Setelah berselang beberapa waktu kami semua akhirnya tiba di jalan kecil yang diberitahukan oleh Rosa dan Yuki.
"Jadi.... Ini jalannya?"
"Tentu saja, yang mana lagi kalau bukan yang ini"
Aku... Tidak! Kami semua merasa ragu, karena jalan yang ditunjukan oleh Yuki dan Rosa ternyata sangat kecil. Jalan itu berbentuk seperti lorong pendek yang sangat gelap. Langit-langitnya sangat rendah sehingga kami setidaknya harus menunduk agar bisa lewat.
Belum lagi lebar lorong itu yang terlihat sangat sempit. Yuki dan Chen mungkin akan bisa masuk dengan mudah, namun sisanya akan kesulitan untuk masuk.
"Wanita sialan!!! Lorong ini terlalu kecil untuk dilewati, kalian menipu kami yah?"
"Diam kau otak otot, salahkan lah badanmu yang terlalu besar itu"
Rocky adalah yang paling parah, dia adalah yang paling tinggi diantara kami, bahkan lorong kecil ini hanya setinggi lehernya. Wajar saja dia merasa marah dan kesal.
"Lorong ini memang terlihat sempit dan kecil. namun. tapi, mau bagaimana lagi? Hanya ini satu- satunya jalan untuk keluar, setidaknya ini bisa untuk dicoba bukan?"
Perkataan Yuki memang tidak salah, suka atau tidak kami harus melewati lorong kecil ini untuk keluar dari tempat ini. Walau sepertinya masih ada tantangan untuk dilewati, setidaknya ini layak untuk dicoba.
"Baiklah, mau bagaimana lagi. Kalau begitu masuk sesuai urutan agar tidak berdesakan, kita mulai dari yang paling kecil"
Aku sudah menyerah untuk berdebat, dan memilih untuk tetap melewati lorong kecil ini.
"Kalau begitu urutannya adalah Chen - Aku - Rosa - Weizhin - Rocky"
"Tunggu dulu!!! Kenapa aku harus menjadi yang terakhir?"
Rocky tampaknya tidak senang dengan urutan yang dibuat Yuki, tampaknya otaknya itu memang hanya dipenuhi oleh otot karena dia masih tidak paham kenapa dia di urutan yang paling akhir, padahal aku sudah mengatakan alasannya di awal.
Sedangkan kami semua selain Rocky merasa setuju dengan urutan ini, bahkan Rosa yang sering menolak usulan hanya diam dan setuju dengan urutan yang dibuat Yuki.
"Aku mau jadi yang pertama!!! aku tidak mau jadi yang terakhir!!! Jadi yang terakhir itu rasanya seperti pecundang!!!"
"Iuhhhh... Dasar bayi besar, bilang saja kalau kau takut menjadi sendirian di akhir"
"Bu-Bukan seperti itu, sudah kubilang aku tidak mau jadi yang terakhir karena itu sama saja dengan menjadi pecundang. Aku selalu menjadi juara pertama, maka sekarang aku ingin menjadi yang pertama!!!"
Rocky kembali berdebat dengan Rosa, dari perkataannya, dia terasa sangat terobsesi menjadi yang pertama, tapi sepertinya yang dibilang Rosa kepada Rocky memang benar.
Rocky takut sendirian di akhir, makanya dia ingin jadi yang pertama agar tidak ditinggal di akhir. Aku, sendiri tidak masalah mau dapat urutan berapa. Selama bisa keluar dari sini.
Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya semua setuju untuk mengubah urutan agar Rocky berada di urutan pertama. Tapi, urutan ini menjadikanku sebagai orang terakhir. Yang bisa kulakukan hanya pasrah dan menelan semua keputusan yang dibuat.
Rocky pun masuk ke dalam jalan kecil itu. Dia harus sangat membungkukkan badannya agar bisa masuk, dia juga harus berjalan dengan menyamping seperti kepiting karena lebar jalan yang terlalu sempit, itu membuatnya harus membawa tas yang berisi perbekalan makanan dan minuman tadi dengan mengangkutnya menggunakan tangannya.
Dia membawa tas tersebut dengan memakai tangan kirinya, sehingga posisi tas tersebut berada di belakang dirinya sendiri. Sedangkan obor miliknya dia pegang dengan tangan kanan sehingga berada di depan dirinya. Butuh waktu lumayan lama hingga Rocky bisa melewati jalan itu, setelah melewati jalan itu, Rocky pun berteriak untuk memberitahukannya
Setelah Rocky, Chen bersiap untuk memasuki jalan kecil itu. Berbeda dengan Rocky, Chen tidak perlu membungkukkan badannya, dia pun bisa masuk dengan mudah tanpa kesusahan. Tidak butuh waktu lama untuk Chen melewati jalan tersebut. Itu membuatku berpikir bahwa memiliki badan yang kecil terkadang memang memberikan keuntungan.
Setelah Chen, Yuki pun masuk. Sama seperti Chen, Yuki juga tidak begitu kesulitan untuk melewati jalan tersebut. Sekarang hanya tinggal aku dengan Rosa berdua saja, aku merasa canggung karena hanya berdua dengan Rosa. Lalu tiba-tiba Rosa bertanya sesuatu dengan berbisik.
"Hei! Weizhin, aku ingin bertanya sesuatu"
"Eh? A...apa yang mau kau tanyakan?"
"Apa kau mempercayai Yuki?"
"Eh? Apa maksudmu?"
Rosa mendadak memberikan pertanyaan yang aneh dan membuatku bingung. Jujur saja, sifat Yuki memang terkadang menyebalkan karena dia bersifat seenaknya terus.
"Kelihatannya kau mempercayai Yuki yah... Biar kuberikan saran, jangan terlalu percaya kepada Yuki, Wanita itu! Dia menyembunyikan sesuatu"
"Tunggu apa maksudmu!!!"
"Hoi, Rosa!!!! Aku sudah selesai, cepat masuk!"
Aku bingung dengan perkataan Rosa, Yuki memang terkesan menyebalkan karena dia bersikap bagai pemimpin, tapi itu tidak sampai membuatku mencurigainya. Aku ingin bertanya lebih lanjut, namun sayangnya Rosa sudah dipanggil oleh Yuki untuk melewati jalan itu. Sehingga aku kehilangan kesempatan untuk bertanya kepadanya.
Aku merenung memikirkan perkataan Rosa sambil menunggu giliranku. Aku berpikir keras untuk memahami makna dari perkataan Rosa, dan aku pun sadar.
TAK ADA YANG BISA DIPERCAYA!!
Naif sekali jika berpikir bahwa mereka bisa dipercaya, mungkin saja mereka sebenarnya memiliki suatu rahasia yang disembunyikan dari yang lain. Aku tidak boleh asal percaya begitu saja dengan mereka.
Hal yang bodoh untuk percaya dengan mudah terhadap semua cerita yang diceritakan oleh mereka, ada banyak sekali kemungkinan yang ada, dan bisa saja hal yang disembunyikan oleh mereka bisa menjadi ancaman bagi diriku
Bisa saja Rocky hanya berpura-pura bodoh agar bisa mengelabui kami. Bisa saja dia akan mendorong kami semua ke kematian jika dia merasa dirinya terancam
Bisa saja Chen hanya berpura-pura penakut. Agar dia diremehkan dan bisa menikam kami dari belakang dengan berbagai alasan. Bisa saja dia adalah seorang psikopat yang hanya senang membunuh demi kesenangan sendiri.
Bisa saja Yuki bersikap sebagai pemimpin demi bisa memanfaatkan kami. Mungkin saja dia hanya ingin memanfaatkan kami untuk bisa keluar dari sini hidup-hidup dan membuang orang lain seperti sampah jika dia merasa kalau orang itu sudah tidak berguna
Bisa saja Perkataan Rosa hanya kebohongan demi mengadu domba kami semua dan dia akan mengambil keuntungan dari perpecahan diantara kami dengan mengambil semua obat- obatan hingga makanan demi dirinya sendiri.
Kemungkinan apapun sangatlah berbahaya, hal yang harus kutanamkan pada diriku adalah untuk tidak mempercayai mereka dengan mudah, jika seandainya mereka benar-benar memiliki hal yang disembunyikan, maka aku juga sebaiknya menyembunyikan sebanyak mungkin hal penting tentang diriku dari mereka semua.
Seperti yang sudah kutetapkan saat pertama kali aku terbangun di tempat mengerikan ini, prioritas utamaku, hal yang paling penting, hal yang harus kudapatkan adalah
BERTAHAN HIDUP!!!
Aku harus bertahan hidup, dan mendapatkan kembali ingatanku sehingga bisa membalas dendam kepada orang yang telah mengurungku di tempat mengerikan ini.
Aku terlalu tenggelam dalam pikiranku, hingga kepalaku terasa sangat pusing karena terlalu banyak hal yang kupikirkan. Hingga tanpa sadar Rosa sudah berteriak menyuruhku untuk cepat masuk ke dalam jalan kecil ini.
Berkat teriakan Rosa yang sangat kencang, aku kembali sadar dari lamunanku, aku sadar jika aku sekarang sedang sendirian disini. Angin yang berhembus dalam ruangan ini terasa sangat dingin, setiap kali ada angin yang melewati leherku, itu membuat bulu kudukku berdiri.
Satu-satunya sumber cahaya dan kehangatan disini hanyalah obor yang sedang kupegang. Aku memegang obor tersebut dengan lebih erat lagi dan berjalan melewati jalan yang sangat kecil ini.
Walau tubuhku tidak begitu besar, namun aku perlu sedikit menunduk untuk bisa lewat, aku juga berjalan menyamping seperti yang lainnya. Obor kupegang di tangan kanan yang ada di depanku, sedangkan tas kupegang di tangan kiriku yang ada di belakangku.
Aku berjalan dengan perlahan, tubuhku terus bergesekan dengan dinding-dinding jalan kecil ini. Jalan ini terasa lembab dan sedikit bau, Dari cahaya obor yang kubawa, aku melihat terdapat banyak sekali lumut hijau yang menempel pada dinding-dinding ini.
Jalannya sangat licing sehingga membuatku harus berjalan agak pelan agar tidak terpeleset, aku terus berjalan hingga berhasil keluar dari tempat ini, dan setelah keluar aku melihat mereka sedang menunggu aku.
Rocky sedang berbaring telentang sambil tidur.
Chen duduk sambil menempel di dinding.
Yuki sedang duduk sambil memeluk kedua kakinya
Rosa berdiri dengan menempelkan tubuhnya di dinding sambil menyilangkan kedua lengannya
Saat kumelihat wajah mereka lagi, aku kembali mengencangkan peganganku ke obor yang sedang kubawa, dan menanamkan pikiran agar tidak terlalu mempercayai mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments