Bab 5: Peristiwa Di Lift

Malam semakin merangkak naik. Walau demikian, jalanan masih tampak ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang. Pada akhirnya, Danisa naik ke mobil Devan setelah mereka terlibat dalam perdebatan panjang via handphone. Tidak ada pembicaraan berarti yang terjadi di antara Mereka. Devan dan Danisa larut dalam pemikiran masing-masing.

Persimpangan dan perempatan mereka lalui. Sesekali ekor mata Devan melirik ke samping kirinya. Melihat apa yang Danisa lakukan. Gadis itu masih saja terlihat cuek memainkan ponselnya. Devan tersenyum masam. Ia pun memilih untuk diam dan terus melajukan kendaraannya. 

Tak lama, 25 menit kemudian mobil yang berjalan dengan kecepatan standar itu tiba di komplek apartemen. Danisa menepuk-nepuk lengan Devan mengisyaratkan untuk menurunkannya. Walau dengan kening yang mengerut, Pemuda yang membawa Danisa pulang itu mengikuti keinginannya. Mobil diarahkan untuk menepi. Gadis tersebut langsung turun dan berlalu meninggalkan Devan setelah mengucapkan terima kasih dengan bahasa isyarat. 

Devan hendak pergi, ia baru saja akan melajukan mobilnya beberapa meter namun seorang pria yang sudah ia kenal dengan baik menghentikannya. Pria tersebut adalah Raga, teman baik Devan sedari kecil. Raga tengah bergelut pada usaha tambang dengan asset Milyaran Dollar. Ia dan Devan juga terlibat dalam proyek yang sama. Teman yang bisa disebut dengan sahabat ini juga baru saja menyelesaikan kuliah bisnisnya di Harvard University, Amerika.

Raga membuka pintu mobil Devan dan masuk ke dalamnya.

“Gue lihat perempuan turun dari sini,  wuiii.. kayaknya keren. Doi siapa?” Tanya Raga menaikkan sebelah alisnya ke atas.

“Jangan banyak tanya!” Sahut Devan malas.

“Haha Lu ga berubah-berubah ya! Masih tetap sama! Eh, By the way lu tau ga dokter bedah hebat di rumah sakit Ramayana? Sebagai salah satu pemegang saham tertinggi di sana pasti tau dong!” Raga mulai membuka topik pembicaraan.

“Dokter bedah?” Devan mengerutkan keningnya. Ia memang pernah mendengar issue tentang dokter hebat tapi ia tidak pernah memberikan perhatian ekstra pada berita tersebut.

“Ya, ini lu liat!” Raga mengeluarkan handphone-nya lalu memperlihatkan sebuah video yang menunjukkan seorang dokter sedang melakukan bedah. Namun pada video tersebut, hanya terlihat tangan cekatannya saja dalam melakukan pembedahan. Devan tampak sangat tertarik. Ia melihat tanpa berkedip. Lalu mengangguk-anggukkan kepala dan memegang dagunya melihat kerja hebat dokter bedah tersebut. 

“Raga, tolong lu suruh media untuk publikasikan berita bahwa gua akan ngundang dokter hebat lakuin operasi!” Titah Devan pada Raga, pria ini tampak menemukan ide cemerlang dalam waktu singkat.

“Lu tau akan apa efek dari ini semua kalau sampai terpublish?” Lanjut Devan lagi. Sebelah alisnya terangkat sempurna.

“Yeah… I know! That’s a good idea, Man!” Tangan Raga dan Devan saling melakukan tos. Mereka tertawa bersama. 

Selanjutnya, Devan dan Raga terlibat dalam obrolan bisnis. Dua pria pekerja keras itu memang kerap kali membicarakan masalah pekerjaan ketika bertemu. Sampai pada akhirnya, Raga turun dari mobil Devan. Mereka menyudahi pembicaraan singkat mereka.

“Okay, gua ambil mobil dulu di parkiran. Berkas-berkas perusahaan masih di sana. Lu tunggu dulu di sini!” Ucap Raga yang diikuti oleh anggukan Devan.

Di tempat parkir, Raga melihat sebuah mobil melaju dengan kencang dan menge-rem tepat di depan wanita yang tadi turun dari mobil Devan. Dari posisi yang agak jauh berjarak, Raga memperhatikan pergerakan mereka. Seorang wanita turun dari mobilnya. Ia menunjuk lawannya dan tampak seperti sedang memberikan peringatan.

“Aku peringatkan ya! Jangan sampai kamu mendekati Devan! Dia itu miliknya Jihan! Jangan merebut sesuatu yang bukan……!” Ucap wanita yang ternyata adalah Mila, teman setia dari Jihan. Ia memperingatkan Danisa dengan menunjukkan telunjuknya ke tubuh Danisa. 

Plaaakkkk

Di luar dugaan. Belum selesai Mila mengucapkan kalimatnya, telapak tangan kanan Danisa sudah mendarat dengan sempurna dipipinya. Dengan segenap keberanian yang ia miliki, Danisa menampar Mila hingga wanita tersebut bungkam.

Wow… She looks cool… Keren banget! Gumam Raga yang sejak tadi menyaksikan aksi mereka. Ia terkagum-kagum akan tindakan Danisa. Dari kejauhan, Raga bisa menangkap bahwa Danisa sedang membela dirinya. Laki-laki ini jadi urung melakukan niatnya semula, yaitu mengambil berkas. 

Raga membuntuti Danisa. Perlahan laki-laki itu mengikuti langkah kaki wanita cantik tersebut. Devan yang masih berada di dalam mobil di tempatnya semula, tidak sengaja melihat Raga berjalan di belakang Danisa dari pantulan kaca spion mobil. Devan mengeryitkan keningnya. Heran. Apa ada sesuatu yang sedang terjadi? Devan jadi bertanya-tanya. Ia pun mematikan mesin mobilnya. Lalu membuka pintu mobil dan ikut serta mengejar teman nya yang juga tengah mengikuti Danisa.

Tap Tap Tap

Suara sol sepatu yang menyentuh lantai terdengar. Raga mengikuti Danisa sampai ke depan pintu lift. Wanita tersebut hendak menekan tombol pintu namun Raga dengan sigap menghalau nya. 

“Hi… Perkenalkan… Aku Raga…” Raga memperkenalkan diri. Ia mengulurkan tangan mengajak berjabat. Danisa menatapnya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Suasana tampak lengang. Hanya ada angin yang berlalu lalang dari jendela yang gorden nya sedikit terbuka tak jauh dari posisi mereka berdiri.

“Hemm…” Mendapatkan respon acuh tak acuh dari Danisa, Raga berdehem. Ia menarik kembali tangan yang sudah terlanjur terulur.

“Aku melihatmu dari kejauhan. Aksimu menampar wanita tadi tampak memukau. Aku tau kamu sedang melindungi diri!” Raga mulai melancarkan aksinya. Entah apa yang laki-laki ini pikirkan, namun sejak awal, attitude dan gerak gerik Danisa sudah cukup membuatnya terkagum. 

Tap Tap Tap

Suara langkah kaki lain mulai terdengar di telinga mereka. Namun Raga tidak ambil pusing, mungkin saja suara langkah kaki tersebut merupakan tetangga satu apartemennya Danisa.

“Bolehkah aku meminta nomor kontakmu?” Lanjut Raga penuh pecaya diri. Danisa mengerutkan keningnya.

“Tunggu…!” Panggilan dari seseorang membuat Raga dan Danisa menoleh serempak.

“Danisa tidak akan memberikan nomor kontaknya pada siapa-pun dan laki-laki manapun” Ucap Orang yang ternyata adalah Devan. Laki-laki ini tiba-tiba muncul dari balik tembok. Danisa terenyak.

“Dev,,, sejak kapan kau di sini?!” Raga mengerutkan keningnya agak terkejut. 

“Pulang-lah Ga… Jangan ganggu Danisa!” Titah Devan pada Raga, namun tatapan mata-nya mengarah kepada Danisa. Wanita ini bisa melihat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya pada tatapan tersebut. 

“Dev, Gua Cuma mau minta nomor kontaknya doang!” Ucap Raga enggan pergi. Devan menggeleng. Laki-laki tersebut tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemauan Devan. Ia pun pergi setelah mendengus kesal.

Apa Devan dan wanita itu memiliki hubungan khusus? Gumam Raga. 

Haha mana mungkin. Kali ini Raga tertawa sendiri. Ia mengenal betul bagaimana sahabatnya tersebut. Pemuda es itu sulit jatuh hati.

Tinggal-lah Devan dan Danisa sepeninggal Raga. Pemuda ini memencet pintu lift. Tak sampai tiga puluh detik, pintu lift pun terbuka. Danisa masuk ke dalam nya. Diikuti oleh Devan yang ikut masuk ke sana.

***

Hi Teman-Teman, Yuk dukung terus karya Alana dengan cara LIKE KOMEN VOTE, berikan HADIAHnya. Terima Kasih ^^ Jazakumullah Khairal Jaza' ❤

IG @alana.alisha

***

 

Terpopuler

Comments

Suzieqaisara Nazarudin

Suzieqaisara Nazarudin

Aku pengen liat reaksinya Devan saat tau siapa Danisa sebenarnya,apa lagi mommy nya Devan..huff pasti seru...👋👋👋👋

2022-08-07

0

Rinjani

Rinjani

di mulai kan Danisa cantik no poles2 ya asyik awas lo Devan akan tersengat ..nih Dr bedah Dan Ara yg terkenal🤲🤲🙏

2022-06-14

0

Aurora Queen 👑✨

Aurora Queen 👑✨

next

2022-04-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kediaman Cakrawangsa
2 Bab 2: Jangan Narsis!
3 Bab 3: Dokter Dan Ara
4 Bab 4: Kegaduhan di Pesta Pertunangan
5 Bab 5: Peristiwa Di Lift
6 Bab 6: Pemberian Nenek
7 Bab 7: Di Ringkus Polisi
8 Bab 8: Di interogasi
9 Bab 9: Berada Di Atas Angin
10 Bab 10: Nostalgia
11 Bab 11: Tuduhan
12 Bab 12: Danisa Tidak Bersalah
13 Bab 13: Bukti Dari Danisa
14 Bab 14: Penawaran 100 Kali Lipat
15 Bab 15: Kita Sudah Bertunangan!
16 Bab 16: Orang Tak di Kenal
17 Bab 17: Anak Haram
18 Bab 18: Mata Terbelalak Sempurna
19 Bab 19: Operasi Berhasil
20 Bab 20: Kemarahan Keluarga Devan
21 Bab 21: Visual Para Tokoh
22 Bab 22: Pelaku Sebenarnya
23 Bab 23: Drama Pemecahan Kasus Yang Sempurna
24 Bab 24: Deringan Handphone Danisa
25 Bab 25: Danisa, Kerabat Cakrawangsa!
26 Bab 26: Belum Saatnya, Calm Down!
27 Bab 27: Kondisi Kakek Rowan
28 Bab 28: Kakek Rowan Sekarat
29 Bab 29: Ruangan Operasi
30 Bab 30: Danisa Melakukan Operasi
31 Bab 31: Kehilangan Banyak Darah
32 Bab 32: Ruangan Yang Di Sabotase
33 Bab 33: Fakta Tentang Danisa
34 Bab 34: Kamu itu Spesial!
35 Bab 35: Terhuyung
36 Bab 36: Pengacara Danisa
37 Bab 37: Danisa Adalah Tujuanmu, Devan Adalah Tujuanku!
38 Bab 38: Perebutan Kuasa Hukum
39 Bab 39: Kau Bisa Bicara?!
40 Bab 40: Tatapan Menghujam
41 Bab 41: Hidup Seperti Permainan Papan Catur
42 Bab 42: Perempuan atau Bukan?
43 Bab 43: Dia adalah Cakrawangsa
44 Bab 44: Wanita Tangguh
45 Bab 45: Demi Sebuah Nyawa!
46 Bab 46: 1000 Nyawa!
47 Bab 47: It's Not Your Bussiness!
48 Bab 48: Berada Dimana?
49 Bab 49: Devan, Sang Detektif!
50 Bab 50: Gerimis Yang Turun Tipis-Tipis
51 Bab 51: Hati Yang Tergerak
52 Bab 52: Sarang Lebah~
53 Bab 53: Tidak Di Takdirkan Bersama?
54 Bab 54: Tidak Bisa Di Kelabui~
55 Bab 55: Kawanan Bertopeng~
56 Bab 56: Kau Sudah Gila!
57 Bab 57: Sisa Sisa Kekuatan~
58 Bab 58: Umpan Pancingan
59 Bab 59: Hati Yang Kecewa
60 Bab 60: Tidak Bisa Menikah
61 Bab 61: Inti Target
62 Bab 62: Cemburu Yang Membakar
63 Bab 63: Langit Senja Yang Memerah
64 Bab 64: Langsung Ke Neraka~
65 Bab 65: Kritis
66 Bab 66: Terjun Bebas
67 Bab 67: Keikhlasan Tertinggi
68 Bab 68: No Time To Die~
69 Bab 69: Manusia Bermuka Dua
70 Bab 70: Air Yang Keluar Dari Sudut Mata~
71 Bab 71: Genderang di Tabuh
72 Bab 72: Penawaran Dari Devan
73 Bab 73: Tragedi Foto
74 Bab 74: Setuju Menikah
75 Bab 75: Benar-Benar Menikah
76 Bab 76: Kamar Hotel
77 Bab 77: Janji
78 Bab 78: Tidak Pernah Sepeduli Ini...
79 Bab 79: All Out
