Bab 4: Kegaduhan di Pesta Pertunangan

Acara pesta pertunangan yang kakek selenggarakan khusus secara besar-besaran itu awalnya berjalan lancar, namun seketika berubah menjadi sebuah kegaduhan karena munculnya seorang wanita yang mengaku sudah menjadi kekasih Devan dari masa lalu.

“Maaf…. Acara ini harus saya hentikan sesaat” Ucap wanita yang berjalan mendekat ke arah panggung. Wanita dengan penampilan glamour mendekati Devan dan Danisa. Gaun merah maroon dengan rambut brunette dan hiasan kupu-kupu mutiara menghias penampilannya. Tak lupa sepatu high heels atau sepatu dengan hak tinggi membuat wanita itu terlihat semakin sempurna.

“Saya Jihan. Saya tidak menyetujui pertunangan ini… sebab saya dan Devan adalah…… Kekasih dari masa kecil!” Ucap wanita yang ternyata bernama Jihan tersebut berbalik ke arah para tamu lalu menunjuk Devan dengan jari telunjuknya. Danisa yang mendengar hanya bisa menyunggingkan senyum acuh. Ia tau bahwa wanita yang mengaku sebagai kekasih Devan tersebut hanya cemburu belaka. 

Semua terenyak seketika. Peserta yang hadir tercengang. Situasi menegang. Jihan terus melangkah ke depan. Namun tiba-tiba,

“Aaaaaaaaaaaaawww” Teriakan suara melengking terdengar nyaring memenuhi se-isi ruangan. Tangan Jihan mengeluarkan darah. Wanita tersebut mengaduh, ia meringis. Ekspresi wajahnya berubah seperti orang yang tengah kesakitan. Darah menetes-netes di lantai. Lalu seseorang dengan cekatan berjalan tergesa-gesa mendekati Jihan yang terluka. Ia memperhatikan luka yang terdapat di tangan tersebut.

“Dia-lah yang melukai Jihan! Lihatlah, dibajunya ada noda merah!” Seru Mila menunjuk tepat ke baju Danisa, wanita ini adalah teman yang datang ke pesta bersama Jihan. Danisa mengerutkan keningnya. Heran. Mengapa tiba-tiba ada noda dibajunya. Seperti noda anggur merah.

“Lihatlah wajah yang tidak berdosa itu!!! Dia berpura-pura polos!!! Dia pasti tidak mau mengakui perbuatan kotornya!!” Mila semakin menaikkan volume suara. Kini semua perhatian kembali berpusat pada Danisa. Dari kursi tamu, berbondong-bondong mereka datang untuk menyaksikan dari dekat. Banyak dari mereka yang simpati pada luka yang ada di tangan Jihan. Mereka mengelus-elus pundak wanita yang terluka itu guna menenangkan. Mereka memberikan empati.

“Hei Danisa!! Kenapa setelah melukai orang lain kamu diam saja, hah?! Kamu sengaja melakukannya kan?!!” Teriak seorang penonton menuduh.

“Iya benar. Dia sengaja!”

“Bener banget!” Riuh ricuh suara sumbang menggema memenuhi seisi ruangan.

“Dasar kamu tidak tahu malu!! Bisa-bisanya bersikap kasar!!” Tuduh yang lainnya.

“Kamu insecure dengan kecantikan Jihan kan? Karena kamu tidak secantik dia!!! Lihatlah fisik Jihan yang sempurna. Dia persis seorang model! Kamu itu apa?! Hanya orang kampung, udik dan kolot! Kamu benar-benar tidak pantas berada di panggung bersanding dengan Devan!!!” Ucapan penonton terdengar semakin kasar di telinga. Tidak hanya tentang tuduhan melukai tangan teman masa kecil Devan, kini caci  maki itu merambah ke fisik. Mereka terus saja membully Danisa yang hanya bisa diam tanpa mau berurusan.

Ranti, ibu dari Devan dengan wajah yang tak ramah mendekati Danisa. Satu persatu beliau langkahkan kakinya menaiki panggung. Wanita anggun ini menampilkan wajah yang tidak senang. Wajah yang anggun itu terlihat murka.

“Danisa, ayo minta maaf pada Jihan!” Titah Ranti marah. Wajah beliau memerah menahan malu dan amarah yang membuncah.

“Ayo Danisa! Kalau berani berbuat, kamu juga harus berani bertanggung jawab!!” Desak Ranti lagi. Tapi Danisa tetap diam dan acuh. Ia tidak ingin tunduk dan meminta maaf pada sesuatu yang bukan kesalahannya. Danisa bergeming di tempat. Membuat siapa saja yang menyaksikan semakin kesal. Danisa benar-benar menjadi bulan-bulanan mereka.

“A… Aku tidak apa-apa. A..aku baik-baik saja. Danisa pasti tidak sengaja melakukannya” Ucap Jihan terbata. Ia berpura-pura mengusap mata basahnya menggunakan sebelah tangan lain yang tidak terluka. Jihan benar-benar piawai melakoni peran. Orang-orang yang hadir semakin merasa simpati padanya. Berbanding terbalik dengan Danisa, mereka memandang tunangan Devan itu dengan perasaan benci.

“Hemmm” Melihat situasi yang sudah tidak kondusif, Devan berdehem mencairkan suasana. Ia melangkah pasti mendekati tunangan nya.

“Biarkan Kami istirahat dulu” Ucap Devan dingin. Ia melakukan inisiatif merangkul Danisa, pemuda ini membantunya lepas dari tatapan-tatapan membunuh orang-orang yang hadir di acara pertunangan mereka. Devan dan Danisa pun melesat memasuki ruangan meninggalkan orang-orang yang melongo menyaksikan punggung mereka menjauh.

***

Danisa dan Devan meninggalkan acara perjamuan secara terpisah. Wanita ini menyusuri jalan dengan melangkah perlahan sambil memainkan handphone-nya. Pikirannya melayang pada peristiwa yang baru saja ia alami. Kejadian yang dianggapnya konyol dan tak berdasar itu, bisa-bisanya mereka melakukan tuduhan tanpa bukti yang nyata dan kongkret. Seperti orang tidak berpendidikan saja. Danisa tersenyum masam. 

Danisa terus saja melangkah dalam pekatnya malam. Hanya sedikit penerangan dari cahaya lampu jalan dan bulan sabit di atas sana yang menemani. Gadis ini berencana akan menyetop taksi untuk pulang ke-apartemen. Rasa Lelah dan letih dirasakannya. Melakukan operasi di rumah sakit juga menghadiri pesta menghabiskan waktu seharian penuh benar-benar menguras seluruh energi yang ia miliki.

Devan yang juga tengah berkendara, seketika menghentikan laju mobilnya ketika melihat Danisa masih berada di atas trotoar berjalan seorang diri. Setelah memastikan bahwa wanita itu benar-benar Danisa, Ia pun kembali melajukan mobilnya dan mendekat ke sana. Devan menurunkan kaca yang ada di sisi sebelah kirinya.

“Naiklah ke dalam mobil!” Titah Devan dingin. Namun Danisa tidak mempedulikannya. Wanita ini masih saja sibuk memainkan handphone dan mengabaikan perintah Devan.

“Cepat naiklah!” Titah Devan lagi. Tak sabar.

 “Hei.. Aku tidak memiliki banyak waktu!” Lanjut Devan angkuh.

“Danisa! Aku ingin mengatakan hal ini padamu. Aku memutuskan bahwa kita hanya membutuhkan tiga perjanjian dalam menjalani hubungan ini. Perjanjian tersebut yaitu jangan sekali-kali cari masalah, kemudian jangan membuat masalah, lalu juga jangan pernah masuk ke dalam masalah! Aku harap kamu bisa mengingat kesepakatan ini!” Lanjut Devan membeberkan keinginannya. 

“Hey, apa kau tidak mendengarkanku?! Selain bisu, apa kau juga tuli?!” Tanya Devan yang merasa masih terus saja diabaikan oleh Danisa. Ia merasa marah. Wanita itu berjalan dengan tetap fokus paada handphone-nya. Devan terpaksa melajukan mobil dengan kecepatan yang sangat lambat mengikuti gerak langkah wanita yang telah menjadi tunangan-nya tersebut. Sampai tiba-tiba terlihat Danisa mengetikkan beberapa kalimat lalu memperlihatkannya pada Devan sambil berkata,

“Silahkan tinggalkan aku sendiri, jangan pernah mengganggu-ku, juga jangan bermain-main denganku!” Ucap Danisa melotot. Netra-nya dan Devan saling bertemu. Pria itu bisa melihat sorot ketegasan di sana. Devan pun terenyak tak percaya dengan apa yang Danisa lakukan. Laki-laki ini tetap bersikeraas memaksa wanita tersebut untuk naik ke dalam mobil. Bersama-sama mereka melaju menuju ke apartemen. Mobil Devan membelah pekatnya malam. Melewati pepohonan dan perempatan jalan.

***

Hi Teman-Teman, Yuk dukung terus karya Alana dengan cara LIKE KOMEN VOTE, berikan HADIAHnya. Terima Kasih ^^ Jazakumullah Khairal Jaza' ❤

IG @alana.alisha

***

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

iii Dasar Si ulet sagu jihan kok pasti jahat seh nama kok Jihan 🤭🤭😄

2022-06-14

1

Hj Nurhayati

Hj Nurhayati

l

2022-05-17

1

Siti Jumriani

Siti Jumriani

seru ceritanya

2022-04-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Kediaman Cakrawangsa
2 Bab 2: Jangan Narsis!
3 Bab 3: Dokter Dan Ara
4 Bab 4: Kegaduhan di Pesta Pertunangan
5 Bab 5: Peristiwa Di Lift
6 Bab 6: Pemberian Nenek
7 Bab 7: Di Ringkus Polisi
8 Bab 8: Di interogasi
9 Bab 9: Berada Di Atas Angin
10 Bab 10: Nostalgia
11 Bab 11: Tuduhan
12 Bab 12: Danisa Tidak Bersalah
13 Bab 13: Bukti Dari Danisa
14 Bab 14: Penawaran 100 Kali Lipat
15 Bab 15: Kita Sudah Bertunangan!
16 Bab 16: Orang Tak di Kenal
17 Bab 17: Anak Haram
18 Bab 18: Mata Terbelalak Sempurna
19 Bab 19: Operasi Berhasil
20 Bab 20: Kemarahan Keluarga Devan
21 Bab 21: Visual Para Tokoh
22 Bab 22: Pelaku Sebenarnya
23 Bab 23: Drama Pemecahan Kasus Yang Sempurna
24 Bab 24: Deringan Handphone Danisa
25 Bab 25: Danisa, Kerabat Cakrawangsa!
26 Bab 26: Belum Saatnya, Calm Down!
27 Bab 27: Kondisi Kakek Rowan
28 Bab 28: Kakek Rowan Sekarat
29 Bab 29: Ruangan Operasi
30 Bab 30: Danisa Melakukan Operasi
31 Bab 31: Kehilangan Banyak Darah
32 Bab 32: Ruangan Yang Di Sabotase
33 Bab 33: Fakta Tentang Danisa
34 Bab 34: Kamu itu Spesial!
35 Bab 35: Terhuyung
36 Bab 36: Pengacara Danisa
37 Bab 37: Danisa Adalah Tujuanmu, Devan Adalah Tujuanku!
38 Bab 38: Perebutan Kuasa Hukum
39 Bab 39: Kau Bisa Bicara?!
40 Bab 40: Tatapan Menghujam
41 Bab 41: Hidup Seperti Permainan Papan Catur
42 Bab 42: Perempuan atau Bukan?
43 Bab 43: Dia adalah Cakrawangsa
44 Bab 44: Wanita Tangguh
45 Bab 45: Demi Sebuah Nyawa!
46 Bab 46: 1000 Nyawa!
47 Bab 47: It's Not Your Bussiness!
48 Bab 48: Berada Dimana?
49 Bab 49: Devan, Sang Detektif!
50 Bab 50: Gerimis Yang Turun Tipis-Tipis
51 Bab 51: Hati Yang Tergerak
52 Bab 52: Sarang Lebah~
53 Bab 53: Tidak Di Takdirkan Bersama?
54 Bab 54: Tidak Bisa Di Kelabui~
55 Bab 55: Kawanan Bertopeng~
56 Bab 56: Kau Sudah Gila!
57 Bab 57: Sisa Sisa Kekuatan~
58 Bab 58: Umpan Pancingan
59 Bab 59: Hati Yang Kecewa
60 Bab 60: Tidak Bisa Menikah
61 Bab 61: Inti Target
62 Bab 62: Cemburu Yang Membakar
63 Bab 63: Langit Senja Yang Memerah
64 Bab 64: Langsung Ke Neraka~
65 Bab 65: Kritis
66 Bab 66: Terjun Bebas
67 Bab 67: Keikhlasan Tertinggi
68 Bab 68: No Time To Die~
69 Bab 69: Manusia Bermuka Dua
70 Bab 70: Air Yang Keluar Dari Sudut Mata~
71 Bab 71: Genderang di Tabuh
72 Bab 72: Penawaran Dari Devan
73 Bab 73: Tragedi Foto
74 Bab 74: Setuju Menikah
75 Bab 75: Benar-Benar Menikah
76 Bab 76: Kamar Hotel
77 Bab 77: Janji
78 Bab 78: Tidak Pernah Sepeduli Ini...
79 Bab 79: All Out
80 Bab 80: Para Pengabdi
81 Bab 81: Bukan Pemeran Melainkan Sutradara!
82 Bab 82: Senyum Gunawan~
83 Bab 83: Kebenaran dari Mr. X
84 Bab 84: Mari Bertaruh~
85 Bab 85: Ruangan Operasi~
86 Bab 86: Belum Siap Untuk Kemungkinan Terburuk
87 Bab 87: Bayang-Bayang Kematian
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1: Kediaman Cakrawangsa
2
Bab 2: Jangan Narsis!
3
Bab 3: Dokter Dan Ara
4
Bab 4: Kegaduhan di Pesta Pertunangan
5
Bab 5: Peristiwa Di Lift
6
Bab 6: Pemberian Nenek
7
Bab 7: Di Ringkus Polisi
8
Bab 8: Di interogasi
9
Bab 9: Berada Di Atas Angin
10
Bab 10: Nostalgia
11
Bab 11: Tuduhan
12
Bab 12: Danisa Tidak Bersalah
13
Bab 13: Bukti Dari Danisa
14
Bab 14: Penawaran 100 Kali Lipat
15
Bab 15: Kita Sudah Bertunangan!
16
Bab 16: Orang Tak di Kenal
17
Bab 17: Anak Haram
18
Bab 18: Mata Terbelalak Sempurna
19
Bab 19: Operasi Berhasil
20
Bab 20: Kemarahan Keluarga Devan
21
Bab 21: Visual Para Tokoh
22
Bab 22: Pelaku Sebenarnya
23
Bab 23: Drama Pemecahan Kasus Yang Sempurna
24
Bab 24: Deringan Handphone Danisa
25
Bab 25: Danisa, Kerabat Cakrawangsa!
26
Bab 26: Belum Saatnya, Calm Down!
27
Bab 27: Kondisi Kakek Rowan
28
Bab 28: Kakek Rowan Sekarat
29
Bab 29: Ruangan Operasi
30
Bab 30: Danisa Melakukan Operasi
31
Bab 31: Kehilangan Banyak Darah
32
Bab 32: Ruangan Yang Di Sabotase
33
Bab 33: Fakta Tentang Danisa
34
Bab 34: Kamu itu Spesial!
35
Bab 35: Terhuyung
36
Bab 36: Pengacara Danisa
37
Bab 37: Danisa Adalah Tujuanmu, Devan Adalah Tujuanku!
38
Bab 38: Perebutan Kuasa Hukum
39
Bab 39: Kau Bisa Bicara?!
40
Bab 40: Tatapan Menghujam
41
Bab 41: Hidup Seperti Permainan Papan Catur
42
Bab 42: Perempuan atau Bukan?
43
Bab 43: Dia adalah Cakrawangsa
44
Bab 44: Wanita Tangguh
45
Bab 45: Demi Sebuah Nyawa!
46
Bab 46: 1000 Nyawa!
47
Bab 47: It's Not Your Bussiness!
48
Bab 48: Berada Dimana?
49
Bab 49: Devan, Sang Detektif!
50
Bab 50: Gerimis Yang Turun Tipis-Tipis
51
Bab 51: Hati Yang Tergerak
52
Bab 52: Sarang Lebah~
53
Bab 53: Tidak Di Takdirkan Bersama?
54
Bab 54: Tidak Bisa Di Kelabui~
55
Bab 55: Kawanan Bertopeng~
56
Bab 56: Kau Sudah Gila!
57
Bab 57: Sisa Sisa Kekuatan~
58
Bab 58: Umpan Pancingan
59
Bab 59: Hati Yang Kecewa
60
Bab 60: Tidak Bisa Menikah
61
Bab 61: Inti Target
62
Bab 62: Cemburu Yang Membakar
63
Bab 63: Langit Senja Yang Memerah
64
Bab 64: Langsung Ke Neraka~
65
Bab 65: Kritis
66
Bab 66: Terjun Bebas
67
Bab 67: Keikhlasan Tertinggi
68
Bab 68: No Time To Die~
69
Bab 69: Manusia Bermuka Dua
70
Bab 70: Air Yang Keluar Dari Sudut Mata~
71
Bab 71: Genderang di Tabuh
72
Bab 72: Penawaran Dari Devan
73
Bab 73: Tragedi Foto
74
Bab 74: Setuju Menikah
75
Bab 75: Benar-Benar Menikah
76
Bab 76: Kamar Hotel
77
Bab 77: Janji
78
Bab 78: Tidak Pernah Sepeduli Ini...
79
Bab 79: All Out
80
Bab 80: Para Pengabdi
81
Bab 81: Bukan Pemeran Melainkan Sutradara!
82
Bab 82: Senyum Gunawan~
83
Bab 83: Kebenaran dari Mr. X
84
Bab 84: Mari Bertaruh~
85
Bab 85: Ruangan Operasi~
86
Bab 86: Belum Siap Untuk Kemungkinan Terburuk
87
Bab 87: Bayang-Bayang Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!