Part 03

Pukul 10 malam. Giva duduk disebuah cafe model autdoor. Dia menarik satu batang rokok dan mulai mengarahkan korek api ke rokok yang sudah ia letakkan di bibirnya.

Ketika sedang meresapi setiap hisapan. Giva teralihkan dengan nada dering handphonenya yang tak ada kediaman sedari awal ia datang ke cafe.

"Haloo, Mommy?" sahut Giva mengangkat telpon.

"Kenapa kamu tidak datang ke klub Honey? Tuan bule datang mencari kamu," ujar Mommy, pemilik klub.

"Aku sudah keluar, mom! Aku tidak akan datang lagi ke klub!" sahut Giva sambil menghisap dan menghempaskan asap rokoknya.

"Mana bisa seperti itu, Honey! Kamu masih banyak hutang kepadaku!" teriak mommy terlihat panik dibalik telpon.

"Aku akan membayarnya. Tetapi tolong beri aku waktu," ucap Giva yang mulai tertunduk lemas.

"Tidak! Datang sekarang juga atau aku akan mengirim orang untuk menjemput paksa kamu!" ancam Mommy.

Giva langsung mematikan telponnya tanpa ingin menghiraukan mommy sang pemilik klub malam tempat dia kerja.

Sudah hampir 5 bulan Giva menghabiskan malam dan mendapatkan uang yang cukup besar dari klub malam itu.

Giva terpaksa karena kekasihnya yang menderita penyakit kanker membutuhkan biaya yang begitu sangat besar.

Ketika sedang meratapi nasibnya. Giva melihat seorang pria yang sepertinya tidak asing. Dia adalah Erik, pria misterius itu.

Ketika Giva perhatikan seksama, sepertinya Erick adalah seorang Driver.

Karena penasaran, Giva pun mencoba untuk mendekati Erick.

"Hay!" sapa Giva.

"Maaf, siapa ya?" tanya Erik.

"Gua, ini gua! Masak loe lupa?" ujar Giva menunjuk mukanya sendiri untuk memastikan Erik mengingat wajahnya.

"Oh, kamu yang wanita yang berniat ingin bunuh dirikan!?" tanya Erik memastikan.

"Hmm, ya tidak gitu juga kali cara mengingatnya!" cetus Giva.

"Ada apa, ya?" tanya Erik terlihat buru-buru.

"Oh, tidak papa. Lo bisa cabut kalo memang sedang buru-buru! Gua ke sini cuma mau bayar tagihan," ucap Giva berbohong. Padahal dia menghampiri Rio memang ingin berbicara dengannya.

"Oh, gitu ya. Ya sudah, saya duluan ya. Oya, kalo kamu mau memakai jasa saya, cari saja nama saya di aplikasi "si tampan," ujar Erik sambil mengedipkan matanya dan tersenyum sambil menunjukan gigi ratanya yang terlalu maju alias merongos.

Giva hanya tersenyum canggung menanggapi ujaran gokil dari mulut Erik.

Setelah mengatakan itu Erik langsung bergegas meninggalkan Giva.

Malam menunjukan waktu 10:30. Giva menggelengkan kepalanya.

"Hmm, dia pekerja keras. Jam segini masih juga menerima orderan," batin Giva kagum dengan kegigihan Erik mencari nafkaj." Apa dia sudah memiliki keluarga. Apa dia melakukan ini demi untuk membelikan susu untuk anaknya. Ah, manis sekali," batinya lagi.

Giva berjalan kaki untuk sampai ke rumahnya. Dari cafe ke rumah yang dia kontrak, jika ditempuh dengan jalan kaki akan menghabiskan waktu 30 menit.

Ketika akan sampai di kontrakan, Giva melihat beberapa orang berkaca mata sedang mengintai kontrakannya. Giva yang mengerti jika itu adalah anak buah Mommy langsung gerak cepat untuk kabur. Tetapi sangat di sayangkan, bayangan Giva sempat dilihat oleh anak buah Mommy.

Kejar-kejaran di malam hari pun akhirnya terjadi. Giva dengan gila berlari untuk menghindari anak buah mommy. Sayang sangat di sayang. Sebuah mobil dengan sengaja memotong jalan Giva di trotoar.

"Ahk!" teriak Giva terkejut. Giva tidak percaya demi menangkap dirinya sebuah mobil dengan sengaja masuk ke trotoar.

"Ikut dengan kami. Jangan paksa kami berbuat kasar. Mommy ingin kamu datang dengan selamat?" ujar pria berbibir tebal dan hitam.

"Tidak! Katakan pada mommy jika aku akan membayar semua hutang-hutang aku! Beri aku waktu satu Minggu!" ucap Giva dengan wajah memohon.

"500jt dalam satu Minggu. Apa kamu sekarang sedang bermimpi!?" ejek pria itu.

"Apa kamu meragukan kemampuanku!?" ujar Giva menatap tajam pria hitam itu.

"Jika memang yang kamu lakukan tetap menjual tubuhmu! Lebih baik kamu sekarang ikut denganku. Ada orang kaya yang ingin membelimu dengan jumlah yang fantastis!" ujar pria itu dengan senyum tengilnya memandang rendah Giva.

PLAK!

Giva dengan bersemangat menampar wajah pria hitam itu.

BUGH!

Pria hitam itu pun langsung mendorong Giva ke mobil dan mengunci pergerakannya dengan menahan tangan dan pinggulnya.

Bisa anda bayangkan. Pria hitam dengan wajah yang sangat seram hanya berada 2centi dari wajah anda?!

Bahkan Giva bisa mencium mulutnya yang berbau alkohol dan bau keringatnya yang sangat menyengat.

"Apa kamu sedang menguji kesabaran ku?"tanya Pria itu dengan mimik wajah yang ingin memakan bibir Giva dengan lahap.

"Ma..maaf, Kak! Sungguh, aku akan membayarnya. Jangan jual aku! Aku tidak akan memiliki harga diri lagi jika sampai kalian menjualku?" ucap Giva yang mulai merasakan getaran ketakutan di kakinya.

Mendengar Giva memanggilnya "Kak" membuat pria hitam itu seolah tersadar dari jiwa iblisnya.

Selama ini. Pria hitam itulah yang selalu membantu Giva ketika dia mengahadapi pria hidung belang yang mencoba untuk bermain kasar dengan Giva. Jadi bisa dibilang pria hitam adalah penyelamat hidup Giva selama dia bekerja di klub malam itu. Semua perilaku baik si pria hitak membuat Giva menganggap dia adalah kakak baginya.

"Pergilah ke alamat ini!" ucap Pria hitam itu memberikan sebuah kertas yang beralamatkan rumah.

Setelah memberikan kertas itu. Pria hitam langsung mengajak kawanannya untuk segera pergi. Karena pria hitam adalah ketua mereka, jadi anak buah yang lain hanya bisa mengikuti si pria hitam.

Giva tersenyum sambil meneteskan air mata haru. Dia menatap kertas itu dengan segala harapannya di dalamnya.

Tak ingin membuang waktu, Giva langsung berlari ke kontrakannya untuk mengambil beberapa barang-barangnya.

Satu persatu barang penting yang hanya akan Giva bawa. Tak lupa dia juga membawa foto almarhum Leo, kekasihnya yang kini telah dalam pelukan tuhan.

Hari sudah pukul 2 malam. Giva mengigit jarinya karena bingung harus pergi menggunakan apa. Lalu, ia terfikirkan dengan Erij si Abang ojol itu.

"Ah, Driver itu!? Tapi, apa mungkin jam segini dia juga mau menerima orderan? Ah, coba aja!?" gumam Giva yang langsung merogoh ponselnya untuk mencari nama "si tampan" di aplikasi Gojek.

Ketika mengetik nama "si tampan" alangkah terkejutnya Giva ketika dua melihat penampakan Poto profil Erik.

"Bagaimana dengan PD-nya dia mengatakan jika dirinya tampan?" batin Giva menggelengkan kepalanya melihat foto Erik yang begitu sangat narsis.

Bahkan, dia seperti sangat bangga menunjukan giginya yang lebih maju dari pada nasib hidupnya. Pikirnya.

Setelah beberapa saat. Sungguh Giva sangat terkejut ketika Erik membalas pesannya.

Setelah berjanjian di depan gang. Giva sangat senang ketika melihat motor Erik yang bermerek NMAX hitam.

"Hay! Malam-malam mau kemana, cantik?" tanya Erik yang sepertinya ingin mengakrabkan diri dengan Giva.

"Em, ke alamat ini ya!?" jawab Sona yang menunjukan kertas.

Rio sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat alamat itu. Namun, sesaat ia tersenyum dan menunjukan ekspresi jika biasa saja.

"Kamu tahu tidak!?" tanya Giva memastikan.

"Tenang saja. Tidak ada alamat yang tidak aku ketahui!" sahut Eric dengan bangga menunjuk dirinya sendiri.

Melihat tingkah tengil Eric membuat Giva terhibur dibuatnya. Meski wajahnya tidak banget, pikir Giva. Tetapi sikapnya sangat cocok untuk dijadikan teman.

Terpopuler

Comments

💞®²👸ᖽᐸ🅤ᘉᎿ🅘💞

💞®²👸ᖽᐸ🅤ᘉᎿ🅘💞

Aku sangat suka ringan di baca ya

2022-01-02

0

Ninik H.

Ninik H.

salam dari ketika cinta pertama kandas di tengah jalan, kak

2022-01-02

0

Lavenda

Lavenda

hmmm 🤔😁

2021-12-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!