Takdirku

"Bapak ...." Leka datang berlari-lari ke arah ayahnya. Ia berhenti di depan pria tua itu yang menatap langsung wajahnya. Ayah gadis itu sulit mendengar karena itu ia harus membaca gerakan bibir lawan bicaranya dan untuk itu wajah mereka harus saling berhadapan.

"Aku baru saja menyelamatkan orang hanyut Pak!" Leka bicara sambil mengatur napasnya yang terengah-engah. "Dia baru saja bangun, tapi aku tidak tahu harus bagaimana."

Ayah Leka mengangguk-angguk mengerti. Mereka kemudian bergegas berangkat ke tempat yang ditunjuk Leka.

Di sana, di dalam gua, pria itu masih terbaring lemah. Mungkin dengan perjalanan jauh melewati arus air yang terus mengalir dan derasnya air sungai, ia benar-benar lelah fisik melawan alam yang telah menggila. Entah berapa lama ia terombang ambing di sungai itu, tapi akhirnya ia menemukan cara untuk kembali ke darat.

Ayah Leka mendatangi pria itu yang terbaring lemah di atas sebuah batu besar yang pipih. "Ea, owong awa aung an aian awak.(Leka, tolong bawa sarung dan pakaian Bapak.)"

Leka segera mengerti. Ia berlari pulang dan mengambil apa yang di minta Ayahnya. Untung saja rumah mereka tidak jauh dari sungai sehingga Leka cepat kembali.

Pria itu kedinginan terlihat dari gigil tubuhnya. Ayah Leka membantunya memakaikan sarung agar bisa berganti pakaian tapi sulit. Tubuh pria itu terlalu lemah untuk berdiri. Terpaksa Leka membantu memegangi sarung agar Ayahnya bisa membantu pria itu menanggalkan pakaiannya.

Ini membuat Leka canggung. Ia berusaha menaikkan sarungnya setinggi mungkin agar ia tidak melihat apapun yang terjadi di dalam, tapi tetap saja mata pria itu sempat bertemu dengan mata Leka tanpa sengaja dan ini membuat Leka malu. Gadis itu berusaha melihat ke arah lain.

Tiba-tiba ada suara ribut-ribut dan segerombolan orang datang menghampiri gua. Tentu saja Leka, Ayahnya dan pria itu terkejut. Segerombolan orang itu adalah warga desanya dan datang dengan wajah kesal.

Ayah Leka segera keluar dari sarung itu dan segera mengikatkan sarung itu pada tubuh pria itu karena pria itu belum mengenakan pakaian selembarpun. Ia kemudian mendudukkan pria itu sesudahnya.

"Hei, ini bagaimana sih! Belum apa-apa sudah mesum di sini. Ini masih terang lho!" Teriak salah seorang pria dari belakang rombongan.

"Kalian mesum di sini, ini berbahaya untuk kampung kita!" Seru yang lain.

"Iya, kita nikahkan saja mereka!" Sahut yang lain. Mereka riuh mengiyakan.

"Maaf, aku hanya menolong orang hanyut." Terang Leka dengan sedikit takut.

"Kamu itu orang baik, tapi kami tidak mau terjadi lagi kasus seperti Marni kemarin, anak baik-baik tapi ternyata di hamili pacarnya," seru seorang Bapak di depan.

"Iya, benar."

"Iya, iya."

Orang-orang yang berkerumun pun mulai ribut.

"Iya, iya, nikahkan saja mereka!"

"Dari pada nama desa kita tercemar, nikahkan saja mereka."

Leka yang ketakutan berlindungi di balik punggung Ayahnya. "Bapak ... kita bagaimana?"

Tentu saja Ayah Leka tidak mendengar. Bahkan ia pusing menterjemahkan begitu banyak orang yang bicara sementara kemampuannya terbatas untuk mendengar. "Awa awa?(Ada apa?)"

Seorang pria datang mendekati Ayah Leka. Ia bicara pelan-pelan pada pria tua itu. "Pak, keadaan seperti ini tidak boleh terjadi di kampung kita."

"Eawa'an awa?(Keadaan apa?)" Tanya Ayah Leka.

"Ck," Pria itu malas menerangkan. "Sudah, nikahkan saja anak Bapak dengan pria itu!"

Ayah Leka menoleh pada anaknya di samping dan Leka hanya menggeleng ketakutan.

"Ia iak eauan awa-awa.(Dia tidak melakukan apa-apa.)" Terang Ayah Leka.

"Tapi Pak, Bapak mungkin percaya pada anak Bapak, tapi kan kita tidak tahu apa yang akan terjadi kemudian? Kalau dia kejadian seperti si Marni lagi bagaimana? Bapak mau minta tanggung jawab sama siapa? Sebelum kejadian lebih baik Bapak menikahkan mereka, bukankah lebih baik begitu?" Bujuk pria itu pada Bapak tua di depannya. Sebenarnya pria itu juga kasihan pada Bapak tua itu, tapi ia tidak tahu kejadian yang sebenarnya dan apakah ia bisa mempercayai Leka karena ia mendapat laporan Leka tengah berduaan dengan seorang pria di gua pinggir sungai. Dulu juga pernah ada kejadian pasangan yang tertangkap sedang melakukan hal yang tidak sepantasnya di lakukan sepasang kekasih di dalam gua itu sehingga saat mendengar kejadian ini, langsung menyulut kemarahan warga. Ia harus membujuk pria ini menikahkan anaknya karena ia tahu leka adalah anak yang baik. Tidak pernah ada gosip miring tentang dirinya, karena itu ia berusaha agar Bapak dan anak ini selamat.

Bapak tua itu terlihat bingung. Ia tidak kenal pria yang di selamatkan anaknya tapi ia juga bingung bagaimana agar selamat dari kemarahan warga. Pada akhirnya ia terpaksa membuat keputusan sulit. "Ya uah.(Ya sudah)"

"Nah, gitu dong."

"Ayo kita nikahkan mereka!"

"Pak ...." Leka menarik baju Ayahnya di belakang. Pria tua itu hanya menoleh pada anaknya dan mengusap pucuk kepalanya. Ia tahu anaknya gusar, tapi ia tidak punya kekuasaan untuk melakukan apapun. Ia berharap pria yang di nikahi Leka adalah pria baik-baik yang mau menikah dan menerima anaknya apa adanya.

Seorang pria dengan kopiah sholatnya di bawa ke depan. "Ini benar mau nikah ya? Masalahnya bagaimana?" Katanya ragu.

"Sudah Pak, nikahkan saja. Tadi Pak RT sudah tanya sama Bapaknya katanya 'iya'," sahut yang lain.

Pria yang di selamatkan Leka di bawa ke depan dan di tanyai oleh Pak RT. "Namamu siapa?"

"A-apa?"

Pak RT melihat pemuda itu menggigil kedinginan. "Eh, tolong, siapa. Pakaikan dia baju dulu. Dia kedinginan."

Seorang pria datang dan membantu memakaikan pakaian yang ada di sana sementara Leka dan Ayahnya menjauh ke salah satu sudut gua.

"Bapak, bagaimana ini?" Tanya Leka saat berhadapan dengan Ayahnya. Ia hampir menangis.

Ayah Leka menggenggam tangan anaknya. "inja awah.(insha allah. Bila Allah berkehendak)"

"Bapak ...." Leka hanya bisa menggenggam erat tangan Ayahnya.

Hanya di temukan sebuah dompet dari pria yang di selamatkan Leka, dan Pak RT memeriksanya. Ada sejumlah uang, KTP dan kartu kredit. "Namamu Aska Gilang Irfan, umur 23 tahun, dan alamat di Jakarta."

"I-iya Pak." Jawab pria itu yang masih menggigil kedinginan.

"Berarti kamu lebih muda dari Leka, karena Leka mungkin sekitar 25. Ya Leka?" Pak RT bertanya pada Leka yang berdiri di sudut gua.

Leka mengangguk.

"Jadi sekarang Bapak nikahkan kamu dan Leka di tempat ini. Siap ya?"

"Ta-tapi, saya belum sehat Pak, sa-saya hanya mampir ke desa ini. Sa-saya ...."

"Maaf Dek, keberatan kamu di tolak karena kamu telah memasuki area desa kami dan kamu sebagai pendatang harus mengikuti peraturan di sini."

Sial! Brengsek itu cewek. Harusnya biarkan saja aku di sana tadi, tidak usah di bantu pun aku juga pasti bisa hidup tanpa bantuannya. Dasar sial! Aska melirik gadis yang berdiri di pojok gua yang terlihat malu ditatap olehnya. Cih, kamu pikir aku suka padamu, hah? Gadis bodoh! Walaupun kamu cantik seperti itu juga aku ....

Kalimat di benak Aska terhenti karena ... ia sendiri tak tahu sebabnya. Ada sesuatu dari gadis itu yang membuatnya bingung, tapi ia tidak tahu apa. Sesuatu yang ... sulit untuk di deskripsikan dengan kata-kata karena ia sendiri sedang berusaha menterjemahkan sesuatu itu menjadi kata-kata, namun ia masih belum menemukan bentuknya.

Pernikahan itupun di langsungkan. Mereka semua duduk di lantai. Ayah Leka duduk berhadapan dengan Aska dan tangan mereka dipersatukan. Leka duduk di belakang Ayahnya serta seorang pria duduk dekat Ayah Leka menterjemahkan kalimat yang keluar dari mulut Ayah Leka. Penghulung langsung menuntun mereka mengucapkan janji nikah yang kemudian diamini oleh orang banyak. Mereka kemudian resmi menikah.

Satu-satu rombongan massa itupun pergi membubarkan diri. Dari kejauhan Rani tersenyum senang. Setidaknya saingannya untuk mendapatkan hati Bara, pujaan hatinya, telah gugur. Tidak ada alasan bagi Bara untuk menolaknya kini, karena Leka sudah menikah. Tak lama Rani pun meninggalkan tempat itu.

Ayah Leka kemudian membawa Aska dan juga Leka pulang ke rumah. Pria tua itu memapah Aska sedang Leka mengikuti dari belakang.

Di rumah, Ayah Leka memasukkan pria itu ke kamar Leka, kemudian ia keluar. Tinggal Leka yang bingung harus berbuat apa pada pria itu. Berbicara saja ia belum pernah.

Aska pun juga begitu. Di kamar itu hanya ada kasur gulung dan lemari. Apa aku harus tidur di kasur gulung itu? Betapa miskinnya gadis yang ku nikahi ini. Ia terpaksa duduk di atas kasur gulung itu di lantai karena kursi pun mereka tak punya. Hanya ada di ruang tamu.

Leka masih memegang pakaian basah Aska dalam sarung yang diikat. "Apa mau makan sesuatu atau minum?" Tanyanya ramah.

Tiba-tiba saja Aska merasa lapar. Ia sebenarnya meragukan masakan Leka yang mungkin tidak bersih menurutnya tapi ia paling tidak bisa menahan lapar. Apalagi ia masih kedinginan.

"I-iya."

"Mungkin aku buatkan minuman jahe ya?" Leka segera keluar.

"Eh," Aska terlambat mencegahnya. Ia tak suka minuman jahe. Apalagi buatan kampung, pasti tidak enak, tapi ia terpaksa menunggu. Tak lama Leka datang membawakan segelas minuman jahe pada Aska.

"Ini." Leka bersimpuh dan memberikannya ke tangan aska.

Aska hanya menerimanya, tapi mendiamkannya di tangan.

"Ayo, minum." Leka menatap Aska heran.

Aska bingung mengatakannya pada gadis di depannya. Ia hanya butuh air hangat bukan minuman jahe.

"Panas ya? Sini aku tiup." Leka menarik tangan Aska yang masih memegang cangkir dan piring kecil di bawahnya.

"Eh."

Leka meniup permukaan cangkir di hadapan Aska pelan-pelan. Pria itu hanya menatap gadis cantik di depannya tanpa berkedip.

"Sudah."

"Mmh?" Tiba-tiba Aska tersadar.

"Minum," perintah Leka.

"Oh," Aska tanpa sadar mencobanya dan ... suka. Kok rasanya enak ya? Ia mencoba sekali lagi. Benar. Rasanya enak. Sepertinya ada banyak rempah yang di masukkan ke dalamnya dan rasa jahenya tersamarkan dengan rasa rempah-rempah yang dimasukkan sehingga rasanya menjadi enak.

"Aku masak sebentar."

Terpopuler

Comments

Fitria Kie

Fitria Kie

aq mampir ka dpt rekomendasi dari tmen" grup FB heee

2023-01-21

1

Instagram @AlanaNourah

Instagram @AlanaNourah

bentar bentar kak aku tinggal dulu yaa ...

tinggal ke kali nyari jodoh 🤣🤣🤣😍😍😍

2022-03-06

3

Instagram @AlanaNourah

Instagram @AlanaNourah

yee si rani, ga liat apa si aska lebih ganteng drpd bara 🤣😍

2022-03-06

0

lihat semua
Episodes
1 Menemukanmu
2 Takdirku
3 Mengenalmu
4 Pertengkaran
5 Pergi
6 Bercabang
7 Memastikan
8 Mencarimu
9 Mencari tahu
10 Candi
11 Bujukan
12 Berburu Pecel Ayam
13 Demam
14 Pak dan Om
15 Adaptasi Hati
16 Hidup Baru
17 Saksi
18 Perkenalan
19 Godaan
20 Pelarian Kecil
21 Pasar
22 Untukmu
23 Bujukan
24 Papa
25 Hujan
26 Sakit
27 Kunjungan
28 Lydia
29 Salah Sangka
30 Cemburu
31 Terpisah
32 Perawat
33 Pekerjaan
34 Bertemu Kembali
35 Masih Di Sini
36 Rojak
37 Permintaan
38 Kembali
39 Jatuh, Sayang
40 Telepon
41 Mal
42 Ketahuan
43 Ancaman
44 Pembicaraan
45 Restoran
46 Sudah Lama
47 Kembali
48 Perdebatkan Panjang
49 Keputusan
50 Mal Lagi
51 Pesta
52 Perasaan
53 Pengakuan
54 Cerai?
55 Negosiasi
56 Pilihan
57 Arahan Kenzo
58 Rumah Baru
59 Liburan Di Pantai
60 Melihat
61 Ungkapan Hati
62 Kerja
63 Kalah
64 Terperangkap
65 Kunjungan Kakek dan Nenek
66 Maaf
67 Mengintai Pengintai
68 Canggung
69 Tidak Yakin
70 Keras Kepala
71 Tenggat Waktu
72 Pilihan Sulit
73 Menyerah
74 Tak Sengaja
75 Kecelakaan
76 Arti Ikhlas
77 Mencari Jalur Damai
78 Salah Arah
79 Penjelasan
80 Serobot
81 Skenario TerbaikNya
82 Belum Selesai
83 Yang Baru
84 Lewat
85 Keputusan Sepihak
86 Keperluan Runi
87 Berangkat
88 Keluarga Kenzo
89 Pengalihan
90 Akhir dan Awal
91 Junior CEO And Bodyguard Mei
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Menemukanmu
2
Takdirku
3
Mengenalmu
4
Pertengkaran
5
Pergi
6
Bercabang
7
Memastikan
8
Mencarimu
9
Mencari tahu
10
Candi
11
Bujukan
12
Berburu Pecel Ayam
13
Demam
14
Pak dan Om
15
Adaptasi Hati
16
Hidup Baru
17
Saksi
18
Perkenalan
19
Godaan
20
Pelarian Kecil
21
Pasar
22
Untukmu
23
Bujukan
24
Papa
25
Hujan
26
Sakit
27
Kunjungan
28
Lydia
29
Salah Sangka
30
Cemburu
31
Terpisah
32
Perawat
33
Pekerjaan
34
Bertemu Kembali
35
Masih Di Sini
36
Rojak
37
Permintaan
38
Kembali
39
Jatuh, Sayang
40
Telepon
41
Mal
42
Ketahuan
43
Ancaman
44
Pembicaraan
45
Restoran
46
Sudah Lama
47
Kembali
48
Perdebatkan Panjang
49
Keputusan
50
Mal Lagi
51
Pesta
52
Perasaan
53
Pengakuan
54
Cerai?
55
Negosiasi
56
Pilihan
57
Arahan Kenzo
58
Rumah Baru
59
Liburan Di Pantai
60
Melihat
61
Ungkapan Hati
62
Kerja
63
Kalah
64
Terperangkap
65
Kunjungan Kakek dan Nenek
66
Maaf
67
Mengintai Pengintai
68
Canggung
69
Tidak Yakin
70
Keras Kepala
71
Tenggat Waktu
72
Pilihan Sulit
73
Menyerah
74
Tak Sengaja
75
Kecelakaan
76
Arti Ikhlas
77
Mencari Jalur Damai
78
Salah Arah
79
Penjelasan
80
Serobot
81
Skenario TerbaikNya
82
Belum Selesai
83
Yang Baru
84
Lewat
85
Keputusan Sepihak
86
Keperluan Runi
87
Berangkat
88
Keluarga Kenzo
89
Pengalihan
90
Akhir dan Awal
91
Junior CEO And Bodyguard Mei

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!