Episode 5

Pagi itu hari pertama bagi Eva menjadi guru honor di sebuah SMA Negeri di desa sebelah. Tentu saja atas bantuan dari sang Ayah.

Namun, sesuai pesan Ayah, kalau beliau hanya bisa mengarahkan, selanjutnya itu menjadi tanggungjawab diri sendiri.

Kalau beruntung dalam waktu satu atau dua tahun bisa menjadi guru tetap. Tetap harus melewati ujian CPNS. Bedanya, keterangan sebagai guru honorer sekian lama akan menjadi prioritas.

Soal gaji, di abad sekarang ini, guru memang termasuk di daftar pekerjaan yang tidak diminati. Karena gaji yang terbilang kecil.

Namun, siapa tahu ke depan nya dunia berubah. Guru akan menjadi idola bagi setiap pencari pekerjaan.

Eva berangkat dengan penuh semangat, ia akan mengerahkan seluruh ilmu yang telah ia dapat selama ini di bangku kuliah.

Eva berjalan ke arah ilir, karena angkot yang lewat penuh oleh penumpang yang umumnya anak sekolahan.

Jangan sampai terlambat aku, ini hari pertama. Bisik Eva melirik kembali ke arah belakang siapa tahu ada angkot yang terlihat dari ujung jalan.

Tak terasa kakinya melangkah hingga ke rumah bibi Nurhalimah. Banyak adik-adik sepupunya juga di sana yang sedang menunggu angkot.

"Wah kak Eva cantik banget, " Ujar Mariana terpukau menatap Eva yang berbeda dari hari biasanya.

"Ya iyalah kan udah jadi ibu guru, " timpal Rosa dengan bangga, karena Eva adalah kakak sepupunya, sedangkan Mariana sepupu dari keluarga nenek lainnya, hubungan kekeluargaan mereka terbilang jauh.

"Loh kata Emak kak Eva hari ini pakai kemeja putih dan rok hitam punya kak Rosa, kok ini lain? " Tanya Ira adik Rosa yang langsung disikut oleh Rosa.

"Oh itu, bukan untuk mengajar, tuh ada angkot lewat, yuk semoga semua bisa naik, " ucap Eva sambil berpikir kenapa Ira dan emaknya bisa tahu, kan sudah dipesankan pada Yanti agar mereka berdua tidak tahu, bisa kacau urusannya kalau biang gosip ini tahu hal itu.

Di bagian ilir terdapat beberapa rumah. Kehidupan mereka terbilang berada, karena memiliki saudara di rantau yang rutin mengirimkan uang untuk keluarga mereka.

Namun, soal pendidikan mereka tidak terlalu mengutamakan nya. Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, yang laki-laki berangkat ke tanah seberang untuk berdagang. Sedangkan yang perempuan menunggu dicarikan jodoh oleh keluarganya.

Itulah perbedaan keluarga Eva dengan keluarga lainnya di kampung itu. Baru Eva yang berhasil mencapai gelar sarjana, perempuan pula.

Sebagai orang berbeda aliran pandangan hidup, tentu Eva merasakan tekanan berat. Sebagai anak tertua Eva harus memberikan teladan yang baik untuk adik-adiknya, juga untuk orang sekampung nya.

Eva sudah memiliki mental yang kuat semenjak usianya masih muda. Salah satunya karena ibunya yang mengalami gangguan jiwa, sehingga urusan rumah sudah ia ambil alih semenjak Hera masih bayi.

Saat Eva sampai di SMA desa sebelah, ia langsung menuju ruang kepala sekolah.

Bersyukur, ia kenal dengan bapak kepala sekolah yang ternyata adalah teman ayahnya.

Setelah bertemu dengan bapak Malik kepala sekolah, Eva di antar keruangan guru dan diperkenalkan sebagai guru honorer baru.

Ternyata sebagian besar dari Guru-guru itupun dikenal oleh Eva. Karena selama ini kalau ada kegiatan yang harus dihadiri oleh ayahnya, maka Eva yang menemani ayahnya.

Hari pertama Eva di sekolah hanya diisi dengan perkenalan. Baik dengan guru maupun dengan murid-murid.

Ketika jam pelajaran selesai, Eva di panggil lagi ke ruang kepala sekolah.

"Eva, ini tolong antar kan ke kantor ayahmu, mumpung masih siang kamu berangkat sekarang ya, " Pak Malik memberikan beberapa dokumen dengan map coklat.

"Ya pak, saya permisi, " Eva pergi dengan map coklat dari bapak Malik kepala sekolah tempat ia mengajar.

Beruntung kali ini Eva dapat tumpangan naik motor dari pak Ahmad salah seorang guru yang mengajar di SMA ini. Kebetulan arahnya sama dengan kantor ayah Eva. Jadi tidak perlu menunggu angkot yang pasti penuh oleh murid yang baru saja pulang.

Eva turun di depan kantor ayahnya, sedangkan pak Ahmad meneruskan perjalanan nya menuju perumahan yang berjarak beberapa kilometer lagi.

Eva cukup kenal dengan orang-orang di kantor ayahnya. Tentu saja karena seringnya Eva datang menemui ayahnya.

"Eva, mau ketemu Ayah? " tanya ibu Sarah salah satu staf di kantor itu.

"Iya Bu, apa ada ayah di dalam Bu? " Tanya Eva dengan sopan.

"Ada sih, tetapi sedang ada tamu, tunggu saja sebentar ya, " ucap bu Sarah mempersilakan Eva untuk duduk di deretan sofa yang memang di peruntukkan buat tamu, atau pegawai yang tengah bersantai. Apa ada pegawai yang santai? entahlah 😁

Ayah Eva memiliki ruangan sendiri, itu menunjukkan bahwa ia memiliki jabatan di kantor itu. Jabatan yang seringkali membuat rumah Eva banyak dikunjungi, oleh teman, kerabat, kenalan bahkan oleh orang yang tidak dikenal sekalipun.

Eva duduk dan sempat memikirkan siapa tamu ayahnya kali ini. Apa orang itu minta tolong untuk pindah tempat mengajar agar lebih dekat dari kampung nya, seperti tante Feni dulu? Tamu ayahnya tidak jauh dari masalah seperti itu.

Ketika pintu ruang ayahnya terbuka, Eva cukup tertegun. Sesaat tatapannya bertemu dengan tatapan si tamu yang baru saja keluar dari ruangan ayahnya.

"Hai Eva, " tegur Zainudin yang baru saja keluar dari ruangan pak Ibrahim kaget dan buru-buru menyimpan sesuatu kedalam tas ranselnya.

"Eva, silahkan masuk, " bu Sarah menyadarkan Eva pada tujuan utamanya.

"Ya Bu, terimakasih, " ujar Eva bangkit dan memberi tatapan tajam pada orang yang baru saja keluar dari ruangan ayahnya.

Eva menyerahkan titipan bapak kepala sekolah dengan cepat dan segera pamit pada ayahnya yang terlihat masih sibuk dengan kerjaannya.

Eva berlari mengejar seseorang yang membuat pikirannya tidak menentu. Namun, ia kecewa karena yang ia kejar sudah tidak kelihatan batang hidungnya.

Akhirnya Eva berjalan menuju halte terdekat. Namun, di warung kecil sebelah halte ia mendapat pemandangan yang membuat mata dan hatinya serasa terbakar. Eva mendekat perlahan dan sembunyi di punggung orang yang menuju ke warung itu juga.

"Berapa kau dapatkan uangnya Zainudin? "

"Seperti biasa bu. "

"Payah kau, kan ibu sudah bilang untuk minta tambah."

"Paman tidak bisa menambah bu, biaya hari-hari paman sudah cukup banyak. "

"Katamu? "

"Kata paman bu, "

"Ya sudahlah, ayo kita pulang. "

"Ini dia benalu yang selama ini menggerogoti ayahku. " Bisik Eva dengan hati yang sedih.

Ia ingin melabrak ibu dan anak itu, tetapi itu pasti akan menyakiti ayahnya. Zainudin itu ponakan ayahnya dan perempuan tadi adalah adik ayahnya. Entah hutang apa yang ayahnya miliki terhadap mereka, hingga setiap bulan ayahnya seperti ditagih hutang oleh mereka.

Eva terdiam duduk termenung dan mulai menangis sesenggukan.

"Hei paman, kau apakan istrimu? kalau bertengkar jangan di tempat umum paman, itu memalukan. "

Seorang siswa berpakaian putih abu menegur lelaki yang berada tak jauh dari tempat Eva duduk menangis.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Amelia

Amelia

kebiasaan ada aja yang seperti ini 😠😠

2024-05-14

0

zin

zin

Hadir kak 🥰

2024-02-16

1

Artini

Artini

semangat kaka

2022-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!