"tentu saja kedinginan kakak mu itu, aku setiap hari mengikutinya tapi dia bersikap seolah tidak ada seorang manusia pun di sekitarnya, ini sangat menakutkan, kadang aku merasa hampir mati berdiri, dengan sikap dinginnya yang seperti gunung es.
"Ruby aku jadi penasaran akan satu hal?" tiba tiba Wanda terfikir akan hal lain.
"apa?" tanya gadis itu.
"apakah kamu tidak pernah merasakan tercekik saat berada di sekitar kak Aleska?" tanya wanda penasaran.
"tentu saja pernah, dia sangat dingin dan menakutkan" ucap Ruby dengan wajah yang sengaja di buat buat menyeramkan.
"tapi kenapa kamu tetap saja mengikutinya setiap hari?" wanda bertanya dengan wajah polos.
"karena akan lebih menakutkan kalau aku tidak bersamanya" ucap Ruby penuh arti dan rasa syukur sambil melihat ke arah Aleska yang tengah melakukan latihannya.
"hah?" tanya wanda tidak yakin dengan apa yang di dengarnya.
"karena ibu mu lebih seram" gumam ruby lagi, sambil membayangkan bagaimana nasibnya jika Aleska tidak datang dan menyelamatkannya dari ibu pemuda yang ada di hadapannya saat ini.
"hmmm benarkah?" ucap Wanda bingung memikirkan maksud perkataan Ruby.
Wanda yang merupakan anak kedua dari nyonya Amanda dia terlihat selalu menempel pada Aleska.
walaupun Aleska adalah kakak tiri nya tapi Wanda tak pernah memperdulikan itu dan selalu mengikuti kemanapun Aleska pergi walau seringkali dimarahi oleh ibunya.
terik matahari sudah mulai tinggi, keringat bercucuran di tubuh Aleska yang dari pagi telah melakukan latihan menembak di lapangan khusus di belakang mension mereka.
Aleska yang masih berusia remaja tapi dia telah memiliki keahlian menembak yg setara dengan seorang ahli.
itu membuat Wanda menggemarinya, walaupun dia seringkali memarahi oleh ibunya Amanda jika dia ketahuan mendekati Aleska. tapi Wanda seakan akan tidak pernah jera dan masih saja sering mengintip dan bahkan ikut latihan dengan Alaska secara diam diam.
Alaska yang bersifat dingin tidak pernah memperdulikan keberadaan Wanda sama sekali walaupun dia tahu jika pemuda itu seringkali memperhatikannya.
Aleska mengakhiri latihannya, dia segera pergi dari sana menuju mension timur, di jalan dia melihat Ruby yang berlari ke arahnya.
"kakak?" panggil Ruby kepada Aleska dengan wajah ceria.
"kakak apakah kakak sudah selesai latihan?
aku sudah memasakkan kakak sarapan." sambung gadis itu masih dengan wajah yang di usahakan tersenyum.
Aleska hanya melewati Ruby dan segera pergi mandi, Aleska memang tidak pernah menghiraukan dan memperhatikan keberadaan Ruby di sekitarnya sama sekali.
setiap hari Aleska akan pergi ke sekolah dan saat pulang akan latihan ilmu beladiri dan akan latihan menembak saat libur sekolah, seperti hari minggu.
saat malam pun Aleska akan berdiam diri di perpustakaan kecil mension mereka di sisi Timur.
tapi Ruby tau bahwa Aleska diam diam selalu melindunginya, baik saat di rumah maupun di sekolah.
jika tidak, mungkin beberapa tahun yang lalu dia sudah mati di siksa ibu tirinya Amanda.
hingga sekarang, saat dia berada di rumah walaupun banyak pelayan mension utama yang mengejek nya. tapi tidak ada seorang pun pelayan yang berani datang mendekat dan mengganggunya, mereka hanya akan berbisik bisik dan membicarakannya dari jauh.
"kalian lihat? dia sangat sombong hanya karena memiliki seorang kakak seperti mesin pembunuh." bisik pelayan dengan wajah meremehkan.
"benar, adik dan kakak sama saja, bahkan dia membunuh ibunya saat melahirkannya" sambil melirik ke arah Ruby.
itulah ucapan yang sering di bisik bisikan oleh para pelayan yang sering di dengar oleh Ruby saat pelayan tersebut melewati mension mereka.
dia mengerti tidak ada seorang pun pelayan yang berani menyakitinya bukan karena menganggapnya sebagai anak majikan mereka tapi karena mereka takut kepada Aleska, bahkan nyonya Amanda sendiri juga tidak berani mengambil langkah gegabah untuk menyakiti mereka berdua lagi semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu.
dan saat di sekolah pun, saat ada anak anak nakal yang menjahili Ruby, maka siap siap saat pulang sekolah akan babak belur oleh Aleska.
tapi saat Aleska pulang ke rumah dan menemui Ruby yang biasanya telah sampai di rumah terlebih dahulu, Aleska akan bertindak seolah-olah tidak terjadi apapun dan akan bersikap seolah olah dia tidak pernah peduli tentang gadis itu.
saat Ruby besok pagi kembali ke sekolah, semua anak anak yang menjahilinya kemaren akan datang ke sekolah dalam keadaan yang mengerikan dan babak belur.
mereka bahkan tidak berani lagi untuk mendekatinya. melihat ini Ruby dan anak anak yang lain heran kenapa anak anak yang terkenal nakal itu seakan pagi ini ciut di hadapan gadis cantik bernama Ruby ini, dan kejadian ini sudah pernah terjadi berulang ulang kali.
hingga suatu hari Ruby pulang ke rumah dengan lemas dan tidak bersemangat karena saat di sekolah dia di jahili oleh beberapa anak di kelasnya.
di jalan pulang menuju mension mereka dari kejauhan dia seperti melihat seseorang yang dia kenal sedang berkelahi.
"bukan kah itu anak yang tadi siang menjahili ku?" batin Ruby.
benar itu adalah anak yang tadi siang menjahilinya di kantin, padahal pemuda itu hanya mengajak nya makan tapi karena Ruby tidak mau dan menghindar, dia marah dan membuang makanan nya ke sisi lain meja hingga berserakan dan langsung pergi.
Ruby mendekat berusaha melihat siapa yang menghajar pemuda itu, dan ternyata adalah kakaknya Aleska, dia takut dan bingung kenapa kakaknya berkelahi dengan pemuda yang tidak di kenal itu, yang kebetulan juga mengganggunya tadi siang di kantin.
Ruby segera berlari pulang dan memutuskan untuk menunggu Aleska di rumah, tapi saat pulang Alaska selalu terlihat seperti biasnya.
Ruby bingung apakah dia akan menanyakan tentang yang di lihat nya saat pulang sekolah tadi atau tidak.
akhirnya Ruby hanya diam dan dia berniat besok akan mencari masalah lagi dan melihat reaksi kakaknya apakah Aleska membelanya atau hanya kebetulan, hari ini Aleska juga memiliki masalah dengan pemuda tadi. pikir Ruby
*
keesokan harinya Ruby pergi ke sekolah seperti biasa, karena dia merupakan salah satu murid tercantik di sekolahnya.
Ruby memiliki tubuh mungil dan senyum manisnya yang menggoda setiap orang yang melihatnya, di tambah dengan sifatnya yang selalu ceria serta menyebarkan aura positif di sekitarnya.
banyak pemuda yang mendekatinya ataupun sekedar ingin menjadi temannya, ini menyebabkan Ruby banyak di benci oleh anak keluarga kaya lainya.
karena menganggap Ruby tidak pantas di sukai karena dia hanya anak dari istri kedua, dan banyak yang merencanakan hal-hal jahat kepadanya karena perasaan iri mereka terhadap Ruby.
saat makan siang Ruby bersama sahabatnya sintia pergi ke kantin sekolah mereka.
Ruby menoleh ke kiri dan ke kanan, melihat ke segala arah mencari sosok pemuda yang di lihatnya kemarin saat berkelahi dengan kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments