Lena yang masih penasaran dengan jawaban Ziana yang tekesan mendramatisir keadaan membuatnya kesal.
"Lah lo lama amat jawabnya kayak sinetron yang lagi pas seruis - serius nya setengah mati malah iklan tau nggak. Itu rasanyaa ah kamprett banget deh!!" Lena langsung meluapkan kekesalan nya.
"Dihh lo tuh yang kelewat kepo maksimal tau ga."
"Mau di jawab nggak nih?" Ziana memandangnya dengan dagu sedikit di angkat bertanya pada Lena.
"Okeh lah gue diem sekarang, tapi jawab dengan detail dan terperinci."
"Evan itu cinta pertama gue, dari sejak SMA gue udah suka sama dia tapi gue tau diri siapa gue. Lagian dia juga udah punya cewek dan sama - sama orang tajir. Lah gue mah apa cuma remah rengginang di kaleng khong guan tau nggak." Ziana menjelaskan dengan mata menerawang jauh mengingat akan kejadian dulu saat masih duduk di bangku SMA.
"Lah mana Ziana yang gue kenal yang nggak pernah putus asa dan nggak pernah punya urat malunya, gitu aja ko cemen banget sih." Lena mencibir.
"Sialan lo ngatain gue nggak punya urat malu, orang kurang dong gue kalau nggak punya urat malu, lagian nih ya gue mah tau diri kalau masalah hati. Nggak mau maksain, mengalir aja lah dan yang pasti mengalah dengan keadaan dari pada gue sakit hati." ucap Ziana panjang lebar sambil mengaduk minuman yang ada di hadapan nya.
"Terus sekarang lo masih suka?" tanya Lena.
"Udah mulai berkurang sih, ya gue kurangin aja sih dari pada nggak kesampaian ntar gue stress sendiri, sekarang gue cuma mau ngejar cita - cita gue dan memantaskan diri gue. Bila suatu saat nanti gue suka lagi sama cowok kaya Evan gue udah nggak insecure banget."
"Bagus gue suka gaya lo,gitu dong semangat kesayangan aku yang nggak pernah menyerah, selalu semangat beb!!" ucap Lna dengan menjawil pipi Ziana gemas.
"Semangat Zi." Ziana mengepalkan tangan dan mengacungkannya menyemangati dirinya sendiri, dan mereka pun tertawa bersama.
Sahabat selalu ada saat di butuhkan bukan hanya ada saat senangnya saja. Jadi harus saling menguatkan di kala susah dan senang juga saling melengkapi. Jangan seperti mbak kun kun yang di atas pohon sana, dia selalu tertawa di saat kita lagi susah liat dia muncul tiba- tiba.
Ah ternyata indahnya berbagi dengan orang yang tepat itu menyenangkan.
"Yuk ah abis ini kita nyalon aja okey syantik biar nggak stres kita mikirin kisah asmara yang mengenaskan..Eittttss nggak usah di jawab Zi, lo pasti mau nolak kan.
tenang neneng Odah yang traktir oke??" Lena mengedipkan sebelah mata nya menggoda sahabatnya yang sedang galau.
"Lo emang yang terbaik lena." Ziana memeluk Lena dengan erat. Entah bagaimana dia bisa bertahan kuliah di sini jika tidak ada sosok lena yang selalu ada untuknya.
***
Bel masuk sekolah telah lama berlalu, gerbang sekolah pun telah di tutup. Zian tidak kehabisan akal sudah terbiasa terlambat membuatnya hapal arah masuk pintas yang harus di laluinya. Zian mulai memanjat tembok samping sekolah, sebelum itu motor di parkirkan di warung dekat sekolah yang sudah biasa ia titipkan kepada ibu pemilik warung.
Happpphh...
Zian turun mendarat dengan sempurna, setelah itu ia berlalu menuju kelasnya sebelum ada guru yang melihatnya.Hari ini Zian masih beruntung karena jam pelajaran pertama gurunya tidak masuk jadi para siswa hanya di beri tugas.
Dengan santainya ia berjalan meuju kursi tempat duduknya.
"Zian lo tuh ya kebiasaan banget telat mana nggak kira- kira lagi hampir satu jam." Darma sang ketua kelas menegur dengan melirik jam yang ada di dinding yang berada di atas papan tulis.
"Yang penting kan gue masuk kelas selamat, nggak ketauan guru so nggak di hukum juga dong." elaknya.
"Emang lo mah nggak ada kapoknya ya untung pinter lo jadi guru juga punya pertimbangan khusus buat lo." Dimas menimpali.
Zian memutar bola matanya jengah mendengar ocehan teman - temannya.
"Udah ah mana coba tugasnya gue mau liat?
emang kalian udah pada beres?" Zian menautkan alisnya melihat ekspresi temannya dan menunggu jawaban dari mereka.
Serempak mereka menggeleng.
"Nunggu lo aja deh kita, kan lo yang paling ngerti hehe."
"So maksud lo tadi ngomel tadi apaan, cih ternyata lo pada nungguin gue buat nyontek." Zan menggeleng- gelengkan kepalanya.
"Ishhh lo suka bener kalau ngomong."
Zian memang selalu menjadi panutan bagi teman- temannya, ya panutan dalam hal nyontek berjamaah. Tapi bagi Zian itu tidak masalah ia tidak merasa di manfaatkan karena selama ini mereka selalu ada dalam keadaan apa pun. Mereka mempunyai rasa solidaritas yang tinggi.
Semboyan hidup mereka adalah kalau teman senang harus ikut senang dan kalau teman susah tidak boleh ikut susah. Pusing kan ya, maksudnya kan kalau teman susah harus di bantu biar nggak susah lagi begitu lah kiranya semboyan hidup mereka.
Tetttttt tetttttt tettttt
Bel tanda istirahat telah berbunyi hampir semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin. Karena memang kantin lah tempat yang ada di kepala mereka saat ada di dalam kelas. Kantin yang di serbu dari berbagai penjuru kelas membuat para siswa berdesakan dalam memesan atau mengambil makanan.
"Ini nih yang paling gue males kalau mau ke kantin, liat aja tu kayak lagi pembagian sembako berebut nggak jelas." Zian mengomel sudah seperti emak- emak yang kehabisan sayuran di tukang sayur.
"Iya gue juga males sebenernya kalau bukan urusan perut yang mesti di isi." Dimas menimpali.
"Kenapa ga di bikin berapa lantai gitu ya itu kantin biar kebagian semua tuh kita - kita yang nggak kebagian tempat gini mau makan di mana coba??" omel Darma.
"Ngemper aja udah biasa gitu juga lo." Zian ikut berkomentar.
"No tidak semudah itu ferguso hancur sudah image babang tampan ini kalau di liat cewek duduk ngemper..'"
"Gaya lo ketinggian Bambangg." Zian dan Dimas menoyor kepala Darma.
"Yuuu ah yang di sebelah sana kosong tuh."seru Dimas.
Mereka pun bergegas ikut mengantri dan berdesakan dengan siswa lain untuk memesan makanan juga minuman, karena semakin lama mereka berkomentar jam terus berputar semakin cepat juga jam istirahat berakhir.
Kantin sekolah hanya ada di belakang dekat dengan toilet juga masjid sekolah. Jadi jika ada yang bolos kadang ya di kantin sekolah atau pun tertidur di masjid, dan ruang perpustakaan pun malah di jadikan tempat untuk bolos hanya untuk tidur dengan menutup wajah menggunakan buku. Dunia sekolah yang penuh warna dan akan menjadi kenangan saat seseorang beranjak dewasa nanti, bahkan pasti akan ada masa di mana kita merindukan hari - hari yang lalu saat masih bersama teman sekolah. Jadi manfaatkan waktu dengan sebaik dan sebijak mungkin karena waktu tidak akan pernah bisa berputar kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Buna_Qaya
nyicil segini dulu kak ya 🤗🤗🥰
2022-06-11
0
IG: wahidatunnimah02
Hay kak aku nyicil mampir ya ke sini, Semangat terus🥰
2022-06-07
0
Lana light
kenakalan masa remaja adalah masa yg akan jadi kenangan terindah sampe kita tua,,,
2022-06-05
0