"maaf tuan saya datang untuk menyampaikan pesan nyonya besar Amanda" pelayan tersebut seketika langsung memperbaiki cara bicaranya dengan lebih sopan.
(ah sial, benar apa yang di isukan di mension utama, kalau bocah ini begitu menakutkan, tidak heran nyonya langsung mengutus aku untuk datang ke mension menjijikan ini) batin pelayan tersebut.
"katakan!!!" perintah Aleska dengan tegas.
(sial, ini bukan cara bicara dan aura seorang bocah tidak berguna yang tidak pernah memiliki seorang pelayan, kedepannya dia tidak akan bisa di kendalikan dengan mudah.) batin pelayan itu lagi lagi penilaiannya berubah setelah berbicara langsung dengan Aleska.
"nyonya Amanda memerintahkan saya memberitahukan kepada nona Ruby untuk menemui beliau saat makan malam nanti" ucap pelayan itu, dengan lebih sopan dan sadar dengan posisinya.
Aleska yang mendengarnya langsung tercekat, dia berdiri dan bertanya kepada pelayan.
"ada apa ini?" Aleska bertanya dengan amarah yang berusaha dia tekan.
"saya hanya menjalankan perintah tuan." pelayan itu menjawab dengan suara kecil karena menciut oleh aura Aleska.
Aleska terdiam, apa yang di pikirkan oleh Amanda, apa yang harus saya lakukan untuk mencegah Ruby pergi menemuinya. pikir Aleska
saat aleska sibuk dengan pikirannya sendiri Ruby sudah menjawab.
"baik saya akan datang" jawab Ruby spontan setelah mendengar nama nyonya Amanda.
dia kelihatan sedikit panik.
mendengar persetujuan Ruby, pelayan tersebut mengangguk dan langsung pergi dari sana.
"kakak apa yang harus saya lakukan?" keluh Ruby dengan gelisah kepada kakaknya Aleska.
"pergi dan temui nyonya Amanda, bukan kah tadi kamu sendiri yang langsung menyetujuinya?" Aleska menjawab sekedarnya dengan gaya acuh tak acuhnya yang melegenda.
"kakak tapi saya takut" berbagai macam pikiran buruk muncul di otak Ruby.
"kalau kamu tidak ingin pergi maka jangan pergi, tetap lah di rumah" Aleska berkata dengan santai seperti tidak ada beban sedikitpun.
"tapi kak..."
sebelum Ruby menyelesaikan kalimatnya Aleska sudah berlalu pergi.
Ruby yang ketakutan hanya diam dan menerka-nerka apa yang di inginkan oleh nyonya Amanda kepadanya.
bayang bayang masa kecilnya kini menghantuinya lagi.
Ruby terus berfikir untuk menemukan sebuah ide. dan sekarang dia sudah mendapatkan sebuah ide yaitu dengan merayu Aleska dan minta perlindungan dari nya.
yaa itu pasti akan jauh lebih baik dari pada tidak di lindungi sama sekali" ucap Ruby bicara pada dirinya sendiri.
karena dia tau selama ini nyonya Amanda tidak pernah lagi mengganggu mereka berdua adalah karena Aleska.
saat 7 tahun yang lalu nyonya Amanda telah menyaksikan sendiri, bahwa Aleska yang saat itu masih berusia 10 tahun sudah membunuh beberapa pengawal, yang di utus olehnya sendiri untuk menghabisi Aleska dan dan adik kecilnya yang saat itu berusia 7 tahun.
semenjak kejadian itu Amanda selalu waspada terhadap Aleska, setelah itu dia selalu bertindak dengan teliti dan hati hati menyusun rencana, agar putra pertamanya bisa mengalahkan Aleska suatu saat nanti dan menjadi pewaris keluarga Davidson.
dan sampai sekarang cerita ini sudah melegenda di antara para pelayan di mension utama keluarga Davidson, bagaimana seorang bocah dengan mudah membunuh para penjaga mension utama dan pengawal nyonya Amanda.
sehingga tidak ada pelayan yang berani macam macam kepadanya dengan sembarangan. mereka hanya melirik dengan mata yang merendahkan kepada mereka berdua dan berbisik bisik dari kejauhan.
saat Ruby mencari Aleska untuk menjalankan aksinya meminta perlindungan kepada Aleska tapi dia tetap tidak bisa menemukan kakaknya itu.
kemana pun dia mencarinya hingga ke sana kemari tapi Ruby tetep saja tidak menemukan Aleska.
