Selamat Membaca...
"Duduklah temani aku... " pinta Roy pada Rena dengan manja.
"Hei kalau kamu gak mau sama dia sini sama aku aja." kata seorang pria yang Lisa layani.
"Hallahh kamukan sudah banyak sini sama aku saja... " kata pria yang berada di sebrang pria pertama tadi.
Sedangkan itu Roy dengan santainya melipat kakinya dan bersandar di sofanya. Matanya terus menatap Rena yang masih bingung harus melakukan apa dan memilih siapa.
Rena menoleh ke kanan dan ke kiri pria pria itu sedang sangat menikmati wanita wanita yang sedang melayani mereka.
Akhirnya mata Rena menoleh pada Roy yang tadi sempat memanggilnya dan menintanya duduk di sampingnya.
Roy yang melihat Rena juga tengah memandangnya, Roy kemudian mengangkat kedua alisnya dan hanya di balas senyum cengir dari Rena, membuat Roy tersenyum.
Tak ada pilihan lain Rena pun maju dan melangkah ke arah Roy. Roy yang melihat Rena berjalan ke arahnya langsung memerintahkan anak buahnya untuk membawa Hery yang sudah tak sadarkan diri keluar dari tempat itu karna ia ingin menghabiskan waktu dengan wanita cantik yang berjalan ke arahnya.
"Tapi tuan tadi tuan Hery meminta kami untuk menjaga tuan kalau kalau tuan tak sadarkan diri" Anak buah Roy berusaha untuk tetap bersama dengan Roy di ruangan itu.
"Hei apa matamu buta???!!! Sekarang siapa yang tak sadarkan diri? Akukah atau Hery??" tanya Roy pada anak buahnya itu.
"Sekarang tuan Hery yang tak sadarkan diri tuan"
"Lalu kenapa kau tidak menolongnya bukankah dia sedang membutuhkan pertolongan, kalau aku, akukan masih sadar. Bagaimana sih kamu?" protes Roy lagi.
"Ba.. Baiklah tuan kalau begitu kami akan membawa tuan Hery keluar dari sini. Permisi tuan" anak buah Roy langsung memopong Hery keluar dari Ruangan itu.
Dan kini Rena juga sudah sampai di samping Roy sambil terus berdiri dan mendengarkan apa yang Roy perintahkan pada anak buahnya.
Roy menoleh dan melihat Rena sudah berdiri di sampingnya.
"Hai.. sini duduklah dulu" Roy menggeserkan duduknya dan mempersilahkan Rena duduk dengan menepuk nepuk sofa di sampingnya.
"Terima kasih tuan." Rena dengan perlahan dan siaga mendudukkan dirinya duduk di samping Roy.
"Siapa namamu gadis cantik?" tanya Roy pada Rena.
"Namaku Rena Giren tuan" Rena berusaha sebaik mungkin agar tampak biasa.
"Apa kamu baru berkerja di sini? kamu canggung sekali?" Bagaimana pun Rena menyembunyikan rasa canggungnya Roy tetap bisa melihatnya.
"I.. iya tuan aku orang baru di sini, bahkan ini malam pertama kalinya aku berkerja di sini." Rena mencoba menjelaskan.
"Ooohh begitu rupanya." Roy merasa sedikit sedih rupanya wanita cantik di sebelahnya ini orang baru yang artinya ia tidak bisa melayaninya dengan baik.
"Haaahh... " Roy membuang nafasnya dengan kasar, semua pikirannya kini malayang kebuana.
" Tuan apa anda baik baik saja?" Rena memberanikan diri karna ia lihat Pria di sampingnya ini terlihat sedih, Rena takut kalau pria di sampingnya ini tidak puas dengan pelayanannya maka sudah pasti Rena tidak akan mendapat imbalan sam sekali.
Roy hanya menoleh sebentar pada Rena kemudian mengalihkan pandangannya ke atas dan hanya menatap lampu yang berganti ganti warnanya.
"Tuangakan aku Anggur." perintah singkat Roy pada Rena.
"Baiklah tuan" Rena langsung menuangkan minuman yang dimaksud Roy di gelas dengan perlahan tapi pasti dan membuat baju di bagian atasnya sedikit terbuka ke arah Roy.
Roy tak menyia nyiakan pemandangan di depannya. Roy terus memandanginya hingga Rena selesai memuangkan minumannya dan menyerahkannya pada Roy dengan senyum yang sangat cantik.
Roy terpana bukan main melihat senyum manis Rena. Ditambah lagi baru saja ia mendapat pemandangan cantik juga.
"Ini tuan minumannya" kata Rena sembari memnyorongkan minuman yang telah ia tuanngkan tadi.
"Terima kasih Rena." ucap Roy juga dengan senyum yang tak kalah mempesona dan siapa yang tak terpesona bahkan Rena pun tersihir dengan senyum Roy. Bibirnya yang tebal dan matanya memancarkan tatapan tulus dan wajah tampan Roy yang membuatnya semakin sempurna saat tersenyum.
"Tuan boleh memanggilku Rere. Orang yang dekat denganku biasanya memanggilku begitu." ucap Rena membawa Roy dalam percakapan kecil ala dirinya.
"Oohhh begitukah.. Baiklah Rere." senyum Roy masih tetap anteng di bibirnya.
Rena pun membalas senyum Roy lagi. Dan menyelipkan beberapa helai rambutnya di daun telingannya.
Roy masih tetap mamandang Rena dengan tatapan yang tak bisa dia artikan.
"Kenapa gadis cantik sepertimu malah memilih kerja di tempat ini, bukankah lebih banyak tempat kerja lain?" tanya Roy untuk melanjutkan percakapan dan jujur Roy ingin lebih banyak tahu akan Rena.
"Sebenarnya saya... " Rena ragu menceritakan tentang hidupnya yang sedikit pelik ini.
"Hei ayolah ceritakan padaku! mungkin aku bisa sedikit membantumu" ucap Roy membujuk.
"Tapi saya malu tuan." Rena jujur dengan rasa malunya.
"Haha tidak apa apa. Ayo kita mulai berbagi cerita dan saling tolong." ucap Roy tak habis habis membujuk.
"Begini tuan. Aku sedang membutuhkan uang makanya aku bersedia berkerja di tempat temanku ini. Demi aku mendapatkan sepeser uang untuk menghidupi kehidupanku, kini bahkan aku tidak memiliki rumah untuk tinggal karna aku sudah di usir dari kostku kemarin. Aku... aku benar benar bingung harus melakukan apa oleh karna itu aku memilih untuk berkerja di sini, kalau aku berkerja di sini aku bisa mendapat uang dengan cepat dan untum beberapa hari kedepan mungkin aku akan tinggal di sini sebelum akhirnya aku mendapat tempat tinggal yang baru." tanpa sadar Rena menceritakan keadaannya tanpa menyembunyikan apa pun.
Rena masih menunduk dan ia menghirup oksigen sebanyak banyaknya dan mengangkat kepalanya dan langsung mendapati Roy terus menatapnya dan mendengarkan seksama cerita yang Rena tuturkan.
"Maaf tuan, aku malah mengatakn keluh kesahku padamu sekali lagi aku minta maaf tuan." Rena beberapa kali menundukan kepalanya seraya meminta maaf pada Roy.
"Hahahahaa.. kamu ini kan tadi aku sudah bilang kita akan sling bertukar cerita. Apa kamu pikir hanya kamu yang memiliki masalah? Aku juga punya bahkan masalahku lebih berat dari masalahmu asal kamu tau, masalah kamu itu masih biasa biasa saja." Roy memberhentikan ucapannya dan kembali ia menatap lampu lampu di langit langit ruangan itu.
"Aku sudah beristri" Roy mulai menceritakan tatang kehidupannya dan masalah yang ia alami. Sedangkan Rena mendengarkan karna ia melihat ekspresi Roy yang mulai serius.
"Aku beristri, mungkin kurang lebih sudah tiga tahun ini. Tahun pertama, baik baik saja, dia mengikuti setiap apa yang aku katakan. Tahun kedua setelah pernikahan, dia mulai merengek minta ingin berkerja. Dan akhirnya aku membiarkan dia berkerja, tapi tetap aku mengawasinya. Saat tahun ketiga dia mulai ada yang berbeda, dia jarang pulang, banyak dinas dan tugas, tapi yang di info dari para anak buahku dia sedang bersama seorang laki laki aku mencari tahunya dan ternyata laki laki itu adalah mantan kekasihnya saat masih kuliah dulu. Dan yang oling sakitnya lagi. Pria itulah yang pertama kali menyentuh istriku" Roy menghentkan ceritanya dan menoleh pada Rena. "Ya saat aku malam pertama dengan istriku dia sudah tak perawan lagi. Dan waktu itu dia berbohong katanya karna dulu dia pernah di culik dan di perkosa tapi saat aku tahu penculik itu sama sekali tidak menyentuhnya, ia menculiknya hanya untuk meminta uang bukan untuk niat lain. Sudah jelas sekali kalau istriku menyembunyikan sang mantan. Dan semakin aku mencari tahu rupanya Debora masih menyimpan rasa pada mantannya itu. Dan yang lebih parahnya lagi malam ini, saat ini, detik ini, mereka sedang berduan di hotel kota sebrang, kau bisa membayangkan sakit hatiku? aku sudah memberikan semuanya, aku menerima segala kekurangannya, tapi apa yang aku dapatkan, hanya sebuah penghianatan. Coba kau pikir siapa yang lebih bermasalah? aku atau kamu?" Roy akhirnya selesai dengan kisah hidupnya.
"Tentu saja kau tuan, masalah yang kau hadapi lebih besar, dan ini semua menyangkut perasaan, tidak ada obat yang ampun dan manjur untuk sakit yang menyangkut perasaan" Rena memahami posisi Roy saat ini, Rena melihat air mata Roy yang sedikit ia tahan masih tetap berada di pelupuk mata Roy.
"Sudah... Kamu tenang saja mungkin ini adalah ujian untukmu, setelah kamu berhasil melalui ujian ini, pasti ada kebahagiaan yang menerpamu" Rena meberi semangat pada Roy yang semakin tampak sedih.
Roy menoleh pada Rena yang masih memegang bahunya.
"Siapa bilang tidak ada onat untuk perasaanku yang hancur ini!? Tentu saja ada, yaitu kamu" Roy mencolek hidung kecil Rena mebuat Rena juga terkejut.
"Boleh aku minta sesuatu?" Roy mengajukan partanyaan yang tak di pahami Rena.
"Apa"
"Duduklah di atas pahaku." kata Roy lagi.
"hah? tapi... " Rena ragu.
"Aku akan membayarmu kamu tenang saja." Roy mencoba meyakinkan Rena.
Rena pun bangkit dari duduknya karna mendengar ia akan di bayar oleh Roy dengan hanya duduk di pangkuan Roy.
Perlahan Rena naik ke atas paha Roy dan dengan perlahan Rena Duduk di pangkuan Roy.
Kini Rena sudah berada di pangkuan Roy dan Roy kini tepat berada di depan dada Rena.
istirahat dulu author ya... panjang banget tu...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 362 Episodes
Comments