1 - FARISH GALIH DIMITRI

Sore hari ini kantor polisi di ramaikan oleh siswa siswa sekolah yang baru saja di tangkap karena tawuran.

Di halaman kantor polisi sudah terlihat puluhan siswa yang sedang di hukum dan juga di ceramahi.

Berbeda dengan seorang cowok remaja yang muka nya sedikit lebam. Masih dengan seragam sekolah. Duduk di kursi tunggu.

Di depan nya seorang pria dewasa berstelan rapi khas seorang pengusaha. Sedang berbicara dengan seorang polisi yang menangani kasus tawuran siang tadi.

"Makasih, pak " ucap pria berstelan rapi pada si polisi.

"Sama - sama, pak Dimitri " jawab sang Polisi. Dan pria bernama Dimitri itu langsung berbalik.

Ia sempat menatap cowok remaja yang duduk di kursi tunggu dengan malas.

Saat ia berlalu keluar,si cowok itu juga ikut menyusul.

"Besok kamu ke sekolah yang baru. Dan Papa harap ini sekolah terakhir kamu Di DO " ucap Dimitri sambil berlalu menuju parkiran mobil.

Cowok yang sedari tadi mengikutinya tidak menjawab apapun. Ia hanya ikut masuk kedalam mobil.

"Farish!"

"Iya " jawab si cowok itu dengan malas dan sebenarnya tidak serius. Dimitri menatap marah pada sang anak yang selalu bikin ulah.

"Ini terakhir ya, Farish. ! Kalau sampai sekolah baru,kamu di DO juga, kamu papa kirim ke Bandung. " ujar Dimitri dengan tegas. Farish yang duduk di samping nya terlihat tidak perduli.

Bahkan hanya mengangguk asal dengan ancaman sang papa.

Ia hanya duduk dengan malas, menatap keluar jendela.

***

"Den, di cari ibu di kamar " ucap seorang wanita paruh baya. Yang datang menghampiri Farish yang baru saja pulang dengan sang Papa.

"Iya, Bi. Makasih " ucap nya sopan dan ramah. Setelah itu ia langsung berjalan cepat menuju kamar yang terletak di dekat tangga.

Cklek

Dengan perlahan ia membuka pintu dan tersenyum saat melihat sang Mama sedang duduk di atas kursi roda menatap ke arah jendela.

Farish dengan senyum sumringah langsung masuk dan menghampiri wanita tersebut.

"Malam, Ma. Maaf Farish baru pulang. Jalanan macet " ucap Farish memeluk sang Mama dari belakang.

Wanita itu tersenyum dengan perlahan tangan kanan nya terangkat untuk memeluk kepala anak nya. Ia mengusap rambut Farish dengan lembut.

"Mama udah makan ? Kata Bi Nani, Mama cari Farish. Kangen ya ?" Celoteh nya lagi dengan riang. Dewi, Sang mama tersenyum lembut. Kepalanya mengangguk pelan. Membuat senyum Farish semakin lebar.

"Farish juga kangen Mama. Mama baik - baik aja kan ? Kata Papa, besok Farish ke sekolah baru lagi.. hwkwkwk.. ini sekolah ke tiga Farish dalam dua tahun ini.. " ujarnya terkekeh sendiri. Ia mengecup pipi Dewi dengan lembut. Dan kembali memeluk Mamanya dengan erat.

"Aku yakin, mama pasti sembuh. Aku kangen banget sama Mama. Cepet sembuh Ma.. " ujar Farish dengan sangat. Dewi terus mengusap kepala belakang Farish dengan sayang. Seolah berkata kalau ia sangat merindukan putra semata wayang nya.

"Yaudah, Farish mau bersih - bersih dulu. Nanti Farish balik lagi. .dah Ma.. love you " ucap Farish kembali mengecup pipi sang Mama. Setelah itu baru ia berbalik dan pergi.

***

Pagi Ini SMA Pelita sudah di hebohkan oleh isu yang akan kedatang murid baru.

Banyak siswa dan siswi sedang membicarakan si murid baru yang mereka ketahui namanya cukup terkenal.

Bahkan juga mereka sangat tau kalau si murid baru cukup di segani oleh banyak siswa - siswa sekolah lain.

"Ve, loe tau gak ..."

"Enggak!" Ketus Ve langsung. Padahal Shania belum menyelesaikan ucapan nya. Membuat Shania mendengus kesal. Sedangkan Naomi hanya terkekeh geli melihat Shania yang cemberut.

"Ish.. Ve, gue belum selesai tau " ucap Shania manyun.

"Sumpah, Shan. Loe gak cocok " ledek Naomi tertawa. Ve hanya tersenyum tipis. Ia paling senang menjaili sahabat nya itu.

"Apa sih, Shan? Loe mau ngegosipin anak baru juga ? " tanya Ve dengan malas.

"Lho ? Kok loe tau sih ?" Tanya Shania heran.

"Tuh, mereka pada heboh sama tuh anak baru " jawab Ve menunjuk pada segerombolan teman kelas yang sedang bergosip ria.

"Ck.. kalah cepat deh gue.. "dengus Shania. " btw.. namanya Farish.. loe pada kenal gak ? " tanya Shania lagi.

"Kenal sih enggak. Kalau tau mungkin,iya " jawab Naomi. Yang juga di angguki Veranda.

"Gue dengar dari anak osis. Mereka pada bilang kalau tuh cowok udah tiga kali Di DO. Dan terakhir dari SMA Swara. " jawab Veranda tanpa menoleh. Ia masih fokus membaca novel miliknya.

Di parkiran motor juga sedang membahas hal yang sama saat sebuah motor CBR warna hijau datang dan bergabung dengan tiga cowok yang sedang nonkrong di atas motor.

"Pagi, bro !" Sapa Mario. Cowok yang baru saja memarkir motornya membuka helmnya. Lalu mengindikkan dagu nya sebagai balasan.

"Lagi pada bahas apaan? Kayaknya seru banget " ujar Keynal membuka jaket motor nya.

"Anak baru Key.. lagi heboh banget " jawab Boby dengan semangat.

"Oya ? Siapa ? Emang udah pada tau siapa anak baru nya ?"

"Ck.. yaudah lah. Nih si Lidyo yang ngasih tau. Dia di kasih tau mbak Imel. " saut Mario melirik jail.

Keynal langsung tertawa melihat lirikkan jail nya.

"Cieee.. ciee.. makin lengket nih sama tuh guru.. hahahah " goda Keynal semakin membuat Dyo kesal.

"Gapapa deh, yang penting cantik pacar gue " jawab Dyo dengan mesem - mesem. Membuat Boby menoyor kepalanya.

"Yee.. si kampret.. tadi aja masam amat tuh mukak " ucap Boby. Keynal dan Mario hanya tertawa melihat nya.

"Bentar - bentar, emang pacar ?" Tanya Keynal semakin meledek. Kembali meledakkan tawa Boby dan Mario.

"Hahahhhaha " Dyo hanya bisa mendengus kesal pada ketiganya.

"Hahaha.. harap bersabar ini ujian hahahah " ujar Boby dalam tawanya. Semakin membuat Dyo ingin menjitak nya.

Hingga sebuah mobil lamborghini warna merah melintasi mereka. Membuat tawa mereka reda dan malah terpesona dengan mobil yang di idam kan oleh banyak orang.

"Gileeee.. tuh mobil bukan main.. cakep nya " ujar Mario mengikuti laju mobil itu dengan matanya hingga ke parkiran yang tidak jauh dari parkiran motor.

Bahkan bukan hanya mereka yang terpesona. Tapi, siswa lain nya juga.

"Nah.. itu.. itu yang namanya Farish " ucap Dyo menunjuk pada cowok yang baru saja turun dari mobil tersebut.

"Siapa Farish ?" Ketiga diam, lalu menoleh cepat pada Keynal. Menatap lekat mencari sesuatu yang aneh. "Kenapa ?" Tanya Keynal menggaruk kepala belakang nya dengan polos.

"Loe beneran gak tau Farish ?" Tanya Mario. Dan dengan polos Keynal menggeleng kan kepalanya.

"Loe ngapain aja sih Key ?" Timpal Boby.

"Gak ap tu det . Banget " saut Dyo. Keynal hanya mengindikkan bahu nya dengan acuh.

"Lagian dia siapa sih ? Anak pejabat ? Anak presiden.. artis atau apa .. ? Penting banget kayaknya sampai semua orang harus tau siapa dia ?" Ucap Keynal dengan muka polosnya.

"Ye... bukan gitu juga Key, tuh anak populer banget masalah nya " ujar Boby menyusul Keynal yang berjalan menuju gedung sekolah.

Saat ke empatnya sampai di koridor mereka langsung di sambut oleh gerombolan para siswi dan siswa. Membuat Keynal melirik teman - temannya dengan tautan alis.

"Woyy... pada ngapain sih!!" Mendengar bentakkan Keynal membuat semuanya menoleh kebelakang. Dan langsung kaget saat tau siapa yang meneriaki mereka. "Minggir !" Perintah Keynal. Dan ajaib nya mereka semua langsung memberi jalan dengan teratur. Dan ketika itu juga Keynal dan kawan - kawan bisa melihat apa yang di lihat oleh mereka.

Farish sedang berdiri di depan ruang kepala sekolah. Berdiri bersandar sambil memain kan ponselnya.

"Ck. " decak Keynal, memutar malas bola matanya pada seluruh teman - teman sekolahnya. "Loe pada gak pernah liat orang ya !!. Udah Bel tuh.. balik sana !!" Ucap Keynal lagi dengan nada tegas.

Seketika itu juga, mereka semua pada bubar. Keynal yang melihat itu langsung tersenyum bangga.

"Keynal, emang Bos able banget... " ucap Boby.

"He eh.. langsung pada ngacir gitu" saut Mario.

Keynal hanya mengindikkan bahu, kembali melanjutkan langkah nya.

"Nah... kebetulan.. Geng Somplak " ucap seorang pria paruh baya yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah saat Keynal dan kawan - kawan akan melintas.

