Dengan hanya menempuh perjalanan 20 menit maka sampailah mereka di depan kampus Ziana. Untungnya hari itu jalan tidak begitu macet sehingga memudahkan mereka untuk bisa secepatnya sampai. Dan untuk sampai ke sekolah Zian hanya tinggal 5 menit dari kampus Ziana meskipun sudah pasti Adiknya itu telat masuk sekolah karena mereka berdua bangun kesiangan. Tapi bagi seorang Zian itu tidak masalah, dirinya sudah biasa di hukum karena terlambat dan sering melanggar peraturan sekolah meski begitu Zian termasuk anak yang pintar tidak jauh berbeda dengan Kakak nya. Bukan hanya pandai dalam pelajaran, dia juga pandai berkelit jika guru sudah mulai memarahinya ada saja ucapannya yang membuat guru nya pusing.
"Awas lo sekolah yang bener sana jangan bolos lo." ucap Ziana begitu turun dari motor.
"Iya bawel lo tiap hari ngomongnya itu mulu, bosen gue. Pacaran sono lo biar ga bawelin gue terus. Dari pada lo di rumah ngehalu mulu, kejadian kagak gila iya haha.."
Zian langsung melajukan motornya saat Ziana akan melemparnya dengan sepatu.
"Adek kurang asem lo, awas ya balik ke rumah gue jadiin perkedel lo!!" teriak Ziana misuh - misuh sambil memakai sepatunya kembali.
Dan Zian yang masih belum jauh mendengarkan teriakan nya itu dengan cepat mengerem dan berhenti lalu balik badan dengan menjulurkan lidahnya tanda dia masih bisa mengolok Kakak cantiknya itu.
"Awas lo ya !!!" Ziana mengepalkan tinjunya ke arah sang Adik yang nggak ada akhlak itu.
Ziana lalu berjalan menuju ruang kelasnya. Dia melewati parkiran mobil yang dimana berjejer mobil mewah para mahasiswa yang notabene orang kaya, meskipun sebenarnya yang kaya itu orang tua nya bukan anaknya. Tapi biar bagaimana pun mereka yang terlahir dari keluarga kaya memanglah yang paling beruntung dari segi ekonomi.
Walaupun dia hanya menggunakan motor untuk pulang dan pergi ke kampus tapi itu tak membuatnya minder karena Ziana punya sahabat yang baik, kaya juga cerewet sama seperti dirinya. Mereka bak prangko dan amplop, kemana-mana selalu bersama lengket bener.
Di koridor ruangan menuju kelasnya terdapat banyak mahasiswa yang duduk atau bersenda gurau. Bahkan ada yang ke kampus hanya untuk bersolek dan ingin menjadi pusat perhatian dan haha hihi dengan sesama geng nya.
Ah hidup mereka memang mungkin telah sempurna dengan hanya rengekan kepada orang tuanya untuk mendapatkan apa yang di inginkan bisa terwujud dengan mudahnya.
Berbeda dengan seorang Ziana tapi dia tetap bersyukur dengan apa yang dia punya setidaknya dia masih mendapatkan apa yang dia butuhkan bukan apa yang di mau dari orangtuanya. Seperti apa yang Tuhan kasih untuk kita selaku umatnya.
"Woy Mumun tunggu gue." teriak seorang gadis yang merupakan sahabatnya. Dia sedikit berlari sambil melambaikan tangan nya ke arah Ziana.
Dia fikir ini lagi kontes kecantikan apa melambai-lambai tangan sambil senyum nggak jelas gitu, ih ngeri gue obat nya abis kali tuh anak.
"Kenapa lo dadah gitu dah nyerah lo buat ngadepin hidup nyonya Odah??"
"Enak aja lo mood gue lagi bagus ini makanya gue senyumin lo trus ampir gigi gue kering ini nyengir mulu." jawab Fariha sambil trus menggerak - gerakan bibirnya dengan maju mundur seperti ikan. Kan emang sebangsa ikan kelakuan nya sama noh kaya ikan dan dia masuk spesies ikan fariii haa..
Fariha Marlena teman gesreknya yang membuat dia betah berada di kampus yang notabene hanya memandang kasta dalam bergaul.
"ishhh apa sih Odah ah."
"Lo baru dateng Mun??" tanya Fariha.
