Dengan jubah handuk yang Giva gunakan. Ia menatap dirinya di cermin besar. Giva dengan sengaja membuka jubahnya supaya terlihat pantulan seluruh tubuhnya didepan cermin.
Giva mengelus beberapa bekas luka yang memenuhi tubuhnya. Semua, karena permainan gila pria ular! Meski wajahnya mulus, tetapi tidak dengan tubuh Giva yang sangat memprihatinkan.
Ada luka bekas cambuk sabuk, ada luka bekas rokok, ada luka bekas gigitan. Semua luka itu, Giva sedang memikirkan bagaimana cara menghilangkannya.
Tok..
Tok..
Tok..
Pria hitam mengetuk pintu kamar.
"Giva!Sarapan sudah siap!" panggil Pria hitam.
Dengan cepat, Giva kembali memakai jubah handuknya.
"Iya, kak! Sebentar!" sahut Giva.
Setelah menggunakan baju panjang dan celana levis panjang. Giva menghampiri pria hitam yang sedang menunggunya untuk sarapan, tapi lebih tepatnya adalah makan siang karena mereka makan di Jam 11 siang.
"Terima kasih banyak, kak!" ucap Giva dengan tulus.
"Habiskan. Aku hanya menyetok makanan cepat saji, jadi hanya mie instan dan telur ini yang dapat aku masak," ujar Pria hitam.
"Tidak papa kak! Begini saja, saya sudah sangat bersyukur!" kata Giva dengan tersenyum.
"Makanlah!" perintah Pria hitam.
"Kakak tidak makan? Mengapa cuma hanya satu mangkuk?" tanya Giva yang baru sadar jika hanya ada satu mangkuk di atas meja.
"Aku sudah. Kamu makanlah, keburu mie-nya menjadi mengembang!" ucap Pria hitam.
"Baik, kak!" Giva langsung memakan lahap mie instan itu dengan nikmat. Pria hitam hanya memandangnya tajam tanpa arti.
Giva yang merasa dirinya terus ditatap, ia mencoba untuk meletakan sendoknya sambil mulutnya masih mengunyah, lalu ia meminum air putih segelas.
"Hmm... Ada sebenarnya ini, kak!" tanya Giva yang mulai serius.
"Habiskan lah!" ucap Pria hitam.
"Tidak! Aku sudah kenyang! Sekarang katakan, apa sebenarnya arti dari tatapan mu itu?" tanya Giva kekeh meminta Pria hitam untuk menjelaskannya.
"Kamu akan ikut denganku untuk menemui mommy. Maafkan aku Giva,!" jelas Pria hitam menatap tajam Giva, meski Giva sendiri dapat melihat raut penyesalan dari pria hitam.
Mendengar hal itu, Giva sedikit terkejut tetapi dia dapat mengendalikan diri sendiri.
"Habis sarapan ini, aku akan mencari kerja. Aku mohon, berikan aku waktu!" ucap Giva memasang wajah yang sangat menyedihkan. Bukan berakting, tetapi Giva benar-benar ingin diberi kesempatan untuk bebas.
Mendengar itu, si pria hitam langsung menundukkan kepalanya. Ini sungguh berat baginya, tetapi dia tidak memiliki jalan lain karena, salah satu rekan kerjanya ternyata telah mengadukan jika dirinya telah menyelamatkan Giva.
Mommy sangat marah dan menyuruh si pria hitam memilih. Menyerahkan Giva atau nyawanya sendiri yang akan menjadi taruhan.
Ketika sedang tertunduk tidak berdaya, si pria hitam maupun Giva dikejutkan dengan kehadiran beberapa orang yang ingin mendobrak paksa rumah si pria hitam.
"Giva! Cepat kamu masuk kesini!" tukas si pria hitam membuka ruangan bawah tanah yang ada di bawah meja makan mereka. Karena panik, Giva akhirnya menuruti tanpa bertanya apapun.
"Jangan keluar!" tegas pria hitam memperingati Giva.
Giva hanya mengangguk dengan cepat. Demi apa, kini jantung Giva berdebar tidak karuan. Sungguh, Giva sangat takut jika terjadi apa-apa.
Pria hitam langsung dengan segera menutup pintu rahasia menggunakan kain keset. Dia juga langsung mengambil botol minuman keras dan meneguknya dengan segera. Sambil pura-pura mabok, pria hitam mencoba untuk membuka pintu.
"Aarrggh!" Pria hitam bersendawa.
"Mengapa kamu lama sekali membuka pintu!" bentak Mommy yang ternyata adalah seorang pria berwajah wanita alias waria.
"Maaf, mommy! Saya sedang minum!" sahut Pria hitam yang masih berakting sedang mabuk berat.
"Dimana gadis itu!?" tanya Mommy tanpa basa-basi.
"Apa maksud, mommy! Saya sudah katakan, jika saya tidak menemukannya!" jawab pria hitam.
"Huuuu lala... Apa kamu sedang coba bermain-main denganku!" ucap Mommy dengan suara halus, tetapi kukunya sedikit tekanan lagi akan mencap di leher si pria hitam.
Giva yang masih berada di tempat persembunyian. Hanya bisa menutup mulutnya supaya tidak bersuara. Air mata terus mengalir, sungguh Giva sangat takut jika sampai dirinya tertangkap.
"Ah! Saya berkata jujur, mommy!" ucap pria hitam sambil menaikan kepalanya karena mommy terus menahan leher bagian dagu.
"Jangan menguji kesabaran ku, sayang! Cepat katakan atau....!"
"Sungguh, saya tidak tahu mommy!" sahut pria hitam dengan tegas.
Mommy tersenyum sinis lalu meminta anak buahnya yang lain untuk memeriksa rumah itu.
Langkah kaki terdengar ribut, Giva semakin menekan mulutnya supaya tidak bersuara sedikit pun.
"Mommy! Kami menemukan tas ini!" ucap salah satu anak buah.
Mata pria hitam terbelalak tidak percaya. Sungguh, dia tidak terfikirkan dengan barang-barang bawaan Giva.
"Wuw! Apa kamu sedang ingin bermain-main denganku? Ah, sayang... Kamu terlalu bodoh jika begitu. Ehm, sekarang cepat katakan padaku dimana gadis itu!?" tanya Mommy dengan wajah bak iblis.
"Di..dia sudah pergi, mommy!" jawab Pria hitam gugup.
BUGH!
Mommy dengan semangat memberikan hantaman ke perut pria hitam menggunakan lututnya.
"Ahk!" pekik Pria hitam.
Mendengar pekikan pria hitam. Giva sangat terkejut sekaligus kasihan. Hatinya berkata, jika dirinya tidak dapat membiarkan pria hitam berkorban hanya demi dirinya. Tetapi, Giva juga tidak memiliki keberanian untuk menyerahkan diri.
"Cepat katakan!" teriak mommy yang langsung menunjukan suara prianya yang sangar.
"Shht! Sungguh, dia sudah pergi!" jawab Pria hitam sambil meringis tetapi berusaha untuk berlutut didepan mommy, kode meminta ampun.
Mommy menggertak giginya menahan kesal kepada si pria hitam. Ketika ingin memukulnya lagi, mommy tertahan karena dia teringat jika si pria hitam adalah pacarnya. Pria hitam adalah satu-satunya pria yang dapat memuaskan hasratnya dengan sempurna. Layanan yang diberikan sangat sempurna membuat mommy tergila-gila olehnya.
"Kalian, cepat cari wanita itu sampai ketemu. Kamu! Cepat bawa pria ini dan kurung dia. Jangan sampai dia lolos!" perintah mommy.
"Baik, mommy!" suara para preman serempak.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" teriak pria hitam memberontak. Tetapi, seketika pria hitam berhenti melawan ketika mengingat jika Giva masih ada didalam rumah itu.
Akhirnya, demi keselamatan Giva. Pria hitam dengan rela masuk mobil dan pergi ke kandang iblis.
Sungguh, Si pria hitam sangat muak ketika dia harus melayani hasrat mommy. Dia sejatinya adalah pria normal, hanya demi seseorang yang dulu dia cintai yang kini malah berkhianat padanya, dia rela menjadi pemuas hasrat mommy.
Sekarang, ia harus menelan kehidupan pahit. Kekasih tak dapat, lepas dari mommy pun tak bisa.
..
Giva yang merasa semua orang sudah pergi, mencoba untuk mengambil handphonenya yang ada di sakunya.
Giva mencoba untuk menghubungi Eric tetapi masih tidak bisa. "Ya tuhan! Kemana perginya dia? Bukankah dia mengatakan bekerja keras demi uang. Tetapi mengapa tadi malam dia pergi begitu saja sebelum aku memberinya uang!" batin Giva berkecamuk.
Akhirnya, Giva memberanikan diri untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Giva berfikir untuk mencoba menyelamatkan si pria hitam. Tetapi, ketika akan keluar rumah ia mendapatkan pesan dari si pria hitam.
Pria hitam memberitahu jika dirinya kini baik-baik saja.
Kita diperlihatkan, memang si pria hitam sedang baik-baik saja. Bahkan, dia kini sedang mencoba untuk melayani ratunya yang berkumis.
..
..
...
Jangan lupa uang parkirnya LIKE saja 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
💞®²👸ᖽᐸ🅤ᘉᎿ🅘💞
Wih penuh teka teki apakah peria hitam itu Eric,,
2022-01-02
0
Alya lii
next lagi...
2021-12-28
0
Lavenda
pria hitam 😁😁
2021-12-27
0