Mendekati bulan Januari, terjadi musim dingin di kota Amsterdam. Nayla yang belum terbiasa dengan perbedaan cuaca di Indonesia dan Belanda, kini dilanda demam.
Agung benar-benar panik, ia sudah membelikan obat dokter untuk anaknya. Tapi tidak diminum, karena dari dulu Nayla memang tidak suka meminum obat dokter.
Setiap kali Nayla jatuh sakit, pembantunyalah yang meramukan obat herbal alami untuknya. Itu pun harus dibujuk berkali-kali agar mau meminumnya.
Sementara Agung bisanya hanya merayu perempuan dewasa. Kalau urusan merayu anak-anak, ia tak begitu handal.
Agung mengambil gawainya, lalu menghubungi Ega. “Assalamu’alaykum,” ucapnya teramat kalut.
“Wa’alaykumussalam warahmatullah,” tutur Ega sembari meletakkan kentang rebus yang baru setengah ia makan.
“Ega, kamu bisa datang ke hotelku? Seharusnya saya yang jemput kamu, tapi kasihan Nayla kalau sendirian di sini. Mau saya bawa ke apartemenmu, tapi kondisinya sangat tidak memungkinkan.” Agung menggigit kuat ibu jarinya.
“Nayla kenapa pak? Sakit?” Ega yang tadinya duduk, refleks berdiri.
“Iya, dia demam. Saya minta tolong sekali, kamu ke sini ya. Saya tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Biasanya kalau Nayla sakit, pembantu yang menangani.”
“Iya, iya bisa pak. Share loc alamat hotel bapak. Saya segera ke sana.”
Agung langsung mengirimkan hasil GPSnya ke Ega. Setelah membukanya, perempuan ini langsung meluncur ke alamat yang diberikan.
“Astaghfirullah, badannya panas sekali. Kenapa obatnya disimpan saja pak?”
“Dia tidak mau minum. Dulu Nayla memang tidak suka minum obat resep dokter. Saya kira sekarang sudah berubah, makanya saya belikan obat. Tapi ternyata kebiasannya masih tetap seperti dulu.”
“Kalau begitu kita obati secara alami saja. Kita butuh kelapa muda, madu, dan jeruk nipis. Ada?”
“Tidak ada, saya keluar dulu cari itu semua. Kamu tolong temani Nayla di sini.”
Agung bergegas keluar, mencari semua bahan yang Ega minta.
Sementara Ega mengompres dahi Nayla. Tak sampai sejam, Agung juga sudah kembali ke hotel. Ia mengeluarkan semua bahan tadi.
Ega mencampurkan madu ke dalam air kelapa muda. Mengaduknya, kemudian memberikannya ke Nayla untuk diminum.
Karena keduanya rasanya manis, tanpa ragu Nayla menghabiskannya. Kondisinya yang masih lemah, membuatnya merasa tak bertenaga. Hanya ingin berbaring saja. Ega memeluk Nayla, demi menghangatkannya.
Perasaan Nayla berangsur-angsur membaik. Setelah bangun tidur, demamnya berkurang. Hanya saja tenggorokannya masih terasa sakit.
Ega berdiri, mengambil limoennya. Memerasnya, kemudian menyeduhnya dengan air hangat. Nayla menolak untuk meminum ramuan pengobat tenggorokan itu.
“Diminum yah sayang, supaya cepat sembuh. Nanti kalau kamu sudah sehat, boleh nginap di apartemen bareng tante. Nanti aku bacain dongeng deh.”
Ega kembali mencoba menyuapi Nayla. Demi bisa nginap di apartemen Ega, Nayla meminum ramuannya. Meski sebenarnya ia tak suka mengonsumsi makanan yang over asam.
Nayla kembali tidur setelahnya. Ega kini keluar kamar, menghampiri Agung yang tengah mengeluarkan bola-bola asap dari mulutnya.
Melihat Ega mendekat ke tempat duduknya, Agung kalang kabut mematikan rokoknya. Agar terlihat sopan di hadapan targetnya.
“Kondisi Nayla sudah baikan. Saya pulang dulu, tidak enak kalau kelamaan di sini.”
“Kalau mau enak, menikahlah denganku. Biar Nayla bisa bebas ketemu kamu terus.”
Tiba-tiba saja raut muka Ega berubah. Ia sebenarnya tak suka dengan sikap Agung yang selalu saja merayunya. Ditambah lagi, baru saja ia menyaksikan duda anak satu ini begitu menikmati aktivitas merokoknya. Mencintai dirinya sendiri saja sulit, apalagi orang lain.
“Kalau mau hidupmu enak, sering-seringlah konsumsi jeruk dan ubi jalar.”
“Hah?” pekik Agung karena ucapan Ega yang di luar topik.
