Farish berdiri di ujung lapangan yang sepi. Ia menatap tajam ada Daren. Ia menyunggingkan senyum remehnya saat melihat Daren hanya seorang diri di temani tongkat bisball yang kemarin menghantam lengan Farish.
Ia pun melangkah untuk menghampiri Daren.
"Loe yakin mau lawan gue sendiri ?" Tanya Farish terkekeh geli.
Daren tersenyum devil. "Masih soal cewek loe ?" Tanya Farish untuk memancing emosi Daren.
"Emm.. gue mau berbagi sama loe, gimana rasa tubuh cewek loe.. haha.. gila. Dia masih perawan waktu gue tidurin haha " kedua tangan Daren mengepal kuat. Mata nya menatap tajam pada Farish.
"Dan satu lagi. Gue gak minta, cewek loe sendiri yang datang dan nawarin tubuh nya " ucap Farish dengan santai. Farish benar - benar puas melihat ekspresi marah Daren.
Ia hanya berdiri beberapa meter dari Daren. Dengan santai dan juga angkuh. Lalu senyum setan Daren kembali terlihat saat sepuluh orang memasuki lapangan dari belakang Farish.
Mendengar suara langkah mendekat. Farish melirik melalui bahu nya, lalu kembali menarik satu sudut bibirnya. "Loe yakin cukup sepuluh orang ?" Tanya Farish pada Daren.
Dan saat itu lah lima orang lagi muncul dari belakang Daren.
"Wow.. loe bayar berapa ?" Tanya Farish masih dengan santai.
"Cukup buat loe gak liat hari esok " jawab Daren dengan nada datar dan juga penuh kemenangan.
Farish memicingkan mata pada Daren, tangan nya mengepal dengan kuat. Lalu kembali menyunggingkan senyum remeh nya.
"Habisi dia "
***
Sekolah baru saja di bubar kan, Keynal dan sohib - sohib juga terlihat baru saja keluar dari lobby sekolah. Berjalan dengan santai menuju parkiran motor.
Mereka tidak langsung pulang, ia dudk di atas motornya.
"Kira - kira gue harus pake cara apa lagi ya, buat luluhin hati, Ve ? " ucap Keynal saat melihat Ve yang baru saja keluar dari lobby dan menuju parkiran mobil seorang diri.
"Pepet terus, Key. Jangan nyerah " ucap Boby memberi semangat pada Keynal.
"Bener tuh, batu aja kalau di tetesin air hujan terus menerus pasti habis juga " timpal Dyo ikutan memberi Keynal semangat.
Keynal tersenyum bangga pada sahaba - sahabatnya.
"Tapi, Key. Loe coba cara lain " usul Mario tiba - tiba.
"Cara lain ? Maksud loe ?" Tanya Keynal bingung.
"Ya apa kek, loe kasih dia coklat kek, hadiah apa gitu.. siapa tau Ve bisa luluh "
"Cah edan.!" Ucap Keynal menyentil kening Mario. " Ve mana doyan gitu - gituan. Dia itu bukan cewek yang gampang di sogok. Jangan kan coklat, di sogok mobil juga gak mau" lanjut nya.
"Tau nih, loe kira ketos kita itu kayak Nadse apa. " timpal Dyo.
Kini keempat nya mengikuti laju mobil Ve dengan bola mata, melewati mereka berempat.
"Mending, kita ke Bu Ningsih aja dulu. Kita pikirin bareng - bareng cara buat nge rebut hati bidadari " usul Boby. Ketiga nya mengangguk. Dan langsung naik ke atas motor. Keynal naik keboncengan Boby, karena motornya tadi pagi di titip di warung bu Ningsih. Dyo naik ke boncengan motor ninja kawasaki Mario. Karena dia tidak bawa mobil hari ini.
***
Veranda malaju kan mobil dengan pelan. Ia juga sempat melirik pada empat sekawan yang nongkrong di parkir mobil dan melewati mereka begitu saja.
Ketika melihat Keynal entah kenapa ia jadi teringat akan kejadian istrihat tadi. Saat Keynal berhadapan dengan tiga siswa brandalan. Dan ia jadi langsung ingat kalau Farish langsung cabut begitu saja ketika tau tiga orang kemarin mencari nya lagi.
Dan kini, mobil Ve malah berbelok ke arah lapangan. Mendadak sedikit resah, atau hanya sekedar untuk memastikan, sepertinya.
Dan tepat di ujung jalan, mobil Ve menjadi pelan. Dan menoleh pada arah lapangan yang terlihat sepi. Tidak ada Farish atau cowok - cowok brandalan tadi pagi.
Ngapain juga gue peduli .
Batin Ve, kembali akan mempercepat laju mobil nya. Tapi...
CITTTTT
Reflek Ve langsung menginjak rem secara mendadak saat seseorang menabrakkan diri ke mobil Ve. Membuat nya kaget dan buru - buru turun dari mobil.
" loe gapapa ?" Tanya Ve cemas melihat cowok tergeletak di depan mobil nya. Ve langsung berjongkok untuk membalikkan cowok berseragam putih abu - abu tersebut. Dan terkejut saat melihat kalau cowok itu adalah Farish.
"Farish !"
***
Motor CBR berwarna hijau campur hitam. Baru saja memasuki halaman rumah mewah dan megah. Dan berhenti di depan garasi.
"Sore Den, Keynal " sapa seorang tukang kebun ketika Keynal membuka helm nya. Keynal tidak membalas sapaan itu, ia langsung melangkah masuk kedalam rumah.
Ia melangkah dengan acuh di dalam rumah mewah dan megah layak nya istana. Rumah itu tampak sepi dan hening. Dan itu sudah biasa buat Keynal. Ia langsung menaiki lantai dua menuju kamarnya.
Setengah jam kemudian, Keynal kembali turun dengan pakaian sudah berganti. Seorang wanita paruh baya menghampiri nya.
"Aden mau makan apa ? Biar Bibi siapin ?" Tanya nya dengan sedikit membungkuk.
"Aku makan di luar aja " jawab Keynal dengan datar. Wanita itu mengangguk lalu kembali kedapur.
Baru saja Keynal akan melangkah pergi tapi dua orang dewasa baru saja masuk. Keynal langsung berdecak.
"Sayang " sapa seorang wanita cantik yang tadi nya sedang bercumbu dengan pria gagah dan tampan yang datang bersamanya. Kini langsung menghampiri Keynal yang sedang mendengus. "Kamu mau kemana ?" Tanya wanita cantik dengan gaya fashionble nya.
"Keluar" jawab nya datar. Ia melirik pada pria yang berdiri tidak jauh di belakang wanita tadi.
"Baru lagi ?" Tanya Keynal dengan santai dan datar seolah itu sudah terbiasa.
"Cuma temen "
"Cih.. " desis Keynal memutar bola mata malas nya. "Temen ? " tanya Keynal menatap wanita itu. " Mama Fikir Keynal anak kecil yang bisa di bohongin ?"
"Ck.. udah ya, Mama ada kerjaan sama Om Arsen. Kamu jangan pulang terlalu malam. " ujar Dira Virnita. Seorang model papan atas juga publik figur yang nama nya sedang lagi di atas angin sekarang.
Keynal mendesis lagi, tapi tetap mengangguk.
Ia pun melangkah pergi begitu saja tanpa pamit. Bahkan menatap tidak suka pada pria bernama Arsen yang asing bagi nya. Setelah kepergian Keynal, Pria itu kembali mendekat pada Dira dan memeluknya dengan mesra.
Dira hanya terekekeh geli, tidak menolak pelukkan mesra dan juga kecupan - kecupan penuh napsu dari Arsen. Ia langsung menarik Arsen menuju kamar nya.
***
Di rumah sakit Medikal Hospital, Ve tampak duduk dengan melipat kedua tangan di depan, dan mata menatap pada Farish yang masih belum sadar. Mukanya babak belur. Dan juga terdapat luka lain di sekitar tubuh nya.
"Arg " erang Farish ketika ia mulai sadar. Ia membuka matanya dengan perlahan dan mengitari ruangan serba putih itu.
"Loe " ucap Farish dengan suara pelan. Sambil mengaduh memegang perut nya.
"Loe gapapa ?" Tanya Veranda dengan nada datar. Farish menggeleng kan kepalanya. Ia berusaha untuk duduk.
"Bagus, " jawab Ve, ia langsung berdiri akan pergi. Tapi, Farish langsung menahan tangan Ve. Membuat Ve kembali berbalik dan menatap tanya.
"Thanks " ucap Farish dengan nada lemah dan tatapan tulus pada Ve. Gadis cantik itu hanya mengangguk. Dan tangan Farish terlepas membiarkan Ve pergi.
Gadis itu sama sekali tidak berniat untuk tinggal. Farish hanya bisa memandangi kepergian Ve. Ia tersenyum samar, sambil kembali meringis sakit di bagian sudut bibir nya. Tapi, ia tetap masih tersenyum. Tidak menyangka kalau princes es itu punya hati nurani juga untuk tidak membiarkan nya mati di jalanan.
Farish pun merasa dirinya sudah sehat, ia langsung bangun dan turun dari ranjang itu.
Seorang suster masuk.
"Saya udah gapapa, sus " ujar Farish ketika si suster akan membuka suara. Suster itu pun mengangguk dan membiarkan Farish pergi.
***
Ve tiba di rumah nya saat hari sudah sangat gelap. Ia terjebak macet di jalan pulang. Membuatnya tiba pukul sembilan malam.
Saat ia turun dari mobil, ia langsung mengeryit dahi saat menemukan sebuah motor yang tidak asing bagi nya.
"Ve, pulang " seru Ve sambil membuka sepatu dan kemudian melangkah masuk.
Ia mendengar suara gaduh dari ruang santai. Dan karena penasaran ia pun menghampiri.
"Keynal " ucapnya datar saat menemukan Keynal sedang bermain Game dengan adik nya, Aaron.
"Eh, Ve. Udah pulang ? Kok telat banget pulangnya ? Aku udah dari tadi di sini. " ujar Keynal langsung mempause permainan nya. Membua laki - laki ABG berdecak kesal.
"Kamu udah makan?" Tanya Keynal perhatian.
"Ngapain loe di sini ?" Tanya Ve dengan nada datar. Keynal tersenyum lebar.
"Main," jawab nya santai. Ve mengerang kesal.
"Oh " respon Ve cuek. Kemudian ia langsung melangkah menuju tangga mengabaikan Keynal yang berdecak kesal.
"Udah kak, kak Ve emang gitu. Cuek. Ayo kita main lagi " ujar Aaron kembali menarik Keynal agar kembali duduk bersamannya.
Keynal mengangguk dan kembali ikut bermain dengan Aaron.
"Kakak suka ya sama kak Ve ?"
"Eh, tau dari mana ?"
"Keliatan kali kak, "
"Oh.. ya gitu deh. Tapi, Kakak loe ya gitu. Susah ngedeketin nya. Cuek mampus. Gue udah nembak lima kali. Lima - lima nya di tolak " ucap Keynal dengan ekspresi berubah - rubah. Aaron yang mendengarnya langsung tertawa.
"Hahah.. harap bersabar, ini ujian.. hahaha. " ujar Aaron menepuk bahu Keynal.
Keduanya kembali fokus pads game mereka.
Sedangkan Ve di dalam kamar, ia baru saja selesai membersihkan diri. Dengan santai mengeringkan rambut. Dan menyisir nya dengan rapi. Ve mengenakan pakaian rumahan. Hanya t shirt polos longgar dan short pants setengah paha nya.
Setelah selesai, Ve keluar kamar karena merasa perut nya lapar.
Ia menuruni tangga dan melihat Keynal dan Aaron kini sedang merakit gundam di tengah ruangan yang luas.
Ve mengabaikan nya. Ia langsung melangkah ke dapur.
Keynal yang melihat itu hanya mendengus malas.
Hingga Mama Papa nya Ve pulang dan menyapa Keynal dengan ramah.
"Lho, kamu masih di sini ? Ve belum pulang emang nya ?" Ucap Teguh Mahendra, papanya Veranda.
"Eh. Iya Om, Ve udah pulang kok. Ini saya lagi nemenin Aaron rakit gundam nya " jawab Keynal dengan sopan.
"Iya, Pah,Mah. Kak Keynal di cuekin sama Kakak. Jadi, aku minta temenin aja main nya " jawab Aaron melirik kakaknya yang baru keluar dari dapur dengan piring berisi nasi dan lauk.
"Suruh pulang aja, aku gak minta dia datang " ucap Ve duduk santai di sofa depan Tivi.
"Ve.. gak boleh gitu. Keynal tamu lho " tegur Vita, Mamanya Veranda.
"Gak.apa kok Tante. Udah biasa " jawab Keynal sama sekali tidak tersinggung. Vita dan Teguh hanya tersenyum tidak enak.
"Yaudah, lanjutin aja lagi. Om sama Tante permisi dulu " ucap Teguh berpamitan. Keynal mengangguk dan kembali melanjutkan kegiatan nya dengan Aaron.
Ve yang sedang makan sambil menonton sesekali melirik pada Keynal. Laki - laki tampan itu tampak serius merakit gundam. Dan itu hal yang belum pernah di lihat Ve.
Sesekali Keynal menggerak - gerakkan kepala nya karena merasa pegal.
Hanya ada suara tivi yang terdengar. Aaron juga terlihat fokus merakit gundam bersama Keynal. Hingga suara ponsel Keynal memecah kan sunyi.
Ia langsung mengangkat nya.
"Ya, hallo Yo " sapa Keynal masih memperhatikan gundam yang hampir jadi di rakit nya.
"......."
"Eh, seriusan. ? Loe di mana ?" Ujar Keynal. Kini fokus nya mulai beralih pada orang di sebrang telfon.
"...... "
"Ohh.. yaudah. Gue ke sana deh. Iya.. ya.. tungguin ya " ucap Keynal. Ia kemudian memutuskan sambungan telfon dan beralih pada Aaron.
"Ron, kayak nya gue harus pamit deh "
"Oh.. yaudah gapapa kok. Kak. Ini biar aku yang selesain. " jawab Aaron mengerti. Keynal pun tersenyum manis, ia mengacak lembut rambut Aaron seperti adik nya sendiri.
"Ve, aku pamit ya "ucap Keynal berdiri dari duduknya di lantai.
"Hm " respon Ve cuek.
"Kak, anterin kenapa ? Cuek banget sama temen sendiri "
"Siapa? Dia bukan temen " jawab Ve datar.
"Iya, Ron. Bukan temen. Tapi calon Ayah anak - anak " jawab Keynal membuat Aaron tertawa. Dan Ve menatap tajam. Membuat Keynal meringis.
"Yaudah, aku pulang ya. Bilang ke Papa Mama juga. Aku balik " ujar Keynal dengan lembut pada Ve.
"Kak, anterin " ujar Aaron lagi. Membuat Ve berdecak dan dengan terpaksa ia bangun. Keynal memberi jempol pada Aaron.
Keynal pun mengikuti jalan Ve keluar rumah. Menuju motor Keynal.
"Btw, kamu dari mana aja. Kok malam banget pulang nya " tanya Keynal sebelum ia mengenakan helm fullface nya.
"Bukan urusan loe. Sana pulang " jutek Ve.
"Ya Allah.. jutek banget sih. Kan aku cemas. Kamu belum pulang tadi " ujar Keynal cemberut. Membuat Ve memutar matanya dengan malas.
"Dih.. gitu. Selalu deh.. " ucapnya lemas. "Yaudah. Aku pulang dulu. Sampai ketemu besok di sekolah calon ibu dari anak - anak ku "
"Ck.. pulang gih. Jijik gue denger nya, Nal " decak Ve frustasi membuat Keynal malah terkekeh.
"Jangan gitu, nanti kangen sama aku. Hahaha.. "
"Keynal!!"
"Iya. Iya. Pulang nih. Kamu istirahat yang cukup. Jangan sakit. Entar aku sedih. Kamu sakit gak masuk sekolah. Aku kan jadi gak semangat sekolah nya. "
"Pulang atau aku siram nih " ancam Ve akan mengambil selang air.
"Hahaha.. iya. Iya. Kamu lucu ngegemesin kalau marah - marah gitu. Haha.. " ujar Keynal memakai helm nya.
"Pamit ya, salam buat Mama Papa. Bilang calon mantu pulang dulu. " ujar nya lagi. Ve mendengus dan langsung berbalik untuk masuk ke rumah. Keynal masih terkekeh, ia pun menyalakan motornya dan melajukan dengan santai keluar dari halaman rumah Ve.
Kedua nya selalu saja seperti itu. Keynal yang bebal dan tahan banting akan sikap Ve padanya.
Entah sampai kapan Keynal akan bertahan dan memeperjuangkan hati nya.
To Be Continue.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments