hanya terlihat berisi saja. Gemoy mungkin.
"Akhirnya kamu datang juga, saya Bu Mega wali kelas kamu. Ayo ikut Ibu, tapi tolong bawakan buku ini ya!" Bu Mega menyerahkan setumpuk buku ke tangan Zia, kemudian menuntun gadis itu untuk mengikutinya.
Kebetulan sekali Zia langsung bertanya pada orangnya, dengan itu ia tidak perlu repot-repot mencari lagi. Tapi masalahnya ia harus membawa setumpuk buku itu, sebenarnya Zia sudah cukup lelah. Untung saja buku buku itu tidak terlalu berat. Zia memperhatikan Bu Mega yang sedang fokus berjalan, ia baru sadar sepertinya wanita itu sedang hamil. Bagian perutnya membentuk bulat sedikit besar.
Sampai di depan kelas XI IPA 1, Bu Mega menyuruh Zia menunggu di luar sebentar. Zia kembali menghela nafas, kenapa harus ribet sekali sih. Untung saja Bu Mega tidak lupa dengan buku bukunya, kalau sampai lupa sudah di pastikan Zia masih memegangnya sampai guru itu memanggilnya masuk.
Zia masuk setelah terdengar suara Bu Mega memanggil namanya. Kelas mendadak hening, dapat dilihat semua tatapan tertuju pada Zia. Sebagian siswa menatap kagum padanya, terutama para cowok di sana. Zia sudah terbiasa menerima tatapan seperti itu di sekolah lamanya, karena itu ia terlihat biasa saja.
"Ayo perkenalkan diri kamu!" ucap Bu Mega memecah keheningan.
"Perkenalkan nama gue Zianna!" Zia mulai mengenalkan diri secara singkat padat dan tidak jelas, membuat semua siswa berteriak riuh tidak puas dengan perkenalan singkat cewek cantik itu.
"Lengkapnya dong, Zianna siapa nih. Zianna ku atau Zianna cintaku juga boleh?!" Cowok di pojok kiri kelas menyeletuk penuh semangat, biasa, cowok playboy memang begitu lagaknya.
"Nama lengkap gue Zianna Azkia!" Zia ikut meninggikan suara, biar cowok itu puas.
"Zia mau nggak jadi cewek gue?"
Kali ini bukan cowok di pojok itu yang bertanya, melainkan cowok yang duduk di depan cowok sebelumnya. Sama aja, mereka sebelas dua belas. Tentu saja anak lain langsung menyorakinya, dasar tidak tahu diri.
"Sudah sudah diam! Zianna, kamu duduk di tempat kosong belakang Handa!" titah Bu Mega.
Bukan karena kebetulan Zia satu kelas dengan Handa, tentu saja Daddy yang sudah mengaturnya. Tanpa bertanya pun Zia sudah tahu, hal seperti ini bukanlah masalah besar bagi seorang Zielinski. Orang paling kaya nomor satu yang hampir memegang semua bisnis yang ada.
Zia langsung menuju kursinya, terletak paling pojok sebelah kanan. Semua murid duduk berpasangan, hanya Zia saja yang duduk sendiri di sana. Kasihan sekali, tapi setidaknya nanti tidak akan ada yang mengganggu saat belajar.
"Zia duduk di sini aja sama abang, masa cewek cantik duduk sendirian! 'Kan nggak logis!" tawar cowok di pojok kelas yang tadi, senyuman mautnya benar benar mengerikan.
"Abang apaan lo, abang tukang seblak?" cibir cowok di sampingnya, membuat seisi kelas riuh dengan gelak tawa para murid.
"Sudah diam semua, kita mulai pelajaran. Alam, bagikan buku ini!" Bu Mega menyuruh ketua kelas untuk membagikan kembali buku pada pemiliknya.
Setelah itu pelajaran pun di mulai, para murid tengah menyimak Bu Mega yang sedang menyampaikan materi di depan kelas. Meski ada saja murid yang pemalas di belakang sana, namanya juga pemalas pasti lebih suka dengan tidur, ada juga yang memilih fokus membuat ukiran abstrak di bukunya.
Tetap saja Bu Mega tidak menegur dan masih menerangkan materinya. Mungkin ia sudah lelah menghadapi mereka, bisa lahiran mendadak kalau ia mengindahkan murid seperti itu lagi. Memang begitu sulit menasehati murid seperti mereka.
*********
Pelajaran selesai setelah terdengar bel tanda istirahat, semua murid memekik kesenangan, akhirnya bisa istirahat juga. Bu Mega? wanita itu sudah keluar dari kelas beberapa detik yang lalu. Zia memasukkan kembali bukunya, lalu melihat pada dua cewek yang sedang menatapnya.
"Gue nggak nyangka kita satu kelas, kenalin nama gue Handa Rista." Handa mengulurkan tangannya pada Zia.
Zia menunjukkan senyumannya, lalu menerima uluran tangan itu. Meski dalam hati ia sedikit menggerutu. Tentu saja, Zia yakin kalau Handa pasti sudah tahu kalau mereka akan berada dalam satu kelas sebelumnya.
"Gue juga nggak nyangka," jawab Zia. Tangannya bergerak mengencangkan jabatan itu, membuat Handa memejamkan mata menahan rasa sakit.
Kalau bukan sepupu, udah gue gibang dari tadi nih bocah. -gumam Handa dalam hati. Melepaskan jabatan tangannya sambil tersenyum penuh paksaan.
Zia menahan rasa ingin tertawanya, dilihat dari wajah Handa saja sudah dapat di tebak kalau gadis itu sedang mengumpat padanya. Zia beralih menatap cewek cantik yang duduk di sebelah sepupunya, name tag nya bertuliskan Chandra Putri Dagistani.
"Gue Chandra, panggil aja Icha." Icha mengulurkan tangannya, senyumnya sungguh manis. Wajahnya terkesan sedikit imut, mungkin karena itu Handa mau berteman dengannya.
Setahu Zia, Handa termasuk cewek yang cukup pemilih, kebanyakan cewek cantik memang begitu mungkin. Handa termasuk cewek famous di sekolah, tidak ada yang tahu kriteria seperti apa yang bisa di terima menjadi teman dekatnya. Mungkin seperti Icha, cewek cantik berambut panjang nan indah itu. Hanya cewek itu yang menjadi contoh, karena sampai saat ini hanya dia teman dekatnya.
"Gue-"
"Nggak usah kenalin lagi gue udah tahu, kantin yuk gue laper!" Icha menyela sebelum Zia menyelesaikan ucapannya.
"Eum nggak deh!"
"Males!"
Tanpa diduga Zia dan Handa menjawab bersamaan, jawaban mereka memang beda tapi intinya sama. Keduanya tidak ingin pergi ke kantin.
"Kenapa kompak banget, emang nggak pada laper apa?" tanya Icha dengan heran.
"Males gue, pasti ada debu di sana!" Handa memberengut, ada seseorang yang sedang tidak ingin ia lihat saat ini. Handa sedang tidak ingin merusak suasana hati hanya karena melihatnya.
Icha hanya menggeleng melihat Handa yang sedang main petak umpet dengan seseorang, ia cukup tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada sahabat satu-satunya ini.
"Mau sampe kapan lo menghindar dari dia sih?" Icha bertanya dengan nada kesal.
"Udahlah nggak usah bahas dia, males gue. Mending lo pesen makanan aja gih, sekalian buat gue juga." Handa menyengir melihat Icha yang cemberut.
"Lo juga nggak mau ke kantin Zi?" tanya Icha. Memasang wajah imut, berharap teman barunya itu mau ikut bersamanya ke kantin.
"Sorry Cha, gue lain kali aja ya!" Sebenarnya Zia sedikit lapar, tapi ada seseorang juga yang sedang tidak ingin di lihatnya di sekolah ini. Siapa lagi kalau bukan sepupu laki-lakinya, Kenzo.
"Ya udah gue ke kantin sendiri deh, parah banget lo berdua!" Icha mendengus lalu melangkah keluar, tujuannya hanya pergi ke kantin. Cacing-cacing di perutnya sudah saling berteriak meminta makan, karena tadi pagi dirinya lupa untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah.
"Lo masih nggak mau ketemu sama dia?" Handa bertanya setelah memastikan tidak ada siapapun di dalam kelas.
"Bukan gue yang nggak mau ketemu, dia sendiri yang ngusir gue dulu." Zia mengoreksi ucapan Handa tadi, rasanya sangat kesal jika mengingat kejadian dulu.
"Emang nggak jelas tuh anak!" geram Handa.
"Di kelas mana dia?"
"Siapa?" tanya Handa dengan bingung.
"Ya Kak Kenzo lah, emangnya dari tadi yang kita bahas siapa?" jawab Zia ketus.
"Oh, gue pikir lo udah nggak peduli sama keberadaannya!" Handa terkekeh pelan.
"Maunya sih gitu, tapi tetep aja dia sepupu gue. Gue cuma mau menghindar aja, takut tiba-tiba nyasar ke kelasnya."
"Dia di kelas XII IPS 3, lo tenang aja, gue nggak bakal biarin lo ketemu sama dia. Kalau perlu sekalian sama teman segengnya itu!" ucap Handa menggebu. Ada rasa kesal terselip di benaknya, mengingat anak Clopster.
Sepupu Zia, Kenzo Ananda Halian adalah salah satu anggota inti Clopster. Sahabat Heaven juga. Bisa di katakan cowok itu cukup ramah pada semua orang, terkadang ia juga akan bertingkah aneh jika sedang dekat dengan para sahabatnya. Saat kecil Zia memang sangat akrab dengan sepupunya itu, tapi karena suatu hal membuat hubungan mereka menjadi renggang hingga sampai saat ini.
*********
Bingung nih mau yang mana cast nya, cantik semua soalnya. Jangan lupa like sama komen ya! ☺️
Handa Rista Atmaja
Chandra Putri Dagistani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Jangan nilang Itu Heaven ya..Heaven hanya untuk Zea...
2024-09-25
0
Suzieqaisara Nazarudin
Jadi penasaran aku thor kenapa Zia dengan Kenzo??
2022-09-25
0
Suzieqaisara Nazarudin
Aku pikir Handa itu cowok..heeee sorry thor..😅😅
2022-09-25
0