Pagi yang mendung. Awan hitam bergulung-gulung di angkasa. Mendung bukan berarti hujan. Sejak semalam hujan enggan menunjukkan eksistensinya. Ia masih bersembunyi dalam pekat nya awan. Hanya kilat dan petir yang sesekali terdengar mengema memenuhi petala. Walau demikian, ini semua tak menghalangi aktifitas banyak orang yang memiliki kesibukan juga rutinitas.
Di sebuah rumah sakit milik Yayasan Ramayana Medical School tempat Devan menginvestasikan uangnya, tampak seorang pasien miliyuner datang untuk meminta pihak rumah sakit menghadirkan seorang dokter ahli bedah yang bernama Dokter Dan Ara untuk melakukan operasi.
Dokter Dan Ara ini hebat dan sangat mahir serta memiliki kemampuan medis yang luar biasa. Namun sayang, dokter tersebut tidak pernah sekalipun menunjukkan wajahnya pada saat operasi berlangsung. Jarang sekali orang yang pernah melihat wajah asli dari dokter Dan Ara. Dokter ini juga terkenal sulit dimintai melakukan tindakan operasi.
Pihak rumah sakit berulang kali menghubungi dokter yang dimaksud. Namun teleponnya tidak ada yang mengangkat.
“Kami memiliki beberapa dokter bedah hebat lainnya selain dokter Dan Ara, Tuan!” Ucap petugas yang berjaga.
“Tidak bisa, aku hanya percaya pada dokter Dan Ara saja! Tolong hubungi beliau lagi!” Pinta pasien tersebut. Para petugas saling bertatapan. Mereka berusaha keras kembali menghubungi orang yang di maksud sampai-sampai pasien miliyuner ini sendiri yang harus menghubungi kepala rumah sakit untuk meminta bantuan. Hingga akhirnya, Kepala rumah sakit berhasil membujuk sang dokter melakukan pembedahan.
***
Dokter Dan memasuki ruangan operasi bersama para tim setelah melakukan serangkaian pemeriksaan khusus kepada pasien. Pemeriksaan ini sangat penting sebab dokter anetesi bisa melihat bagaimana kondisi psikis pasien, sejauh mana kesiapan mentalnya sebelum pembedahan dilakukan. Seperti biasa, Dokter Dan memakai pakaian lengkap dan tidak menunjukkan wajah aslinya selama operasi. Kali ini beliau menangani pasien dengan gangguan ortopedi (Gangguan tulang dan otot).
Keberhasilan dokter Dan Ara dalam mengoperasi dan membuat para pasien nyaman membuat dokter Dan semakin terkenal. Kemasyuran namanya terdengar dimana-mana. Hal ini membuat semua orang penasaran. Termasuk dokter ahli lainnya yang ingin sekali bertemu dengan sang dokter hebat.
Beberapa dokter sampai menunggu beliau di ruangannya. Mereka penasaran bagaimana rupa dari dokter medis ahli bedah yang selalu saja menutupi identitasnya itu. Apa beliau sebegitu introvertnya hingga tidak ingin diketahui public? Atau malah seorang yang anti social? Atau malah…
Berbagai pertanyaan berkelabat di benak mereka sampai saat ini. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menemui dokter Dan secara langsung.
Mereka melihat ruangan dokter ahli bedah itu masih terlihat kosong. Bisik-bisik mulai terdengar memenuhi ruangan. Hingga seorang yang begitu mereka kenal terlihat memasuki ruangan dokter Dan.
“Hmh…” Orang tersebut berdehem.
“P..Pak Kepala?!” Mereka serempak berseru.
“Saya ada keperluan dengan dokter Dan Ara. Bolehkah kalau ruangan ini untuk sementara dikosongkan?” Pinta pak kepala mengusir halus.
Tanpa membantah, para dokter yang juga ahli itu meninggalkan ruangan. Setelah ruangan kosong, dokter kepala memanggil Dokter Dan melalui saluran telepon untuk memasuki ruangan.
“Halo Dok!” Sapa dokter Dan Ara. Beliau mengunci pintu. Lalu membuka penutup wajah yang selama ini ia kenakan.
“Daniiisaaa… Selamat! Sekali lagi kamu berhasil mengerjakan tugasmu!” Sambut Dokter Kepala sumringah. Ternyata dokter bedah yang menutupi wajah dan identitasnya adalah Danisa, orang yang selama ini dianggap sebagai orang desa yang bisu dan bodoh lagi tak berpendidikan.
“Terima Kasih, Dok! Pujian dokter berlebihan..” Ucap Danisa santai menanggapi pujian dokter kepala seperti biasanya. Mereka memang senang berseloroh dan bersenda gurau.
“Bagaimana Danisa? Apakah kamu masih ingin lanjut belajar atau mau bekerja tetap di rumah sakit ini?” Dokter mulai bertanya serius.
“Kemampuan saya masih jauh dari kata sempurna dok, jadi saya masih ingin belajar dan terus berlatih” Ucap Danisa.
“Ah, kamu memang selalu meremehkan kemampuan diri sendiri. Padahal kamu itu sangat jenius dan teliti! Kamu itu dokter ahli muda kebanggaan rumah sakit ini! Tidak bisa dipungkiri, rating rumah sakit yang terus meningkat ini salah satunya karena ada campur tangan dan jasamu” Sahut dokter kepala masih terus memuji kemampuan yang Danisa miliki.
“Sekali lagi terima kasih dokter, saya akan menggunakan kesempatan belajar ini untuk semakin menempa diri agar bisa terus lebih baik!” Jawab Danisa diplomatis. Ia sendiri saat ini masih belum cukup percaya diri untuk menjadi pekerja tetap di rumah sakit ini. Kepala rumah sakit hanya bisa tersenyum dan menganggukkan kepala atas keputusan Danisa. Ia tidak bisa memaksa kehendak gadis muda yang ada dihadapannya.
Setelah menyelesaikan segala urusan, Danisa keluar dari rumah sakit dengan berjalan menyusuri trotoar. Ia akan pulang ke apartemen dengan berniat memanggil taksi. Namun niat tersebut belum terealisasikan, Danisa sudah dipanggil oleh seseorang untuk ikut naik ke mobilnya.
“Hey gadis desa! Naiklah! Kakek Cakrawangsa menyuruhku menjemputmu untuk menghadiri pesta!” Titah orang yang tak lain dan tak bukan adalah Devan. Danisa menoleh. Mendengar nama sang kakek disebut, ia dengan bergegas menaiki mobil. Mobil Mercedes Benz seri terbaru membawanya membelah jalan raya.
***
Devan dan Danisa sampai pada sebuah gedung megah tempat terselenggaranya pesta. Gedung mewah ini di penuhi oleh orang-orang yang sangat beragam, yang jelas mereka terdiri dari kalangan menengah dan kalangan atas. Banyak tamu dari tenaga ahli, ilmuwan, rekan bisnis, para pengusaha, juga beberapa selebriti nasional ikut hadir melantunkan beberapa tembang lagu.
“Ini acara apa? Mewah sekali!” Celoteh Danisa mengeryitkan dahi dengan bahasa isyarat. Untung saja ia sedikit memperbaiki penampilannya sebelum datang ke tempat gemerlap ini.
Devan mengendikkan kedua bahunya. Ia sendiri tidak tau acara apa yang kakeknya selenggarakan.
Mereka mengambil tempat yang telah disediakan sebagai tempat duduk dari keluarga inti. Sesuai titah kakek, Danisa duduk di sebelah Devan.
Beberapa menit kemudian, acara resmi dimulai. Pemandu membawakan acara dengan khidmat.
“Tibalah kita ke inti acara… Kami persilahkan dengan hormat kepada Tuan Cakrawangsa Adi Gunawan untuk menyampaikan isi dari puncak acara ini!”
Prok Prok Prok
Terdengar tepuk tangan meriah dari para tamu undangan. Kakek Cakrawangsa yang sudah tidak muda lagi namun masih terlihat gagah naik ke atas panggung. Beliau mengucapkan salam dan kata-kata pembuka. Para peserta yang hadir menyimak penuh seolah tidak ingin melewatkan satu kata-pun yang keluar dari mulut tokoh ternama tersebut.
“Dengan ini…. saya umumkan bahwa anak-cucu kami bernama Devan Ahmad Cakrawangsa dan Danisa Maria Anna resmi bertunangan” Ucap kakek dengan suara lantang. Devan dan Danisa dititahkan untuk naik ke atas panggung. Sontak mereka saling melirik.
Ck. Devan berdecak kesal. Namun tidak ada pilihan baginya selain mengikuti keinginan kakek. Seketika seluruh pasang mata melihat ke arah Danisa. Gadis tersebut saat ini menjadi pusat perhatian semua orang.
Banyak yang dari mereka mulai saling berbisik bahwa tunangan dari pemilik bisnis raksasa itu hanyalah gadis yang berasal dari desa, bahkan mereka bergosip bahwa Danisa adalah anak tidak sah, anak yang lahir di luar nikah. Rumor-rumor tersebut terus berkembang melalui mulut ke mulut. Mulailah tatapan ketidaksukaan mengarah kepada Danisa. Mereka juga mulai membenci Danisa dan menganggap bahwa Danisa menghancurkan kehidupan Devan.
Disela-sela penyematan cincin di jari manis Danisa, tiba-tiba seorang wanita muncul.
“Maaf…. Acara ini harus saya hentikan sesaat” Ucap wanita yang berjalan mendekat ke arah panggung.
“Saya Jihan. Saya tidak menyetujui pertunangan ini… sebab saya dan Devan adalah…… Kekasih dari masa kecil!” Ucap wanita yang bernama Jihan. Danisa yang mendengarnya hanya bisa menyunggingkan senyum acuh. Ia tau bahwa wanita yang mengaku sebagai kekasih Devan tersebut hanya cemburu belaka.
***
Hi Teman-Teman, Yuk dukung terus karya Alana dengan cara LIKE KOMEN VOTE, berikan HADIAHnya. Terima Kasih ^^ Jazakumullah Khairal Jaza' ❤
IG @alana.alisha
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Aku suka peran dan karakter dokter Danisa disini...
Aku penasaran siapa sih pembunuh ortunya dokter Danisha...🤔🤔🤔
2022-08-07
0
Wijaya Wijaya
namanya pas jadi dokter bedah Danara atau Dan ara kkk kok jadi salah fokus baca namanya
2022-06-24
0
Bunda'Nya Reihan Kusnadi
baru aja aku baca kisah Diana, eh pindah ke kisini ceritanya sama cuma nma pemeranya yg berbeda.
2022-06-18
1