Episode 4

"Assalamu'alaikum, " teriak Yanti memasuki pintu rumah bibinya yang terbuka lebar siang itu.

Di ruang tamu tidak ada orang, Yanti terus masuk ke ruang tengah.

"Waalaikumsalam, tidak bisa pelan sedikit suara kau tu Yanti, pekak telingaku dengar suara cempreng kau tu, " bibi Nurhalimah datang dari arah dapur dengan sekantong besar kue kering yang baru saja di goreng.

Yanti tersenyum lebar mendengar umpatan bibinya yang memang terkenal bermulut pedas, seperti cabe rawit yang sering kali di makan oleh bibinya itu ketika hilang selera makannya.

"Pintu depan terbuka lebar banget Bi, orang tidak ada, bisa merdeka maling masuk ngambil uang Bibi yang di bawah bantal itu, " kata Yanti menggoda bibinya yang berwajah masam.

"Kerjaan si Ira lagi tuh, main tapi pintu tidak ditutup, " kata bibi Nurhalimah kembali berjalan menuju dapur yang sangat luas.

Yanti mengambil posisi duduk di hadapan kue kering yang baru saja siap di goreng. Ikut membantu membungkus ke dalam plastik yang lebih kecil.

Beberapa ibu dan gadis muda sudah duduk di sana, mereka tetangga sebelah rumah bibi Nurhalimah yang membantu di sana. Tentu saja dibayar. Bibi Nurhalimah membayar mereka perminggu, lumayan buat tambah-tambah uang belanja.

Yanti melirik ke arah dapur yang hawanya lebih panas. Rosa duduk di sana berhadapan dengan wajan besar, yang penuh dengan minyak panas untuk menggoreng kue kering yang sudah dicetak.

Yanti berpikir bagaimana caranya untuk bisa mendekati Rosa. Bibinya sedang sibuk dengan bungkusan kue yang akan segera diambil oleh pembeli. Tidak enak hati kalau ia yang baru saja duduk sudah beranjak pergi walaupun cuman ke dapur yang lebih kecil.

"Yanti, nanti kalau kau sudah tamat sekolah, bantu bibi di sini ya, bibi ajari kau semuanya, sampai sukses seperti bibi kau ni, " ucap bibi dengan tangan masih sibuk menyusun bungkusan kue.

"Aku kuliah Bi, seperti kak Eva, " jawab Yanti singkat.

"Apanya yang bagus dengan kuliah tu, tidak akan punya uang banyak, " kata bibi lagi.

"Yang penting keren Bi, bergaya dan wangi, tidak kucel dan bau asap, " celetuk Yanti bertepatan dengan masuknya Rosa mengantar kue yang baru saja digoreng.

"Aku juga mau kuliah nanti Mak, seperti kak Eva, " ucap Rosa mengusap keringat di wajahnya.

"Selesaikan dulu gorengan itu Rosa, seperti orang kaya lagak kau tu, pakai kuliah segala, " ujar bibi Nurhalimah tidak senang.

"Keluarga Yanti kan nggak kaya, tuh bisa kuliah si Eva mak Nurhalimah, " kata Upik tetangga bibi yang ikut membantu membungkus kue kering.

"Ntah lah, mana ku tau, " ujar bibi bangkit menuju ruang tamu, karena si pembeli kue sudah datang menjemput.

Rosa memanggil Yanti untuk mendekati nya. Yanti bergegas sebelum bibi kembali dari depan.

"Tumben kau yang kepanasan begini, mana kak Caca? " Tanya Yanti heran, karena biasanya yang berhadapan dengan penggorengan besar ini adalah kak Caca, anak tertua bibinya.

"Lagi belajar, di rumah nenek Deram, kan bulan depan mau nikah, " jawab Rosa sambil tanganya mengaduk isi penggorengan besarnya.

"Benarkah? siapa calonnya kok nggak pernah cerita kalau kak Caca punya pacar, " ujar Yanti penuh semangat.

"Dijodohkan, minggu lalu kak Caca pergi ke kampung sebelah. Ternyata di sana sudah ada calonnya itu, " kata Rosa lagi.

"Ooh, ganteng nggak?, kerja nya apa? " tanya Yanti penasaran.

"Nggak tau, kan cowoknya lewat doang, namanya juga ngeliat calon, ternyata dia suka. "

"Kak Caca yang dilihat? terus nggak kenalan gitu?, kok seperti kambing ya, "

"Ya memang begitu kan Kak, dari dulu, dulu lagi, "

"Kok aku merasa nggak Terima ya,? "

"Sttt, ada emak tuh, ntar kita lanjut, " Rosa melirik emaknya yang sudah selesai dengan pembeli.

"Oya hampir lupa, kak Eva pinjam kemeja putih sama rok hitam. Besok mulai kerja dia, " kata Yanti pelan.

"Ya, bentar lagi juga kelar ini, " Rosa mulai mengangkat kue kering dari wajan yang super besar.

Cukup memakan waktu lama hingga Rosa menyelesaikan tugasnya di dapur yang kecil itu. Setelah itu ia membawa Yanti menuju kamarnya.

Rosa mengambil kemeja dan rok hitam dari dalam lemarinya dan memberikannya pada Yanti.

"Kak Eva keren ya kak, baru tamat sudah dapat kerja, " ujar Rosa sambil duduk di atas ranjangnya.

"Ya begitu lah, " jawab Yanti merasa sangat beruntung punya ayah yang bisa mengatur di mana anaknya bekerja.

"Kak Yanti juga mau kuliah? " Tanya Rosa penuh minat.

"Iya, biar pintar dan nggak dibodohi sama orang lain, " jawab Yanti asal.

"Terus nanti mau bekerja di mana? " tanya Rosa lagi.

"Ya jadi guru seperti kak Eva, " jawab Yanti bangga.

"Ooh guru, kata emak guru gajinya kecil nggak cukup untuk menghidupi keluarga, " kata Rosa lagi ingin mendengar penjelasan dari Yanti.

"Perempuan bagusnya jadi guru, aman dan nyaman, setiap anak murid libur semester, kita bisa ikut libur juga, soal gaji mah kan nanti ada suami yang menanggung biaya hidup, gaji kita mah utuh masuk kantong sendiri, " jawab Yanti asal dan tidak yakin juga pada jawabannya.

"Oh begitu ya kak, " ucap Rosa merasa takjub.

"Sudah ya, aku harus pulang kak Eva menunggu, " Yanti keluar dari kamar Rosa diikuti oleh si pemilik kamar.

"Apa itu yang kau bawa Yanti? " tanya bibi Nurhalimah yang ternyata sedang duduk bersender di sudut ruang tengah, sedang menikmati makan siang atau makan sorenya.

"Itu mak, kemeja dan rok buat kak Eva bekerja besok, " jawab Rosa tanpa bisa dihalangi oleh Yanti.

"Tuh kan, dari awal udah modal minjam, bagaimana kedepannya, hadeh..., " bibi Nurhalimah melanjutkan makannya tanpa perduli pada anak dan keponakannya.

Yanti merasa kesal, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin sekali mengembalikan pakaian itu pada Rosa, tetapi bagaimana dengan kakaknya besok.

"Ya sudah Bi, Rosa aku pulang dulu. "

Yanti berlalu dengan hati berasa diiris sembilu. Bibi Nurhalimah terlalu merendahkan keluarga mereka. Namun, bila berhadapan dengan ayahnya bibi bisa bermulut manis.

"Mak, aku mau kuliah juga nanti. "

Yanti mendengar kata Rosa pada emak nya. Yanti sengaja berhenti untuk mendengar pembicaraan ibu dan anak itu.

"Untuk apa, ujung-ujungnya juga nanti kau ke dapur juga, urus suami dan anak. "

"Aku nih jelek Mak, hitam, gendut, tubuhku belang seperti ular karena tersiram air panas beberapa waktu yang lalu, apa Mak lupa? Kira-kira ada nggak laki-laki yang mau sama aku? "

"Mak mu ini juga jelek, tapi bisa menikah empat kali. "

"Iya, tapi kan sekarang emak sendiri nggak ada suami. "

"Diam kau, jangan kurang ajar kau sama Mak kau ni, mau jadi anak durhaka kau Rosa? "

Yanti tertawa ngakak mendengar perdebatan emak dan anak itu. Suasana hatinya kembali menjadi cerah. Dengan berdendang ia berlari kembali pulang. Sudah cukup lama, pasti nanti kakak ngomel sepanjang jalan kenangan yang tidak terlupakan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

gini klu ular🙄🙄

2024-05-13

0

Amelia

Amelia

tuh mulut jangan ember bs egk sih 😵‍💫

2024-05-13

0

Artini

Artini

semangat

2022-01-29

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!