Mereka memang selalu saling ledek dengan sebutan masing - masing.
"Nggak gue dari subuh udah ada di sini. Oneng lo udah tau gue masih bawa tas mau ke kelas, nanya gitu lagi." jawab Ziana
"Kan gue cuma basa - basi gitu Mun."
Fariha cekikikan melihat raut sahabatnya.
"Udah yuk ah kita masuk."
"Yukkkkk."
Mata kuliah pagi ini adalah dosen killer yang harus selalu on time, membuat semua mahasiswanya tidak ada yang berani untuk terlambat. Bahkan jika hanya telat 5 menit saja sudah di pastikan tidak bisa mengikuti mata kuliah Pak Rahadian dan bagi yang tidak mengikuti karena telat bersiaplah tugas menumpuk yang di berikan sang dosen kepada para mahasiswa yang melanggarnya.
Selama 3 jam mata kuliah pagi dengan dosen killer mereka lalui dengan serius tidak ada santainya. Alhasil begitu selesai dan dosen meninggalkan kelas semua mahasiswa menarik nafas panjang seperti berhasil bernafas dari cengkraman vampire yang mengendus mangsanya.
"Akhirnya nafas gue lancar lagi Fari."
"Udah gue bilang jangan manggil nama gue gitu berasa jadi ikan gue." ujar Fariha sembari cemberut.
"Iya deh iha apa Odah ya hahahaha.." jawab Ziana sambil tertawa, dia tau kalo Fariha paling tidak suka dengan nama yang di sebutkannya tadi. Tapi itu malah makin membuatnya bersemangat untuk menggoda sahabatnya. Fariha hanya setuju jika dia di panggil dengan nama Lena, okelah ya mulai sekarang panggil Lena aja biar gampang.
"Udah ah lo kaya anak sd yang nggak di kasih permen tau nggak sih, bibir lo tuh udah monyong gitu. Mau nyaingin bebek lo." Ziana berucap sembari meraup bibir sahabatnya itu.
Anak -anak yang lain pada langsung kabur begitu selesai jam perkuliahan pak Rahadian. Kalau di pikir kelakuan mereka tidak jauh beda saat duduk di bangku SMA begitu bebas kelas langsung pada keluar bubar jalan dan bisa di pastikan yang ada di otak hampir semua mahasiswa itu makanan atau paling nggak nya minum untuk mengusir rasa dahaga setelah melewati padang pasir yang tandus di ibaratkan seperti itu karena pelajaran yang membutuhkan konsentrasi penuh dan ketegangan karena dosen yang tak kenal ampun itu.
"Kantin yukk." ajak Ziana
"Asiiiappp beb marii kita kemon." dengan menarik tangan Ziana, mereka berjalan setengah berlari karena perut mereka yang sudah tidak bisa lagi untuk di ajak kompromi.
Untuk menuju kantin kampus harus berjalan melewati beberapa kelas karena kantin terletak di belakang bersebelahan dengan taman kampus sehingga cukup banyak mahasiswa yang ingin memanjakan mata dan perutnya. Udara yang sedikit dingin karena angin yang bertiup sedikit kencang membuat perut semakin tidak tahan minta di isi.
Ziana dan Lena mempercepat langkah mereka agar cepat sampai di kantin.Tetapi pada saat akan mencapai kantin karena terburu-buru dan tidak terlalu fokus pada jalan yang di lihat mereka bertubrukan dengan seseorang.
Brukkkkkkkkkkk
"Aduhhhhh." ucap kedua gadis itu sampai buku yang ada di tangan Ziana jatuh berantakan.
"Maaf." ucap seorang pria lalu ikut membantu memunguti bukunya. Ziana berdiri mematung dia belum berani melihat pria itu karena merasa familiar dengan suara pria yang telah bertabrakan dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Maya●●●
jika berkenan, mampir juga di karyaku kak
i love you asistenku
😊😊😊
2022-08-01
0
Buna_Qaya
maaf baru mampir lagi kak, udah fav. semangat kak🙏🙏🤗🤗
2022-06-11
0
Ꮪིᥰ⃝֟.𝄞⃟👑Quᷠeͦ🐼🎏•cᴎ͜͡ᵲ᭄🌹☄
aiyaaaaaaa... perfect to...
2022-06-02
3