"bagaimana ini?, hari sudah hampir malam, tapi kak Aleska masih tidak ada di rumah, bagaimana nanti kalau aku di bunuh oleh nyonya Amanda" pikir ruby sambil terus berjalan mondar mandir di depan kamar Aleska dengan kekhawatiran yang mendalam.
hingga tengah malam Aleska masih belum juga pulang dan pelayan yang di utus oleh nyonya Amanda pun juga tidak kunjung datang menjemputnya.
"bagai mana ini? apa yang sebenarnya terjadi, kenapa kak Aleska masih belum pulang, kemana dia sebenarnya?" batin ruby bertanya tanya
dan sepertinya pelayan nyonya Amanda juga tidak jadi datang untuk menjemput ku. apa sebenarnya yang terjadi." sambungnya gelisah
Ruby memutuskan untuk menunggu Aleska di ruang belajar kakaknya itu, karena biasanya Aleska akan menghabiskan malamnya di sana, jadi Ruby akan tetap menunggu Aleska di sana. pada akhirnya Ruby tertidur di ruang belajar kakaknya karena kelelahan setelah seharian mencari Aleska.
*
saat pagi Ruby di bangunkan oleh kicauan burung dan sinar mata hari yang mulai menyilaukan matanya.
dia bangun dan mendengar ada seseorang yang datang, Ruby langsung berdiri dan berlari menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang.
"kakak dari mana saja, saya sudah menunggu kakak semalaman," ucap Ruby langsung saat melihat aleska.
karena Aleska hanya diam seribu bahasa, Ruby baru menyadari jika Aleska datang dengan seorang pelayan laki laki yang sudah cukup berumur.
Aleska melihat Ruby memperhatikan pelayan di belakangnya, jadi Aleska langsung menjelaskan.
"dia adalah kepala pelayan yang mulai saat ini akan melayani dan dan membantumu mengatur mension" jelas Aleska sambil melihat ke belakang ke arah pelayan laki laki itu berdiri.
"benarkah? tapi ada apa ini? kenapa kakak kembali dengan seorang pelayan, dan bagaimana dengan nyonya Amanda?" bnyak pertanyaan muncul di otak gadis itu.
"tidak usah di pikirkan, aku akan pergi tidur, dan jangan ganggu aku" sebelum pergi Aleska menoleh kepada pelayan itu dan memerintahkan nya pergi.
"kamu pergilah, lakukan tugasmu dengan baik!" ucap aleska singkat.
"baik tuan, senang bisa melayani anda" jawab pelayan laki laki itu dengan patuh dan penuh hormat
seorang pelayan laki laki paruh baya dengan memakai stelan resmi kepala pelayan keluarga bangsawan abad pertengahan dengan hormat menundukkan kepalanya kepada Aleska untuk memberi hormat dan segera pergi.
ternyata dia adalah kepala pelayan dan beberapa bawahannya yang kedepannya akan mengurus mension sisi timur tempat Aleska dan Ruby tinggal.
Aleska merebahkan tubuhnya yang terasa lelah karena semalam dia tidak istirahat dan kembali saat pagi.
"ah, akhirnya pun aku melakukan apa yang seharusnya tidak aku lakukan. apakah gadis itu memiliki sejenis sihir yang membuat orang merasa kasihan dan tidak tega melihatnya cemberut dan sedih?" gumam Aleska.
"aghhhhh" Aleska mengusap wajahnya dengan kasar, dia lelah berdebat dengan pikiran nya sendiri karena Ruby.
*flashback Aleska on
saat malam sebelumnya Aleska yang melihat Ruby yang ketakutan karena akan menemui nyonya Amanda. jadi Aleska memutuskan untuk pergi menemui nyonya Amanda sendiri dan mencoba membuat kesepakatan dengannya. entah apa hasil kesepakatan mereka berdua hingga saat pulang Aleska sudah membawa beberapa pelayan bersamanya.
*flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Aumy Re
halo, ka...
salam kenal
aku mampir baca ya 😊😊
salam di batas cakrawala
2022-04-03
1