Farish yang mendengar panggilan itu langsung melirik pada empat cowok berseragam sama dengan nya.

"Eh. Bapak Kepsek.. naon atuh Pak? " saut Keynal langsung menghentikan langkahnya. Begitu juga dengan Boby,Dyo dan Mario.

"Ini, kenal kan. Namanya Farish. Dia murid baru. " ujar Pak Dirga menunjuk pada Farish. Keynal menoleh pada Farish yang berdiri dengan angkuh menatap malas padanya. "Kamu, tolong antar Farish ke kelas ipa 1 ya ? Saya harus ketemu pak Rizal sekarang " lanjut pak Dirga.

"Kita duluan ya, Key.. sini tas lu kita yang bawain " ujar Boby, meraih tas ransel hijau hitam Keynal. Dengan cengiran mereka membuat Keynal heran.

"Woy.. gue doang nih " ujar Keynal

"Udah Nal, ambil positif nya aja. Pagi - pagi bisa ketemu pujaan hati loe " seru Mario saat sudah menjauh.

Keynal mendengus malas, lalu kembali pada Pak Dirga yang sedang menggeleng kepalanya. Sedangkan Keynal memasang senyuman manis nya.

"Iya deh pak, " jawabnya menurut. " ayo ikut gue" ia beralih pada Farish.

Keynal melangkah lebih dulu, menuju gedung kelas ipa.

SMA Pelita, memiliki bentuk persegi yang saling berhubungan. Dan di tengah - tengah terdapat lapangan cukup luas. Dan di dan terbagi. Yaitu gedung ips, ipa, kelas sepuluh dan kantor.

Sedang kan gedung olah raga, perpus, lab dan lain sebagainya terpisah.

***

Sampai di kelas ipa 1, Keynal langsung masuk. Ia langsung berjalan menuju barisan tengah di meja no 2. Di mana Ve sedang duduk fokus pada novel nya.

"Morning, calon ibu dari anak Aa' Keynal " sapa Keynal langsung duduk di kursi yang kebetulan kosong di depan meja Ve.

Mendengar sapaan menggelikan itu membuat Ve mengangkat kepala nya dan melirik Keynal di depan nya dengan tautan alis.

"Loe mau pergi sendiri, atau gue lempar ke bawah" ucap Ve datar.

"Duhhh.. yayang A' Keynal sadis nya.. ckcck.. gak boleh gitu, sama calon suami " ujar Keynal meringis namun terkekeh sendiri.

Sedangkan Naomi dan Shania tidak kuasa menahan tawa mereka.

"Key, loe ngapain sih ? Ips di sebrang tuh, bukan di sini " ujar Shania padanya. Keynal mendelik.

"Tuh.. " Ia mengindikkan dagu ke pintu. "Heh.. ngapain loe ngejogrok di pintu. Masuk sini " ucap Keynal dengan hardikkan.

Ia memicing matanya pada Farish yang menatap lurus pada... "wahhh... " Keynal bangun dari duduknya menghampiri Farish. "Jangan ngeliatin cewek gue kayak gitu!.. gue colok tuh mata.. ta...."

"Ekhem !" Deheman tegas berasal dari pintu membuat ucapan Keynal terhenti. Kelas juga mendadak hening.

Keynal langsung salah tingkah.

"Eh.. Bu Melody. Pagi bu. " ucap Keynal menyapa.

"Pagi!" Balas wanita berkacamata itu dengan datar. "Ngapain kamu pagi - pagi sudah bikin ulah. Gedung ips di seberang "

"Yee.. si ibu. Saya di suruh Pak Dirga ngaterin anak baru. Sekalian nyamperin calon pacar, gitu "jawab Keynal.

Farish masih berdiri dengan angkuh di depan kelas berhadapan dengan Keynal. Ia masih menatap lurus pada Veranda yang sedang menatap jengah pada Keynal.

"Yaudah, udah selesaikan ? Keluar sekarang saya mau ngajar !" Ketus guru itu padanya.

"Ya ampun bu. Ibu kayak Afgan nih, sadis " ujar Keynal, yang langsung mengurai tawa dari semua siswa. Bu Melody hanya bisa menggeleng. Namun, Keynal menurut, ia juga pamit dengan suara lantang.

Farish hanya menatap malas pada kepergian Keynal.

Bu Melody beralih pada Farish.

"Kamu mau memperkenalkan diri ? Atau mau langsung duduk ?" Tanya Melody dengan nada datar.

Tanpa menjawab, Farish langsung melangkah menuju barisan pertama. Ke meja paling sudut dan belakang yang kebetulan kosong.

Ve mengikuti langkah Farish dengan bola matanya. Setelah Farish duduk, Ve kembali ke depan.

"Gilaa.. cool banget kan Ve.. " bisik Shania yang duduk di depan Naomi yang duduk bersama Veranda.

Naomi hanya mengangguk setuju, sedang kan Ve tidak tertarik membicarakan tentang Farish. Memilih menyiapkan keperluan pelajaran bu Melody.

***

Tbc...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!