"Loe !" Ucap Ve saat kaca jendela mobil sport itu turun dan menampakkan Farish yang duduk di balik kemudi dengan sudut bibir yang tertarik.
Farish menoleh pada Veranda yang tampak kaget. Tapi sedetik kemudian gadis berparas bidadari itu langsung menguasai dirinya.
Ia menatap malas pada Farish.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia langsung berbalik dan kembali ke dalam mobilnya.
Farish mengernyit heran, sifat gadis itu sungguh cuek dan dingin.
"Veranda ? " tanya Dino, Siswa yang menjadi teman sebangku nya hari ini. Farish menoleh pada Dino dengan keryitan dahi. "Princes SMA Pelita. Gak ada cowok yang berani deketin dia. Bahkan seorang Keynal yang paling di segani di sekolah di tolak sama dia kemarin , " lanjut Dino.
"Jadi, lupa kan kalau loe berniat jadiin dia pacar. Tuh princes dingin kayak es. " tutup Dino karena Bu Melody sudah mulai melirik pada mereka dengan tatapan peringatan.
Farish masih menatap kepergian mobil Ve yang semakin menjauh.
Sekarang ia jadi penasaran dengan Veranda. Yang katanya princes ice. Ia menyunggingkan senyuman nya seolah baru saja mendapatkan mainan baru.
"Jeehan Veranda Mahendra, menarik " ucapnya lalu kembali melajukan mobil nya untuk menyusul mobil Ve.
Tidak lama kemudian mobil nya berhenti saat melihat mobil Ve memasuki sebuah gerbang rumah mewah. Farish melihat rumah dua lantai yang besar yang ia yakini milik Veranda.
Setelah Ve masuk, dan gerbang kembali tertutup kembali ia melajukan mobil melewati rumah Veranda. Ia tersenyum sendiri kembali mengingat bagaimana Ve menatap jengah padanya.
***
Jalanan pagi ini sudah terlihat ramai. Banyak nya kendaraan yang hampir menyesakki jalanan membuat Keynal yang sedang terkena macet berdecak kesal entah berapa kali.
Ia melihat jam tangan nya. Sudah terlambat sepuluh menit. Seharusnya memang sudah terbiasa dia telat, tapi hari ini ia ada ulangan jam pertama. Dan sialnya, jam pertama merupakan pelajaran pak Broto. Bisa gawat kalau ia melewatkan ulangan itu.
Keynal mendengus kesal, saat mobil di depan nya tidak bergerak sama sekali. Ia pun memilih nekat. Mencari celah agar dia bisa menaiki trotoar jalan. Dan berharap tidak ada polisi yang berdiri di perempatan lampu merah lima puluh meter dari nya.
Setiba di sekolah gerbang tentu sudah di tutup, Keynal langsung memarkir kan motor di warung bu Ningsih. Begitu ia memanggil ibu tua yang berjualan gorengan dan mie ayam yang ada tepat di samping tembok sekolah nya.
"Telat lagi, mas Key " sapa Bu Ningsih saat Keynal terburu turun dari motor.
"Eh.. iya bu. "Jawab Keynal sopan. "Titip ya Bu " ucap nya lagi. Bu Ningsih hanya mengangguk. Dan Keynal pun bergegas pergi.
Ia tidak mungkin masuk melalui gerbang utama atau gerbang belakang. Dan yang menjadi jalan satu - satu untuk ia masuk ada manjat tembok sekolah.
Ia sudah terbiasa melakukan itu. Bahkan hampir tiap hari. Berharap kali ini Bu Erina tidak ada di balik tembok menunggunya seperti dua hari yang lalu. Dan membuatnya di hukum lari lapangan sepuluh putaran.
Hap..
Keynal mendarat dengan mulus di tanah. Hampir aja terjungkal tapi kaki nya cukup gesit.
Ia berdiri dan tersenyum bangga sambil menatap tembok tinggi di belakang nya.
"Gila, gue bakat jadi sepidermen " ucapnya dengan kekehan geli.
"Ehem "
Keynal langsung membeku mendengar deheman dari belakang nya. Ia langsung menoleh.
Bukan bu Erina. Bukan juga Pak Broto atau Pak Dirga kepala sekolah. Tapi....
