Chapter 5

Sunny kaget, bingung dan belum siap sebenarnya bila harus masuk ke keluarga Tuan Rudolf, apalagi harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Pasti ibu akan kesepian bila ayah pergi bekerja dan lagi pula ayah selalu bekerja hingga larut malam.

"Mengapa mendadak sekali ayah?"

"Tuan Rudolf ada perjalanan bisnis mendadak ke luar negri keesokan harinya setelah kau menikah, makanya Tuan Rudolf ingin acara pernikahan diadakan besok," jelas Frans.

"Kenapa tidak di tunda saja pernikahannya, kan bisa diadakan saat Tuan Rudolf pulang?" tanya Sunny tidak mengerti.

"Tuan Rudolf dan Nyonya Rebeca akan mengadakan perjalanan bisnis selama tiga bulan lamanya, mereka tidak ingin menunda-nunda apa yang sudah direncanakan," jelas Frans sambil tetap fokus menyetir mobil.

Sunny terdiam, seharusnya biarkan saja tertunda hingga tiga bulan, jadi bisa saling kenal dulu dengan calon suami, tidak buru-buru seperti ini. Sunny hanya menghela nafas pasrah, entah apa yang akan terjadi ke depannya.

****

Sunny saat ini berada di kamarnya, berganti pakaian dan merapikan pakaian serta barang-barang seperlunya untuk di bawa ke mansion Tuan Rudolf. Karena setelah besok menikah, Sunny akan menetap tinggal di sana dan sesekali saja mengunjungi kediaman orang tuanya.

"Cklek...." suara pintu kamar terbuka, menampilkan Chintya lalu berjalan masuk perlahan mendekati Sunny.

"Kau sudah siap sayang?" tanya Chintya lembut sambil membelai rambut Sunny.

Sunny terdiam, hanya mengangguk kecil untuk mengiyakan.

"Ibu mengerti perasaanmu sayang... Ibu... Ibu sebenarnya tidak ingin semua ini terjadi. Ibu minta maaf sayang, Ibu sudah membawamu ke dalam masalah keluarga kita," Chintya menangis, tak kuasa memendam kesedihan selama ini yang selalu di tutup-tutupi di depan Sunny.

Sunny berkaca-kaca melihat Chintya menangis.

"Seharusnya kau menikmati masa remajamu dengan indah bersama teman-temanmu. Tetapi kau yang menanggung beban keluarga. Seharusnya ayah dan ibu mempunyai solusi lain, tapi kami tidak tau lagi harus bagaimana... Hiks... Hiks... Hiks...." air mata Chintya tak terbendung lagi.

"Sudahlah ibu, aku ikhlas menerima semua ini, demi kesembuhan kakak dan ekonomi keluarga kita," Sunny meyakinkan Chintya.

"Ibu mohon, maafkan ayah dan ibu, sayang," peluk Chintya erat sambil menangis.

Sunny hanya menangis dalam diam dan mengeratkan pelukan ibunya, seolah-olah tidak mau berpisah.

Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi Frans mendengarkan percakapan ibu dan anak itu. Frans juga tak kuasa membendung air matanya.

Sebenarnya Frans menghampiri Sunny untuk mengatakan bahwa jemputan dari Tuan Rudolf sudah datang, tapi tanpa sengaja mendengar percakapan Chintya dan Sunny.

Frans tidak ingin menunjukkan kesedihannya di depan Sunny, Frans takut kalau Frans sedih maka Sunny akan sedih juga. Frans menerima permintaan Tuan Rudolf supaya Sunny bisa mengejar semua impiannya yang selama ini tertunda. Dari dulu Sunny sangat ingin sekali berkeliling dunia, semoga dengan menikahi putra dari Tuan Rudolf, keinginan Sunny bisa terwujud.

Setelah Sunny berpamitan kepada kedua orang tuanya, Sunny langsung memasuki sebuah mobil sedan bercat hitam mengkilat dan ada inisial huruf "R" di depannya.

Sebenarnya Chintya bisa ikut menemani Sunny, tetapi Chintya memilih menemani Frans untuk mengurus beberapa hal yang harus diselesaikan hari ini juga, karena besok akan tinggal selama beberapa hari di mansion Tuan Rudolf menemani Sunny.

Sunny terdiam di dalam mobil, pikirannya melayang pada semua kejadian-kejadian yang menimpanya selama ini, rasanya saat ini ingin berteriak sekuat tenaga untuk melepaskan semua beban di dalam hatinya, tetapi Sunny menahannya, karena Sunny harus kuat demi kakak dan kedua orang tuanya.

****

Tak terasa selama tiga jam perjalanan, akhirnya sampai juga di mansion Tuan Rudolf. Sunny tak percaya akan apa yang dilihat di hadapannya ini, sebuah istana, pikir Sunny. Sunny sangat takjub di buatnya, bener-benar megah.

Sunny disambut hangat oleh Tuan Rudolf dan Nyonya Rebeca. Dan langsung di antar oleh salah seorang pelayan ke kamar khusus untuk melakukan perawatan tubuh untuk persiapan pernikahannya besok.

Nyonya Rebeca mendatangkan dokter kecantikan keluarga untuk perawatan tubuh Sunny, Sunny yang tidak terbiasa dengan itu semua merasa risih, tetapi sebisa mungkin harus di nikmati mumpung ada kesempatan, begitu pikir Sunny.

Saat tiba di bagian facial wajah dan luluran untuk seluruh tubuh, Sunny tidak bisa menahan kantuknya dan saat itu juga Sunny tertidur pulas.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Sunny mengerjap-ngerjapkan matanya seraya duduk dan mengedarkan pandangan ke segala arah.

"Masih di ruangan yang sama," gumam Sunny seraya turun dari atas ranjang perawatan.

"Cklek...." seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.

"Oh... Kau sudah bangun?"

Sunny hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Tidurmu nyenyak sekali dan Nyonya Rebeca melarang untuk membangunkanmu,"

"Maaf, aku mengantuk sekali... Hehehe...." kekeh Sunny tidak enak, karena harus menunggunya hingga bangun tidur.

"Oh ya. Kenalkan, saya Dr. Rose, dokter kecantikan keluarga ini," ucap Dr. Rose sambil mengulurkan tangannya dan uluran tangan itu di sambut oleh Sunny.

"Sunny," jawab Sunny singkat.

"Apakah kau sering melakukan perawatan sebelumnya? Karena wajah dan tubuhmu sangat halus sekali," tanya Dr. Rose penasaran.

"Tidak pernah, bahkan ini pertama kalinya... Hehehe...." kekeh Sunny.

"Tapi... Tubuhmu... Seperti orang yang selalu rajin melakukan perawatan. Bahkan Nyonya Rebeca yang selalu rajin melakukan perawatan, tidak sehalus dan secerah tubuhmu," jelas Dr. Rose yang merasa heran dengan jawaban Sunny.

"Benar kah?" tanya Sunny tak percaya. Dan hanya di balas anggukan oleh Dr. Rose.

"Kau masih ada satu langkah terakhir lagi. Berendamlah di dalam bathtub selama 15 menit, di dalamnya sudah saya beri rempah-rempah. Kemudian bilas dengan sabun ini," jelas Dr. Rose sambil memberikan satu botol kecil sabun cair.

"Baiklah, terima kasih Dr. Rose," ucap Sunny sambil menerima botol itu.

Saat Sunny akan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan itu. Dr. Rose bertanya.

"Apakah kalungmu itu memiliki aliran listrik?"

Sunny bingung dan langsung menggenggam erat kalung yang melingkar di lehernya.

"Saat akan melepas kalung dari lehermu, tiba-tiba tangan saya merasakan seperti tersengat aliran listrik. Para pelayan yang akan melepas kalungmu itu juga mengalami hal yang sama," jelas Dr. Rose.

"Tidak ada apa-apa Dr. Rose, kalungku biasa saja," jawab Sunny seadanya, karena memang seperti itu, tidak ada aliran listik atau semacamnya.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu," pamit Dr. Rose dan hanya di balas anggukan oleh Sunny.

"Sebenarnya ada misteri apa denganmu?" gumam Sunny sambil memandang kalung di lehernya dengan lekat.

"Nenek pengemis, dimana aku bisa menemuimu, banyak yang ingin ku tanyakan padamu," lirih Sunny sembari masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Terpopuler

Comments

Erriz M'Prima

Erriz M'Prima

ada misteri pa d kalung itu yh...,

2022-04-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!