Suasana sekolah pagi ini masih seramai biasanya. Siswa siswi menyebar dari sudut satu ke sudut yang lainnya. Ada yang merumpi, baca buku, nge-game, atau bengong.
Seperti biasa pula. Kegiatan mereka akan terhenti sejenak saat pasangan paling panas di sekolah datang dan berjalan beriringan masuk kelas.
Evangeline Sonja, sang -mantan- anak konglomerat. Dan Keanugrahan Samudera, kapten basket paling dingin sepanjang sejarah SMA Jaya Nusantara.
Nyaris seluruh murid sekolah mengidolakan mereka. Selain -mantan- anak konglomerat, Evangeline Sonja memiliki paras wajah yang sangat cantik. Mampu membuat siapa saja terpikat dengan kelembutan mata dan ketegasan tulang pipinya. Dia juga cerdas, beberapa kali memenangkan olimpiade.
Keanu pun sama. Dia anak yang pendiam alih-alih berhati beku, bahkan terkenal nerd karena hobinya 'bermain' di perpustakaan. Tapi dia memiliki wajah yang luar biasa tampan di balik wajah dingin tak bersahabatnya. Bagi mereka yang mampu menilai Keanu, cowok itu jelas lebih tampan daripada Rano. Sang most wanted guy.
Wajar jika keduanya dijuluki hot couple. Serasi, sama-sama pintar, cantik dan tampan.
Evangeline menggamit lengan kiri Keanu sambil tersenyum ala kadarnya dengan murid yang ia jumpai. Sesekali menyapa atau membalas sapaan.
Sampai di depan kelas Evangeline, mereka berdua menghentikan langkah. Evangeline berbalik dan menghadap Keanu.
"Makasih udah nganter." Ucapnya pelan. Dibalas Keanu dengan senyum dan elusan di kepalanya.
"Gue nanti ada kerja kelompok di rumah temen. Lo pulang dijemput mama dan langsung fitting di butik."
"Ya. Tante Ruby udah ngasih tau tadi pagi."
"Jaga diri baik-baik." Pesan Keanu sambil melayangkan tatapan ke dalam kelas Evangeline. "Jangan genit."
Evangeline hanya menanggapi dengan senyum enteng.
"Rano masih suka flirting ke gue. Tapi gue cuek."
"Good girl. Karena lo cuma milik gue."
Evangeline tersenyum -paksa- lebar seolah bahagia. Drama mereka pagi ini disaksikan oleh banyak pasang mata. Membuat Keanu bermain pintar dengan mengajak kekasihnya berlagak, seolah hubungan mereka baik-baik saja, jauh dari gosip yang sesekali berhembus tak mengenakkan.
Tentang Evangeline, Keanu, dan satu lagi tokoh yang digadang-gadang sebagai orang ketiga.
***
Nama Evangeline Sonja dan Elrano Mahendra terpajang apik di mading sekolah siang hari ini. Artikel menyebutkan mereka berhasil memenangkan Olimpiade Sains.
Tak puas sampai di situ, sorotan juga otomatis mengarah saat mereka makan siang. Dari kelas sampai kantin, baik Evangeline maupun Rano kerap dilirik dan dijadikan bahan omongan.
Evangeline tak peduli. Ia kerap kali digosipkan dekat dengan Rano. Karena memang dulu yang pertama kali Evangeline kenal saat MOS adalah laki-laki berlesung pipit itu.
"Mau makan apa, Lin?"
"Terserah lo aja, deh."
"Loh, perut kan perut elo. Kenapa terserah gue." Kekeh Rano sambil mendorong wadah sambal menjauh darinya. Dia anti bau sambal.
"Mie ayam aja, sama jus jambu."
"Siap, Non." Evangeline hanya tersenyum. Kepalanya menoleh ke kanan, menatap murid-murid yang sedang mencari surga dunia mereka.
Tepat di sisi kanannya, Ara duduk. Cewek berambut pendek itu balik menatap dan melambaikan tangan dengan cengiran andalannya.
"Gue nggak mau ngrusak momen kalian ya." Celetuk Ara sebelum Evangeline melempar protes.
"Liat aja nanti pacar gue bakal bunuh lo." Kata Evangeline memicingkan mata.
"Yah..., pacar gue juga bisa marah kalo nggak gue temenin." Sahut Ara sambil melempar senyum jahil.
"Sejak kapan lo pacaran sama dia?!" Evangeline tidak tahu sahabatnya sudah menjalin kasih dengan ketua geng berandal sekolah. Saking kagetnya dia, sampai berdiri dan menatap tajam Galen.
Sedangkan cowok itu tersenyum lebar sambil melambai santai. Seolah bukan masalah membuat sahabat kekasihnya naik darah.
"Halo, Eve. Gue Galen, cowoknya Ara sekarang."
Galen menggunakan nama kecilnya.
Evangeline menggeram rendah dengan tangan mengepal erat. Cowok itu berani main-main.
"Santai aja kali, Lin mukanya." Celetuk Ara sambil terkekeh kecil. Menyesap es tehnya pelan.
"Ikut gue sekarang!" Ara nyaris tersedak saat menelan paksa beberapa teguk es teh. Dia melotot kesal tapi mau tak mau mengikuti langkah Evangeline yang sudah menarik paksa tangannya.
Ara diam sampai Evangeline menghentikan langkah di depan kamar mandi siswi.
"Lo tau, kan dia siapa?" Suara Evangeline membuka percakapan.
"Gue tau lebih dari siapapun." Jawabnya santai.
"Damn, Ara! Dia jadiin lo target mainannya. Lo tau itu, kan?"
"Yes, i know."
"Kenapa lo terima dia jadi pacar lo?"
"Gue suka dia, Alin."
"Ara, plis. Ini nggak lucu." Evangeline tertawa garing. Ia ingat siapa cinta sejati Ara, dan itu bukan Galen.
Evangeline menatap lekat mata Ara. Ada tatapan tak terbaca di sana. "Gue beneran suka dia, Alin." Katanya berusaha meyakinkan.
"Apapun alasan lo, gue tau lo bohong. Pesen gue cuma satu." Evangeline menajamkan tatapan. "Galen nggak sebaik yang lo kira. Gue adalah mantan korbannya. Gue-dan-kita-semua-tau-dia-kayak-apa. Jadi jangan pernah berharap banyak sama dia."
Evangeline meninggalkan Ara, kembali ke kantin. Tanpa peduli air mata Ara sudah mengalir tak kentara di kedua pipinya.
Ara sudah mengecewakannya. Ara sudah menyembunyikan ceritanya. Ara juga sudah berbohong dengannya.
"Dari mana aja lo, Lin?" Tanya Rano sesampainya Evangeline di depannya.
"Biasa, urusan cewek."
Evangeline melirik sekilas ke meja di sisi kanannya. Galen sudah tidak duduk di sana, Ara juga belum kembali. Bahu Evangeline seketika terangkat, tak mau tahu.
"Gue barusan dapet WA dari Miss Arlina."
"Soal?"
"Kita mau ditraktir nanti sepulang sekolah."
"Tapi kayaknya gue nggak bisa deh, Ran."
"Jalan sama pacar lo ya?"
"Ada janji sama Mamanya Keanu."
Rano mengerling iseng. "Wah, gue paham, deh kalo itu." Katanya kemudian mengangkat tangan menyerah.
"Sori ya, Ran. Tolong bilangin sama Miss Arlina gue ada urusan."
"Oke, deh tenang aja."
Rano mengalihkan pandang ke berbagai arah. Bibirnya sibuk meniup bakso yang masih panas. Tanpa sengaja, matanya bersitatap dengan kapten basket sekolah. Keanu.
"Betewe, Lin...."
"Apa?"
"Lipstik lo belepotan sampe pipi loh."
Mata Evangeline membola terkejut. Wajahnya sontak merona malu. Apalagi saat Rano mengusap pipinya, berusaha menghapus noda merah di sana.
"Sori liptint gue yang biasanya abis. Jadi gue pake lipstik." Kata Evangeline menutupi rasa malunya.
Rano hanya tertawa. "Lo nggak pake apapun aja udah keliatan cantik, Lin."
"Gombal lo berapa di rumah?"
"Hahaha, ada banyak makanya gue bawa sampe sekolah."
***
"Lo pulang bareng gue."
Evangeline menghela napas pendek. Dasar labil.
"Temen lo–"
"Ditunda besok."
"Tante Ruby?"
"Alin, masuk sekarang. Nggak usah banyak tanya." Perintah Keanu tegas. Tangannya hampir kram membuka pintu untuk Evangeline. Sedangkan gadis itu malah asyik bercanda tawa selama berjalan dari kelas sampai parkiran bersama si sialan Rano.
Evangeline terpaksa masuk dengan wajah tertekuk.
"Nanti habis dari butik, gue mau ke cafe sama Miss Arlina."
"Sama siapa?"
"Miss Arlina."
"Sama siapa?"
"Miss Arlina, Keanu."
"Sama siapa?!"
"Maksud lo siapa sih, Nu?!" Sentak balik Evangeline. Gemas dengan pertanyaan sama yang berulang-ulang. Untung kalau nadanya santai. Tapi malah menyentak, membuatnya kesal saja.
"Lo ke sana sama Rano, kan?"
Evangeline terdiam sejenak, matanya nyalang. "Kalo iya emang kenapa, hah?!"
"Nggak boleh."
"Keanu! Ada Miss Arlina juga. Gue nggak enak sama beliau kalo gue nggak dateng."
"Kayaknya lo tadi udah nolak ajakan Rano."
Evangeline mengerjap-ngerjapkan matanya bingung. Kemudian tersadar, Keanu selalu tahu dirinya sekecil apapun itu. Entah berapa mata-mata cowok itu.
"Gue emang awalnya nolak. Tapi gue berubah pikiran sekarang. Gue nggak mau ngecewain Miss Arlina."
"Nggak mau ngecewain Miss Arlina atau Rano?"
"Keanu, plis. Kecemburuan lo nggak berarti apa-apa. Gue nggak akan nurut sama lo dan gue tetep pergi sama mereka buat merayakan kemenangan kami."
"Gue nggak cemburu." Tolak Keanu mendengkus.
"Tapi lo terlalu posesif. Gue nggak suka sekalipun elo tuan gue. Pembantu di rumah lo aja diperlakukan terserah mereka meski masih terikat aturan. Tapi gue? Selalu lo larang ini dan itu. Hidup gue bukan cuma sama lo aja, Keanu."
Keanu menggeram marah. Matanya menatap Evangeline setajam belati. Tapi si gadis cantik pemilik mata coklat itu tak gentar. Evangeline balik mendangakkan dagu menantang.
"Oke kalo itu mau lo. Silahkan pergi sama mereka. Tapi kalo sesuatu terjadi sama lo, jangan pernah berniat menghubungi gue. Gue sibuk."
"Cih. Kepedean banget gue butuh elo." Evangeline bersidekap dada. Memalingkan kepala ke jendela sampingnya. Tak mempedulikan Keanu dengan ekspresi galaknya.
Diam-diam Keanu mengukir senyum licik tanpa ketara.
Ia tak suka dibantah. Tapi gadis keras kepala itu sudah berlaku di luar batas, menentang tuannya. Keanu tak sudi tinggal diam. Mungkin sedikit hukuman bisa membuat gadis itu jera. Meskipun akhirnya akan diulang kembali entah yang keberapa kalinya.
"Gue nggak tau pulang jam berapa. Tapi tenang aja. Rano bakal nganterin gue pulang."
"For today, you are free."
Evangeline tersenyum menang. Tanpa berpikir harus waspada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Triana R
like
2020-08-15
0
Yana Picisan
Like
2020-08-14
1
Thoro_ro
aku sudah feedback thor
like dan rate 5 bintang mendarat.
2020-08-12
1