Sungai Rindu

Sungai Rindu

Menemukanmu

Rani memperhatikan apa yang di beli Leka. Pasti tempe, atau tahu atau sayur macam kangkung atau bayam, gak jauh-jauh dari itu. Tambahannya paling bahan pembuat sambal seperti tomat, cabe dan bawang plus minyak goreng. Ngak ada perubahan, yang di beli itu-itu saja. Bosen. Dasar gadis miskin.

Leka mengambil satu papan tempe, bahan untuk membuat sambal dan sedikit minyak goreng. "Ini Pak," ia memberikan uang pada tukang sayur.

"Eh, Neng harga cabe lagi naik jadi uangnya pas ya?"

"Oh, iya. Gak apa-apa Pak."

Tukang sayur itu memasukkan plastik, belanjaan Leka.

"Eh, Pak. Dari tadi aku sudah di sini kok gak si layani sih? Aku kan pesan daging buat di semur. Mana?" Rani mengipas-ngipas wajahnya dengan kipas yang di bawanya. Padahal udara tidak begitu panas, tapi ia ingin memamerkannya pada ibu-ibu yang lain yang sedang mendatangi tukang sayur keliling itu bahwa ia punya gelang emas.

"Oh, mbak bukannya mau beli yang lain juga?" Tukang sayur itu bingung di buatnya.

"Eh, Rani gelangnya baru ya? Aku kok baru lihat sih." Seorang ibu-ibu muda menyapanya.

"Aduh, aku tuh suka bosan, jadi cincin yang kemarin aku jual biar bisa beli gelang yang mahalan."

Merasa di diamkan, tukang sayur itu akhirnya menyelesaikan belanjaan Leka dan menyerahkan plastik belanjaan itu pada gadis itu.

"Oh, itu bukan cincin tunangan? Aku pikir cincin tunangan."

Rani kesal merasa salah bicara. Ia melirik Leka untuk pelampiasan. "Memangnya aku seperti Leka, perawan tua tapi sok jual mahal. Merasa cantik, tapi siapa yang mau sama orang miskin macam dia? Ngak bersyukur. Dilamar sama Pak Nirwan jadi istri keempatnya harusnya mau, eh malah ditolak," ucapnya sewot. Gadis bertubuh kurus langsing dan berkulit putih mulus itu sebenarnya sangat tidak suka pada Leka karena Leka adalah gadis tercantik di desa ini. Kalau tidak ada Leka, dialah gadis tercantik di tempat ini. Karenanya Rani selalu mendapat yang kedua. Kalau ada pria yang menyukai Leka dan ditolaknya, pria itu akan mendatangi Rani. Selalu. Rani tidak suka menjadi yang kedua. Ia membencinya.

Leka hanya menoleh sekilas, ia lalu melanjutkan langkahnya meninggal tukang sayur keliling itu. Leka tahu Rani tak suka padanya, hanya tidak tahu kenapa. Padahal, menurut Leka, walaupun sama usianya, Rani itu gadis yang cantik dan dari keluarga yang cukup terpandang di desa itu. Berbanding terbalik dengan dirinya yang berasal dari keluarga miskin. Baju gamis yang dimilikinya saja bisa dihitung dengan jari, sama dengan jilbab yang dipakainya. Ia kebanyakan hanya punya jilbab instant saja dan satu jilbab segi empat.

"Huh! Kalau sudah salah, kabur ...." Ledek Rani.

Leka hanya diam, tak ingin memperpanjang masalah. Masuk ke dalam rumahnya yang terbuat dari kayu itu, Leka meletakkan belanjaannya di atas meja makan, kemudian ia kembali ke luar. Ia pergi mendatangi sungai yang tak jauh dari rumahnya.

Airnya tak begitu deras saat itu, tapi bukan itu yang dituju. Ia mencari jaring ikannya yang sengaja ia tempatkan di situ berharap mendapat tangkapan ikan untuk tambahan makan siang. Ditariknya jaring itu, tapi ternyata kosong. Leka menghela napas. Akhirnya ia memasukkan kembali jaring itu dan beranjak berdiri.

"Eh, Leka."

"Astaghfirullah alazim." Leka menyentuh dadanya. Ia benar-benar terkejut.

"Kok kaget?" Tanya pria di depannya.

"Ya kamu muncul tiba-tiba, gimana gak kaget," protes Leka.

"Gak ada lagi ikannya ya?"

Kali ini Leka tidak meladeni. Ia meninggalkan Bara sendiri di pinggir sungai.

"Kita ke pasar saja. Abang belikan kamu ikan yang kamu mau."

"Tidak, terima kasih Bang." Leka terus saja meninggalkan Bara.

"Tunggu Leka, Abang bisa beli yang lain buat kamu." Bara masih mengejarnya.

Leka tak perduli. Ia malah mempercepat langkahnya. Bara hampir saja menyusul Leka kalau tidak ada tangan seorang gadis yang menahannya.

"Aduh, apa sih ini?" Bara melihat siapa yang menahannya. "Kau mau apa? Mengganggu saja."

Leka melihat sekilas, Ranilah yang telah menahan Bara. Kesempatan itu digunakannya untuk segera pergi dari tempat itu.

Rani sedikit kesal dengan mulut kasar Bara, tapi di tahannya karena dia suka pada Bara. "Mau sampai kapan kamu kejar perempuan itu, dia takkan perduli padamu."

"Terus apa perdulimu?" Bara, pria dengan maskulinitas tubuhnya yang berotot dan kulit sedikit gelap membuat ia menarik karena daya tarik tubuhnya dan juga tampan. Ia merasa bisa membujuk Leka menjadi kekasihnya.

"Kenapa tidak sama aku saja. Aku kan tidak kalah cantik dengan Leka." Rani mengusap lengan Bara yang kekar.

Bara menepisnya. "Kamu lagi. Mimpi! Aku gak suka wanita murahan seperti kamu. Pakai rok pendek, rambut panjang, ke mana-mana. Baju juga ketat, badan kurus. Apa yang aku bisa lihat dari tubuhmu, hah? Tidak ada yang menarik."

Rani melihat tubuhnya. Tidak ada yang aneh. Roknya masih di bawah lutut, rambutnya ke mana-mana tapi tidak kusut. Ia tidak memakai jilbab seperti kebanyakan perempuan di kampungnya karena ia sempat mengenyam pendidikan di kota sehingga gayanya seperti orang kota, dan ia memakai baju pas badan, bukan baju ketat.

Pria di hadapannya ini memang bodoh, karena menyamaratakan seluruh wanita di desanya itu yang paling benar sedang pakaiannya jadi terlihat aneh. Apa aku harus berpakaian seperti gadis kampung di sini yang kebanyakan berpakaian kuno? Ih, ngak banget.

"Di kota, banyak kok yang tergila-gila padaku."

"Ya, karena mereka gila. Sudah! Ke mana lagi Leka pergi?" Bara mengalihkan pandangan. Ia kehilangan jejak Leka tapi masih mencari. Ia meninggalkan Rani.

Tinggal Rani yang merajuk sendiri. "Huh, kenapa semua laki-laki membelanya sih? Tapi Bara tak boleh mendapatkan Leka karena Bara hanya untukku." Gumamnya.

Leka sudah sampai ke rumah. Ia segera memasak. Setelah selesai, ia menyisihkannya ke rantang. Ia kemudian keluar dengan membawa rantang dan cerek. Melewati pematang sawah ia melihat banyak sawah yang mulai tumbuh subur dan menguning. Sebentar lagi panen ya, pikir Leka.

Ia kemudian masuk ke sebuah kebun yang sedang dirapikan. Ada beberapa orang yang sedang bekerja di sana dan salah satunya melihat Leka. "Leka, Bapakmu di sana," ucap seorang bapak tua yang sedang mencangkul, dengan jarinya.

Leka memperhatikan arah yang di tunjuk. "Oh, makasih Pak." Ia mendatangi ayahnya dari belakang.

Seorang pria yang mencangkul dekat ayah Leka melihatnya. Ia menyentuh bahu pria tua itu hingga menoleh. "Pak, anaknya datang," ucapnya sedikit keras.

Pria tua itu menoleh. "O, Ea. Amu awa awa a'anan? Umu iu aja, ayi iai ma'an.(Oh, Leka. Kamu kenapa bawa makanan? Cukup minum saja, nanti di kasih makan.)"

"Tidak apa-apa Pak, takut Bapak kurang makan. Terakhir kan Bapak tidak suka lauknya, sukanya sama masakan Leka, jadi Leka bawakan," Leka menerangkan. "Yang lain, kalau mau tambah nasinya saya bawa banyak ya?" Teriak Leka yang di aminkan oleh pekerja yang lain. Ia kemudian pamit pada ayahnya yang tunarungu dan tunawicara itu.

Melewati pematang itu membuat hati Leka senang. Tanaman padi yang menghijau sejauh mata memandang sungguh membuat hatinya teduh. Panas mentari di siang itupun sungguh menggembirakan karena sempat semalam turun hujan yang sangat deras. Leka khawatir tanaman padi yang di tanam ayahnya rusak, padahal sebentar lagi panen tapi ternyata hujannya segera reda.

Ia menatap langit dengan melindungi wajahnya dengan tangkupan jemarinya. Sepertinya matahari akan cukup lama bertahan siang itu. Ia kembali ingat jemuran pakaian di rumahnya, bergegas ia kembali.

Ia melewati sungai dari jarak yang cukup jauh. Sungai sepertinya airnya penuh tapi tak begitu deras alirannya. Ia melihat seperti sebuah pakaian berwarna putih yang sedang hanyut di sungai bergerak mengikuti arah air mengalir. Sempat bingung ada yang mencuci pakaian di sungai saat air sedang meluap ke atas, Leka akhirnya sampai ke rumahnya. Dilihatnya jemuran sudah mulai kering, ia mengangkatnya.

Setelah sholat Zuhur dan makan siang, ia kembali ke tempat ayahnya. Biasanya pekerjaan ayahnya sudah selesai dan ia biasanya membantu membawakan kembali rantang dan cerek yang di bawanya tadi.

Melewati sungai tadi ia kembali melihat pakaian putih itu tersangkut dekat jaring ikannya. Buru-buru ia ke sungai. Ia tak ingin pakaian itu merusak jaring ikannya karena dari situlah ia mendapatkan makanan mewahnya. Namun saat ia mendekat, ia mendapati sesosok pria berpakaian putih yang terdampar dekat dengan jaringnya. Sepertinya pria itu berusaha naik ke darat saat arus deras dan ia berhasil naik dengan susah payah.

Leka menghentikan kakinya dekat dengan tubuh pria yang tertelungkup itu. Sepertinya pria ini masih muda. Apa dia masih hidup? Gadis itu ragu-ragu menolongnya. Ah, nekat saja. Saat ia menyentuhnya ia tahu pria itu masih hidup. Gadis itu menarik tubuh pria itu hingga ke sebuah cerukan mirip gua dekat situ. Ada sebuah batu besar mirip altar dan Leka membaringkan pria itu di sana. Tubuhnya sendiri basah karena membantu menarik tubuh pria itu ke sana.

Tak jauh dari situ ternyata ada Rani yang baru datang ke sungai. Ia melihat Leka menyeret tubuh seseorang ke sebuah cerukan gua. Ia diam-diam mendekat dan mengintip. Tiba-tiba terlintas sebuah ide di kepalanya. Dengan senyum lebar ia meninggalkan tempat itu.

sementara itu Leka terkejut mengetahui pria yang di tolongnya sangat tampan. Pasti pria itu datang dari jauh karena ia tidak mengenal sama sekali pria itu. Ia mengenal wajah-wajah pria di desanya dan desa tetangga dan pria ini, sama sekali ia belum pernah melihatnya.

"Mmh ... ah ...." Pria itu bangun dengan lemah dan mendesah. Ia melihat Leka. Gadis itu langsung bingung. Apa yang harus di lakukannya? Ia segera berlari keluar dari gua. Pikirannya hanya satu, bertemu ayahnya.

Leka berlari hingga masuk ke dalam kebun tempat ayahnya bekerja. Sepertinya ayahnya di tinggal sendiri di kebun itu karena yang lain sudah pindah kerja di tempat lain, Pria tua itu sedang menunggu anaknya datang menjemputnya.

_______________________________________________

Halo reader. Ketemu lagi dengan saya dengan novel baru saya, Sungai Rindu. Jangan lupa komen, like, hadiah dan votenya ya? Oh, iya ini ada foto Leka yang bersahaja. Salam, Ingflora 💋

Jaleka Rasmin

Terpopuler

Comments

Lilis Lestari

Lilis Lestari

leka cantik amat Thor

2022-05-30

1

amore mio

amore mio

mampir thor

2022-05-03

1

Mayya_zha

Mayya_zha

FAKE LOVE hadir kaka... mampir ya

2022-03-13

2

lihat semua
Episodes
1 Menemukanmu
2 Takdirku
3 Mengenalmu
4 Pertengkaran
5 Pergi
6 Bercabang
7 Memastikan
8 Mencarimu
9 Mencari tahu
10 Candi
11 Bujukan
12 Berburu Pecel Ayam
13 Demam
14 Pak dan Om
15 Adaptasi Hati
16 Hidup Baru
17 Saksi
18 Perkenalan
19 Godaan
20 Pelarian Kecil
21 Pasar
22 Untukmu
23 Bujukan
24 Papa
25 Hujan
26 Sakit
27 Kunjungan
28 Lydia
29 Salah Sangka
30 Cemburu
31 Terpisah
32 Perawat
33 Pekerjaan
34 Bertemu Kembali
35 Masih Di Sini
36 Rojak
37 Permintaan
38 Kembali
39 Jatuh, Sayang
40 Telepon
41 Mal
42 Ketahuan
43 Ancaman
44 Pembicaraan
45 Restoran
46 Sudah Lama
47 Kembali
48 Perdebatkan Panjang
49 Keputusan
50 Mal Lagi
51 Pesta
52 Perasaan
53 Pengakuan
54 Cerai?
55 Negosiasi
56 Pilihan
57 Arahan Kenzo
58 Rumah Baru
59 Liburan Di Pantai
60 Melihat
61 Ungkapan Hati
62 Kerja
63 Kalah
64 Terperangkap
65 Kunjungan Kakek dan Nenek
66 Maaf
67 Mengintai Pengintai
68 Canggung
69 Tidak Yakin
70 Keras Kepala
71 Tenggat Waktu
72 Pilihan Sulit
73 Menyerah
74 Tak Sengaja
75 Kecelakaan
76 Arti Ikhlas
77 Mencari Jalur Damai
78 Salah Arah
79 Penjelasan
80 Serobot
81 Skenario TerbaikNya
82 Belum Selesai
83 Yang Baru
84 Lewat
85 Keputusan Sepihak
86 Keperluan Runi
87 Berangkat
88 Keluarga Kenzo
89 Pengalihan
90 Akhir dan Awal
91 Junior CEO And Bodyguard Mei
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Menemukanmu
2
Takdirku
3
Mengenalmu
4
Pertengkaran
5
Pergi
6
Bercabang
7
Memastikan
8
Mencarimu
9
Mencari tahu
10
Candi
11
Bujukan
12
Berburu Pecel Ayam
13
Demam
14
Pak dan Om
15
Adaptasi Hati
16
Hidup Baru
17
Saksi
18
Perkenalan
19
Godaan
20
Pelarian Kecil
21
Pasar
22
Untukmu
23
Bujukan
24
Papa
25
Hujan
26
Sakit
27
Kunjungan
28
Lydia
29
Salah Sangka
30
Cemburu
31
Terpisah
32
Perawat
33
Pekerjaan
34
Bertemu Kembali
35
Masih Di Sini
36
Rojak
37
Permintaan
38
Kembali
39
Jatuh, Sayang
40
Telepon
41
Mal
42
Ketahuan
43
Ancaman
44
Pembicaraan
45
Restoran
46
Sudah Lama
47
Kembali
48
Perdebatkan Panjang
49
Keputusan
50
Mal Lagi
51
Pesta
52
Perasaan
53
Pengakuan
54
Cerai?
55
Negosiasi
56
Pilihan
57
Arahan Kenzo
58
Rumah Baru
59
Liburan Di Pantai
60
Melihat
61
Ungkapan Hati
62
Kerja
63
Kalah
64
Terperangkap
65
Kunjungan Kakek dan Nenek
66
Maaf
67
Mengintai Pengintai
68
Canggung
69
Tidak Yakin
70
Keras Kepala
71
Tenggat Waktu
72
Pilihan Sulit
73
Menyerah
74
Tak Sengaja
75
Kecelakaan
76
Arti Ikhlas
77
Mencari Jalur Damai
78
Salah Arah
79
Penjelasan
80
Serobot
81
Skenario TerbaikNya
82
Belum Selesai
83
Yang Baru
84
Lewat
85
Keputusan Sepihak
86
Keperluan Runi
87
Berangkat
88
Keluarga Kenzo
89
Pengalihan
90
Akhir dan Awal
91
Junior CEO And Bodyguard Mei

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!