2 - JEEHAN VERANDA MAHENDRA

Suasana kantin hari ini hampir selalu sama. Selalu di penuhi oleh siswa dan Siswi jika jam istirahat. Suasana riuh selalu dapat di lihat dari luar kantin.

Di koridor masuk, empat sekawan sedang nongkrong di bangku panjang yang ada di dinding koperasi sekolah.

Keempatnya terlihat bersenang menyapa sesekali mengganggu atau meledeki beberapa siswa yang lewat.

Apalagi Keynal, di antara ketiga teman nya yang lain suara nya lah yang paling nyaring terdengar. Suara tawa nya selalu terbahak.

Sampai beberapa siswa lain yang di dalam kantin menoleh keluar karena tawa Keynal memang selalu jadi pusat perhatian.

Dari ujung koridor, tiga siswi berjalan dengan langkah santai dan angkuh. Banyak suit - suitan yang terdengar ketika mereka lewat. Tapi, saat ketiga nya menoleh semua dengan kompak menunduk atau menghindari tatapan mereka. Membuat Shania, Ve dan Naomi hanya mendengus malas.

Jelas saja, karena semua siswa hanya berani mengagumi mereka dalam diam. Apalagi seorang Jeehan Veranda Mahendra. Yang terkenal dengan julukan Princes es. Sikap dingin dan tidak sama sekali menunjukkan sikap ramah pada lawan bicara. Apalagi jika, lawan bicara nya orang yang hanya mencari perhatian nya.

Walau sebenarnya Ve dan dua teman nya, sahabat tepat nya. Mereka baik, dan sopan jika berbicara junior. Atau guru. Ketiga nya juga bukan cuma hanya modal tampang, bukan hanya cewek yang jago dandan dan memamerkan harta orang tua saja. Tapi, ketiga nya juga mempunyai otak cerdas.

Shania, si gadis tinggi dengan tubuh seksi nya. Ia pernah memenang kan juara cerdas cermat tingkat Nasional bersama Veranda. Mengharumkan nama sekolah mereka. Ia juga sekertaris Osis.

Naomi, gadis dengan tatapan dingin seperti Ve ini. Juga pernah membawa cherleaders sekolah dalam ke juaraan nasional. Dan ia juga jadi perwakilan pertukaran pelajar ke jerman setahun yang lalu. Ia juga kapten tim basket putri.

Dan, Veranda. Si ketua Osis. Gadis yang nama nya selalu tersohor di SMA Pelita. Bahkan sampai keluar sekolah juga tau Veranda. Si gadis yang menjadi ketua Osis, ketua fotografi dan juga anggota tim basket putri sama seperti Naomi dan Juga Shania. Prestasi Veranda memang tidak perlu lagi di ragukan. Bahkan baru sebulan yang lalu ia baru saja menjuarai debat bahasa inggris tingkat nasional. Dan seminggu yang lalu, hasi foto nya memenang kan kejuaran se jabodetabek.

Dan tiga - tiga sama - sama anak basket putri pelita.

Tapi, untuk hari ini tentu bukan mereka yang menjadi hot topik. Khusus hari ini Farish mengambil tranding topik di Pelita. Si badboy dari SMA swara. Yang nama dan populeritas nya terkenal dengan sifat badboy nya.

"Btw, Key. Sekarang loe gak lagi jadi cowok paling ganteng di sekolah " ucap Mario setelah lelah bernyanyi tidak jelas. Ia duduk di samping Keynal yang sedang mengetuk bangku.

"Eh.. emang gue paling ganteng ya selama ini. ? Tapi.. percuma gue paling ganteng kalau Ve masih nolak cinta gue " ujar Keynal.

"Hahaha.. iya juga ya. Haha " tawa Boby pecah. Keynal hanya terkekeh sendiri.

"Tuh, panjang umur, " ucap Dyo mengindik dagu ke arah koridor. Di mana Ve dan dua sahabatnya sedang berjalan menuju kantin.

Senyum Keynal semakin merekah lebar. Bahkan saat Ve akan melewati nya dengan cepat ia berdiri dan menghalangi jalan Veranda. Membuat Ve menatap tajam padanya.

"Mau ke kantin ya, bebeb nya A' Key. " ucap Keynal pada Ve.

"Bebebbbb... " seru Dyo dan Mario memecahkan tawa Boby seketika.

"Woy sadar woy.. baru kemarin loe di tolak lagi.. hahahahah " ucap Boby semakin meledek. Tapi, bukan Keynal namanya jika mudah tersinggung. Laki - laki tengil itu hanya mendelik lalu kembali tersenyum, eh. Lebih tepatnya nyengir bodoh di hadapan Veranda.

"Keynal, sayang. Tolong minggir. Kita - kita pada laper pengin makan. Ve lagi PMS. Loe mau di libas badai .. hm ?" Ujar Shania yang memang mulai jengah dengan sikap bebal nya Keynal.

"Ck.. apa sih Shan. " ujar Keynal, ia memutar bola matanya pada Boby. "Bob, mantan terindah loe nih.. " delik nya membuat Shania mengerang kesal. Ia langsung memukul bahu Keynal dengan keras.

"Aww.. gila. Pukulan loe kuat banget. Ckck " ujar Keynal meringis mengusap bahu nya.

"Jadi, cowok lemah banget loe " gumam Naomi membuat Keynal cemberut. Membuat beberapa siswi menatap gemas.

"Ve, temen kamu tuh. Masa kamu diam a..... " ucapan Keynal terjeda begitu saja. Saat Farish melewati mereka dengan santai dan tatapan tidak perduli nya. Ia bahkan sempat menabrak bahu Keynal membuat cowok itu sedikit mundur.

"Ya ampuunn.. Farish cool banget ya.. "

" Farish kok ganteng banget sih..."

"Aaaa.. Farish aku padamuuu "

.

Dan mulai lah bisik - bisik penuh pujian terdengar. Dan semua mata mengarah pada Farish yang memasuki kantin. Tidak terkecuali geng somplak dan Veranda.

"Waahh.. tuh anak cari masalah. Dia baru aja nabrak gue !" Ucap Keynal tidak terima.

"Dyo! " ucap Keynal membuat Dyo tersentak.

"Eh.. Nal.. kalau sama yang ini. Mending kita mundur deh " ujar Dyo menggaruk belakang telinga nya.

"Iya, Key. Mending kita gak usah deh cari masalah sama Farish " dukung Mario. Membuat Keynal menatap tidak percaya. Mukanya cengo melebihi Hamids adik nya Boby. Ia melirik pada Boby yang sudah angkat tangan.

"Payah banget sih. Sama dia doang takut. " dengus Keynal. Ia menatap remeh pada tiga teman nya. Lalu berbalik akan menyusul Farish. Tapi, seseorang lebih dulu menarik kerah leher seragam Keynal.

"Hehe.. enggak kok. Hehe. Iya. Iya. Gak boleh ribut atau berantem di sekolah.. tau kok. Sayang " ucap Keynal, karena Ve lah yang menarik kerah seragam nya.

Shania dan Naomi hanya terkekeh geli melihat sikap patuh Keynal. Memang hanya pada Ve lah Keynal patuh dan bertekuk lutut.

Ve hanya menatap jengah, lalu tanpa menanggapi ucapan Keynal, ia langsung melangkah melewati Keynal begitu saja.

"Sabar, bro. Kan sabar itu gak ada batas nya " ucap Dyo menepuk bahu Keynal yang lagi - lagi di abaikan oleh Veranda.

"Apalagi sabar dalam meluluh kan hati mbak Peranda " timpal Boby.

***

Veranda baru saja menyelesaikan tugas di perpustakaan. Ia kini berjalan menyusuri koridor sekolah. Dan menuju parkiran mobil belakang. Karena memang ia selalu memarkirkan mobil di parkiran belakang.

Ve memicing matanya pada Farish yang baru saja keluar dari gedung lama. Berjalan dengan santai dengan rokok terselip di bibir. Tiga siswa yang Ve yakin bukan siswa sekolah nya. Sedang duduk menunggu Farish di atas kap mobil lamborgini milik Farish.

Ve tidak langsung masuk ke dalam mobil saat melihat tiga siswa asing dengan penampilan urakkan membawa tongkat Baseball. Dan saat Farish mendekat langsung melayangkan nya pada Farish. Membuat Ve kaget.

" arggh.. " Farish mengerang. Tapi, ia saat Daren kembali akan melayang kan tongkat itu. Farish kini menahan nya. Dan langsung menendang Daren. Perkelahian pun tidak bisa terhindarkan. Tiga lawan satu. Tapi, tidak begitu sulit untuk seorang pemegang sabuk hitam dalam karate seperti Farish.

Veranda melihat sendiri bagaimana Farish melibas ketiga nya tampa ampun. Ia hanya menonton dengan tatapan datar. Sama sekali tidak takut atau kagum. Malah terkesan meremehkan. Apalagi saat Farish berhasil melumpuhkam ketiga nya. Membuat Daren dan dua antek nya kabur. Ia kini menatap ke arah Ve. Memicing matanya dengan tatapan datar. Kemudian sudut bibir nya tersungging pada Ve.

Lalu melangkah menghampiri Ve yang masih berdiri di samping mobil nya. Dengan pintu kemudi yang sedikit terbuka.

"Hai.. princes. Gimana ? Loe kagum sama gue sekarang ? " tanya Faris dengan nada datar. Bukan sama sekali untuk sombong. Ve balas menatap datar pada Farish.

"Loe tenang aja, SMA pelita bakal aman kok. Kalau ada gue " ujar Farish lagi.

"Dengar" ucap Ve akhir nya membuka suara. "Selama ini SMA Pelita tidak pernah terlibat tawuran. Tapi, jika besok mereka datang lagi ke sini. Setidak nya, gue tau siapa yang harus jadi tersangka " ucap Ve datar. Farish tersenyum, ia mengindikkan bahu nya dengan cuek.

Ve langsung masuk kedalam mobil. Duduk di balik kemudi. Farish menyingkir saat Mobil itu melaju begitu saja.

Ia tersenyum memandangi mobil Ve yang semakin menjauh. "Menarik " gumam nya.ia pun kembali ke mobil nya.

***

Suara musik jazz terdengar keras di dalam sebuah bilik kamar yang ada di dalam rumah mewah.

"Farish ternyata fans nya banyak juga ya? Walau badung - badung gitu. " ucap Shania yang sedang ngestalk instagram nya Farish di laptop nya. "Kebanyakkan cewek lagi " lanjut Shania.

Naomi yang duduk di lantai dekat kaki tempat tidur ikut melirik pada laptop Shania. "Ganteng gitu soal nya " celetuk nya sambil mencemil chiki yang ada di tangan.

Cklek

Veranda keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut sedikit basah. Ia sudah mengganti seragam dengan kaus rumah. Berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambut nya.

"Tapi Badboy " ucap Shania menghela napas.

"Yee. Jangan salah, justru yang badboy itu yang paling menantang "

"Yee. Apanya yang paling menantang. Contoh nya udah di depan mata ya "

"Siapa? Keynal ?" Shania mengangguk. Ve hanya melirik kedua sahabatnya dari cermin. Sama sekali tidak ada ke inginan untuk menimpali.

"Yee.. Keynal itu badboy nya nanggung tau gak " ujar Naomi mendelik. "Tuh cowok, bebal, muka tembok. Ganteng sih, tapi tuh anak tengil banget. "

"Tapi, cewek di sekolah kita banyak kok yang suka sama dia "

"Lagian Keynal sama geng nya itu enggak bisa di bilang badboy juga. Keynal gak pernah bikin rusuh. Gue gak pernah dengar dia terlibat perkelahian atau tawuran. Bahkan tuh cowok kelihatan anteng aja. "

"Iya sih. Gue heran kenapa anak - anak pada takut sama dia." Ucap Shania berfikir kini ia memulai mengestalk instagram Keynal.

"Bukan takut, tapi segan. Keynal gitu - gitu baik kok. Buktinya dia mau bantuin pak Iman bersihin sekolah hampir tiap pagi "

"Yeee.. itu karena hampir tiap pagi dia telat . " ujar shania mendelik. Naomi hanya tertawa melihat nya.

"Lagian, gue heran. Keynal kurang apa ya. Kok loe sampe nolak dia lima kali. Lima kali lho Ve. " ujar Naomi kini beralih pada Veranda.

"Iya nih. Gue aja yakin banget kalau Keynal beneran suka sama loe "

"Apa sih. Kalian kok jadi nyanjung - nyanjung dia gitu. Tadi kayak nya kalian lagi ngomongin Farish deh. Kok malah jadi cowok bebal itu di bawa - bawa " ujar Ve memutar bola mata nya malas.

"Ya, kita penasaran aja Ve. Loe beneran gak suka sama Key. ?"

"Enggak!"

"Serius?"

"Kenapa gue harus suka sama si biang onar itu ?" Tanya Ve frustasi dengan dua sahabat nya itu.

"Ya.. bukan gitu. Cuma, sayang aja cowok seganteng Keynal di anggurin gitu aja " ucap Shania yang di angguki oleh Naomi.

Ve memilih diam. Ia tidak ingin lagi menanggapi mereka berdua memilih memainkan ponsel nya.

***

Malam ini seperti malam yang sudah - sudah. Farish dan tiga teman nya selalu menghabiskan malam minggu dengan nonhkrong di arena balapan liar.

Farish tampak duduk di atas kap mobil nya dengan menghisap rokoknya. Tiga teman nya sedang berdiri di hadapannya membicarakan taruhan untuk malam ini.

"Gue sih santai aja. Angka mah gak masalahm gue yakim Farish pasti menang " ujar Miko dengan sombong.

"Yee.. gue tau. Tapi malam ini Marsel ikut main "

"Kenapa emang kalau dia ikut main ?" Tanya Farish membuka suara.

"Ya, enggak sih. Cuma Marsel juga gak bisa di anggap remeh juga. " ucap Arya menoleh pada gerombolan di sudut lain.

"Dia doang. Ini " ucap Farish dengan enteng. Lalu ia membuang puntung rokoknya dan beranjak karena balapan akan di mulai.

Lima mobil dengan type yang berbeda - beda. Namun, jelas sudah di desian untuk mobil balap. Kini sudah berbaris sejajar di garis start.

Farish tampak duduk tenang dan santai di balik kemudi nya.

Seorang wanita dengan pakaian minim sudah berdiri di hadapan mobil itu. Dan bersiap untuk memulai nya.

Tapi, sepertinya malam ini mereka harus menunda balapan itu. Karena dari jauh terdengar sirine mobil polisi.

"Sial!" Umpat Farish dengan geram. Dan langsung mengegas mobil nya dengan cepat untuk pergi dari tempat itu. Begitu juga dengan yang lain nya. Semua berpencar menyelamatkan diri dari polisi yang semakin mendekat.

Mobil Farish mulai melaju santai saat memasuki jalanan perumahan elit.

Sesekali ia mengecek sepion untuk memastikan kalau polisi tidak lagi mengejarnya.

Ia berdecak kesal di balik kemudi. Dan akan kembali menginjak gas untuk menambah kecepatan namun ia harus kembali menginjak rem dengan cepat.

Brak !

"Sial " umpat Farish lagi saat mobil nya tidak sengaja menabrak mobil suv hitam yang di depan nya. Mobil Farish langsung berhenti saat mobil di depan berhenti. Ia tidak berniat turun sekedar minta maaf. Memilih duduk diam di balik kemudi memperhatika pintu kemudi mobil di depan dan turun seorang gadis remaja. Yang entah kenapa langsung membuat kedua sudut bibir nya tertarik berlawanan membentuk sebuah senyuman.

Gadis remeja itu berjalan mendekat dengan muka datar dan tatapan tajam. Farish menurunkan jendela mobil ketika gadis cantik remaja itu mengetuk kaca mobilnya.

"Loe !"

Farish hanya tersenyum tipis melihat muka datar tanpa ekspresi gadis cantik bak seorang bidadari tanpa sayap itu.

To Be Contuneu............

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!