Di kantin Ziana dan Lena masih terus saja mengobrol hingga deringan telpon mengagetkan mereka.
"Hallo iya Pah, apa nggak bisa di tunda besok??
baiklah Lena pulang sekarang." jawab Lena yang ternyata mendapat telpon dari Papahnya.
"Zi sorry kayanya acara hari ini harus di cancel dulu ya, Papah gue nyuruh gue pulang katanya ada hal mendesak dan gue harus ikut." Jelas Lena.
"Oh iya nggak apa-apa ko santai aja lagi." Jawab Ziana tersenyum.
"Lo pulang naik apa dong Zi? kan Zian belum pulang sekolah kalau jam segini." tanya Lena.
"Gue balik kan bisa naik ojol Lena sayang, lo ga usah khawatir."
"Iya abis biasanya kan kalau nggak sama gue kan sama Adek lo." Lena mengkhawatirkan Ziana matanya menatap intens memastikan wajah sahabatnya.
"Ish lo kayak mau ninggalin gue ke planet lain aja, udah sana lo kasian Papah lo nungguin. Gue bukan anak kecil yang baru kali ini pulang naik ojek ya." ucap Ziana meyakinkan.
"Oke deh kalau gitu gue duluan ya." Pamit Lena mulai berdiri dan meninggalkan kantin.
"Oke Len." Ziana menimpali.
Setelah merasa cukup untuk memanjakan perutnya Ziana berjalan keluar gerbang kampus. Saat tengah berjalan menuju halte yang berada di depan kampus, Zian tersenggol body mobil yang mengerem mendadak. Ziana yang sedang menggunakan ponselnya untuk memesan ojek online pun menjadi limbung dan hp nya jatuh ke dalam got.
Plukkkkk
"Ah hp gue !!" teriah Ziana histeris dengan melihat hp naasnya yang sudah ikut menghitam karena air got.
Dengan emosi yang sudah memuncak di ubun-ubun Ziana membalikkan badan dan mengetok mobil mewah yang sudah menabraknya.
"Turun nggak ayo buruan turun! bisa nyetir nggak sih!" teriakan 5 oktaf Ziana yang sepertinya menurun dari sang ibu.
Ceklekkk
Pintu mobil pun terbuka dan keluar lah pria dengan setelan jas mahal serta sepatu yang licin mengkilat dan rambut yang berpomade rapi, wajahnya yang tampan,tegap dan tinggi menambah kesempurnaan yang melekat dalam dirinya. Seketika ziana menelan salivanya terkesima.
"Saya buru-buru berapa kerugian anda sebutkan nanti sekertaris saya yang akan mengurusnya." jawab pria tersebut serta menyerahkan kartu nama nya.
Eh busyettt .. cakep sih pake banget malah tapi kelakuan nya bikin gue pengen nabok bolak - balik. Udah tau salah tapi nggak mau minta maaf. batin ziana
"Whattt!!!!" pekik Ziana.
"Heh anda itu memang orang kaya setidaknya minta maaf, memangnya semuanya bisa di selesaikan dengan uang apa??"
Pria itu malah berbalik dan hendak masuk ke dalam mobilnya.
"Eitss tunggu dulu zaman sekarang itu semua harus di selesaikan dengan jelas, jangan main pergi gitu aja tanggung jawab dong!!" Ziana mengahadang pintu mobil pria itu dengan merentangkan tangannya agar ia tidak bisa masuk.
Kesabaran pria itu sudah habis dengan cepat ia menggendong tubuh Ziana seperti memanggul karung beras karena baginya waktu adalah uang dengan berlama - lama meladeni gadis ini sama saja membuang uangnyaa karena ia adalah seorang pebisnis yang sangat memperhitungkan waktu.
Ziana terus meronta dalam gendongan nya tapi apalah daya tenaganya tak sebanding dengan pria itu.
"Gue mau di bawa kemana ini?cepat turunin gue!"teriak Ziana sesaat setelah duduk di kursi penumpang dan ia berusaha membuka pintu mobil yang tidak mungkin bisa di buka karena terkunci otomatis.
"Diam dan jangan berisik!" ancam pria di sebelahnya itu.
"Heh turunin gue, lo mau nyulik gue percuma gue juga nggak punya apa-apa buat jadiin tawanan lo. Lagian lo kan udah kaya lepasin gue please."dengan mata puppy eyes Ziana memohon pada nya.
"Apa sih, berisik!! saya cuma mau ngajak ke kantor udah telat."
Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh membuat Ziana yang telah membuka mulutnya pun ia urungkan karena ketakutan.
"Please jangan ngebut gue belom mau mati ini, rugi banget kan ya pacaran aja belom ntar kalau gue mati penasaran gimana om?"
"What om?" pekik pria itu dengan menginjak rem
mendadak. Membuat tubuh Ziana terhuyung ke depan dan hampir menyentuh dashboard mobil.
"Saya tidak setua itu dan saya tidak pernah menikah dengan tante kamu." ucapnya dingin dan kembali melanjutkan perjalanan.
"Terus gue harus manggil apa dong?"
"Aditya Erlangga."
"Oh oke Kak Ditya nama gue Ziana bilbina..
eitsss jangan bantah lagi ya, gue ga enak cuma panggil nama doang umur kita kan selisih jauh." senyum Ziana membuat Aditya tertegun tapi ia tetap bisa mengontrol ekspresi wajahnya agar tetap datar.
"Terserah." Aditya memalingkan wajahnya kembali menatap jalan tanpa berbicara sepatah kata pun lagi.
***
Di rumah yang hanya di tinggali oleh Bapak dan Ibu jika siang hari karena anak- anak mereka masih sibuk dengan urusan masing- masing, itu terlihat sepi. Bapak yang baru pulang berdagang langsung membersihkan diri dan tidur siang untuk mengistrihatkan badannya setelah lelah berkeliling.
Dan Bu Rina di sini lah dia berada, siang hari saat semua pekerjaan nya sudah mulai beres, seperti Ibu rumah tangga lain nya ia duduk di teras yang selalu menjadi base camp nya emak- emak biang gibah.
"Hey Jeng Rina udah mulai beres kan kerjaan nya?" tanya Bu Dian sang ratu gosip.
"Ish Bu Dian ini kayak baru tau saya aja, kalau udah nangkring di depan toko pasti udah siap saya ada berita apa bu?" Bu Rina menimpali seraya mengajak Bu Diaan untuk duduk berbisik manja.
"Itu lo Bu Darni masa ya kemarin dia ngaku beli gelang emas 20 gram eh tau nya cuma prank doank" Bu Dian mencibir.
"Ko prank doang maksudnya gimana to Bu Dian?"
"Iya kan pas lagi ke rumah saya lagi pamer nah dia kebelet pipis, terus numpang ke kamar kecil.
Nah pas waktu dia pulang selesai pamer, saya ke kamar mandi karena emang kebelet juga. Tau ga bu?" tanya Bu Dian.
"Enggak." Bu Rina menjawab sambil menggeleng.
"Ternyata emas yang di beli Bu Darni ketinggalan di kamar mandi saya, pas saya liat ko ini kaya bukan emas eh kena air sabun emasnya luntur bu hihihi"
"Oalah ternyata emas imigrasi to." Bu Rina ikut tertawa.
"Hushh Bu Rina ini imitasi bu bukan imigrasi hahaha.." Bu Dian sewot mengomentari dengan tangan yang terus memegang perut karena teman gibahnya ini memang selalu aneh bin ajaib.
"Iyaa bu maksudku juga ke sana hihihi.." Bu Rina membayangkan raut wajah Bu Darni saat itu.
"Lah terus gimana itu nasib emasnya Bu Dian?"
"Iya saya balikin ke orangnya dong, nggak mau saya di rumah ada barang nggak guna kayak gitu." cibir Bu Dian.
"Tapi kalau emas asli pasti di jual kan?? nggak mungkin di kasih ke orangnya lagi." ucap Bu Rina.
"Lah pasti itu hihihi." Bu Dian terkikik geli membayangkan jika itu benar terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Buna_Qaya
otw calon jodoh
2022-06-15
0
Wedus Gembel
emas imigrasi wkwkwkwkwkwk
2022-06-15
1
Tayya
imigrasi😁😁😁
2022-06-13
1