“Coba baca tulisan di sampul rokoknya!” pinta Ega tegas tapi tidak memaksa. Agung yang tergila-gila padanya menurut saja.
“Peringatan: Rokok Membunuhmu. Delapan belas plus. Merokok menyebabkan kanker mulut. Merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru dan bronkitis kronis.” Agung membaca sampul rokok Surya yang ia bawa dari Indonesia.
“Kalau belum paham, silakan cari tahu manfaat dari mengonsumsi jeruk dan ubi jalar bagi kesehatan. Assalamu ‘alaykum.”
“Wa ‘alaykumsalam. Tunggu, sini saya antar kamu pulang. Nayla juga sudah tidur kan?”
”Tidak usah diantar pak. Kasihan Nayla kalau ditinggal sendiri.”
“Kalau begitu terima kasih ya. Kalau tidak ada kamu, saya pasti bingung harus berbuat apa.”
“Don’t mention it. Memang sudah seharusnya kita selalu menerapkan prinsip Malilu sipakainge, Mali Siparappe, Rebba Sipatokkong ke semua orang yang kita temui. Tanpa pandang bulu.”
“Jika keliru, saling mengingatkan. Jika hanyut, saling mendamparkan. Dan jika terjatuh, saling mengangkat. Kau benar, dimana pun kita berada. Di Belanda sekalipun, jati diri kita sebagai suku Bugis harus tetap terpatri.”
Ega tersenyum, lalu berpaling meninggalkan Agung yang semakin terkagum-kagum padanya.
Agung lalu berselancar di google. Mengetik manfaat dari makan buah jeruk. Tertera salah satu manfaatnya adalah menyehatkan jantung.
Ia kembali mengetik manfaat mengonsumsi ubi jalar. Agung semakin takjub membacanya.
Di blog yang ia buka tertulis, ubi jalar adalah salah satu makanan anti kanker.
“Sempurna sekali, Ega ini ternyata pandai. Akan sangat bagus jika anakku lahir dari rahimnya. Memiliki penerus yang berwawasan luas, impianku sejak dulu.”
Keesokan harinya Nayla meminta ayahnya untuk mengantarnya ke apartemen Ega. Sesuai janji Ega kemarin, Nayla boleh nginap di apartemennya kalau sudah sembuh.
Agung kini melajukan mobil sewaannya ke apartemen Ega. Selang beberapa menit mereka telah sampai di apartemen wanita baik hati itu.
“Silakan masuk Nayla sayang! Hanya Nayla ya. Kamu tidak,” titah Ega sewot.
“Kau terlalu angkuh sayang. Cepat atau lambat, pasti kamu akan jadi milikku. Setelah kembali ke Indonesia nanti, akan kugencarkan berbagai cara untuk mendapatkanmu.”
Agung membatin, kemudian berlalu meninggalkan Nayla bersama Ega.
Setelah masuk ke apartemen, Ega meletakkan tas Nayla. Anak manis ini mengeluarkan selimut kecil dari dalam tasnya.
“Lumayan perhatian juga ternyata si Agung,” batin Nisa.
Ia lalu duduk di samping Nayla untuk membacakan dongeng dari Sulawesi Selatan.
Sepak Bola Binatang, yang terjadi karena raja hutan jengah dengan sikap rakyat binatang yang suka berebut makanan.
Malam itu Nayla dan Ega tidur dengan nyenyak. Ega yang sedang menstruasi terbangun di pagi hari karena perutnya yang keroncongan.
Setelah mandi pagi, ia segera ke dapur. Ia yang kelaparan, tanpa pikir panjang langsung membuka kulkas. Bersiap-siap untuk memasak.
Di saat bersamaan, gawainya berdering. Ia segera ke kamar untuk mengangkatnya. Ega juga tak ingin Nayla terbangun karena ring tone yang berisik.
Rupanya itu panggilan masuk dari Agung. Lelaki hidung belang itu memintanya untuk tidak perlu repot-repot memasakkan Nayla makanan.
Lantaran Agung datang ke apartemen Ega dengan membawa olliebollen. Roti goreng ala Belanda yang ia beli di bakery.
Olliebollen dijual hanya menjelang dan beberapa hari setelah tahun baru. Ini karena salah satu tradisi orang Holland di malam tahun baru adalah makan ‘bola minyak’ Belanda ini.
*Jangan lupa tinggalkan jejak kakak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Windarti08
kamu harus memantaskan dirimu juga Gung, kamunya aja kelakuan minus gitu ngarep Ibu yang sempurna buat anak-anakmu.
cepat taubat dan segera perbaiki diri
2023-02-18
1
Windarti08
kalau mau dapat istri yang solehah dan pinternya,
2023-02-18
1
Nurjannah Rajja
Hebat👍👍seddi ada seddi gau.
Degaga jama jamanna Puang Agung mappakasiri siri to ogie.
2022-10-10
0