Seorang Jeehan Veranda Mahendra sedang berdiri dengan tangan di lipat di depan menatap malas dan jengah pada Keynal yang tampak kaget.
"Hehe.. pagi calon ibu dari anak - anak nya Aa' Keynal. " ucap Keynal kikuk sendiri. Ia langsung menghampiri Veranda.
Ve masih menatap Keynal dengan tatapan malas nya. Memperhatikan seragam Keynal yang urakkan. Rambut tidak di sisir.
"Emm.. bebeb sayang.. hukuman nya nanti aja ya. Jam ke dua. Jam pertama aku ada ulangan pak Broto. Dan harus ikut. Kalau tidak, bapak berkumis pak raden itu bakal menyilang di rapor ku nanti. Heheh.. jadi, tolong hukuman nya jangan sekarang ya. Ya. Ya. Ya. " rayu Keynal dengan muka di buat semelas mungkin.
Tapi, seperti nya itu tidak berhasil membuat Ve bersimpatik. Gadis itu malah berbalik dan berjalan masuk ke koridor gedung sekolah. Keynal menghela napas berat dan melangkah gontai mengikuti sang bidadari.
Brakk!
Ve membuka pintu sebuah toilet yang terletak di belakang gedung olah raga. Toilet yang sudah sangat jarang di gunakan oleh siswa. Bau nya saja sudah membuat Keynal yang berdiri di belakang Ve hampir muntah.
"Jam istirahat, harus sudah bersih " ucap Ve dengan nada datar. Keynal melongo tidak percaya. Ia menatap Ve, lalu beralih ke dalam toilet yang joroknya minta ampun.
" yang lain dong "
"Loe punya dua pilihan, kepala sekolah atau bersihin toilet ini " ucap Ve masih dengan muka datar.
Keynal menghela napas berat. Mencabik bibir nya, bahu nya merosot seketika. Berhadapan dengan kepala sekolah, kemungkinan terburuk ia di skor. Karena ini buka pertama kali ia terlambat. Dan kalau ia di skor maka ia tidak akan bertemu Veranda.
Keynal akhir nya mengangguk lemah dengan muka masih cemberut menggemaskan. Ia melirik pada Veranda.
"Tapi, mulai nya habis jam pertama ya ?"
"Se.ka.rang " Keynal kembali menghela napas berat.
Ve langsung pergi meninggalkan Keynal di sana. Ia harus kembali ke kelas nya. Tidak perlu mengawasi laki - laki bebal itu. Karena ia tau kalau Keynal pasti akan mengerjakan hukuman nya tanpa di awasi.
Sepertinya Keynal harus melewatkan ulangan dan pelajaran ekonomi nya hari ini. Ia membuka seragam nya menyisakan kaus putih dalam nya.
Lalu bergegas mengambil peralatan perang nya.
***
"Mau kemana ?" Tanya Shania saat melihat Ve sudah akan pergi.
"Ke toilet " jawab Ve, lalu langsung pergi. Naomi dan Shania saling berpandangan. Lalu bergegas menyusul.
Ve berkata kalau sejam setelah ia meninggalkan Keynal ia akan kembali untuk memeriksa. Nyatanya jam istirahat ia baru datang untuk memeriksa hukuman Keynal.
Bersama dengan Noami dan Shania mereka mendatangan toilet belakang gedung ips yang terkenal jorok. Sehingga jarang di gunakan kecuali dalam ke adaan darurat.
"Kok... "
"Eh.. siapa yang bersihin ?" Ucap Shania dan Naomi yang keheranan saat mereka tiba di toilet tersebut dan melihat telah bersih dan wangi.
Ve mengeryit saat tidak mendapati Keynal. Hanya ada tas dan seragam sekolah nya.
"Kalian siapa sih? Mau apa ke sini ? Kalian buka siswa Pelita kan ?"
Itu suara Keynal. Ve dan dua sahabatnya saling berpandangan.
Ve berbalik melankah menuju belakang toilet.
Kini ia menemukan Keynal yang sedang berdiri di depan tiga orang siswa.
Ve menyipitkan matanya untuk memastikan kalau ia tidak asing dengan tiga siswa yang ia yakin bukan siswa sekolah nya.