80 Bab 80: Para Pengabdi
81 Bab 81: Bukan Pemeran Melainkan Sutradara!
82 Bab 82: Senyum Gunawan~
83 Bab 83: Kebenaran dari Mr. X
84 Bab 84: Mari Bertaruh~
85 Bab 85: Ruangan Operasi~
86 Bab 86: Belum Siap Untuk Kemungkinan Terburuk
87 Bab 87: Bayang-Bayang Kematian
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1: Kediaman Cakrawangsa
2
Bab 2: Jangan Narsis!
3
Bab 3: Dokter Dan Ara
4
Bab 4: Kegaduhan di Pesta Pertunangan
5
Bab 5: Peristiwa Di Lift
6
Bab 6: Pemberian Nenek
7
Bab 7: Di Ringkus Polisi
8
Bab 8: Di interogasi
9
Bab 9: Berada Di Atas Angin
10
Bab 10: Nostalgia
11
Bab 11: Tuduhan
12
Bab 12: Danisa Tidak Bersalah
13
Bab 13: Bukti Dari Danisa
14
Bab 14: Penawaran 100 Kali Lipat
15
Bab 15: Kita Sudah Bertunangan!
16
Bab 16: Orang Tak di Kenal
17
Bab 17: Anak Haram
18
Bab 18: Mata Terbelalak Sempurna
19
Bab 19: Operasi Berhasil
20
Bab 20: Kemarahan Keluarga Devan
21
Bab 21: Visual Para Tokoh
22
Bab 22: Pelaku Sebenarnya
23
Bab 23: Drama Pemecahan Kasus Yang Sempurna
24
Bab 24: Deringan Handphone Danisa
25
Bab 25: Danisa, Kerabat Cakrawangsa!
26
Bab 26: Belum Saatnya, Calm Down!
27
Bab 27: Kondisi Kakek Rowan
28
Bab 28: Kakek Rowan Sekarat
29
Bab 29: Ruangan Operasi
30
Bab 30: Danisa Melakukan Operasi
31
Bab 31: Kehilangan Banyak Darah
32
Bab 32: Ruangan Yang Di Sabotase
33
Bab 33: Fakta Tentang Danisa
34
Bab 34: Kamu itu Spesial!
35
Bab 35: Terhuyung
36
Bab 36: Pengacara Danisa
37
Bab 37: Danisa Adalah Tujuanmu, Devan Adalah Tujuanku!
38
Bab 38: Perebutan Kuasa Hukum
39
Bab 39: Kau Bisa Bicara?!
40
Bab 40: Tatapan Menghujam
41
Bab 41: Hidup Seperti Permainan Papan Catur
42
Bab 42: Perempuan atau Bukan?
43
Bab 43: Dia adalah Cakrawangsa
44
Bab 44: Wanita Tangguh
45
Bab 45: Demi Sebuah Nyawa!
46
Bab 46: 1000 Nyawa!
47
Bab 47: It's Not Your Bussiness!
48
Bab 48: Berada Dimana?
49
Bab 49: Devan, Sang Detektif!
50
Bab 50: Gerimis Yang Turun Tipis-Tipis
51
Bab 51: Hati Yang Tergerak
52
Bab 52: Sarang Lebah~
53
Bab 53: Tidak Di Takdirkan Bersama?
54
Bab 54: Tidak Bisa Di Kelabui~
55
Bab 55: Kawanan Bertopeng~
56
Bab 56: Kau Sudah Gila!
57
Bab 57: Sisa Sisa Kekuatan~
58
Bab 58: Umpan Pancingan
59
Bab 59: Hati Yang Kecewa
60
Bab 60: Tidak Bisa Menikah
61
Bab 61: Inti Target
62
Bab 62: Cemburu Yang Membakar
63
Bab 63: Langit Senja Yang Memerah
64
Bab 64: Langsung Ke Neraka~
65
Bab 65: Kritis
66
Bab 66: Terjun Bebas
67
Bab 67: Keikhlasan Tertinggi
68
Bab 68: No Time To Die~
69
Bab 69: Manusia Bermuka Dua
70
Bab 70: Air Yang Keluar Dari Sudut Mata~
71
Bab 71: Genderang di Tabuh
72
Bab 72: Penawaran Dari Devan
73
Bab 73: Tragedi Foto
74
Bab 74: Setuju Menikah
75
Bab 75: Benar-Benar Menikah
76
Bab 76: Kamar Hotel
77
Bab 77: Janji
78
Bab 78: Tidak Pernah Sepeduli Ini...
79
Bab 79: All Out
80
Bab 80: Para Pengabdi
81
Bab 81: Bukan Pemeran Melainkan Sutradara!
82
Bab 82: Senyum Gunawan~
83
Bab 83: Kebenaran dari Mr. X
84
Bab 84: Mari Bertaruh~
85
Bab 85: Ruangan Operasi~
86
Bab 86: Belum Siap Untuk Kemungkinan Terburuk
87
Bab 87: Bayang-Bayang Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!