Bercerita

Setelah kami berkumpul di dekat obor yang masih menyala terang, kami malah kebingungan dalam menentukan siapa yang akan pertama bercerita.

"Hoi! Ayo mulailah, siapa yang mau bercerita duluan?"

Si pria berbadan kekar itu mulai menekan yang lain untuk bercerita duluan, namun yang lain termasuk aku masih terdiam karena bimbang.

"Umm... Baiklah, karena aku yang mengusulkan, maka aku yang akan mulai duluan yah"

Untungnya si perempuan berambut putih itu mengajukan dirinya, itu membuatku sedikit lega.

"Tapi, sebagai gantinya, aku akan menentukan urutan orang yang berikutnya. Dan orang yang berikutnya adalah orang yang berada di sebelah kiriku, kalian setuju?"

"Aku Setuju!"

Mendengar usulannya aku langsung setuju, karena aku berada di sisi kanannya, yang berarti aku akan menjadi orang terakhir yang bercerita, perjanjian yang tidak buruk. Dan kelihatannya yang lain setuju juga dengan usulan tersebut. Karena semuanya sudah setuju, perempuan itu mulai bersiap untuk menceritakan tentang dirinya.

"Baiklah, karena kalian sudah setuju aku akan mulai. Seperti yang kalian lihat aku adalah seorang albino, karena seluruh rambut dan kulit tubuhku berwarna putih..."

"Tunggu! Apa itu Albino? Sejenis makanan? Atau itu suplemen otot?"

Mendadak si pria berbadan kekar itu menyela cerita, dia sepertinya tidak tahu istilah albino, yah aku tidak pantas mencelanya, karena aku juga merasa asing dengan istilah albino.

"Oh! Maaf... Aku lupa menjelaskan tentang hal itu, aku lupa memperkirakan kalau kalian ada yang tidak tahu tentang istilah albino. Baiklah, albino itu adalah kata slang dari albinisme, albinism adalah sebuah kelainan yang menyebabkan kulit serta rambut di tubuh menjadi berwarna putih"

"Apa sebabnya?"

"Umm... Haha.. Aku ingin menjelaskannya namun itu akan sangat panjang, jadi lebih baik kita lupakan itu terlebih dahulu"

"Cih!! Yasudahlah, lanjutkan ceritamu"

Si pria itu nampaknya menyerah untuk terus bertanya, aku juga sebenarnya masih sedikit penasaran tentang albino. Namun, perkataan si wanita itu memang benar, jika dia terlalu banyak menjelaskan tentang albino, itu akan terlalu memakan banyak waktu.

"Baiklah, akan kulanjutkan. Aku menjadi albino karena turunan dari ibuku yang juga seorang albino, keluarga ibuku memang seorang albino sejak leluhur jauh kami. Dia menikah dengan ayahku yang seorang pria jepang. Dan aku diberi nama Yuki yang berarti" Salju" dalam bahasa jepang oleh ayahku karena kulit serta rambutku yang berwarna putih, dan sekarang aku berumur 24 tahun"

"Lalu? Apa ingatan terakhir yang kau ingat sebelum ada di tempat ini"

"Umm... Yang kuingat hanyalah saat aku pulang dari hotel setelah bekerja, selebihnya sudah tidak ada lagi"

Sial! Ingatannya tidak begitu berguna. P"ulang setelah bekerja di hotel? Pekerjaan apa yang dia lakukan? Dan kenapa dia bisa berakhir disini?" Pertanyaan itu berkecamuk dikepalaku. Aku mencoba memikirkannya karena siapa tahu ada sesuatu yang berguna dari ceritanya. Hingga akhirnya giliran orang yang disebelahnya untuk bercerita. Orang yang disebelah kirinya adalah si perempuan gemuk berkacamata.

"Ok, aku tidak akan banyak basa-basi. Namaku, Rosa, aku berumur 28 tahun. Dan ingatan terakhir yang kuingat adalah saat sedang dirumahku"

Ahhhhh!!!! Sial!!! Lagi-lagi informasi yang tidak berguna, siapa yang peduli saat dia sedang dirumahnya. Rasanya aku ingin mengumpat tapi aku sadar kalo aku tidak punya hak untuk itu karena aku tidak ingat tentang apapun, bahkan namaku sendiri.

"Giliranku bukan?"

Sekarang giliran si pria kasar berbadan besar itu, kelihatannya dia sudah menunggu-nunggu gilirannya karena dia tampak sangat senang.

"Ok... Ini akan sedikit panjang. Namaku, Rocky, umurku adalah 23 tahun. Aku adalah seorang atlet tinju jenius, aku seharusnya sedang berada di pertandingan gelar untuk menjadi juara dunia, tapi entah bagaimana aku bisa berakhir di tempat aneh ini. Hobiku adalah tinju, itu adalah sesuatu yang sudah kulakukan sejak saat masih kecil, semua orang selalu memujiku sebagai seorang jenius. Dan aku harusnya bisa menjadi juara dunia, tapi sepertinya aku dijebak ke tempat sampah ini. Menyebalkan, siapapun yang berani melakukan ini pastilah seorang bajing*n pengecut rendahan....."

Akh!! Sial! Aku muak mendengar ocehannya, dia sekarang malah mengumpat tentang kekesalannya, tentu saja kami semua kesal dengan situasi ini, bukan hanya dia saja, tapi dia malah mengumpat sendirian seakan-akan dia adalah yang paling menderita.

Heyy!!! Bung, disini ada orang yang bahkan tidak bisa mengingat namanya sendiri. Dan sepertinya yang lain juga mulai tidak sabar, terutama Rosa yang kelihatannya gemetar menahan amarah karena Rocky yang terus mengeluarkan umpatan kekesalannya.

"Bacot!!! Cukup sudah, kau pikir hanya kau yang kesal dengan situasi ini, kami disini semua juga kesal dan mencoba mencari jalan keluar. Dan siapa juga yang akan peduli dengan hobi dan reputasimu, disini kita semua sama-sama terjebak ok!!!"

Rosa meluapkan amarahnya karena tidak tahan dengan omongan Rocky yang kebanyakan hanya berisi tentang menyombongkan diri dan mengumpat kesal atas situasi ini. Dan Rocky sepertinya kesal karena ceritanya dipotong ditengah-tengah, dan sepertinya dia bersiap untuk mengamuk

"Dasar perempuan bermata empat sialan!!!! Kenapa kau selalu menggangguku hah? Diam saja dan jangan ganggu orang yang sedang bercerita dasar bodoh!"

"Kau yang bodoh!! Disini semuanya kesal jadi kau tidak perlu terus mengumpat, kau hanya membuat yang lain menjadi jengkel tahu!!"

"Bacot!!! Padahal perjanjiannya adalah bercerita dengan bebas, kenapa kau sekarang mendadak mengaturku hah?"

"Perjanjiannya hanyalah untuk menceritakan tentang diri masing-masing, bukan mengumpat dasar otak udang!!!"

Sial... Mereka mulai lagi, sepertinya ini tidak akan berjalan dengan lancar, aku harus bisa membuat mereka akur.

"DIAM!"

Yuki yang awalnya diam mendadak berteriak dan menyuruh mereka untuk diam, kami semua kaget karena dia mendadak berteriak.

"DIAM!! Jangan bertengkar, kita disini berada di kondisi yang sama, jangan memperumit hal ini lagi. Rosa, meski kau tidak senang dengan Cerita Rocky, kau tidak boleh asal memotong cerita orang, seperti itu. Rocky, jangan mengumpat terus, untuk saat ini kau adalah yang paling mudah, jadi hormati orang yang lebih tua darimu. Dan sekarang langsung beritahukan saja apa hal terakhir yang kau ingat"

Sedikit bentakan dan ceramah dari Yuki mampu membuat mereka mati kutu. Rasa Shock karena mendadak dibentak membuat mereka tidak bisa melawan. Mereka yang awalnya berteriak dengan kencang terasa menciut. Rockypun menyelesaikan ceritanya dengan hal terakhir yang dia ingat.

"Umm.... Uhuk... Uhuk... Baiklah, hal terakhir yang kuingat adalah saat aku sedang latihan di gym untuk persiapan pertandingan gelar"

Yahh.. Aku tidak begitu berharap dari orang semacam Rocky sih, jadi hal itu sudah kuduga. Dan sekarang giliran pria kurus berkacamata itu dan berikutnya adalah giliranku. Dia sepertinya mau mulai bercerita, tapi terlihat malu dan sangat canggung.

"Umm.. Jadi... Anu... Aku itu... Jadi...."

Dia malah mengoceh dan meracau dengan tidak jelas, kelihatannya dia malu dan bingung ingin berkata apa. Yang lain jadi kesal karena tingkahnya yang tidak jelas, hingga akhirnya Rocky menampar orang itu dengan keras

"Ngomong yang jelas dasar Gobl*k!!!! Kau itu ingin berkata apa hah? Jangan jadi seperti seorang banc* pengecut!!"

Rocky memaki maki pria kecil itu dengan kesal, dan menyuruhnya untuk berbicara dengan benar. Pria itu menundukkan kepalanya dan berbicara dengan suara yang amat pelan

" Na-Na-Namaku Chen, U-Usiaku 19 tahun. A-Aku tidak ingat kenapa aku ada disini, yang terakhir kuingat adalah saat aku di universitas"

Akhirnya dia berbicara, walau pelan tapi tidak apa-apa, setidaknya bicaranya bisa dipahami walau harus didengar secara seksama. Dan akhirnya giliranku tiba, semuanya menatapku dengan tajam, menunggu aku berbicara. Aku menelan ludah dan bersiap untuk segala resiko, aku akan mencoba jujur bahwa aku tidak ingat apapun, semoga tidak ada hal buruk yang terjadi.

"Aku.... Tidak ingat apapun"

Semuanya tertegun mendengar perkataanku, mereka terlihat bingung ingin bereaksi apa. Yuki mencoba bertanya

"Umm... Apapun? Setidaknya kau ingat dengan namamu sendiri kan?"

"Tidak!!! Usia, nama, pekerjaan semuanya tidak bisa kuingat"

Aku menegaskan kepada Yuki kalo aku tidak bisa mengingat apapun. Semuanya bingung harus bereaksi apa.

"Ka-Kalau begitu kami harus memanggilmu apa?"

Chen melontarkan pertanyaan yang tak bisa kujawab, satu-satunya jawaban yang bisa kuberikan adalah

"Entahlah, terserah kalian saja"

Bukannya aku cuek atau bagaimana, namun aku benar-benar tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan chen.

"Kalau begitu bagaimana kalau kuberikan nama Weizhi, agar kami tidak begitu sulit untuk memanggilmu"

Chen menawarkan sebuah nama panggilan untukku, aku berpikir sebentar apakah itu bagus atau tidak, dan setelah kupikir itu tidak begitu buruk. toh, aku tidak bisa mengingat namaku, jadi aku akan memakai nama Weizhi itu untuk sementara

"Baiklah, itu tidak begitu buruk, silahkan panggil aku dengan nama itu, setidaknya hingga aku mendapatkan nama asliku kembali"

Akhirnya perkenalan kami selesai, walaupun perkenalan ini hanya formalitas, tak ada satupun ikatan seperti persahabatan yang tumbuh diantara kami. Kami hanya akan memanfaatkan satu sama lain demi keluar dari tempat ini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!