In Memories
Ziana Bilbina adalah seorang gadis yang tidak mudah menyerah akan kerasnya hidup. Dia gadis yang baru berusia sembilan belas tahun, tetapi hanya satu nama yang membuatnya menyerah akan cinta pertama nya. Tidak pernah sekalipun dia lupa akan sosok cinta pertamanya yang dulu sempat menghiasi hari - harinya.
Gadis cantik dengan kulit putih bersih dengan mata sedikit sipit dan pipi tembem juga bibir tipis berwarna pink asli semakin membuatnya terlihat cantik. Ziana terlahir dari keluarga sederhana. Dan saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu universitas elit. Ziana mendapat beasiswa untuk bisa melanjutkan studi nya karena sejak duduk di bangku SMA selalu mendapatkan juara umum sehingga dia bisa mendapatkan beasiswa.
Hari itu hujan gerimis yang membuat malas seorang gadis cantik yang masih betah bergelung di dalam selimut untuk memulai aktifitasnya, tetapi ketukan di pintu kamarnya membuat Ziana harus bangkit dari posisinya.
Tok..Tok..Tok
Itu bukan ketukan halus dari Ibu normal yang membangunkan tidur anaknya tetapi lebih ke gedoran pintu seperti orang ngajak ribut di pagi hari.
"Ziana bangun udah jam 9 ini katanya bagian kuliah pagi kamu." teriakan 7 oktaf menggelagar dari sang ibu untuk membangunkan Ziana.
"Iya bu, Zi udah bangun ini"
"Awas tidur lagi kamu Ibu dobrak ini pintu".
"ih si ibu kebiasaan masih jam setengah 7 bilang jam 9." Jawab Zi sambil berteriak karena kesal pada sang Ibu.
"Nggak di gituin kamu mana mau bangun, heran anak gadis kok tidur kayak kebo banget." gerutu Ibu Rina.
Mau tidak mau Ziana pun bangun dan keluar dari kamar untuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri, kamarnya kecil sederhana hanya ada tempat tidur dan lemari juga meja rias kecil d sudut ruangan, tidak ada kamar mandi di dalam kamar ya.
Di rumah ini hanya ada satu kamar mandi satu untuk semua jadi jika ada salah satu yang terburu-buru maka harus antri walau dengan berbagai umpatan keluar dari mulut masing - masing. Setelah mandi Ziana bersiap - siap untuk memulai aktifitasnya pergi ke kampus. Sebelum itu Ziana sarapan terlebih dahulu bersama kedua orang tuanya.
"Zi gimana kuliah mu Nak?" tanya Risman ayah Ziana.
"Alhamdulilah baik ko Pak."
"Syukurlah kalau memang semuanya lancar, kamu jangan putus asa dan minder ya nak meskipun kita tidak sama dengan mereka, tuntutlah ilmu dengan baik, jika kamu yakin dengan apa yang kita cita - citakan, insya allah semuanya akan sesuai dengan apa yang kamu harapkan." ucap Pak Risman
"Oke bos,siap laksanakan hehe..."
Ziana pun menjawab dengan gerakan hormat layaknya seorang prajurit.
Ya Pak Risman adalah ayahnya Ziana yang hanya seorang penjual sayur keliling dengan mobil pick up nya yang selalu menjajakan dagangan nya dari subuh sampai siang kadang jika memang belum habis beliau bisa berkeliling sampai sore. Sedangkan Bu Rina membuka usaha laundry kecil - kecilan yang kadang di bantu oleh anak- anaknya jika mereka sedang libur.
Ziana adalah dua bersaudara dia mempunyai seorang adik laki- laki yang masih duduk di bangku SMA selisih usia 3 taun membuat mereka seperti teman kadang ribut kadang akur membuat pusing ke dua orang tua nya. Adiknya bernama Zian alvonda yang tampan dan tinggi juga sama berisiknya dengan sang Kakak.
"Zian mana sih Bu belom bangun apa semedi sih tuh anak?" tanya Ziana pada Ibunya yang sedang melahap sarapan pagi bersama.
"Apa lo nanyain gue, kangen lo sama gue?" jawab Zian yang baru keluar dari kamarnya dan langsung ikut duduk di meja makan.
"Ck, ogah banget gue kangen ama lo.
buruan lah ntar gue telat ini."
"Setdah tunggu bentar kenapa sih, belom sarapan gue." Jawab Zian.
"Buruan nggak atau gue tinggal ini motor gue pake ke kampus." Ziana menggertak Zian dengan mata melototnya dan ia juga berkacak pinggang karena kesal.
"Tega bener lo, nyiksa orang ggak harus di gebukin. Kayak gini juga udah masuk penyiksaan verbal ini." Zian yang sewot karena waktu sarapannya harus berlomba dengan waktu untuk berangkat.
"Makanya jangan di banyakin molor lo, kesiangan teruskan jadinya." Ziana yang tetap tak mau kalah jika soal berdebat dengan adiknya itu, mungkin itu keahlian turunan dari sang Ibu yang terkenal ratu gibah mode emak - emak komplek.
"Iya ini gue udah." Ucap Zian seraya meminum teh manis hangat nya karena tidak sempat sarapan.
"Bu, Pak kita berangkat dulu."
"Assalamualaikum." Ucap mereka berbarengan setelah mencium tangan kedua orang tua mereka masing-masing.
"Waalaikumsalam." jawab Pak Risman dan Bu Rina.
Setelah kepergian kedua anaknya Pak Risman dan Bu Rina saling pandang.
"Anakmu tuh Pak."ucap Bu Rina.
"Anakmu juga itu masa cuma anak Bapak emang bikin sendiri di lepeh langsung jadi."
"ishh Bapak ini bisa aja jawabnya." Bu Rina mencibir ucapan Pak Risman tapi tersenyum juga. Maka jangan heran jika anak- anaknya punya kelakuan model begitu, nah biangnya aja seperti itu..
Mereka memang selalu berangkat bareng untuk pergi ke kampus. Kalau kuliah Ziana pagi maka Zian yang akan mengantar Ziana, begitu juga sebaliknya jika Ziana ada kuliah siang maka Ziana lah yang akan mengantar Zian ke sekolahnya. Hanya ada satu motor jadi mau tidak mau harus gantian pakainya.
Walau mereka kebanyakan bertengkar dari pada akurnya tapi sebenarnya mereka saling menyayangi. Di rumah sederhana ini mereka di ajarkan oleh orang tuanya arti dari keharmonisan sesama anggota keluarga, saling membantu dan berbagi tugas bersama.
Awalnya Bu Rina tidak membuka usaha tapi untuk meringakan beban sang suami dalam ekonomi terutama untuk kebutuhan anak- anak yang semakin hari semakin mencekik maka tercetuslah ide laundry pakaian, karena perumahan yang mereka tinggali banyak juga para pekerja bahkan kos kosan pun ada maka sedikit banyaknya orang yang tidak sempat untuk mencuci pakaian memilih jalan yang mudah dengan laundry pakaian.
Ziana dan Zian tumbuh menjadi anak yang baik dan penurut mau membantu ke dua orang tua. Jika mereka libur Zian ikut membantu berkeliling jualan sayur dengan sang ayah yang pasti cepat pulang karena dagangan cepat habis. Penyebabnya adalah Zian dengan wajahnya yang tampan dan modal mulutnya yang licin merayu ibu - ibu yang dengan mudahnya membeli dagangan pak Risman.
Sedangkan Ziana sibuk laundry baju membantu sang ibu walau kadang mulutnya tak berhenti mengoceh karena cape tapi tetap dia kerjakan dengan hati riang karena baginya membantu orang tua adalah salah satu bakti mereka yang hanya secuil dari apa yang mereka dapat selama ini.
***halooo salam kenal..
ini adalah karya pertama author.. semoga suka ya apalah arti author receh ini tanpa dukungan kalian.
jangan lupa tinggalkan jejak ya like, fav , komen, sekalian hadiah atau tips juga boleh banget🥰😍
Salam sayang dan peluk online dari author😘😘😘***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Maya●●●
hai kak
aku mampir nih.😊
2022-08-01
0
olive
salken kak... aku mampir baca yah, aku simpan di rak favorite aku biar bisa nyicil bacanya. mohon dukungannya untuk karyaku juga yah kak...salam dari Cintaku di Lorong Waktu... terimakasih 🤗
2022-06-25
0
Dewi Payang
Salam kenal juga kk author 😁👍🙏
2022-06-25
0