"Kita enggak ada urusan sama loe. Urusan kita sama Farish " ucap Daren. Cowok berpenampilan urakkan dengan kepala hampir plontos.
"Farish " beo Keynal tampak berfikir. Mendengar nama tidak asing. "Ohh.. si anak baru itu. Ngapain kalian nyari dia ?' Tanya Keynal dengan polos. Mereka masih belum menyadari kehadiran tiga gadis di belakang Keynal.
"Ck.. loe banyak tanya, mending loe panggil Farish dan suruh di temui gue di sini sekarang " ucap Daren yang di angguki oleh kedua teman nya.
"Yee.. enak aja main nyuruh - nyuruh. Pakat loe apaan nyuruh - nyuruh gue. Mana gak sopan lagi. Bilang tolong kek. Apa kek. " ucap Keynal menggerutu. Membuat Daren pentolan sekolah SMA Angkasa semakin tidak sabar.
"Ayo,bilang nya pake tolong. Baru gue mau panggilin Farish si anak baru songong itu " ujar Keynal lagi.
"Ck. Loe... "
"Ren.. udah turutin aja... biar cepet. " bisik Tito yang bediri di sebelah kanan Daren.
"Oke, tolong loe panggilin Farish. Sekarang. " ucap nya penuh penekanan. Membuat Keynal tersenyum penuh kemenangan.
"Gitu dong. Kan enak di dengarnya." Jawab Keynal. "Nah, gue tau kalian mau berantam. Tapi, sekolah gue punya peraturan. Gak boleh berantam di sini. Loe tau? Ketua osis gue galak, mending cari tempat lain. Misal nya lapangan di ujung jalan sini. Kalian tunggu di sana, gue bakal nyuruh Farish ke sana. Gimana ? Deal ? " ucap Keynal bernegosiasi.
"Oke, loe harus pastiin dia bakal datang "
"Eh.. mana bisa. Gue cuma nyampein amanah loe doang. Soal datang gak datang mah urusan dia. Bukan urusan gue " ujar Keynal tidak terima.
"Gue gak mau tau, dia harus datang. Kalau enggak loe yang gue cari dan gue gantung. !" Ucap Daren dengan tegas. Membuat Keynal meringis.
Daren dan dua teman nya pun pergi. Meninggalkan Keynal yang masih bergidik ngeri.
"Baru hari kedua sekolah, udah bikin masalah tuh anak " gerutu Keynal sambil berbalik. Dan langsung kaget saat melihat Ve dan dua sahabatnya sedang berdiri menatap nya.
"Eh.. kalian ngapain ?"
"Mereka siapa, Nal ?" Tanya Shania melirik pada Daren dan dua teman nya yang sudah menaiki tembok untuk keluar.
Keynal menggindikkan bahu nya. "Gak tau, tapi mereka nyari Farish " jawab Keynal melangkah mendekat.
"Iuuh.. loe bau banget Key, loe pake parfum ****** ya " ucap Shania langsung mundur ketiak Keynal mendekat. Begitu juga Ve dan Naomi.
"His.. gue abis bersihin toilet tau. Capej. Gerah. Dan makanya gue bau gini. " jawab Keynal berhenti melangkah.
"Pantes, bau banget loe, malah toiletnya yang wangi " ujar Naomi menutup hidung nya. Keynal mendengus, ia menatap Ve yang juga menjauh namun tidak menutup hidung seperti dua teman nya. Gadis itu hanya berdiri dengan muka datar menatap Keynal dengan malas.
"Loe boleh masuk kelas " ucap Ve datar. Dan langsung berbalik yang langsung di ikuti kedua teman nya. Keynal hanya bisa tersenyum dan menggeleng kepala. Dan ikut pergi.
Sebelum masuk kelas. Ia harus mandi lebih dulu. Dan mengganti pakaian nya dengan seragam sekolah.
***
Farish duduk anteng di kursi paling belakang. Ia hanya menatap keluar jendela. Dengan earphone yang menutup dua telinganya.
Perhatian nya teralih saat Ve dan dua sahabatnya masuk dan langsung duduk.
"Loe sadis banget hukum Keynal kayak gitu, ve " ucap Naomi saat mereka duduk di kursi masing - masing.
"Tau, nih. Tapi.. ada untung nya juga sih. Tuh toilet jadi bersih. Keynal emang bakat jadi tukang bersih - bersih.. hahaj " timpal Shania yang langsung membuat Naomi tertawa.
Farish berdiri dari kursinya. Melangkah menghampiri Ve. Langsung membuat tawa Naomi dan Shania terhenti.
Ve menoleh pada Farish yang berdiri di samping nya. "ada apa ?" Tanya Ve malas.
"Berapa tagihan kerusakan mobil loe ?' Tanya Farish dengan nada datar. Ve menatap Farish sejenak. Lalu memilih membuka ponsel nya.
"Gak perlu " jawab Ve tanpa menoleh.
"Bagus deh. " ujar Farish masih datar. Dan ia berbalik akan kembali ke tempatnya. Saat Keynal masuk bersama Dyo.
"Farish " panggil Keynal dengan santai. Mereka menoleh. Keynal sudah kembali.mengenakan seragam nya. Dan rambut yang sedikit basah. Dyo di belakang nya menatap was was.
"Apa ?" Tanya Farish malas.
"Gue mau nyampein amanah. Loe di suruh datang ke lapangan ujung jalan sana. " ujar Keynal santai. Farish menatap tajam dan dingin pada Keynal membuat Dyo bergidik ngeri.
"Siapa loe nyuruh - nyuruh gue ?" Ucap Farish.
"Dih, ni anak budek kali. Gue gak nyuruh. Tapi, cuma nyampein amanah doang. Tadi anak sekolah Angkasa nyari loe ke sini. Dan minta loe datang kelapangan sana. Udah gitu doang. " jelas Keynal dengan sabar.
Farish diam,ia menatap Keynal lalu langsung berbalik ke kursinya. Mengambil tas dan pergi melewati Keynal bergitu saja.
"Eh.. dia mau kemana ?" Tanya Keynal heran.
"Ke lapangan kali " jawab Dyo yang mengikuti kepergian Farish dengan matanya.
"Eh.. dia sendiri ? Bisa mampus anak orang " ucap Keynal.
"Biarin aja kali. Bukan urusan kita ini " ucap Dyo. Keynal mengangguk.
Lalu ia kembali menoleh pada Ve, yang kini sibuk menulis di bukunya.
"Ve, nanti malam keluar yuk " ajak Keynal duduk di depan Ve.
"Malas " jawab Ve tanpa menoleh.
"Gue jemput deh "
"... "
"Emm. Gue izin nin ke ortu loe gimana ?"
".... " Ve no respon. Dyo, Shania dan Naomi sudah terkekeh geli melihat Keynal di cuekin.
"Gue traktir makan deh " Keynal masih usaha.
"...."
Keynal menoleh pada Shania meminta bantuan. Tapi, gadis itu hanya mengindikkan bahu nya. Naomi juga sama.
"Haaahhh.. " Keynal menghela napas berat nya. " Ve, liat aku dong. Jawab kek. Malah diam aja " ujar Keynal.mulai cemberut. Ve masih diam, Keynal kesal, ia pun menarik buku tulis Ve sehingga Ve kini menatap nya. Keynal terkekeh senang ia bisa menatap mata Ve langsung.
Tapi, sedetik kemudian nyalinya langsung ciut. Tatapan Ve semakin tajam menatap nya.
"Ck.. selalu gitu deh. Natap nya yang lembut kek" gerutu Keynal menaruh kembali buku Ve ke tempat semula.
"Hehe.. yaudah deh. Udah mau bel, aku balik ke kelas dulu deh. Bye, calon ibu dari anak - anak ku. "Pamit Keynal dengan teratur. Begitu juga Dyo, yang sempat bergidik ngeri melihat tatapan Veranda.
Saat kedua nya menghilang maka lepaslah tawa Naomi dan Shania. Membuat Ve mendelik.
"Hahahah.. loe.liat gak ekspresi Keynal. Haha " ucap Shania dalam tawanya.
"Langsung ciut gitu hahaha " timpal Naomi tertawa puas.
Dan itu tidak jauh beda dengan Dyo yang juga ikut menertawakan sahabatnya. Membuat Keynal hanya mendelik pada Dyo.
To Be Continue.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments